Anda di halaman 1dari 23

Ns. Rosa Melati, M.Kep., Sp.Kep.

An
Keadaan kekurangan gizi kalori dan protein,
disebabkan konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari rendah
sehingga tidak memenuhi angka
kecukupan gizi/ AKG (Wong 2001;
Supariyasa 2002).
1. Pola makan
2. Faktor sosial dan ekonomi
3. Faktor penyakit
4. Pendidikan rendah
5. Hygiene rendah
6. Sukar/ mahal makanan baik
 C:\Users\User\Desktop\KKP dan Vitamin
Berdasarkan ringan berat kekurangan
energi dibagi 3:
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat

Secara klinis dibagi 3:


1. Kwasiorkor
2. Marasmus
3. Marasmus kwasiorkor
 ditandaidengan adanya edema yang
dapat terjadi di seluruh tubuh; wajah
sembab dan membulat; mata sayu;
rambut tipis dan kemerahan seperti
rambut jagung, mudah dicabut dan
rontok; anak rewel dan apatis;
pembesaran hati; otot mengecil
(hipotrofi); kulit dan mudah terkelupas (
crazy pavement dermatosis); sering
disertai penyakit infeksi akut, terutama
diare dan anemia.
 ditandaidengan penampilan anak yang
sangat kurus; wajah terlihat seperti orang
tua; cengeng dan rewel; kulit keriput;
jaringan lemak subkutan minimal/tidak
ada; perut cekung; iga gambang; sering
disertai penyakit infeksi dan diare.
 campuran gejala klinis kwashiorkor dan
marasmus
 Bila ada dehidrasi, atasi terlebih dahulu
 Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman
pemberian cairan parenteral adalah sebagai
berikut:
1) Jumlah cairan adalah 200 ml/kgBB/hari
untuk kwashiorkor atau marasmus kwashiorkor,
dan 250 ml/kg BB/hari untuk marasmus.
2) Jenis cairan yang dipilah adalah Darrow-glukosa
aa dengan kadar glukosa dinaikkan menjadi 10%
bila terdapat hipoglikemia.
3) Cara pemberiannya adalah sebanyak 60 ml/kg BB
diberikan dalam 4-8 jam pertama, kemudian
sisanya diberikan dalam waktu 16-20 jam
berikutnya.
 Pemberiaan diit TKTP Makanan
diberikan secara bertahap, karena
toleransi terhadap makanan sangat
rendah. Protein yang diperlukan 3-5
gr/kg/hari, dan kalori 160-175 kalori.
 Antibiotik diberikan jika anak terdapat
penyakit penyerta.
 Vitamin A 100.000 – 200.000 unit 1 kali.
 Vitamin B kompleks, C, A D tetes
personal.
 Bila perlu beri transfuse sel darah merah
padat atau plasma.
 Kontrol poliklinik gizi anak.
 Ibu membawa balita ke posyandu untuk
ditimbang
 Ibu memberikan ASI pada bayinya sampai
usia enam bulan
 Ibu memberikan makanan pendukung ASI
(MP-ASI) yang mengandung berbagai macam
gizi seperti kalori, vitamin, dan mineral
 Segera memberitahukan kepada petugas
kesehatan apabila balita mengalami sakit
 Menghindari pemberian makanan buatan
kepada bayi dibawah enam bulan untuk
menggantikan ASI sepanjang ibu masih
mampu mengahsilkan ASI

 Melindungi anak dari kemungkinan
terkena diare dan dehidrasi dengan cara
memelihara kebersihan, menggunakan
air matang untuk minum, mencuci
peralatan pembuat susu dan makanan
bayi serta menyediakan oralit
 Mengatur jarak kehamilan ibu agar
cukup waktu untuk merawat dan
mengatur makanan yang bergizi untuk
buah hati mereka.
 Kader melakukan penimbangan pada balita
setiap bulannya di posyandu untuk
mengetahui pertumbuhan pada balita
 Kader memebrikan penyuluhan tentang
makanan pendukung ASI (MP-ASI)
 Kader memberikan pemulihan bayi balita
yang berada di bawah garis merah (PMT)
contoh KMS (Kartu Menuju Sehat)
 Pemberian imunisasi untuk melindungi
anak dari penyakit infeksi seperti TBC,
polio, dan ada pula beberapa imunisasi
dasar antara lain BCG, DPT, Polio, Hepatitis
B3, Campak, dan untuk imunisasi tambahan
antara lain Hib (meningitis), PCV atau IPD
(pnemokokus), MMR, dan Influenza.
1. Defisiensi vitamin A (xerophtalmia)
Vitamin A berfungsi pada penglihatan (membantu regenerasi
visual purple bila mata terkena cahaya).
Jika tidak segera teratasi ini akan berlanjut menjadi
keratomalasia (menjadi buta).
2. Defisiensi Vitamin B1 (tiamin) disebut Atiaminosis.
Tiamin berfungsi sebagai ko-enzim dalam metabolisme
karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 menyebabkan penyakit
beri-beri dan mengakibatkan kelainan saraf, mental dan
jantung.
 3. Defisiensi Vitamin B2 (Ariboflavinosis)

Vitamin B2/riboflavin berfungsi sebagai ko-


enzim pernapasan. Kekurangan vitamin B2
menyebabkan stomatitis angularis (retak-retak
pada sudut mulut, glositis, kelainan kulit dan
mata.
4. Defisiensi vitamin B6 yang berperan dalam
fungsi saraf.
5. Defisiensi Vitamin B12
Dianggap sebagai faktor anti anemia dalam
faktor ekstrinsik. Kekurangan vitamin B12
dapat menyebabkan anemia pernisiosa.

6. Defisit Asam Folat


Menyebabkan timbulnya anemia makrositik,
megaloblastik, granulositopenia, trombositopenia.
7. Defisiensi Vitamin C
Menyebabkan skorbut (scurvy), mengganggu integrasi
dinding kapiler. Vitamin C diperlukan untuk
pembentukan jaringan kolagen oleh fibroblas karena
merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel,
pada proses pematangan eritrosit, pembentukan tulang
dan dentin.
 8.
Defisiensi Mineral seperti Kalsium, Fosfor,
Magnesium, Besi, Yodium

Kekurangan yodium dapat menyebabkan


gondok (goiter) yang dapat merugikan tumbuh
kembang anak.
 9. Tuberkulosis paru dan bronkopneumonia.

10. Noma sebagai komplikasi pada KEP berat

Noma atau stomatitis merupakan pembusukan


mukosa mulut yang bersifat progresif sehingga
dapat menembus pipi, bibir dan dagu. Noma
terjadi bila daya tahan tubuh sedang menurun.
Bau busuk yang khas merupakan tanda khas
pada gejala ini.
 KEKURANGAN VITAMIN
 Zatorganik kompleks yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah kecil, sebagai
koenzim yang didapat dari luar tubuh.
 Fungsi: berperan dalam metabolisme
tubuh, pemeliharaan tubuh, pertumbuhan
 Vitamin ada 2 jenis
1. Larut dalam air: Vit C dan B
2. Larut dalam lemak: ADEK
1. Cari fungsi masing-masing vitamin?
2. Sebutkan hal-hal yang terjadi akibat
kekurangan dan kelebihan vitamin
tersebut?
3. Bagaimana cara menanggulangi
masalah tersebut?
4. Jelaskan komplikasi yang terjadi akibat
kekurangan vitamin tersebut?

Anda mungkin juga menyukai