Anda di halaman 1dari 13

NAMA : IRMAYANTI

NIM : J1A118107

KELAS : REGULER B (018)

SOAL UTS MPKPK

1. Sebut dan jelaskan 5 isu/masalah terkait Covid-19 di Indonesia!


Jawaban:
a. Masker dan APD Langka saat Wabah Corona, Pemerintah Maladministrasi
Komisioner Ombudsman Republik Indonesia, Alamsyah Saragih meminta
pemerintah untuk segera menerbitkan kebijakan pelarangan ekspor alat pelindung diri
(APD) dan masker ke luar negeri, di mana Indonesia saat ini tengah mengalami
wabah Corona atau Covid-19.
"Kami telah menyampaikan ke publik bahwa prinsipnya pemerintah patut
menerbitkan kebijakan larangan ekspor dan melakukan pengaturan harga dalam
situasi darurat Covid-19," ujar Alamsyah dalam keterangan pers, Rabu (8/4/2020).
Menurutnya, pemerintah sepatutnya menyadari jika kebutuhan domestik tinggi,
maka pemerintah dapat mempertimbangkan untuk menerapkan kebijakan domestic
market obligation bagi Industri yang memproduksi.
"Untuk itu Kemenkes atau instansi terkait dapat mengusulkan ekspor bahan baku
masker, masker, antiseptik, dan APD ke dalam larangan," kata dia.
Menurutnya, pelarangan dan pembatasan tersebut juga bisa diatur ke dalam
Peraturan Menteri Perdagangan. sehingga, Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai
dapat mencegah ekspor produk tersebut.
"Melakukan pembiaran terhadap kondisi tersebut (kelangkaan masker dan APD)
sehingga kebutuhan masyarakat dan pelayanan kesehatan terganggu adalah suatu
maladministrasi," kata dia.

DAFTAR PUSTAKA

https://m.liputan6.com/news/read/4222476/ombudsman-masker-dan-apd-langka-saat-
wabah-corona-pemerintah-maladministrasi Oleh Fachrur Rozie pada 08 April 2020.

b. Pembebasan Napi saat Wabah Corona Hanya Untuk Pidana Umum

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Ditjen Pas)


memastikan tak ada program percepatan asimilasi bagi narapidana kejahatan khusus
seperti korupsi terkait pandemi virus Corona atau Covid-19.

Sekretaris Dirjen Pas, Ibnu Chuldun menyatakan, apabila terdapat narapidana


kasus korupsi yang bebas dalam waktu dekat, menurutnya narapidana tersebut sudah
menjalani masa pidana sesuai keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
"Adapun jika ada narapidana Tipikor (tindak pidana korupsi) yang keluar pada
saat bersamaan dengan program (asimilasi narapidana dalam rangka penanganan
Covid-19) ini, hal itu murni. Karena sudah sesuai dengan masa pidananya," ujar Ibnu
dalam keterangan pers, Rabu (8/4/2020).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, pembebasan


narapidana untuk mencegah penyebaran virus Corona hanya untuk pidana umum. Dia
menyatakan tidak pernah membahas pembebasan napi koruptor dalam rapat terbatas
dengan menteri.

"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa mengenai napi koruptor tidak pernah
kita bicarakan dalam rapat-rapat kita. Jadi mengenai PP Nomor 99 tahun 2012 perlu
saya sampaikan, tidak ada revisi untuk ini," tegas Jokowi dalam rapat terbatas melalui
video conference, Jakarta, Senin (6/4/2020).

"Jadi di pembebasan untuk napi hanya untuk napi pidana umum," sambung dia.

Selain masalah over capacity, Jokowi menyebut pembebasan narapidana ini untuk
mencegah penyebaran virus Corona di lembaga permasyarakatan. Namun,
pembebasan tersebut ada syarat dan kriterianya.

"Tentu saja ada syaratnya ada kriterianya, ada pengawasannya. Saya hanya ingin
menyampaikan bahwa mengenai napi koruptor tidak pernah kita bicarakan dalam
rapat-rapat kita," jelas Jokowi.

Menurut dia, pembebasan narapidana tersebut juga dilakukan oleh negara-negara


lain yang terdampak virus Corona. Misalnya, Iran yang membebaskan 95.000
narapidana.

"Di Iran membebaskan 95 ribu napi, di Brasil 34 ribu napi. Di negara-negara


lainnya melakukan hal yang sama," ucap Jokowi.

DAFTAR PUSTAKA

https://m.liputan6.com/news/read/4222458/ditjen-pas-pembebasan-napi-saat-wabah-
corona-hanya-untuk-pidana-umum Oleh Fachrur Rozie pada 08 April 2020.

c. PSBB Diterapkan di Jakarta, Inilah yang Dibatasi dan Diperbolehkan

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyetujui usulan Pemerintah


Provinsi DKI Jakarta untuk menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di
Ibu Kota dalam rangka percepatan penanganan virus Corona atau COVID-19.

Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


(PMK) Nomor 9 Tahun 2020 yang ditandatangani oleh Terawan pada, Senin 6 April
2020 malam.
Dalam Pasal 2 disebutkan bahwa untuk dapat ditetapkan PSBB suatu wilayah
provinsi/kabupaten/kota harus memenuhi kriteria jumlah kasus dan atau jumlah
kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan dan cepat ke
beberapa wilayah.

Diketahui, berdasarkan data pada 6 April 2020, kasus positif Covid-19 di DKI
Jakarta mencapai 1.232 kasus dengan angka kematian mencapai 99 orang.

Kemudian dalam Pasal 10 PMK ini juga disebutkan bahwa dalam hal kondisi
suatu daerah tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, menteri
dapat mencabut penetapan PSBB.

Lantas apa saja yang dibatasi dalam PSBB?

Dalam Bab III yang berisi tentang pelaksaan PSBB disebutkan bahwa
pembatasan sosial berskala besar ini meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja,
pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum,
pembatasan kegiatan sosial dan budaya, dan pembatasan moda transportasi.

Untuk liburan sekolah dan tempat kerja dikecualikan bagi kantor atau instansi
strategis yang memberikan pelayanan terkait pertahanan dan keamanan, ketertiban
umum, kebutuhan pangan, bahan bakar minyak dan gas,pelayanan kesehatan,
perekonomian, keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan impor, distribusi, logistik,
dan kebutuhan dasar lainnya.

Untuk pembatasan kegiatan keagamaan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan


keagamaan yang dilakukan di rumah dan dihadiri keluarga terbatas, dengan menjaga
jarak setiap orang.

Kemudian terkait pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum


dilaksanakan dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak orang.

Pembatasan tempat atau fasilitas umum dikecualikan untuk supermarket,


minimarket, pasar, toko atau tempat penjualan obat-obatan dan peralatan medis,
kebutuhan pangan, barang kebutuhan pokok, barang penting, bahan bakar minyak,
gas, dan energi, fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas lain dalam rangka
pemenuhan pelayanan kesehatan dan tempat atau fasilitas umum untuk pemenuhan
kebutuhan dasar penduduk lainnya termasuk kegiatan olahraga.

Pembatasan kegiatan sosial dan budaya dilaksanakan dalam bentuk pelarangan


kerumunan orang dalam kegiatan sosial dan budaya serta berpedoman pada
pandangan lembaga adat resmi yang diakui pemerintah dan peraturan perundang-
undangan.

Pembatasan moda transportasi dikecualikan untuk moda transpotasi penumpang


baik umum atau pribadi dengan memperhatikan jumlah penumpang dan menjaga
jarak antar penumpang, dan moda transpotasi barang dengan memperhatikan
pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.

DAFTAR PUSTAKA

https://m.liputan6.com/news/read/4221662/psbb-diterapkan-di-jakarta-inilah-yang-
dibatasi-dan-diperbolehkan Oleh Fachrur Rozie pada 07 April 2020.

d. Belum Sembuh, Pasien Positif Covid-19 di Jambi Pulang ke Rumah

Pasien 01 yang dinyatakan terkonfirmasi positif terinfeksi corona Covid-19


ngotot pulang ke rumah. Pulangnya pasien tersebut membuat tim Gugus Tugas
Penanganan Covid-19 kecewa terhadap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden
Mattaher Jambi yang memulangkan pasien tersebut.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Jambi, Johansyah, membenarkan pasien 01


yang berasal dari Kabupaten Tebo itu sudah pulang ke rumahnya. Menurut keterangan
Direktur RSUD Raden Mattaher Jambi dr Feri Kusnadi, sebagaimana yang
disampaikan Johansyah, Selasa (7/4/2020), pulangnya pasien tersebut atas permintaan
keluarga sendiri.

"Keluarganya berjanji isolasi mandiri di rumahnya klinisnya bagus kata


dokternya," kata Johansyah melalui keterangan tertulisnya yang merujuk pada
peryataan Direktur RSUD Raden Mattaher Jambi.

Johansyah mengatakan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dr Samsiran


selaku anggota tim gugus tugas sempat kecewa terhadap keputusan rumah sakit yang
memulangkan pasien. Padahal, pasien tersebut masih dinyatakan positif terinfeksi
corona berdasarkan hasil uji swab yang kedua.

"Malam ini pihak RSUD Raden Mattaher langsung menjemput pasien tersebut di
rumahnya di Kota Jambi. Ini harus dirawat di rumah sakit, mengingat akan
membahayakan orang lain, karena uji swab kedua masih positif dan uji swab yang
ketiga belum keluar hasilnya," kata Johasnyah.

Sementara untuk diketahui pasien 01 yang dinyatakan positif terinfeksi corona


covid-19 itu berasal dari Kabupaten Tebo. Pasien laki-laki berusia 55 tahun tersebut
dinyatakan pasien positif pertama di Provinsi Jambi pada tanggal 23 Maret 2020.

Pasien yang berasal dari Tebo itu merupakan Sekretaris Daerah Kabupaen Tebo,
TA. Selain yang bersangkutan satu-satunya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang
berasal dari daerah tersebut, ia juga pasien pertama di Jambi yang dinyatakan positif
terinfeksi corona covid-19.

Pasien yang bersangkutan mulai diisolasi di RSUD Raden Mattaher Jambi pada
18 Maret 2020. Saat itu, ia diketahui baru pulang dari Jakarta. Saat masuk rumah
sakit, ia harus dirawat intensif karena mengalami gejala Bronco Peneumonia yang
merupakan gejala awal virus corona.
DAFTAR PUSTAKA

https://m.liputan6.com/regional/read/4222039/belum-sembuh-pasien-positif-covid-19-
di-jambi-pulang-ke-rumah?medium=dable_mobile&campaign=related_click_6 Oleh
Gresi Plasmanto pada 08 Apr 2020.

e. Cerita Pasien Kedua Covid-19 di Sulbar, 2 Kali Kabur dari RS di Makassar

Gugus Tugas Penanganan Corona Covid-19 Sulawesi Barat melakukan video


conference terkait pertambahan kasus positif Corona Covid-19. Sulawesi Barat per
tanggal 5 April 2020. Ada tambahan satu kasus, sehingga positif Corona Covid-19 di
provinsi ke-33 itu menjadi dua kasus.

Kasus pertama yakni seorang santriwati asal Kabupaten Majene yang dirawat di
RSUD Regional Sulawesi Barat sejak 29 Maret 2020. Sementara, kasus kedua yakni
seorang pemuda berusia 24 tahun asal Kabupaten Mamuju yang saat ini menjalani
isolasi mandiri di kediamannya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Barat Safaruddin Sanusi


mengatakan, pasien pada kasus kedua ini, tidak pernah terdata sebagai Orang Dalam
Pemantauan (ODP) atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Sulawesi Barat karena
pasien langsung dirawat oleh salah satu rumah sakit di Kota Makassar.

"Setelah kita berkoordinasi dan berdasarkan keterangan dokter di RS Pelamonia


Makassar, pasien sementara menjalani isolasi mandiri, karena sudah dua kali
melarikan diri dari rumah sakit sejak dirawat di sana," kata Safaruddin kepada
wartawan, Senin (6/4/2020).

Safaruddin mengungkapkan, karena tidak terdata di Sulawesi Barat, sehingga tim


gugus tugas kesulitan untuk melacak keberadaan pasien sejak diumumkan oleh
pemerintah pusat. Ia ditetapkan sebagai salah satu pasien positif Corona Covid-19 di
Sulawesi Barat karena memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang beralamatkan di
Mamuju.

"Dia tidak masuk dalam daftar pasien yang dirujuk oleh Sulawesi Barat ke
Makassar. Karena dia memang langsung melakukan pemeriksaan di sana, sehingga
terdata di sana juga. Mengapa masuk Sulawesi Barat karena KTP-nya saja," ungkap
Safaruddin.

Jadi menurut Safaruddin, kewenangan mengenai pasien itu sebenarnya ada pada
gugus tugas di Sulawesi Selatan, sehingga ia berharap penanganan juga tetap berada
di sana untuk menghindari penyebaran Corona Covid-19. Namun, pihaknya akan
tetap terus melakukan koordinasi mengenai pasien itu.

"Memang agak ribet, biar bagaimana pun dia masuk data positif di Sulawesi
Barat, sehingga kita tidak bisa tinggal diam, kita akan terus berkomunikasi dengan
pihak di Makassar," jelas Safaruddin.
Safaruddin menambahakan, Gugus Tugas Penanganan Corona Covid-19 Sulawesi
Barat segera melakukan pelacakan terhadap keluarga pasien yang ada di Mamuju,
sebagai bentuk pencegahan jika saja ada di antara mereka yang sudah melakukan
kontak langsung dengan pasien. Hal itu dilakukan untuk memutus mata rantai
penyebaran virus mematikan itu.

DAFTAR PUSTAKA

https://m.liputan6.com/regional/read/4221023/cerita-pasien-kedua-covid-19-di-sulbar-
2-kali-kabur-dari-rs-di-makassar Oleh Abdul Rajab Umar pada 07 April 2020.

2. Bagaimana peranan Puskesmas dan Rumah Sakit terhadap Covid-19?


Jawaban:

Peranan Puskesmas terkait penanganan Covid-19

Bambang menjelaskan Puskesmas menerapkan dua cara untuk melakukan tracing


untuk mendapatkan pasien bergejala corona Covid-19 yang positif. Pertama melalui
rapid test dan kedua melalui metode PCR.

"Rapid test antibodi, yakni akan dilakukan pengambilan darah dan bisa dilakukan
dari darah kapiler, bisa juga melakukan penngambilan darah dari ujung jari. Cara kedua
adalah swab pada tenggorok lewat pangkal hidung dan dicek di lab dengan PCR," jelas
Bambang.

Bila ditemukan ada yang positif penanganan dilakukan Puskesmas ada dua cara.
Pertama bagi pasien yang bergejala akan dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19.

Namun bila sebaliknya, atau positif dengan tanpa gejala maka protokol
Puskesmas akan menerapkan protokol kesehatan sesuai panduan Kementerian Kesehatan
yakni isolasi mandiri.

"Bila tak ada tanda gejala sakit berat mau pun sedang maka dianjurkan isolasi diri
di rumah dan Puskesmas akan membantu memberikan edukasi info dan monitoring apa
yangg harus dilakukan lewat pemanfaatan daring," jelas Bambang.

Bambang menilai langkah isolasi diri bagi mereka Orang Tanpa Gejala (OTG)
dilakukan demi mencegah ledakan jumlah pasien rumah sakit.

Bambang menegaskan pelaksanaan isolasi mandiri dapat berjalan baik bila pasien
OTG memenuhi protokol kesehatan sesuai kontrol Puskesmas.

"Puskesmas menjadi bagian layanan yang sangat penting, peran kami mulai dari
mencegah screening dan respons," Bambang menandasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://m-liputan6-
com.cdn.ampproject.org/v/s/m.liputan6.com/amp/4221354/optimalkan-peran-
puskesmas-kemenkes-gunakan-2-cara-lacak-pasien-positif-covid-19?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15863274153333&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.liputan6.com%2Fnews%2Fread%2F4221354%2Foptimalkan-peran-
puskesmas-kemenkes-gunakan-2-cara-lacak-pasien-positif-covid-19 Oleh Muhammad
Radityo Priyasmoro pada 07 April 2020.

Peranan Rumah Sakit terkait penanganan Covid-19

peran rumah sakit sangatlah penting untuk membantu mendeteksi kasus virus
tersebut dan proses perawatan yang harus dijalani oleh para pasien yang sudah terinfeksi
maupun dalam pemantauan.

Rumah sakit memastikan agar setiap kasus pasien positif COVID-19 akan
dirawat kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan contact tracing.

Hal ini dilakukan agar orang-orang yang tertular bisa segera diisolasi dan tidak
menjadi sumber penularan di masyarakat luas.

COVID-19 dikabarkan dapat sembuh dengan sendirinya asalkan pasien memiliki


sistem imunitas yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www-bobobox-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/www.bobobox.co.id/blog/rumah-
sakit-rujukan-kasus-coronavirus-jawa-barat/?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15863284219104&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.bobobox.co.id%2Fblog%2Frumah-sakit-rujukan-kasus-coronavirus-jawa-
barat%2F Oleh Aidah Musyarofah pada 18 Maret 2020.

3. Bagaimana kesiapan Pemerintah dan Nakes dalam menghadapi Covid-19 dengan


menggunakan pendekatan SISTEM?
Jawaban:

Untuk melihat kesiapan pengendalian COVID-19 di Indonesia, maka akan


dikemukakan dua hal yang menjadi rujukan.

Pertama, kerangka kerja strategis kesiapsiagaan darurat yang dikeluarkan Badan


Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017 yang membantu setiap negara memperkuat tiga
komponen utama dalam mengantisipasi ancaman kesehatan global dan nasional. Tiga
komponen utama dimaksud meliputi Tata Kelola, Kapasitas, dan Sumber Daya.

Kedua, hasil Evaluasi Eksternal Bersama (Joint External Evaluation/JEE)


implementasi International Health Regulation (IHR) Indonesia yang dilakukan
November 2017.

Tata Kelola, Kapasitas dan Sumber Daya

Indonesia memiliki pengalaman manajemen risiko pandemi dan rencana


kontijensi nasional sejak kasus SARS dan influenza. Pedoman WHO telah diadaptasi ke
dalam konteks Indonesia dengan menghubungkannya dengan kerangka bencana nasional
dan mengujinya melalui latihan simulasi.

Pada awal tahun 2019, pemerintah melakukan pengembangan lanjutan untuk


meningkatkan rencana kontijensi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respons
fase pandemi influenza.

Sedangkan terkait COVID-19, Indonesia memiliki Pedoman Kesiapsiagaan


Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang meliputi surveilans dan
respons, manajemen klinis, pemeriksaan laboratorium, dan komunikasi risiko.

Dalam dua dekade terakhir, Indonesia telah mengalami peningkatan infrastruktur


kesehatan termasuk layanan kesehatan primer dan fasilitas rujukan. Jumlah tempat tidur
rumah sakit pemerintah dan swasta serta puskesmas telah meningkat. Namun, merujuk
pada laporan WHO tahun 2018, investasi pemerintah dalam sistem kesehatan relatif
terbatas. Ada disparitas yang signifikan antar daerah/wilayah dalam hal status kesehatan
dan kualitas, ketersediaan dan kapasitas pelayanan kesehatan.

Penguatan surveilans influenza like illness dan ISPA Berat melalui surveilans
sentinel dan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons telah dilakukan. Hal ini didukung
dengan identifikasi daerah berisiko dan tersedia serta berfungsinya 195 thermal scanner
di 135 pintu masuk negara yang dilengkapi 21 alat capsule transport di 21 Kantor
Kesehatan Pelabuhan. Keberadaan infrastruktur dan tenaga kesehatan terlatih yang
dihasilkan dari beragam program selama ini menjadikan negara ini memiliki kemampuan
untuk mendeteksi wabah dan melakukan skrining pada pintu masuk negara.

Kapasitas Laboratorium Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan


Balitbangkes sebagai rujukan nasional telah memenuhi syarat global dalam melakukan
pemeriksaan untuk diagnosis COVID-19 dan saat ini pemerintah sedang menyiapkan 6
Laboratorium lain untuk pemeriksaan diagnosis COVID-19.

Kesiapan pembiayaan dan logistik wabah penyakit COVID-19 terutama di


daerah-daerah berisiko telah dialokasikan sesuai Kepmenkes Nomor:
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (2019-
nCoV) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://m-kumparan-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/dicky-
budiman/indonesia-menghadapi-wabah-covid-19-1t6Ahxbfp1F?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15863301278219&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fkumparan.com%2Fdicky-budiman%2Findonesia-menghadapi-wabah-covid-19-
1t6Ahxbfp1F Oleh Dicky Budiman pada 26 Maret 2020.

4. Sebagai Tenaga Kesmas, jelaskan upaya apa yang harus dilakukan masyarakat untuk
mencegah penularan Covid-19 di area:
a. Transportasi publik
b. Institusi pendidikan
c. Kegiatan keagamaan
d. Pusat perbelanjaan

Jawaban:

a. Upaya yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19 di area
transportasi publik yaitu:
 Pakai masker untuk menutup hidung dan mulut
Saat menaiki transportasi umum, usahakan selalu mengenakan masker untuk
melindungi hidung serta mulut. Hal ini dilakukan untuk mencegah terkena paparan
virus Corona melalui udara.
 Membatasi tangan dengan handrail
Saat naik kereta, MRT atau bus, jika kamu harus terpaksa berdiri, lapisi tangan
dengan tisu ketika berpegangan dengan handrail. Hal ini bertujuan agar tanganmu
tidak terpapar kuman ataupun virus yang menempel pada pegangan tersebut.
 Selalu bawa hand sanitizer
Hand sanitizer harus selalu siap di tas. Ketika kamu bepergian menggunakan
transportasi umum. Bersihkan tangan sebelum dan sesudah keluar dari transportasi
umum yang kamu naiki.
 Tutup mulut dengan tisu saat bersin
Apabila kamu merasa ingin bersin, segara tutup mulut dan hidung dengan tisu.
Fungsi tisu tidak hanya melapisi tangan saat menyentuh handrail, namun juga
untuk mengantisipasi kejadian seperti ini.
 Segera cuci tangan
Apabila sudah sampai tempat tujuan, segeralah mencuci tangan dengan sabun.
Meski sudah memakai hand sanitizer, mencuci tangan dengan sabun adalah opsi
terbaik yang harus kamu lakukan untuk mencegah terkena paparan virus Corona.
 Menghindari Keramaian
Saat kamu memasuki gerbong kereta yang penuh dengan penumpang, maka kamu
berpotensi untuk kontak dengan virus atau bakteri yang disebarkan melalui batuk
atau bersin. Kemungkinan besar juga kamu akan bersentuhan dengan sejumlah
orang yang tidak mencuci tangan atau tidak menjaga kebersihan. Oleh karena itu,
kamu harus rajin membersihkan tangan dengan mencuci tangan menggunakan
sabun atau hand sanitizer.
 Jangan Memainkan Smartphone
Layar sentuh smartphone adalah salah satu tempat paling kotor. Memangnya kamu
selalu mencuci tangan saat menyentuh layar smartphone. Kalau bisa, kamu harus
menghindari pemakaian telepon di areal umum apalagi saat menggunakan
transportasi massal. Kamu harus bisa membersihkan layar sentuh telepon secara
rutin menggunakan alkohol. Biasakan juga mencuci tangan sebelum menggunakan
telepon.
 Jaga jarak dengan orang di sekitar saat berada di tempat umum
Disarankan untuk mempertahankan jarak kurang lebih 1 meter kepada siapa saja,
terlebih mereka yang batuk atau bersin. Sebab, saat seseorang batuk atau bersin,
mereka menyemprotkan tetesan cairan (droplets) dari hidung atau mulut mereka
yang mungkin mengandung virus.
 Hindari menyentuh area wajah terutama mata, hidung, dan mulut
Tangan kerap menyentuh banyak permukaan benda, yang bisa jadi ditempati virus,
saat setiap orang berada di tempat umum. Setelah terkontaminasi, tangan dapat
memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut. Dari sana, virus bisa masuk ke
tubuh dan bisa membuat sakit.

DAFTAR PUSTAKA

https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/tips-mencegah-penularan-
virus-corona-di-transportasi-umum-eDR2?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15863311053718&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Ftirto.id%2Ftips-mencegah-penularan-virus-corona-di-transportasi-umum-eDR2
Oleh Dinda Silviana Dewi pada 09 Maret 2020.

https://artikel.rumah123.com/6-cara-mencegah-penularan-virus-corona-saat-di-
angkutan-umum-55838 Oleh Dodiek Dwiwanto pada 13 Maret 2020.

https://m.liputan6.com/bola/read/4212499/5-cara-aman-terhindar-dari-corona-covid-
19-saat-naik-kendaraan-umum Oleh Rizki Hidayat pada 27 Maret 2020.

b. Upaya yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19 di area
institusi pendidikan yaitu:
 Ukur suhu dan amati gejala siswa tiap hari menggunakan buku absensi siswa.
 Mewajibkan semua guru/staf untuk cuci tangan selama 20 detik setelah dari toilet,
membuang sampah, memegang bagian hidung/mulut dan sebelum/sesudah makan.
 Memberikan pengarahan kepada siswa untuk cuci tangan setelah dari toilet,
membuang sampah, memegang bagian hidung/mulut dan sebelum/sesudah makan.
 Memastikan sampah dibuang setiap hari.
 Membuka jendela kelas/kantor apabila sedang digunakan.
 Memastikan setiap kamar mandi memiliki air dan sabun yang cukup untuk cuci
tangan
 Memasang poster pentingnya cuci tangan dan langkah-langkah cuci tangan yang
baik di setiap kelas, kamar mandi dan kantor guru/staf.
 Membersihkan lokasi-lokasi yang sering dipegang minimal sehari sekali setelah
siswa pulang dari sekolah, seperti meja, kursi, gagang pintu, pegangan tangga,
tombol lift (jika ada), jendela, spidol, keran kamar mandi dan area kantin.
 Menggunakan sodium hypochlorite 0.5% untuk permukaan.
 Menggunakan etil alkohol 70% untuk benda kecil.
 Membuat larangan untuk semua guru/staf/murid agar tidak masuk sekolah jika
demam (suhu ≥38 derajat celcius), batuk dan atau pilek.
 Memberikan cuti istirahat bagi guru/staf yang mengalami gejala demam, batuk atau
pilek.
 Mewajibkan guru/staf untuk menggunakan masker bagi yang terpaksa masuk
ketika memiliki gejala tersebut diatas.
 Memberikan edukasi cara batuk/bersin yang benar yaitu menutup mulut dan
hidung dengan siku atau menggunakan tisu dan membuang tisu pada tempat
sampah yang disediakan.
 Melakukan kegiatan olahraga secara rutin.
 Melaporkan kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan jika jumlah siswa/guru
yang tidak masuk mencapai lebih dari 5 orang dengan gejala tersebut di atas.
 Melakukan sosialisasi COVID-19 ke peserta pendidik dan orang tua menggunakan
materi dari kementerian kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

https://kawalcovid19.id/content/431/pencegahan-covid-19-di-lingkungan-institusi-
pendidikan

c. Upaya yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19 di area
kegiatan keagamaan yaitu:
 Setiap orang wajib melakukan ikhtiar menjaga kesehatan dan menjauhi setiap hal
yang diyakini dapat menyebabkannya terpapar penyakit, karena hal itu merupakan
bagian dari menjaga tujuan pokok beragama (al-Dharuriyat al-Khams).
 Orang yang telah terpapar virus corona, wajib menjaga dan mengisolasi diri agar
tidak terjadi penularan kepada orang lain. Baginya salat Jumat dapat diganti
dengan salat zuhur di tempat kediaman, karena salat Jumat merupakan ibadah
wajib yang melibatkan banyak orang sehingga berpeluang terjadinya penularan
virus secara massal.
 Orang yang sehat dan yang belum diketahui atau diyakini tidak terpapar COVID-
19, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya tinggi atau
sangat tinggi berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia boleh
meninggalkan salat Jumat dan menggantikannya dengan salat zuhur di tempat
kediaman, serta meninggalkan jamaah salat lima waktu atau rawatib, tarawih,
dan ied di masjid atau tempat umum lainnya.
b) Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya rendah
berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia tetap wajib menjalankan
kewajiban ibadah sebagaimana biasa dan wajib menjaga diri agar tidak terpapar
virus corona. Seperti tidak kontak fisik langsung (bersalaman, berpelukan,
cium tangan), membawa sajadah sendiri, dan sering membasuh tangan dengan
sabun.
 Dalam kondisi penyebaran Covid-19 tidak terkendali di suatu kawasan yang
mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh menyelenggarakan salat jumat di
kawasan tersebut, sampai keadaan menjadi normal kembali dan wajib
menggantikannya dengan salat zuhur di tempat masing-masing. Demikian juga
tidak boleh menyelenggarakan aktivitas ibadah yang melibatkan orang banyak dan
diyakini dapat menjadi media penyebaran Covid-19, seperti jemaah salat lima
waktu atau rawatib, shalat tarawih, dan ied, (yang dilakukan) di masjid atau tempat
umum lainnya, serta menghadiri pengajian umum dan majelis taklim.
 Dalam kondisi penyebaran Covid-19 terkendali, umat Islam wajib
menyelenggarakan shalat Jumat.
 Pemerintah menjadikan fatwa ini sebagai pedoman dalam upaya penanggulangan
Covid-19 terkait dengan masalah keagamaan dan umat Islam wajib mentaatinya.
 Pengurusan jenazah (tajhiz janazah) terpapar Covid-19, terutama dalam
memandikan dan mengkafani harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan
oleh pihak yang berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat.
Sedangkan untuk mensalatkan dan menguburkannya dilakukan sebagaimana biasa
dengan tetap menjaga agar tidak terpapar Covid-19.
 Umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak
ibadah, taubat, istighfar, dzikir, membaca Qunut Nazilah di setiap shalat fardhu,
memperbanyak shalawat, memperbanyak sedekah, dan senantiasa berdoa kepada
Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan dari musibah dan
marabahaya (doa daf'u al-bala'), khususnya dari wabah Covid-19.
 Tindakan yang menimbulkan kepanikan dan atau menyebabkan kerugian publik,
seperti memborong dan menimbun bahan kebutuhan pokok dan menimbun masker
hukumnya haram.

DAFTAR PUSTAKA
https://m.liputan6.com/news/read/4206174/mui-mencegah-penyebaran-covid-19-
bagian-dari-tugas-keagamaan Oleh Yopi Makdori pada 19 Maret 2020.

e. Upaya yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19 di area
pusat perbelanjaan. Frekuensi pergi ke pusat perbelanjaan atau pasar swalayan
sebaiknya dilakukan seminim mungkin. Kurangi waktu berada di keramaian atau
tempat-tempat tersebut. Kamu juga perlu menjaga jarak aman dengan pembeli lain,
minimal 1 meter lebih. Cara mencegah penyebaran virus Corona juga menyarankan
untuk menggunakan metode pembayaran elektronik. Pastikan selalu mengenakan
masker dan cuci tangan dengan benar setelah bepergian dan melakukan transaksi jual-
beli.

DAFTAR PUSTAKA

https://m.liputan6.com/bola/read/4205549/7-cara-mencegah-penyebaran-virus-corona-
covid-19-di-berbagai-tempat Oleh Edu Krisnadefa pada 18 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai