Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN RISIKO

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas makalah matakuliah Managemen Risiko

Dosen pengampu: Zakie Shiddiqie BBA.

Disusunoleh :

Ai Fitriani

Azka Azkiah

Heri Rahmat Sarwono

M.Zaenal Arifin

Rossa Yulia Fajriani

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT

PRODI EKONOMI SYARIAH 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul “Manajemen Risiko”. Salawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-
sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.

Atas bimbingan dari Dosen serta saran dari teman-teman maka disusunlah
Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Risiko. Semoga
segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan danbelumsempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan
saran yang bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-
langkah selanjutnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena


kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Garut,24 April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah

Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari terkadang menyimpang dari perkiraan


(expectation), ada yang menguntungkan ada pula yang merugikan. Wideman
mengatakan, ketidakpastian yang dapat menimbulkan kemungkinan
menguntungkan disebut dengan istilah peluang (opportunity),

Kerugian adalah suatu penyimpangan yang tidak diharapkan karena dapat


mengandung risiko. Risiko adalah ketidakpastian yang terjadi karena kurang atau
tidak tersedianya informasi yang cukup tentang yang akan terjadi. Risiko adalah
suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terjadi
kemungkinan yang merugikan. Kegiatan didalamnya juga mengandung risiko
yang harus ditangani agar tidak menimbulkan kerugian yang fatal. Untuk
menangani risiko tersebut dapat dilakukan dengan manajemen risiko.

Menurut Smith : 1990, manajemen risiko adalah proses identifikasi,


pengukuran, dan kontrol keuangan dari suatu risiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari suatu perusahaan atau proyek yang bisa menimbulkan kerusakan
atau kerugian dalam perusahaan tersebut. Manajemen risiko adalah suatu cara
untuk mengorganisir suatu risiko yang nantinya akan dihadapi baik itu sudah
diketahui ataupun yang belum diketahui, juga yang tak terpikirkan dengan cara
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif dari risiko, dan menampung baik sebagian atau semua konsekuensi risiko.
Manajemen risiko juga dapat disebut suatu pendekatan terstruktur untuk
mengelola suatu ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Oleh sebab itu,
melalui manajemen risiko, diharapkan ketidakpastian yang menimbulkan kerugian
dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk keberlangsungan kegiatan di
bidangnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Risiko?
2. Apa pengertian Manajemen Risiko?
3. Apa manfaat Manjemen Risiko?
4. Bagaimana Tahap-tahap Manajemen Risiko?
5. Apa saja Tipe-tipe Risiko?
6. Bagaimana Mengelola dan Menghindari Risiko?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui apa pengertian dari Risiko
2. Untuk Mengetahui apa pengertian Manajemen Risiko?
3. Untuk Mengetahui apa manfaat Manjemen Risiko?
4. Untuk Mengetahui bagaimana Tahap-tahap Manajemen Risiko?
5. Untuk Mengetahui apa saja Tipe-tipe Risiko?
6. Untuk Mengetahui bagaimana Mengelola dan Menghindari Risiko
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Risiko

Risiko adalah kesempatan kerugian (risk is the chance of loss), Chance of


loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat
suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkina kerugian.
Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, secara umum tidak
memahami apa yang dimaksud, namun pengertian resiko secara ilmiah sampai
saat ini masih tetap beragam antara lain:

H Abbas Salim didalam bukunya mendefinisikan risiko adalah


ketidakpastian atau Uncertainaly yang mungkin melahirkan kerugaian.1

Menurut Ferdinan Silalahi mendefinisikan resiko adalah penyimpangan


hasil aktual dari hasil yang diharapkan atau hasil yang berbeda dengan yang
diharapkan.2

Adapun jenis-jenis resiko secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua:

a. Risiko Spekulatif (speculative risk)


b. Risiko Murni (pure risk)

Risiko spekulatif adalah resiko yang mengandung dua kemungkinan,


keungkinan yang menguntungkan atau kemungkinan yang merugikan. Resiko ini
biasanya berkaitan dengan resiko usaha atau bisnis. Contohnya: pembelian valuta
asing, saving dalam bentuk emas tingkat suku bunga perbankan.

1
H Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
1998), h.4
2
Ferdinan Silalahi, Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
1997), cet ke-1, h. 80
Risiko murni adalah resiko yang hanya mengandung satu kemungkinan
yaitu satu kemungkinan rugi. Contohnya: bencana alam, tsunami, kebakaran,
banjir, topan dan lain sebagainya.3

B. Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.4

Manajemen memiliki pengertian yang beragam seperti yang diungkapkan


para ahli, menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan yang mendefinisikan sebagai ilmu
dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya, secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.5

Menurut Stonner, Manajemen adalah suatu proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian usaha-usaha dari anggota
organisasi (manusia) dan dari sumber-sumber lainnya materi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Mary Parker Follet 1997,
Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain,
Management is the art of getting thing done through people.6

Dari beberapa pengertian diatas, maka manajemen didefinisikan sebagai


suatu proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian. Perencanaan berarti kegiatan memilih dari beberapa alternatif yang
ada. Jadi jika rencana baik maka realisasinya relatif mudah dilakukan dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Manajemen resiko adalah pengorganisasian atau
penataan dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan.

3
Ferdinan Silalahi, Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,
1997), cet ke-1, h. 80
4
T. Hani Handoko, Manajemen, ( Yogyakarta:BPFE,1995), h. 8
5
H. Malayu Hasibuan, Manajemen Perbankan, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1993), h. 1
6
Ernie Tisnawati Sule, Pengantar manajemen, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 6
Menurut Zainul Arifin, Manajemen risiko adalah pengambilan risiko yang
rasional dalam keseluruhan proses penanggulangan risiko termasuk risk
asessement, sebagaimana tindakan-tindakan untuk membangun dan menerapkan
pilihan-pilihan dan kontrol risiko.7

Menurut Ferry N. Idroes didalam bukunya ‘manajemen risiko merupakan


metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap,
menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan resiko yang
berlangsung pada setiap aktifitas atau proses.8

Berdasarkan definisi diatas dapat dipahami esensi dari manajemen risiko


adalah suatu cara, metode, atau ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai
jenis risiko. Bagaimana risiko itu terjadi dan mengelola risiko tersebut dengan
tujuan agar terhindar dari kerugian, atau usaha untuk menggunakan sumber daya
secara efektif untuk mencapai sasaran dan usaha seorang manajer untuk mengatasi
kerugian secara rasional agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.9

Dapat disimpulkan. Bahwa pengertian manajemen risiko merupakan


bagian integral dari proses manajemen yang berjalan dalam perusahaan atau
lembaga suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko
dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan
efisiensi yang lebih tinggi.10

C. Manfaat Manajemen Risiko dan Tahap-Tahap Manajemen Risiko


Manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan manajemen risiko
diantaranya (Mok et al., 1996)

7
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemn Bank Syariah, kata pengantar Syafi’i Antonio,
(Jakarta: Pustaka Alfabet, 2005),h.252
8
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008),h. 5
9
Iban Sofyan, Manajemen Risiko, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 2
10
Soehatman Ramli, Pedoman Praktis Manajemen Resiko, (Jakarta: PT. Dian Rakyat,
2010), h.16
1. Berguna dalam mengambil keputusan untuk menangani masalah-masalah
yang sukar.
2. Memudahkan dalam estimasi biaya.
3. Memberikan pendapat dan juga intuisi dalam pengambilan keputusan
yang dihasilkan dengan cara yang benar.
4. Memungkinkan untuk para pembuat keputusan dalam menghadapi resiko
dan ketidakpastian pada keadaan yang nyata.
5. Memungkinkan untuk para pembuat keputusan dalam memutuskan
berapa banyak informasi dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah.
6. Meningkatkan pendekatan yang sistematis dan masuk akal untuk membuat
suatu keputusan.
7. Menyediakan suatu pedoman untuk membantu perumusan masalah.
8. Memungkinkan analisa yang cermat dari suatu pilihan-pilihan alternatif.

Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat dari manajemen risiko yang


diberikan terhadap perusahaan bisa dibagi dalam 5 (lima) kategori utama
diantaranya:

1. Manajemen risiko kemungkinan dapat mencegah perusahaan dari suatu


kegagalan.
2. Manajemen risiko dapat menunjang secara langsung peningkatan dari laba.
3. Manajemen risiko bisa memberikan laba secara tidak langsung.
4. Adanya ketenangan pikiran bagi para manajer disebabkan adanya
suatu perlindungan terhadap risiko murni, adalah harta non material untuk
perusahaan tersebut.

Manfaat manajemen risiko dalam suatu perusahaan sangat jelas, secara


implisit terkandung didalamnya satu ataupun lebih sasaran yang nantinya dicapai
manajemen risiko diantaranya sebagai berikut (Darmawi, 2005, p. 13).

1. Survival
2. Kedamaian dari pikiran
3. Memperkecil biaya
4. Menstabilkan suatu pendapatan perusahaan
5. Memperkecil ataupun meniadakan gangguan operasi dari perusahaan
6. Melanjutkan pertumbuhan dari perusahaan
7. Merumuskan tanggung jawab social suatu perusahaan terhadap karyawan
dan juga masyarakat.

Tahap-Tahap Manajemen Resiko

Proses ataupun langkah yang biasanya dilakukan dalam upaya menghadapi


atau mengelola suatu resiko (risk manajement proces) sangat tergantung dari
konsep dasar yang dianut. Untuk membuat suatu perencanaan yang baik dalam
menghidari resiko yang dihadapi perusahaan, maka ada beberapa langkah yang
harus ditempuh yaitu:

1. Identifikasi Resiko Perusahaan

Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan bantuan penggunaan cheklist,


dalam suatu perusahaan diperlukan memiliki metode yang lebih sistematis untuk
mengeksplorasi semua segi dari sebuah perusahaan tertentu. Adapun metode yang
dianjurkan untuk dipergunakan adalah sebagai berikut:

a. Kuesioner analisis resiko (risk analiysis quetionaaire)

Analisis ini menjuruskan manajer resiko untuk memastikan, bahwa


informasi yang diperlukan berkenaan dengan harta dan operasi perusahaan tidak
ada yang terlupakan.

b. Metode laporan keuangan.

Metode ini dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang berupa


neraca, laporan laba-rugi dan catatan keuangan lainnya. Manajer resiko dapat
mengidentifikasi semua resiko yang berkenaan dengan harta, utang dan personalia
perusahaan.

c. Metode peta aliran.


Metode ini akan menggambarkan seluruh rangkaian operasi usaha yang
dimulai dari input sampai out put. Cheklist dari kerugian potensial digunakan
untuk operasi yang terlihat dalam peta aliran, sehingga menentukan kerugian yang
dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.11

d. Metode inspeksi langsung ditempat.

Dari pengamatan itu manajer resiko dapat belajar banyak mengenai


kenyataan-kenyataan dilapangan yang akan bermanfaat bagi upaya
penanggulangan resiko.

e. Mengadakan interaksi dengan pihak luar

Mengadakan hubungan dengan pihak-pihak yang dapat membantu


perusahaan dalam penanggulangan resiko, seperti akuntan, penasehat hukum,
konsultan manajemen dan sebagainya. Mereka akan dapat banyak membantu
dalam mengembangkan identifikasi terhadap kerugian-kerugian potensial.12

f. Catatan statistic dari kerugian masa lalu

Catatan kerugian masa lalu dapat digunakan sebagai alat evaluasi tentang
kinerja. Sehingga, kinerja yang berpotensi akan menimbulkan kerugian perlu
dipantau dan disempurnakan. Misalnya, kualitas produksi, kualitas pelayanan dan
sebagainya.

g. Analisis lingkungan

Langkah ini sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yang


mempengaruhi timbulnya resiko seperti konsumen, supplier, penyalur, pesaing
dan penguasa.

2. Mengukur Risiko

Setelah melakukan identifikasi berbagai risiko usaha, maka langkah


selanjutnya adalah mengadakan pengukuran risiko. Adapun tujuan pengukur
11
Kasidi Op Cit, h. 13

12
Herman Daramwi, Op Cit, h. 41
risiko ini adalah: mengetahui relatif tingkat pentingnya, dan memperoleh
informasi untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok
untuk menanganinya.13

Ada tiga metode atau teknik untuk mengukur risiko, tergantung dari jenis
risiko yang terjadi. Adapun dimensi yang harus diukur adalah frekuensi atau
jumlah kerugian yang akan terjadi, dan tingkat kerugian.

a. Metode Sensitivitas

Metode sensitivitas ini adalah cara pengukuran dampak pada eksposur


dari akibat pergerakan variable suatu risiko. Pengukuran dengan metode
sensitivitas sangat populer dan banyak digunakan karena metode ini merupakan
yang paling mudah dalam teknis perhitungannya dan hampir semua analisis dan
manajer perusahaan pernah melakukan metode sensitivitas terhadap rencana
keputusan. Dengan metode ini lebih mudah bagi manajemen untuk menetapkan
nama yang kritis dan nama yang tidak.14

b. Metode volatilitas

Volatilitas menunjukkan besaran kemungkinan hasil disekitar


ekspektasi hasil. Ada dua macam volatilitas yang sering digunakan, yaitu:
jangkauan (range) dan standar deviasi. Perhitungan standar deviasi dapat
menggunakan dua jenis data: data historis dan data hasil peramalan (forescasting).

c. Risiko sisi bawah (Downside Risk)

Risiko dapat memberi dampak positif maupun negatif. Risiko sisi


bawah (downside risk) hanya mengukur potensi dampak buruk bila resiko menjadi
kenyataan. Dan yang perlu diingat, ada kondisi diman perusahaan bisa
menghadapi dimana risiko yang hanya berdampak positif, tetapi tidak hanya
berdampak negatif.15
13
Kasidi, Ibid, h. 25
14
Bramantyo Djohanputro ph. D , Manajemen Risiko Korporat, (Jakarta: PPM, 2008), h.
201
15
Bramantyo Djohanputro Ph. D,Ibid, h. 202
3. Pengendalian Risiko

Ada beberapa karakteristik yang seharusnya diperhatikan dalam pengendalian


risiko

a) Menghindari Risiko

Kemungkinan untuk menghindari resiko tidak ada. Semakin luas resiko yang
dihadapi, maka semakin besar ketidakmungkinan menghindarinya. Misalnya,
ingin menghindari semua tanggung jawab, maka semua kegiatan harus
dihentikan.16

1. Manfaat atau laba potensial yang akan diterima dari sebab kepemilikan
harta, memperkerjakan pegawai tertentu atau bertanggung jawab, akan
hilang jika dilaksanakan penghindaran resiko.
2. Semakin sempit resiko yang dihadapi, maka semakin besar
kemungkinan akan terciptanya resiko baru.
b) Mengendalikan resiko

Mengendalikan resiko atau kerugian dapat dilakukan dengan:

1. Merendahkan kesempatan (change) untuk terjadinya kerugian


2. Mengurangi keparahannya jika kerugian itu memang terjadi. Kedua
tindakan itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tindakan:
a. Tindakan kerugian atau pencegahan kerugian
b. Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol
c. Menurut lokasi kondisi-kondisi yang akan dikontrol.
c) Pemisahan

Pemisahan dari harta yang beresiko sama, pada tempat atau lokasi
yang berbeda. Dimana pemisahan ini gunaya untuk mengurangi jumlah
kemungkinan kerugian untuk suatu peristiwa yang sama. Dengan
bertambahnya independen exposure unit, maka probabilitas kerugian dapat

16
Kasidi, Ibid, h.76
diperkecil. Dengan demikian, maka memperbaiki kemampuan perusahaan
untuk meramalkan kerugian yang mungkin akan dialami.

d) Pooling atau kombinasi

Kombinasi atau pooling menambah banyaknya exsposure unit dalam


batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian
yang mungkin akan dialami dapat diramalkan seakurat mungkin, sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya resiko.

e) Pemindahan risiko

Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Harta milik atau kegiatan yang menghadapi resiko dipindahkan


kepada pihak lain
2) Mengalihkan risiko misalnya, persewaan gedung, penyewa
mengalihkan kemungkinan kerugian gedung akibat kerusakan
kepada pemilik gedung.
3) Suatu risk financing dapat menciptakan suatu loss exsposure untuk
transferee pembatalan perjanjian oleh transferee, dipandang sebagai
cara ketiga dalam risk kontrol transfere, dengan pembatalan tersebut,
transfer tidak bertanggung jawab secara hukum untuk kerugian yang
semua telah disetujui untuk dibayar.17
D. Tipe- Tipe Risiko
1. Risiko operasional

Adalah risiko yang muncul disebabkan tidak berfungsinya suatu


sistem internal yang berlaku, kesalahan dari manusia, atau kegagalan dari
sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling tinggi dibanding risiko
lainnya yaitu selain bersumber dari aktivitas yang disebutkan di atas, dapat juga
bersumber dari kegiatan operasional dan juga jasa, akuntansi, sistem teknologi
dari informasi, sistem informasi dari manajemen atau juga sistem
pengelolaan dari sumber daya manusia.
17
Kasidi,Ibid, h. 81
2. Risiko eksternal

Adalah resiko yang timbul dari faktor lingkungan eksternal, dimana


lingkungan eksternal dapat menimbulkan kondisi yang kondusif bagi bencana
yang dapat menimbulkan kerugian. Kerugian adalah suatu penyimpangan yang
tidak diharapkan. Ada beberapa tumpang tindih di antara kategori ini, tetapi
sumber penyebab kerugian dan juga risiko dapat diklasifikasikan sebagai suatu
risiko sosial, risiko fisik, dan juga risiko ekonomi. Menentukan sumber risiko
adalah sangat penting karena akan mempengaruhi cara penanganannya.

3. Risiko Finansial

Adalah suatu resiko yang dihadapi oleh investor akibat dari


ketidakmampuan emiten saham dan juga obligasi untuk memenuhi kewajiban
pembayaran baik deviden serta pokok pinjaman.

4. Risiko strategic

Adalah suatu risiko terjadinya keadaaan yang tidak terduga yang bisa
mengurangi kemampuan para manajer untuk dapat mengimplementasikan
strateginya dengan signifikan.

E. Mengelola dan Menghindari Risiko


1. Dikontrol (Risk Control)

Risiko yang dikontrol ini artinya Anda melakukan upaya -upaya agar
probabilitas terjadinya risiko yang telah diidentifikasi menjadi berkurang.
Mengontrol risiko ini juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang
mungkin terjadi.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengontrol risiko ini dapat
meliputi : membuat dan mengimplementasikan standard operating
procedure (SOP) yang baik, melakukan pengontrolan dengan serius terhadap
kualitas produk dan proses, melengkapi area produksi dengan berbagai alat
keselamatan kerja yang diperlukan, serta mengintroduksi budaya sadar risiko pada
seluruh karyawan.
2. Ditransfer ke pihak lain (Risk Transfer)

Strategi pengelolaan risiko dengan cara ditransfer ke pihak lain ini dilakukan
dengan upaya -upaya yang secara sadar dengan jalan memindahkan risiko yang
dihadapi terhadap pihak lain. Untuk melakukan hal ini, dapat dilakukan dengan
memindahkan risiko terjadinya kebakaran toko pada perusahaan asuransi. Cara
lain semisal untuk memindahkan risiko terkait meningkatkan beban biaya tetap
pegawai, hal ini bisa dilakukan dengan kontrak outsourcing. Selain itu, untuk
memindahkan risiko tingginya modal kerja kepada konsumen, ini bisa diatasi
dengan jalan meminta pembayaran di awal, atau dengan memindahkan risiko
tingginya biaya persediaan ke tangan supplier.

3. Dibiayai sendiri (Risk Retention)

Dibiayai sendiri atau risk retention ini adalah strategi pengelolaan risiko


yang dilakukan dengan upaya -upaya mendanai dampak yang mungkin
ditimbulkan oleh risiko. Maksudnya, konteks mendanai risiko ini dapat dilakukan
dengan dua cara, yakni dengan menyiapkan dana cadangan (allowance) khusus
guna mendanai risiko, atau tanpa membuat dana cadangan. Dengan membuat dana
cadangan, hal ini dapat menimbulkan risiko baru, yakni terganggunya kegiatan
bisnis yang sudah direncanakan sebelumnya. Sebagai contoh, terdapat risiko
kebakaran dari toko yang kita tempati.

Apabila kebijakan pengelolaan risiko adalah dibiayai tanpa ada dana


cadangan, maka bisa jadi dana yang seharusnya digunakan untuk ekspansi usaha
akan terpakai untuk membiayai perbaikan toko tersebut. Karenanya, ekspansi pun
bisa gagal dilakukan.

4. Dihindari (Risk Avoidance)

Pengelolaan risiko dengan dihindari, yakni suatu tindakan yang dilakukan


secara sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi. Sebagai contoh, apabila
selama satu minggu ke depan ada prediksi hujan akan turun dengan lebat, maka
apabila Anda memiliki bisnis restoran, Anda akan disarankan untuk menghindari
penjualan berbagai macam minuman dingin atau aneka es. Hal ini dilakukan
lantaran kemungkinan dari penjualan produk -produk minuman dingin atau es ini
akan menurun atau tidak akan laku. Tapi, perlu pula diingat, bahwa sebagai
wirausaha, apabila Anda terlalu sering melakukan penghindaran terhadap risiko,
ini bisa berdampak terhadap lambatnya perkembangan usaha Anda.

Kenapa demikian? sebab, bisa saja terdapat banyak kesempatan atau


peluang yang terlewatkan ketika Anda memilih usaha penghindaran risiko ini.
Karenanya, menejemen pengelolaan risiko ini tetap harus dipilih dengan sebijak
mungkin beserta berbagai pertimbangannya. Pada tahapan pengelolaan risiko,
Anda bisa memilih untuk menggunakan salah satu metode pengelolaan risiko
yang disebutkan di atas. Bisa juga Anda mengkombinasikan dari beberapa metode
yang ada.

BAB III

PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko adalah bagian integral dari


proses manajemen yang berjalan dalam perusahaan atau lembaga suatu usaha
untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih
tinggi. Ada beberapa manfaat dari manajemen risiko diantaranya berguna dalam
mengambil keputusan untuk menangani masalah-masalah yang sukar,
memudahkan dalam estimasi biaya, memberikan pendapat dan juga intuisi
dalam pengambilan keputusan yang dihasilkan dengan cara yang benar,
emungkinkan untuk para pembuat keputusan dalam menghadapi resiko dan
ketidakpastian pada keadaan yang nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Salim, Abbas. 1998 Asuransi dan Manajemen Resiko, Jakarta:PT. Raja


Grafindo Persada.

Silalahi, Ferdinan. 1997. Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka.
Arifin, Zainul. 2005. Dasar-Dasar Manajemn Bank Syariah, kata
pengantar Syafi’i Antonio, Jakarta: Pustaka Alfabet.

Idroes, Ferry N. 2008. Manajemen Risiko Perbankan, Jakarta: Rajawali


Pers.

Sofyan, Iban. , 2005. Manajemen Risiko, Yogyakarta: Graha Ilmu,.

Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Resiko. Jakarta:


PT. Dian Rakyat.

Djohanputro , Bramantyo ph. D . 2008. Manajemen Risiko Korporat.


Jakarta: PPM

Anda mungkin juga menyukai