Oleh:
Abstrak
Yogyakarta merupakan salah satu kota pelajar yang di dalamnya terdapat banyak
Universitas dan Institut, salah satu Universitas yang dimiliki oleh Yogyakarta adalah
Universitas Gadjah Mada memiliki Universitas kebanggaan dan terbaik se-Indoneisa yaitu
Universitas Gadjah Mada (UGM)Fasilitas pendidikan yang memadai membuat Yogyakarta
sebagai tempat tujuan untuk belajar. Mahasiswa yang datang ke Yogyakarta berasal dari
berbagai daerah di Indonesia. Mahasiswa UGM memiliki banyak kegiatan baik di universitas
maupun di luar universitas.
penduduk yang semakin padat maka kumuh yang berkembang di berbagai kota
1. Penginderaan Jauh
b. Tujuan Penelitian
Pengindraan Jauh merupakan sebuah
Tujuan dari penelitian adalah sebagai
ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
berikut:
mengenai obyek, area atau kejadian.
1. Mengaplikasikan teknik interpretasi Pengindraan jauh dapat diibaratkan dengan
citra penginderaan jauh (Citra proses membaca dengan berbagai macam
Quickbird) untuk mengetahui kualitas sensor yang kemudian datanya
permukiman di kecamatan Mantrijeron dikumpulkan dan di analisis untuk
2. Menerapkan sistem informasi geografis mengetahui informasi mengenai objek,
(SIG) untuk memetakan kualitas area dan atau suatu fenomena dalam
permukiman di kecamatan Mantrijeron sebuah lokasi kajian. Data yang
3. Melakukan analisis tentang hubungan dikumpulkan dapat berupa berbagai
kualitas permukiman dengan kesehatan macam bentuk seperti variasi distribusi
masyarakat tenaga, distribusi gelombang akustik, dan
distribusi elektromagnetik (Liliesand, ett menyediakan detil citra dan akurasi
al 2004) . Citra merupakan data geospasial yang belum pernah ada
pengindraan jauh yang diperolek dengan sebelumnya, lebih memperluas aplikasi
perekaman menggunakan sensor film yang citra satelit di pasar komersial dan
lebih dikenal dengan nama foto udara. pemerintahan. Dengan penambahan
Sedangkan citra non foto diperoleh dengan keragaman spektralnya menyediakan
penyiaman atau scanning seperti citra kemampuan untuk melakukan deteksi
Quickbid, Ikonos, Aster, SPOT dan lain perubahan dan pemetaan yang tepat.
lain. Keunggulan data pengindraan jauh
Selain berbagai perbaikan teknis,
adalah dapat menghemat waktu, tenaga
Worldview juga memiliki kemampuan
dan biaya dibandingkan dengan
untuk mengakomodasi permintaan
menggunakan data dari survey terstrial.
perekaman langsung, yang memungkinkan
Kemampuan citra pengindraan jauh
pelanggan diseluruh dunia memilih serta
bergantung pada resolusi yang dimiliki
memuat profil pencitraan langsung pada
pada masing masing citra.Semakin tinggi
wahana dan melaksanakan pengiriman
resolusi citra pengindraan jauh maka data
data ke stasiun bumi sendiri
yang disajikan dapat semakin rinci.
2. Interpretasi citra
Worldview-2
Interpretasi citra merupakan
Satelit optis Worldview
kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra
diluncurkan pada 8 Oktober 2009 dari
dengan maksud untuk mengidentifikasi
pangkalan angkatan udara Vandenberg,
objek dan menilai arti pentingnya obyek
California, USA. Dengan peningkatan
tersebut. Interpretasi citra terdiri dari dua
kelincahannya, Worldview dapat bertindak
kegiatan yaitu penyadapan data dari citra
bagai sebuah kuas, menyapu bolak-balik
dan penggunaan data tersebut untuk tujuan
untuk mengambil area yang luas dengan
tertentu (Sutanto,1992). Interpretasi adalah
sekali sapuan citra multispektral.
kegiatan menafsir, mengkaji,
WorldView merupakan satelit penghasil
mengidentifikasi, dan mengenali obyek
gambaran permukaan bumi dengan
pada citra, selanjutya menilai arti penting
resolusi spasial 0.5 m (untuk citra
dari obyek tersebut. Kegiatan memperoleh
pankromatik) dan 1.8 meter (untuk citra
data inderja dari interpretasi citra ini
multispektral pada keadaan nadir) atau 2.4
dilakukan dengan menggunakan alat
meter (untuk citra multispektral pada
bantu, yaiatu Stereoskop. Alat ini
keadaan 200 off-nadir). Worldview juga
berfungsi untuk memunculkan gambar 3D cara digitasi yaitu dengan proses
dari 2 buah foto udara 2D yang diletakkan pengubahan data grafis analog menjadi
secara bertampalan. Dua buah foto udara data grafis digital dalam struktur struktur
tersebut merupakan wilayah yang sama vektor. Pengolahan atau manajeman data
namun sudut pemotretannya berbeda. Hal dilakukan dengan operasi penyimpanan,
tersebut merupakan interpretasi secara pengaktifan kembali dan pencetakan
manual sedangkan sekarang telah semua data yang diperoleh dari pemasukan
menggunakan software SIG. Dalam data. Manipulasi dan analisis data yang
pengenalan obyek yang tergambar pada telah dimasukan dapat dimanipulasi dan
citra, ada tiga rangkaian kegiatan yang dianalisis dengan menggunakan software
dilakukan yaitu deteksi, identifikasi, dan SIG. Keluaran data dari SIG merupakan
analisis. Dalam proses interpretasi citra prosedure yang digunakan untuk
diperlukan pengenalan obyek yang dapat menampilkan informasi dari SIG dalam
didasarkan pada beberapa unsur bentuk yang disesuaikan dengan tujuan
interpretasi. Unsur Interpretasi citra terdiri pemanfaatan SIG. Keunggulan SIG selain
dari beberapa unsur yaitu rona atau warna, dapat menyimpan dalam format digital,
bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, jumlah data yang besar, dan diambil
bayangan, dan asosiasi. kembali secara cepat dan efisien juga dapat
memanipulasi data dan analisis data
3. SIG (Sistem Informasi Geografi)
spasial dengan mengaktifkan informasi
Sistem Informasi Geografi attribut untuk menyatukan tipe data yang
merupakan suatu sistem berdasarkan berbeda dalam suatu analisis tunggal yang
komputer yang memiliki kemampuan biasa disebut dengan analisis overlay.
untuk menangani data bereferensi geografi
4. Kota dan Permasalahannya
yaitu pemasukan data, manajemen data,
manipulasi, dan analisis data serta keluaran Kota merupakan pusat ekonomi,
data. Sistem Informasi Geografi memiliki pendidikan, pemerintah, dan fasilitas
empat kemampuan untuk menangani data terjamin sehingga banyak masyarakat yang
bereferensi geografi yaitu meliputi melakukan urbanisasi. Semakin padat
pemasukan data, pengolahan atau penduduk maka akan menimbulkan
manajemen data (penyimpanan atau berbagai permasalahan. Permasalahan
pemanggilan kembali), manipulasi dan yang dihadapi di daerah perkotaan
analisis data serta keluaran data. semakin kompleks. Contoh
Pemasukan data dapat dilakukan dengan permasalahannya yaitu sampah,
kesehatan, polusi, dan banyak lagi. sebagai kawasan yang didominasi oleh
Permasalahn kesehatan dapat dianalisis lingkungan hunian dengan fungsi utama
secara spasial menggunakan beberapa sebagai tempat tinggal yang dilengkapi
faktor. Faktor tersebut yaitu kepadatan dengan prasarana dan sarana lingkungan
penduduk, pola permukiman, lebar jalan, dan tempat kerja yang memberikan
kondisi jalan, halaman, persediaan pelayanan dan kesempatan kerja untuk
vegetasi, kualitas air, sanitasi, genangan mendukung perikehidupan dan
air, dan pembuangan sampah. Daerah penghidupan sehingga fungsi-fungsi
perkotaan wilayahnya tetap tetapi perumahan tersebut dapat berdaya guna
penduduk semakin banyak dan kebutuhan dan berhasil guna.Permukiman dengan
akan permukiman semakin banyak kualitas yang baik seharusnya memiliki
sehingga permukiman semakin padat. kelengkapan dasar fisik yang
Semua orang tidak menghiraukan lagi memungkinkan suatu pemukiman dapat
kualitas kesehatan dan hanya berfungsi sebagaimana mestinya, seperti
mementingkan dapat terlindungi walaupun jaringan jalan untuk mobilitas
tinggal di bawah jembatan dengan risiko penduduk.Kelengkapan sarana serta
tinggi. Maka dari itu perlu kesadaran kondisi lingkungan permukiman
masyarakat terhadap tingkat kesehatan mempengaruhi mempengaruhi besar
lingkungan. kualitas permukiman. Kualitasi
permukiman menampilkan derajat
5. Kualitas permukiman
kemampuan suatu permukiman untuk
Permukiman dan juga perumahan memenuhi kebutuhan hidupnya (Oto S.
merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam Barlin Harahap 2006)
manusia. Hal ini merupakan suatu faktor
B. METODE PENELITIAN
yang menunjukan suatu kualitas
masyarakat. Permukiman adalah bagian
1. Wilayah Kajian
dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik yang berupa kawasan Kecamatan Mantrijeron terletak di
perkotaan maupun pedesaan yang Kota Yogyakarta bagian selatan,
berfungsi sebagai lingkungan tempat berbatasan dengan Kabupaten Bantul
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat dengan luas 2,61 km2 dan masih memiliki
kegiatan yang mendukung prikehidupan tanah sawah seluas 1,00 ha. Penduduk
dan penghidupan (UU No 4 tahun Kecamatan Mantrijeron berdasar regestrasi
1992).Permukiman dapat juga di artikan penduduk tahun 2013 sejumlah 34.950
jiwa dengan sex rasio 95,87. Kecamatan dikumpulkan meliputi dua jenis data yaitu
Mantrijeron terletak sekitar : 7.49˚14,85” data primer dan data sekunder. Data
Lintang selatan dan 110.21˚40,95” bujur sekunder yang dikumpulkan adalah
timur, dengan ketinggian 113 meter di atas pengharkatan setiap variabel sedangkan
permukaan laut. Iklim di Mantrijeron data primer yang dikumpulkan meluputi
sebagaimana daerah di Indonesia citra Worldview yang akan digunakan
Kecamatan Mantrijeron juga ber iklim untuk proses interpretasi citra. Variabel
tropis dengan memperoleh pengaruh angin yang dikumpulkan sebagai data primer
muson yang berganti arah setiap setengah adalah
tahun sekali. Pengaruh angin muson ini a. Kepadatan permukiman
akan menyebabkan timbulnya musim b. Pola permukiman
hujan dan musim kemarau. c. Lebar jalan
d. Kondisi jalan
Kecamatan Mantrijeron merupakan
e. Kondisi halaman
daerah yang berada berdekatan dengan
f. Kerapatan vegetasi
pusat kota yaitu sebelah selatan dari Alun-
g. Kualitas air
alun Selatan. Hal tersebut membuat daerah
h. Sanitasi
ini memiliki permukiman yang padat.
i. Tempat pembuangan sampah
Permukiman padat tampak jelas pada citra
j. Bahaya genangan air
penginderaan jauh. Permukiman yang pada
ini yang membuat permasalahan di daerah
4. Perolehan Data
kecamatan Matrijeron semakin kompleks.
a. Data sekunder
2. Tahap Persiapan Data variabel yang digunakan
Tahap persiapan merupakan tahap untuk pengukuran kualitas
pengumpulan data , analisis, dan rencana permukiman, yaitu data
penyusunan laporan. Tahap ini dilakukan pengharkatan dari beberapa sumber
dengan melakukan studi pustaka untuk pustaka.
mencari arahan penelitian dan juga b. Data Primer
mencari wawasan mengenai kualitas a) Citra Quickbird
permukiman dan tingkat kesehatan. Data yang diperoleh dari citra
Quickbird dengan proses
3. Pengumpulan Data interpretasi adalah data kepadatan
Pengumpulan data-data dilakukan sebelum rumah, tata letak, lebar jalan,
dilakukan pengolahan data. Data yang kondisi jalan, kondisi halaman,
pohon pelindung dan lokasi Bobot tertinggi dari range 1-3, bobok
permukiman. tertinggi yaitu 3 menunjukan tingkat
b) Survey Lapangan kepadatan terendah, semakin padat blok
Data yang diperoleh dari survey maka dianggap tingkat kenyamanan
lapangan ada kedelapan variabel berkurang dan memiliki kualitas
kualitas permukiman yang permukiman rendah.
digunakan untuk uji interpretasi
citra quickbird dan juga data 2. Tata letak/pola permukiman
mengenai air bersih dan sanitasi. Pola permukiman menunjukan
keseragaman ukuran setiap bangunan pada
suatu permukiman dimana bangunan yang
memiliki ukuran relatif sama dan
5. Teknik Pengolahan dan Analisa mengikuti pola tertentu akan dikelaskan
Data pada satuan unit yang sama dan dapat
Variabel yang digunakan sebagai dikelaskan menjadi kelas teratur
parameter penentu kualitas permukiman
Kondisi
yang digunakan adalah tata letak/pola Kategori Harkat
tata letak
permukiman, kondisi jalan, lebar jalan,
>50%
kondisi halaman, pohon pelindung, lokasi
bangunan
permukiman, air bersih dan sanitasi. Baik 3
tertata
Variabel kerawanan bencana dihilangkan
teratur
karena lokasi dianggap tidak rawan
bencana. Berikut klasifikasi beserta harkat 25-50%
setiap variabel : bangunan
Sedang 2
tertata
1. Kepadatan pemukiman
teratur
Perhitungan kepadatan pemukiman atau
<25%
kepadatan rumah didapat dari perhitungan
bangunan
rumus : Buruk 1
tertata
teratur
Jumlah luas atap
Kepadatan Pemukiman= x 100 %
Luas blok permukiman Tabel 1.1 Klasifikasi Pola Permukiman
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Sumber : Ditjen Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum (1959, Departemen Pekerjaan Umum (1959,
dalam Rahardjo) dalam Rahardjo)
permukiman septitank
atau harkat pada setiap parameter yang ketiga kelurahan ini dibatasi oleh jalan.
yaitu mengalikan nilai harkat pada ini memiliki guna untuk dikaitkan dengan
setiap parameter yang digunakan, maka kesehatan masyarakat yang berada pada
parameter atau variabel tersebut. klasifikasinya yaitu baik, sedang dan buruk
diperlukan beberapa parameter. Parameter
tersebut yakni: kepadatan permukiman,
pola permukiman, lebar jalan masuk,
Citra Data
Peta Jalan
Worldvie kejadian
Administra
Interpretasi parameter
kesehatan lingkungan Layouting
Pengharkatan parameter
kesehatan lingkungan
Layouting
Overlay
Peta kualitas
permukiman
Comparasi
Analisis hubungan
kualitas permukiman
dengan incident rate