Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

KEGAWATDARURATAN UMUM DI KOMUNITAS

Dosen Pengampu: Ibu Darmayanti, S.Si.T., M.Kes

Disusun Oleh :

NADIA RAHMAH P07124118215

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN

TINGKAT IIB SEMESTER IV

TAHUN 2020
A. Pengertian Takikardia
Takikardia adalah kondisi ketika detak jantung seseorang di atas normal dalam kondisi
beristirahat. Orang dewasa sehat seharusnya memiliki detak jantung sebanyak 60 sampai 100
kali per menit saat istirahat. Sedangkan pengidap takikardia, memiliki detak jantung paling
sedikit 100 kali per menit. Hal tersebut memebuat jantung tidak memompa secara efektif
sehingga aliran darah akan berkurang, baik ke sleuruh tubuh maupun ke dalam jantung itu
sendiri. Hal itu disebabkan oleh jantung berdetak terlalu kencang
Indikasi akan takikardia umumnya ditandai dengan meningkatnya detak jantung pada
ruang atas jantung, ruang bawah jantung, atau pada keduanya. Detak jantung dikontrol oleh
sinyal elektrik yang dikirim ke sleuruh jaringan jantung. Sinyal ini berasal dari satu area kecil
di antara ruang atas dan bawah jantung. Bila produksi sinyal dipercepat akan timbul
takikardia.

B. Jenis-Jenis Takikardia
Beberapa jenis takikardia yang umum dijumpai, yaitu:

1. Fibrilasi atrium, keadaan di mana detak jantung diatas normal akibat terjadi kekacauan
impuls elektrik pada serambi (atrium) jantung.
2. Atrial flutter, adalah kondisi di mana atrium jantung berdetak sangat cepa, tetapi teratur.
Penyebab utamanya adalah rangkaian hantaran sinyal elektrik pada atrium jantung tidak
teratur.
3. Takikardia supraventrikular, terjadi pada bagian jantung di atas ventrikel atau atrium.
Hal ini disebabkan karena rangkaian hantaran elektrik pada jantung yang umumnya
sudah terjadi ketika lahir, tidak normal.
4. Takikardia ventrikular, adalah detak jantung di atas normal yang disebabkan sinyal
elektrik yang terbagi dua antara menuju atrium dan menuju ventrikel jantung. Detak
jantung yang terlalu cepat ini membuat ventrikel tidak bisa terisi dan berkontraksi secara
efisien dalam memompa darah.

Fibrilasi ventrikular, akan terjadi apabila impuls elektrik yang kacau dan
cepat menyebabkan ventrikel hanya bergetar saja dan tidak benar-benar memompa darah
ke seluruh tubuh.
 
C. Gejala Takikardia
Jantung yang terlalu cepat berdetak tidak akan memompa darah ke seluruh tubuh dengan
efektif, dan menyebabkan kurangnya oksigen pada beberapa organ dan jaringan tubuh, serta
mengakibatkan munculnya beberapa gejala dan tanda, seperti:

1. Jantung berdebar-debar;
2. Nyeri dada (angina);
3. Pingsan;
4. Merasa kebingungan;
5. Tiba-tiba merasa lelah;
6. Detak jantung menjadi cepat;
7. Napas menjadi pendek atau sesak napas;
8. Pusing; dan
9. Hipotensi dan kepala terasa ringan.

Gejala yang ditimbulkan belum tentu sama, terkadang beberapa pengidap takikardia tidak
mengalami gejala sama sekali. Jika hal tersebut terjadi, maka pemeriksaan fisik dan juga tes
elektrokardiogram harus dilakukan sebagai diagnosis.

D. Penyebab Takikardia
Irama detak jantung normalnya dikontrol oleh nodus atrioventrikular, yang
menghasilkan impuls elektrik pemicu awal tiap detak jantung. Penyebab takikardia adalah
faktor-faktor yang mengganggu impuls elektrik tersebut, sehingga detak jantung lebih cepat
dari normal. Faktor pengganggu impuls elektrik ini cukup banyak, beberapa di antaranya
adalah:

1. Merokok;
2. Hipertiroidisme;
3. Mengonsumsi minuman keras dan kafein terlalu banyak;
4. Rusaknya jaringan jantung akibat penyakit jantung;
5. Anemia;
6. Tekanan darah tinggi;
7. Latihan fisik;
8. Demam;
9. Efek samping pengobatan;
10. Penyakit atau kelainan jantung dan jalur elektrik jantung bawaan;
11. Penggunaan narkoba;
12. Stres yang tiba-tiba muncul, misalnya saat ketakutan; dan
13. Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Risiko seseorang mengalami takikardia akan meningkat jika seseorang mengidap


kerusakan jaringan jantung dan/atau memberikan terlalu banyak tekanan pada jantung. Orang
yang berusia di atas 60 tahun atau memiliki keluarga yang mengidap takikardia lebih berisiko
terkena kondisi ini.

E. Komplikasi Yang Bisa Ditimbulkan Takikardia


 Dalam beberapa kasus, takikardia tidak menyebabkan kemunculan komplikasi atau
gejala tertentu. Namun, ketika otot jantung mulai kekurangan oksigen karena bekerja terlalu
keras, takikardia bisa menjadi komplikasi yang dipicu oleh takikardia memiliki tingkat
keparahan yang bermacam-macam. Beberapa faktor seperti jenis takikardia yang terjadi,
jumlah detak jantung, dan lamanya jantung berdetak di atas normal menjadi faktor yang
memengaruhi. Berikut ini beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan takikardia:

1. Stroke atau serangan jantung, akibat penggumpalan darah;


2. Gagal jantung;
3. Sering pingsan; dan
4. Kematian mendadak.

F. Penanganan Takikardia
Penanganan takikardia ditujukan untuk memperlambat detak jantung pengidap
serta mencegah agar tidak kambuh kembali. Ada beberapa langkah penanganan takikardia,
yaitu:
1. Manuver vagal. Dokter akan meminta pengidap untuk melakukan manuver vagal ketika
takikardia sedang menyerang. Manuver ini akan memengaruhi saraf vagus, yang akan
membantu menurunkan detak jantung.
2. Obat-obatan. Jika manuver vagal tidak bisa menurunkan detak jantung, maka dokter
umumnya akan memberikan obat anti aritmia.
3. Kardioversi. Dalam prosedur ini, sengatan listrik dikirimkan ke jantung. Aliran listrik ini
akan memengaruhi impuls listrik pada jantung dan menormalkan kembali irama detak
jantung.

Untuk mencegah jantung kembali berdetak dengan kecepatan di atas normal, dokter akan
menjalankan beberapa penanganan, yaitu:

1. Ablasi kateter. Pada prosedur ini, akan dimasukkan kateter ke dalam pangkal paha,
lengan atau leher dan mengarahkannya ke jantung. Elektroda pada ujung kateter akan
mematikan jalur listrik yang tidak normal dari jantung dengan energi panas atau dingin.
2. Obat-obatan. Konsumsi obat anti aritmia secara rutin bisa mencegah jantung berdetak di
atas kecepatan normal. Karena pengidap takikardia berisiko tinggi untuk mengalami
penggumapalan darah, maka dokter mungkin akan memberikan resep obat pengencer
darah.
3. Pacu jantung. Pengidap juga bisa memasang alat pacu jantung kecil yang ditanam di
bawah kulit. Alat ini akan memancarkan gelombang elektrik yang membantu jantung
berdetak normal.
4. Implan defibrilator jantung. Implan dipasang pada bagian dada dan bertugas
memonitor detak jantung kemudian mengirimkan gelombang elektrik untuk merangsang
detak jantung normal kembali. Dokter akan menyarankan pemasangan alat ini jika
takikardia mengancam keselamatan jiwanya.
5. Pembedahan jantung.
G. Pencegahan Takikardia
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk mencegah jantung terkena takikardia yaitu:

1. Berhenti merokok;
2. Kontrol konsumsi minuman beralkohol dan yang mengandung kafein;
3. Menjaga berat badan, tingkat kolesterol dan tekanan darah yang normal;
4. Selalu berolahraga dan mengonsumsi makanan yang sehatl;
5. Hindari penggunaan narkoba;
6. Berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan bebas, dan pastikan disesuaikan dengan
petunjuk pemakaian;
7. Upayakan agar pikiran tidak stres; dan
8. Periksa kesehatan secara rutin dan laporkan setiap gejala yang timbul pada dokter.

Anda mungkin juga menyukai