Anda di halaman 1dari 12

 

 
4 Asas Kewarganegaraan di Indonesia
Beserta Contohnya

Pengertian Asas Kewarganegaraan

Pengertian Asas kewarganegaraan adalah


dasar berpikir dalam menentukan masuk
tidaknya seseorang dalam golongan
warga negara dari sebuah negara
tertentu. 
Dalam berbagai literatur hukum dan
dalam praktik, dikenal adanya 3 asas
kewarganegaraan, masing-masing adalah
ius sanguinis, ius soli dan asas
campuran.
Dari ketiga asas itu, yang dianggap
sebagai asas yang utama ialah asas ius
sanguinis dan asas ius soli (Asshiddiqie,
2006:132).
Sehingga pada umumnya asas dalam
menentukan kewarganegaraan dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Asas ius soli (asas kedaerahan)
2. Asas ius sanguinis (asas keturunan)

2 Asas Kewarganegaraan Beserta


Contonya

1. Asas ius soli (asas kedaerahan)


Dalam Asas ius soli, kewarganegaraan
seseorang ditentukan berdasarkan
tempat kelahirannya. Misalnya, seseorang
dilahirkan di negara A, sedangkan orang
tuanya berkewarganegaraan negara B,
maka ia adalah warganegara A. Jadi
menurut asas ius soli kewarganegaraan
seseorang tidak terpengaruh oleh
kewarganegaraan orang tuanya, karena
yang menjadi patokan adalah tempat
kelahirannya.

Negara-negara yang menganut asas ius


soli biasanya adalah bangsa yang modern
dan multikultural tanpa dibatasi oleh ras,
agama, etnis, dll.
Negara akan mengakui seseorang
sebagai warga negara apabila seseorang
itu dilahirkan di negara tersebut, tidak
melihat siapa dan dari mana orang tua
nya berasal.

Contoh negara yang menerapkan sistem


asas kewarganegaraan Ius Soli :
 Amerika Serikat
 Argentina
 Brazil
 Jamaika
 Kanada
 Venezuela
 Meksiko

Contoh dari asas kewarganegaraan ius


soli :
 Misalkan Andi dan Ani berasal dari
negara Amerika Serikat (penganut ius
soli) mempunyai anak bernama Antok,
Antok dilahirkan di negara Kanada
(penganut ius soli) maka Antok akan
dinyatakan sebagai warga negara Kanada
karena ia dilahirkan dinegara yang
menganut asas ius soli.

2. Asas ius sanguinis (asas


keturunan)
Dalam Asas Ius Sanguinis,
kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan pada keturunan orang yang
bersangkutan. Contohnya, Seseorang
dilahirkan di negara A, sedangkan orang
tuanya berkewarganegaraan negara B,
maka ia adalah warga negara B. Jadi
menurut asas ini, kewarganegaraan anak
selalu mengikuti kewarganegaraan orang
tuanya tanpa memperhatikan di mana
anak itu lahir.

Negara yang menganut asas ius sanguinis


akan mengakui kewarganegaraan
seorang anak sebagai warga negara
apabila orang tua dari anak tersebut
berasal dari negara tersebut (dilihat dari
keturunannya).

Contoh negara yang menerapkan sistem


asas kewarganegaraan Ius Sanguinis :
 Jepang
 Korea Selatan
 Lebanon
 Inggris
 Italia
 Rusia
 Spanyol
 Yunani

Contoh dari asas kewarganegaraan Ius


Sanguinis :
 Misalkan Budi dan Bela berasal dari
Spanyol (penganut asas Ius Sanguinis )
memiliki anak yang bernama Berlianti,
Berlianti dilahirkan di Lebanon (penganut
asas Ius Sanguinis) maka status
kewarganegaraan Berlianti adalah
Spanyol karena dilihat dari garis
keturunan orang tuanya yang berasal dari
Spanyol meskipun ia dilahirkan di
Lebanon.

Akibat perbedaan menentukan


kewarganegaran karena asas ius soli
dan ius sanguinis
Adanya perbedaan dalam menentukan
kewarganegaran di beberapa negara,
baik yang menerapkan asas ius sanguinis
atau asas ius soli, dapat menimbulkan
dua kemungkinan status
kewarganegaraan seorang penduduk
yaitu:
1. Apatride
Apatride yaitu adanya seorang anak /
penduduk yang sama sekali tidak
memiliki kewarganegaraan. Keadaan ini
terjadi karena seorang Ibu yang berasal
dari negara yang menganut asas ius soli
melahirkan seorang anak di negara yang
menganut asas ius sanguinis. Sehingga
tidak ada negara baik itu negara asal
Ibunya ataupun negara kelahirannya
yang mengakui kewarganegaraan anak
tersebut.

Contohnya : Andi dan Anik adalah


pasangan suami isteri yang
berkewarganegaraan Amerika
Serikat atau berasas Ius Soli. Mereka
berdomisili di negara Jepang yang
berasas Ius Sanguinis. Kemudian lahirlah
anak mereka bernama Alan. Menurut
negara Amerika Serikat yang menganut
asas Ius Soli, Alan tidak diakui sebagai
warganegaranya, sebab lahir di negara
lain (negara Jepang). Begitu pula menurut
negara Jepang yang menganut asas Ius
Sanguinis, Alan tidak diakui sebagai
warganegaranya, sebab orang tuanya
bukan warganegara jepang. Dengan
demikian Alan tidak mempunyai
kewarganegaraan atau Apatride.

Baca Juga : Materi Tes Wawasan


Kebangsaan (TWK) CPNS Lengkap
2. Bipatride
Bipatride yaitu adanya seorang anak /
penduduk yang memiliki dua macam
kewarganegaraan sekaligus
(kewarganegaraan rangkap). Keadaan ini
terjadi karena seorang Ibu yang berasal
dari negara yang menganut asas ius
sanguinis melahirkan seorang anak di
negara yang menganut asas ius soli.
Sehingga kedua negara (negara asal dan
negara tempat kelahiran) sama-sama
memberikan status kewarganegaraannya.

Contohnya :  Budi dan Bela adalah


pasangan suami isteri yang
berkewarganegaraan Rusia atau berasas
Ius Sanguinis. Mereka berdomisili di
negara Argentina yang berasas Ius Soli.
Kemudian lahirlah anak mereka, Berinda.
Menurut negara Rusia yang menganut
asas Ius Sanguinis, Berinda adalah warga
negaranya sebab mengikuti
kewarganegaraan orang tuanya. Begitu
pula menurut negara Argentina yang
menganut asas Ius Soli, Berinda juga
warga negaranya, sebab tempat
kelahirannya di negara Argentina yang
menganut asas Ius Soli. Dengan demikian
Berinda memiliki status dua
kewarganegaraan (bipatride).

Dalam menetukan status


kewarganegaraan seseorang, pemerintah
suatu negara lazim menggunakan dua
stelsel, yaitu:

1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus


melakukan tindakan hukum tertentu
secara aktif untuk menjadi warga negara
(naturalisasi biasa)
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan
sendirinya dianggap menjadi warga
negara tanpa melakukan suatu tindakan
hukum tertentu (naturalisasi Istimewa)

Sehubungan dengan 2 stelsel diatas,


seorang warga negara dalam suatu
negara pada dasarnya memiliki:
1. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih
suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif)
2. Hak repudiasi, yaitu hak untuk
menolak suatu kewarganegaraan (stelsel
pasif)

4 Asas Kewarganegaraan di
Indonesia Beserta Contonya
Menurut penjelasan Undang-Undang RI
Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia
dinyatakan bahwa Indonesia dalam
penentuan kewarganegaraan menganut
asas-asas sebagai berikut:
1. Asas ius sanguinis
Sama seperti penjelasan diatas, Asas ius
sanguinis adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan, bukan bersasarkan negara
tempat dilahirkan. contoh nya serupa
dengan contoh asas ius sanguinis diatas.
2. Asas ius soli
Serupa seperti penjelasan diatas, Asas ius
soli adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan
negara tempat kelahiran, di indonesia asa
ini diberlakukan terbatas bagi anak-anak
seseuai dengan ketentuan yang diatur
undang-undang. contoh nya serupa
dengan contoh asas ius soli diatas.

3. Asas kewarganegaraan tunggal


Asas kewarganegraan tunggal adalah
asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang. asas
kewarganegaraan tunggal merupakan
prinsip tentang status kewarganegaraan
yang dimana setiap warga negara tidak
boleh berkewarganegaraan ganda.

Contohnya : bila suatu anak lahir di


kalangan warga negara (baik luar
maupun dalam), maka setelah dewasa si
anak tersebut harus memilih apa status
kewarganegaraan yang ia kehendaki.
4. Asas kewarganegaraan ganda
terbatas
Asas kewarganegaraan ganda terbatas
adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang.

Contohnya : bila suatu anak lahir dan


mempunyai dua kewarganegaraan
(Bipatride), maka anak tersebut boleh
memiliki dua kewarganegaraan sampai ia
berusia 18 tahun (atau sesuai ketentuan
yang diatur dalam undang-undang),
setelah anak tersebut berusia 18 tahun ia
harus melepas / memilih salah satu
kewarganegaraanya.

xxx

Anda mungkin juga menyukai