Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN KEUANGAN

(Manajemen Risiko Keuangan)

Disusun Oleh :

AZIZAH KHOHIRATUN NISA


NIM : A021181048

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
Manajemen Risiko Keuangan

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakanpemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.

Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung


pada pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang
sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca,
transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan
hal lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang mengandalkan pada
pihak eksternal untuk pembiayaan berisiko lebih besar daripada yang menggunakan dana
sendiri yang dihasilkan secara internal.

Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi


kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas,
dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan risiko pasar. Meskipun
volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan risiko lainnya:

1. Risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat


diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan
perubahan harga secara bertahap.
3. Risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak
manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan,
6. Risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.

Contohnya, perusahaan di Swedian yang mengeluarkan saham baru kepada investor-


investor dalam negeri mungkin melihat risiko pasar sebagai pemanjanan (Volatilitas)
terhadap naiknya harga-harga saham. Kenaikan harga-harga saham yang tidak diperkirakan
ini merupakan sesuatu yang tidak diinginkan jika pihak penerbit saham mengeluarkan saham
yang lebih sedikit jumlah uang yang sama dengan cara menunggu. Seorang investor Swedia,
sebaliknya akan melihat risiko sebagai kemungkinan jatuhnya harga ekuitas. Jika harga
saham secara signifikan dalam waktu dekat, investor biasanya lebih memilih untuk
menunggu daripada membeli.

Orang-orang dipasar cenderung menolak risiko. Oleh karena itu sebagian besar
mereka akan menukarkan sebagian laba operasional dari perubahan harga yang merugikan.
Perantara keuangan dan makelar pasar telah memberikan respon dengan menciptakan produk
keuangan yang memungkinkan orang-orang di pasar untuk mentransfer risiko perubahan
harga yang tidak diperkirakan kepada orang lain, yang disebut mitra pengimbang.

Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan
menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat
dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal
bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa
utang kontraktual.

Pentingnya Manajemen Risiko Keuangan

Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Adanya harapan
yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu
mengidentifikasikan dan mengelola risiko pasar yang dihadapi secara aktif.

Mengendalikan risiko keuangan dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena investor


menyukai manajer keuangan yang mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko pasar.
Stabilitas aliran kas bisa meminimalkan kejutan laba, sehingga ekspektasi arus kas naik.
Stabilitas laba mengurangi risiko gagal bayar & kebangkrutan. Manajemen eksposur yang
aktif membuat perusahaan bisa konsentrasi pada risiko bisnis utama.

Anda mungkin juga menyukai