Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
A. Landasan Daya Tarik dalam Interaksi Manusia
Dalam kehidupan  sehari-hari rasa suka dan daya tarik terhadap
seseorang menjadi faktor penting dalam menjalin hubungan dengan sesama.
Beberapa faktor daya tarik yang dapat mempengaruhi proses hubungan antar
manusia sebagaimana yang disampaikan Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss
(2000) adalah kedekatan geografis , kepemiripan, dan situasi.
1. Kedekatan Geografis (Prokmisitas)
Pepatah jawa mengatakan “Trisno jalaran soko kulino”  artinya
cinta muncul karena kebiasaan bertemu, bertatap muka, bercanda atau
saling berpandangan. Pepatah ini mengisyaratkan bahwa betapa besar
pengaruh kedekatan dalam menjalin hubungan satu sama lainnya. Dalam
kontek hubungan social pun sering kita saksikan seseorang terkesan lebih
nyaman bila ngobrol dengan sesama kelompoknya yang sering bertemu
dan jarak yang dekat dibanding dengan orang yang jarang bertemu karena
jauh tempatnya. Seorang perawat bedah akan merasa nyaman
berkomunikasi dengan sesama perawat atau dokter yang bertugas di
Ruang Bedah dibanding dengan harus berkomunikasi dengan perawat atau
dokter yang bertugas ditempat lain. (Mundakir, 2006) 
2. Kemiripan (Similarity)
Dalam suatu penelitian mengenai pemilihan pasangan hidup, Buss
(1985) sebagaimana dikutip oleh Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss (2000)
menemukan bukti kuat bahwa pemilihan pasangan hidup ini didasarkan
pada kemiripan. Misalnya mirip dalam hal usia, pendidikan, latar belakang
etnik, agama, ras, status sosial ekonomi, disamping kepribadian, sikap
gaya busana dan sebagainya. Dengan demikian bila kita mengetahui
tentang sikap ,kepribadian ,nilai-nilai yang dianut dan latar belakang
seseorang kita akan dapat meramalkan tentang siapa akan berkawan
dengan siapa. Perawat mungkin akan lebih memilih berhubungan dekat
dengan sesama petugas kesehatan dibanding berhubungan dekat dengan
petugas keamanan. Seorang pasien akan merasa aman bila curhat dengan
pasien lain yang mempunyai masalah kesehatan yang hampir sama. Faktor
kemiripan ini seolah menjadi pendukung dalam proses hubungan antar
manusia. 

3. Situasi
a. Rasa suka timbal balik yang dipersepsi
Perasaan suka atau daya tarik seseorang akan muncul kuat bila
orang lain yang disukai memberikan respon balik yang sama. Situasi ini
cukup berpengaruh dengan orang lain. Seorang perawat akan merasa lebih
senang dalam memberikan perhatian dan berkomunikasi dengan klien
apabila klien tersebut merespon dan mengikuti nasehat perawat, sebaliknya
bila respon klien tidak sesuai dengan harapan perawat ,maka tidak jarang
perawat akan “membiarkan  atau cuek” terhadap klien tersebut. Timbal
balik rasa suka terhadap sesorang dapat dijelaskan dengan dua alasan,
yaitu :
1) Orang yang menyukai Anda meningkatkan harga diri Anda.
2) Perilaku rasa sukanya merupakan suatu pujian dan anda
mengembalikan pujian itu dengan rasa suka juga. (Mundakir,2006) 
b. Perubahan dalam penghargaan diri
Hubungan yang kita lakukan dengan orang lain akan terasa lebih
mantap dan nikmat bila hubungan kita membawa pengaruh pada
peningkatan harga diri. Seorang perawat akan merasa bangga bila dia
bersahabat dengan orang yang lebih pintar dari dia karena hal tersebut
selain menambah penegtahuannya juga meningkatkan citra dirinya
dihadapan orang lain. (Mundakir, 2006) 
c. Kecemasan
Kecemasan mempengaruhi kita untuk berkomunkasi dengan orang
lain. Situasi-situasi yang menimbulkan kecemasan dapat meingkatkan
kebutuhan untuk bersama-sama dengan orang lain untuk mengubah kriteria.
(Mundakir,2006)
d. Isolasi
Kesendirian yang terjadi menimbulkan kesepian dan membutuhkan
hubungan dengan orang lain. Seorang pasien yang mengidap penyakit
menular akan di isolasi dalam ruangan tertentu, dia tersiksa secara fisik dan
psikis ,dia butuh teman untuk ngobrol , curhat dan ketenangan dalam
menjalani hidup. (Mundakir,2006)
e. Kebutuhan-kebutuhan yang saling melengkapi
Menurut pandangan ini dalam memilih pasangan hidup dan bahkan
kawan, kita tertarik pada orang yang paling mungkin memuaskan
kebutuhan kita. Seorang teman mungkin mempunyai kebutuhan kuat untuk
mendominasi hubungan,sementara yang lain merasa lebih nyaman dengan
sikapnya yang submisif. (Mundakir,2006)

Anda mungkin juga menyukai