Anda di halaman 1dari 2

Gila jam 3 pagi otak saya sudah bekerja, karena sangat terinpirasi sekali dengan pertemuan

pak tony yang memberikan gambaran tentang “CONTINUAL IMPROVEMENT”.

“BUILD CONTINUAL IMPROVEMENT CULTURE”

Selamat Pagii….Rekan2 Member FSI…. Gila jam 3 pagi otak saya sudah bekerja akibat dapat
diskusi dengan master suhu saya yang tidak bisa saya sebutkan namanya untuk menjaga
privasi beliau,dimana yang akhirnya pemahaman konsep saya mengenai “CONTINUAL
IMPROVEMENT” gak jauh seputar the basic concept yaitu adalah PDCA dan beberapa
kumpulan tentang tools yang digunakan seperti six sigma, tpm and others. Terbongkar
sudah.

Kemudian konsep selanjutnya adalah setelah perusahaan berhasil mendapatkan berbagai


macam compliance (ISO, Social Compliance, etc) masalah yang timbul adalah :
1. HOW TO BUILD THE CONTINUAL IMPROVEMENT OFF THAT
2. WHY CERTIFIED JUST ONLY CERTIFIED
3. WHY AFTER WE GET THAT CERTIFIED WE CAN’T GET SOMETHING “SOUL” TO CREATE
CONTINUAL IMPROVEMENT CULTURE”
4. I THING THAT CERTIFIED JUST ONLY MAKE ORGANIZATION HAPPY FOR A MOMENT
AFTER THAT WE MUST KEEP THAT FOR ORGANIZATION WITHOUT SOMETHING SPECIAL
JUST ONLY BUILD “CULTURE OF COMPLIANCE”

Itu dari sisi perusahaan nah sekarang dari sisi konsultan nih :
1. Gila ya sekarang banyak perusahaan lembaga sertifikasi kasih murah sertifikasi suatu
compliance tertentu, tanpa adanya konsultansi.
2. Trus kita sebagai konsultan bisa-bisa gak laku dong.
3. Trus kita sebagai konsultan mau gak mau akhirnya ngikutin deh pola pasar yang penting
asal dapat sertifikat.

Dan akhirnya pusing pala berbie…..

Tapi sebenarnya tanpa kita sadari kita sebagai praktisi sistem manajemen jarang sekali
membangun apa sih sebenarnya yang diharapkan perusahaan setelah mendapatkan
sertifikasi, dan kebanyakan nih konsultan yang ada setelah sertifikasi perusahaan dapat,
“udah ya kelar tinggal perusahaan menjaga stabilize dari organisasi dengan Continual
Improvement intinya dasarnya adalah PDCA dan dalamin tools CI yang ada.” Dan akhirnya
perusahaan dilema deh…kumpulin dan jalanin puzzle tools CI tanpa mendapatkan sesuatu
yang bisa menjadikan start for continual business hmmm jadi curcol dikit.

Setelah dari itu banyak perusahaan mencari beberapa consultant yang mampu
mengembangkan “Continual Improvement” yang bisa membuat “CULTURE OF CONTINUAL
IMPROVEMENT” tapi apa yang terjadi perusahaan hanya mendapatkan sekumpulan puzzle
tools-tools yang membuat perusahaan semakin tambah pusing untuk “ BUILD CONTINUAL
IMPROVEMENT CULTURE”

Pembicaraan yang menarik dengan master suhu saya adalah bagaimana kita bisa “BUILD
CONTINUAL IMPROVEMENT CULTURE” adalah bagaimana kita bisa menyatukan :

1. Semua Tools & Tehnik Continual Improvement


2. Sistem & Approach
3. Structure “Continual Improvement Culture”

Nah saya tunggu diskusi dari temen2 forum FSI ini “HOW TO SOLVE THAT ??”… so thanks
master suhu saya yang mohon maaf saya tidak bisa saya sebutkan namanya untuk menjaga
privasi beliau… “for first impression to thinking off that”…

Anda mungkin juga menyukai