Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUA N
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia itu
menyukai hal-hal yang baru. Dalam konteks produk, manusia menyukai
model baru, teknologi baru, rasa baru, dan sebagainya. Walkman misalnya,
dari segi teknologi bukanlah merupakan teknologi baru, namun hanya
merupakan miniaturisasi dari tape recorder. Namun demikian, penciptaan
walkman mendapatkan sambutan yang luar biasa dari pasar.
Untuk menciptakan produk baru demi memenuhi tuntutan masyarakat,
maka para entrepreneur harus pandai-pandai berinovasi. Inovasi merupakan
kunci dari proses entrepreneurial. Hampir semua peneliti entrepreneurship
sepakat dengan pendapat Peter Drucker mengenai konsep Inovasi.
1
Peter F.Drucker, Innovation and Entrepreneurship (New York, Harper & Row,
1985), hal. 20.
3.2 Kewirausahaan z
Berangkat dari pemikiran di atas, maka dalam Modul 3 ini perlu dibahas
secara khusus bahasan tentang inovasi dan kreativitas dalam kewirausahaan.
Setelah membaca modul ini, diharapkan Anda mampu:
1. menjelaskan peranan inovasi dalam kewirausahaan;
2. menjelaskan peranan kreativitas dalam kewirausahaan;
3. menjelaskan proses kreatif;
4. menjelaskan proses dan sumber inovasi.
z EKMA4370/MODUL 3 3.3
Kegiatan Belajar 1
A. PERAN KREATIVITAS
2
Timothy A.Matherly and Ronald E.Goldsmith, ‘The Two Faces of Creativity’’,
Business Horizons (Sept/Oct, 1985); Bruce G.Whiting, “Creativity and
Entrepreneurship: How Do They Relate?”, Journal of Creative Behavior 22, no.3
(1988): 178-183, dalam Kuratko, hal. 121.
z EKMA4370/MODUL 3 3.5
kadang-kadang kita meniru solusi dari pihak lain, tetapi di kesempatan lain
mungkin saja dicoba untuk merumuskan solusi yang sangat inovatif untuk
menghadapi suatu permasalahan. Tabel 3.1 berikut ini mencoba
membandingkan kedua jenis solusi tersebut, yang disebut sebagai solusi
adaptor, yang merupakan tiruan dari solusi yang sudah biasa dijalankan oleh
pihak lain dan solusi baru yang inovatif.
Tabel 3.1.
Dua Jenis Pendekatan dalam Perumusan Solusi Permasalahan 3 F
3
Michael Kirton, “Adaptors and Innovators: A Description and Measure”, Journal of
Applied Psychology (Oct.1976): 623, dalam Kuratko, hal. 121.
3.6 Kewirausahaan z
Tahapan 1
Akumulasi Pengetahuan
Temuan yang berhasil biasanya didahului oleh proses penjajagan
(investigasi) dan proses pengumpulan informasi. Penjajagan untuk
melakukan pengumpulan informasi dilakukan melalui berbagai jenis
cara, misalnya melalui bahan bacaan, atau dengan melakukan diskusi
dengan pihak-pihak yang sudah berpengalaman di bidang sejenis, atau
kadang-kadang juga dengan mengikuti pertemuan ilmiah di mana
banyak berkumpul ahli-ahli yang memiliki pengetahuan serta
pengalaman yang berkaitan dengan permasalahan. Kadang-kadang juga
diperlukan informasi yang secara langsung maupun yang tidak secara
langsung berkaitan dengan permasalahan yang dipelajari.
Proses penjajagan biasanya memberikan beragam informasi mengenai
permasalahan. Berbagai ragam informasi ini penting bagi para
Entrepreneur, yang memerlukan pemahaman mendasar mengenai
seluruh aspek yang berkaitan dengan pengembangan suatu produk, jasa,
ataupun usaha baru.
Pemahaman tentang latar belakang permasalahan sering kali diperoleh
dari (1) bahan bacaan, (2) kelompok atau asosiasi profesi, (3) mengikuti
pertemuan dan seminar ilmiah, (4) mengunjungi tempat baru,
(5) melakukan diskusi dengan berbagai pihak mengenai permasalahan,
(6) majalah, surat kabar, dan jurnal, yang memuat artikel yang
berkaitan dengan permasalahan, (7) selalu mencatat informasi yang
relevan, dan (8) mencoba mengembangkan dan mempertanyakan,
mempertebal rasa ingin tahu.
Tahapan 2
Proses Inkubasi
Seseorang yang kreatif biasanya membiarkan bawah sadar mereka
memikirkan kumpulan informasi yang sudah mereka peroleh dari
tahapan sebelumnya. Proses inkubasi, atau menetasnya gagasan, sering
kali terjadi pada saat yang tidak diduga, misalnya pada saat mereka
3.8 Kewirausahaan z
Tahapan 3
Memunculkan Gagasan
Tahapan ini sering kali dianggap sebagai periode yang paling
menggairahkan, yaitu tahapan di mana gagasan ataupun jawaban yang
dicari seseorang ternyata bisa muncul. Karena merupakan tahapan di
mana gagasan muncul, maka tahapan ini sering disebut ”tahapan
eureka”. Banyak pihak yang menganggap tahapan ini sebagai satu-
satunya tahapan kreativitas.
Seperti juga pada proses inkubasi, gagasan baru yang bersifat inovatif
sering kali muncul pada saat yang tidak terduga, misalnya pada satu
seseorang sedang mengerjakan kegiatan yang tidak ada kaitannya
dengan permasalahan yang sedang dipikirkan solusinya. Sehingga,
seakan-akan gagasan itu muncul tiba-tiba entah berasal dari mana.
Sering kali, jawaban terhadap sesuatu muncul secara bertahap pada
pikiran seseorang, perlahan tetapi pasti seseorang tersebut sebenarnya
sedang merumuskan jawaban bagi permasalahan yang dihadapi. Oleh
karena itu, sering kali memang sulit untuk menentukan kapan tahapan
inkubasi berakhir dan dilanjutkan dengan mulainya tahapan
memunculkan gagasan.
Untuk mempercepat proses memunculkan gagasan ini, perlu rangsangan
melalui (1) mimpi atau berangan-angan mengenai hasil kegiatan yang
diharapkan, (2) mempraktekkan hobby yang relevan dengan
permasalahan, (3) bekerja dalam lingkungan yang tidak tergesa-gesa,
(4) menempatkan atau menganggap permasalahan bukan sebagai
sesuatu yang paling penting, (5) menyediakan buku catatan dekat
dengan tempat tidur, sehingga bisa segera mencatat gagasan yang
z EKMA4370/MODUL 3 3.9
muncul pada saat tengah malam ataupun saat bangun tidur, dan
(6) sengaja mengambil masa istirahat pada saat sedang sibuk bekerja.
Tahapan 4
Evaluasi dan Implementasi
Tahapan ini sering kali dianggap sebagai tahapan yang paling sulit
dalam sebuah proses kreatif karena untuk melaluinya diperlukan
keberanian yang besar, disiplin diri, dan juga daya tahan yang tangguh.
Entrepreneur yang berhasil biasanya mampu menemukan gagasan yang
memang memungkinkan untuk dikerjakan karena keterampilan yang
dimiliki Entrepreneur tersebut memang memadai untuk mewujudkan
(mengimplementasikan) gagasan tersebut. Akan tetapi, yang lebih
penting bagi Entrepreneur adalah memiliki daya tahan sehingga mereka
tidak menyerah apabila harus berhadapan dengan hambatan bersifat
sementara dalam mewujudkan gagasan. Biasanya, para Entrepreneur
mengalami berulang kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil
mewujudkan gagasan mereka. Dalam proses tersebut sering kali
dijumpai Entrepreneur yang akhirnya ternyata mengambil arah yang
sangat berbeda, bahkan berlawanan, dari gagasan mereka semula. Juga
bisa dijumpai Entrepreneur yang menemukan gagasan baru yang lebih
memungkinkan untuk diwujudkan pada saat ia berusaha untuk
mewujudkan gagasan yang lebih awal.
Dengan demikian, salah satu bagian penting dari tahapan ini adalah
penyempurnaan gagasan sehingga berhasil menjadi bentuk atau wujud
akhir. Karena gagasan biasanya muncul dari tahapan sebelumnya dalam
bentuk yang masih kasar, selanjutnya gagasan tersebut perlu diperbaiki,
dan juga diuji, sebelum akhirnya mencapai wujud akhir.
Tahapan 2
Proses
Inkubasi
Tahapan 1 Tahapan 3
Akumulasi Proses Memunculkan
Pengetahuan Kreatif Gagasan
Tahapan 4
Evaluasi dan
Implementas
i
Gambar 3.1.
Proses Berpikir Kreatif
C. MENGEMBANGKAN KREATIFITAS
1. Mengenali Hubungan
Banyak penemuan dan inovasi muncul karena si penemu mampu
mengenali hubungan yang sifatnya baru atau berbeda, antara obyek, proses,
bahan, teknologi, dan orang. Contohnya bisa sangat beragam, misalnya
menggabungkan becak dengan kuda-kudaan mainan anak-anak menjadi
odong-odong, atau menggabungkan motor bakar dengan roda sehingga
tercipta mobil, atau menggabungkan kekuatan air dengan dinamo truk
sehingga tercipta pembangkit listrik tenaga air ukuran kecil.
Untuk memperbaiki kreativitas, akan membantu apabila diciptakan
hubungan antara elemen-elemen, ataupun antara orang-orang di sekeliling
kita dengan cara yang berbeda dari yang biasa. Kegiatan seperti ini perlu
diawali dengan pemahaman atau persepsi terhadap aspek hubungan.
Kemampuan semacam ini dapat dikembangkan dengan memandang sesuatu
ataupun orang sebagai pelengkap atau saling melengkapi dengan sesuatu
ataupun dengan orang lain.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa keberadaan sesuatu ataupun
orang di dunia ini karena ada hubungannya dengan sesuatu ataupun orang
lain. Orang yang kreatif tampaknya memiliki intuisi untuk menyadari
fenomena ini, dan kemampuannya juga berkembang untuk mengenali
hubungan yang berbeda ataupun hubungan yang baru.
Hubungan ini sering kali mendorong munculnya pandangan baru yang
dapat menghasilkan gagasan baru, produk baru, ataupun jasa yang baru. Agar
dapat mengembangkan kemampuan untuk mengenali adanya hubungan yang
baru, perlu dicoba melatih kemampuan memahami hubungan ini.
3. Menggunakan Otak
Sejak tahun 1960an, para ahli kreativitas, inovasi, dan pengembangan
diri, telah menyadari pentingnya mengembangkan keterampilan yang
berkaitan dengan otak kiri dan otak kanan.
Dikatakan bahwa otak kanan membantu seseorang untuk memahami
kesamaan, membayangkan, dan menggabungkan informasi sedangkan otak
kiri membantu kita melakukan analisis, mengungkapkan sesuatu
menggunakan kata-kata, dan menggunakan pendekatan yang rasional dalam
menghadapi permasalahan. Selanjutnya dikatakan bahwa walaupun kedua
bagian otak ini memproses informasi yang berlainan (lihat Tabel 3.2), dan
masing-masing digunakan untuk melakukan kegiatan ataupun keterampilan
yang berbeda, kedua bagian tersebut diintegrasikan melalui sekelompok
serabut syaraf yang disebut corpus callosum. Dengan demikian keberadaan
maupun berfungsinya kedua bagian otak tersebut saling melengkapi satu
sama lain.
Tabel 3.2.
Corak Proses Otak Kiri dan Otak Kanan
4
Doris Shallcross, Anthony M.Gawienowski, “Top Experts Address Issues on
Creativity Gap in Higher Education”, Journal of Creative Behavior 23, no.2 (1989):
75, dalam Kuratko, hal. 131.
3.14 Kewirausahaan z
Tabel 3.3.
Mengembangkan Otak Kiri dan Otak Kanan
b. Mencari Aman
Kebanyakan orang mencoba untuk selalu membuat keputusan yang
benar dan berusaha bertindak tanpa melakukan kesalahan. Karena itu, orang-
orang semacam ini mencoba mengacu kepada rata-rata, kepada stereotip,
ataupun pada teori-teori kemungkinan, sehingga risiko untuk berbuat
kesalahan bisa menjadi minimum. Walaupun strategi seperti ini sering kali
membawa hasil yang baik, ada saat-saat tertentu di mana seorang penemu
harus berani mengambil risiko yang sifatnya terhitung. Risiko terhitung
sering kali membuat si penemu menghadapi kesalahan dan kekeliruan.
Tetapi, orang yang kreatif menganggap kesalahan dan kekeliruan sebagai
bagian dari perjalanan yang harus dilewati, dan ia belajar dari kesalahannya
agar mampu menciptakan hal yang lebih besar.
z EKMA4370/MODUL 3 3.15
c. Berpikir Stereotip
Sangatlah ironis bahwa kebanyakan gambaran yang dibuat orang
didasarkan pada rata-rata ataupun stereotip, dan ternyata banyak keputusan
dibuat berdasarkan dua ukuran tersebut yang dianggap seakan-akan fakta
yang sebenarnya di dunia nyata. Sering kali profil rata-rata ternyata tidak
sesuai dengan individu yang manapun karena komponen-komponen profil
rata-rata itu datang dari individu yang berbeda. Semakin jelas deskripsi
gambaran rata-rata ataupun stereotip, ternyata makin sulit menemukan
individu yang sesuai dengan gambaran tersebut. Karena itu, merencanakan
tindakan berdasarkan gambaran rata-rata ataupun stereotip sebenarnya sama
dengan bertindak menggunakan dasar gambaran yang keliru mengenai
realitas, dan juga membatasi pemahaman tentang besaran aktual dan
kemungkinan-kemungkinan pemanfaatannya. Edward de Bono 5 menyatakan
F F
d. Mengandalkan Kemungkinan
Agar bisa memperoleh rasa aman, banyak orang yang cenderung
mengandalkan teori kemungkinan dalam mengambil keputusan. Tetapi,
terlalu mengandalkan teori kemungkinan dalam pengambilan keputusan bisa
mengganggu realitas dan mencegah seseorang untuk berani menanggung
risiko terhitung yang akan mendorong munculnya kreativitas. Salah satu cara
untuk meningkatkan kapasitas kreatif adalah dengan memandang situasi
kehidupan kita sebagai suatu permainan dengan kemungkinan berhasil
hampir 50%, dan memulai untuk berani menanggung risiko. Berikut ini
disajikan beberapa petunjuk yang dimaksudkan untuk menghilangkan cara
berpikir yang menghambat munculnya kreativitas:
1) Berani mencoba menanggung risiko kecil dalam kehidupan, dan
mencoba untuk mengandalkan intuisi serta dugaan. Selanjutnya,
5
Edward de Bono, Lateral Thinking : Creativity Step by Step (New York, Harper &
Row, 1970), dalam Kuratko, hal. 132.
3.16 Kewirausahaan z
D. IKLIM KREATIF
Kreativitas terutama akan muncul apabila kita berada pada iklim usaha
yang sesuai. Tidak ada satu pun perusahaan yang akan sanggup memiliki
manajer ataupun pemilik yang kreatif apabila iklim yang sesuai juga tidak
dikembangkan dan juga dipelihara. Untuk menumbuhkan kreativitas
diperlukan iklim dengan karakteristik sebagai berikut ini.
1. Perlu dimiliki pimpinan yang bisa dipercaya dan tidak terlalu ketat
dalam mengontrol karyawan.
2. Perlu dimiliki jalur komunikasi yang terbuka antaranggota kelompok
atau perusahaan.
3. Mengembangkan kontak dan juga komunikasi yang intensitasnya
memadai.
4. Senang mencoba gagasan baru.
5. Tidak takut menghadapi akibat negatif apabila melakukan kesalahan.
6. Melakukan seleksi dan promosi karyawan dengan dasar prestasi.
z EKMA4370/MODUL 3 3.17
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
Kegiatan Belajar 2
Proses Inovasi
sehingga calon inovator perlu turun ke lapangan untuk bisa lebih memahami
realitas baik melalui bertanya maupun dengan mendengarkan. Inovator yang
berhasil biasanya menggunakan otak kiri dan otak kanan. Mereka biasa
mengamati angka-angka, mengamati orang-orang di sekelilingnya dan secara
analitis mencoba memunculkan inovasi untuk memenuhi peluang dari apa
yang mereka lihat di sekeliling mereka. Kemudian mereka turun ke lapangan,
memeriksa potensi pasar untuk memperoleh gambaran tentang apa yang
sebenarnya merupakan ekspektasi orang-orang di sekitar mereka, memeriksa
besarnya permintaan, maupun daya belinya.
Inovasi yang paling berhasil biasanya bentuknya sederhana, jelas, dan
terfokus. Inovasi sejenis ini umumnya mengarah pada penggunaan yang juga
jelas, spesifik, dan juga memang dirancang secara cermat. Dalam proses
pengembangannya, inovasi yang berhasil semacam ini biasanya mampu
menciptakan pasar yang baru dan juga konsumen yang baru. Contohnya,
transpor berupa travel antara Jakarta dengan Bandung ditujukan bagi orang-
orang yang ingin bepergian dengan mudah antara kedua kota, dan bisa
berangkat maupun tiba di lokasi yang paling sesuai bagi masing-masing
orang tersebut.
Dalam kenyataannya, Inovasi ternyata cenderung lebih melibatkan
kegiatan kerja daripada kecerdasan si penemu, seperti yang diungkapkan oleh
Thomas Edison yang menganggap bahwa seorang yang jenius sebenarnya
terdiri dari 1% inspirasi ditambah dengan 99% keringat. Selain itu, Edison
juga menyatakan bahwa inovator jarang sekali yang bekerja pada banyak
bidang. Temuan Edison yang begitu beragam ternyata hanya terjadi di bidang
listrik.
6
Peter F.Drucker, “The Discipline of Innovation”, hal.67 dalam Kuratko, hal.134.
z EKMA4370/MODUL 3 3.23
A. JENIS INOVASI
Terdapat empat jenis inovasi, mulai dari produk, proses, ataupun jasa
yang betul-betul merupakan temuan baru hingga modifikasi dari produk,
proses, ataupun jasa yang sudah ada, seperti dijelaskan pada Tabel 3.4 berikut
ini.
1. Invensi (Invention)
Penciptaan produk baru, proses baru, ataupun jasa baru, yang belum
pernah ada sebelumnya ataupun yang belum pernah dicoba.
2. Ekstensi (Extension)
Pengembangan produk, proses, ataupun jasa yang sebenarnya sudah ada
sebelumnya, sehingga diperoleh corak penggunaan atau pemanfaatan dengan
cara baru yang berbeda dari gagasan sebelumnya.
Tabel 3.4.
Jenis Inovasi
Menggabungkan gagasan-
Fred Smith – jasa kurir
gagasan atau faktor-faktor yang
Sintesis sudah ada sebelumnya, menurut
formula baru ataupun untuk
penggunaan baru.
3.24 Kewirausahaan z
3. Duplikasi (Duplication)
Mengulangi atau mereplikasi munculnya produk, proses, ataupun jasa
yang sudah ada, tetapi dengan corak pengulangan yang tidak semata-mata
meniru, melainkan dengan menambahkan sentuhan kreatif tertentu untuk
memperbaiki gagasan lama, dalam rangka memenangkan persaingan.
4. Sintesis (Synthesis)
Menggabungkan gagasan-gagasan atau faktor-faktor yang sebelumnya
sudah ada dengan cara baru sehingga muncul pemanfaatan produk, proses,
atau jasa secara berbeda ataupun baru.
B. SUMBER INOVASI
2. Kesenjangan
Kesenjangan terjadi apabila terdapat ketidaksesuaian antara harapan
dengan kenyataan. Banyak pencetus gagasan baru ternyata mendapat ilham
dari kesenjangan semacam ini.
3. Menjawab Kebutuhan
Muncul kebutuhan khusus yang menyebabkan si Entrepreneur perlu
berinovasi untuk menjawab kebutuhan khusus tersebut, seperti munculnya
makanan kesehatan
z EKMA4370/MODUL 3 3.25
5. Perubahan Demografi
Perubahan populasi, seperti umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, sebaran
secara geografis, dsb. juga bisa memunculkan peluang. Sebagai contoh,
apabila usia rata-rata populasi meningkat, yang berarti peluang hidup menjadi
lebih besar, maka permintaan terhadap industri perawatan kesehatan juga
akan menjadi lebih besar.
6. Perubahan Persepsi
Perubahan juga bisa terjadi pada persepsi masyarakat tentang sesuatu
hal, baik berupa pandangan maupun mengenai keadaan. Walaupun tidak
tampak secara langsung, tetapi berubahnya persepsi masyarakat bisa sangat
berpengaruh terhadap peluang usaha. Contohnya ditunjukkan oleh makin
kuatnya persepsi masyarakat tentang perlunya memiliki badan yang sehat dan
bentuk badan yang proporsional menyebabkan meningkatnya permintaan
terhadap sasana fitness serta makanan-makanan penunjang kesehatan.
Beberapa jenis sumber terjadinya proses inovasi disajikan pada Tabel 3.5
berikut ini.
Tabel 3.5.
Sumber Inovasi
Perubahan Industri dan Pasar Perubahan Perawatan Inap di Rumah sakit menjadi
Perawatan Kesehatan di Rumah
Mitos 1
Inovasi muncul karena direncanakan dan bisa diperkirakan.
Mitos ini muncul karena didasarkan pada konsep lama yang beranggapan
bahwa dalam organisasi inovasi merupakan tugas resmi dari Bagian
Penelitian dan Pengembangan. Sebenarnya, inovasi tidaklah bisa
diperkirakan dan bisa muncul dari siapa pun juga dalam sebuah
organisasi.
z EKMA4370/MODUL 3 3.27
Mitos 2
Spesifikasi teknis suatu inovasi perlu dipersiapkan secara lengkap.
Mitos 3
Kreativitas muncul dari mimpi maupun gagasan yang mengawang-
awang.
Mitos 4
Kegiatan skala besar membuat inovasi yang lebih baik dari kegiatan
skala kecil.
Mitos 5
Teknologi merupakan pendorong Inovasi dan keberhasilan.
D. PRINSIP INOVASI
1. Cenderung bertindak
Inovator haruslah aktif mencari gagasan baru, mencari kesempatan, atau
sumber inovasi.
2. Menyederhanakan produk, jasa, atau proses, dan mudah dipahami
Masyarakat perlu bisa memahami temuan tersebut dengan mudah.
3. Membuat produk, jasa, atau proses berdasarkan kebutuhan konsumen
Inovator perlu selalu mengingat konsumen yang akan menggunakan
temuannya. Semakin kuat kesadaran inovator terhadap kebutuhan
konsumen maka semakin besar peluang bahwa gagasannya akan
diterima dan digunakan oleh masyarakat.
4. Mulai dengan skala kecil
Inovator sebaiknya tidak mengawali proyek atau kegiatannya dalam
skala besar. Sebaiknya, memulai dalam skala kecil, kemudian
membangun dan berusaha mengembangkannya, sehingga pertumbuhan
terencana dan ekspansi bisa terjadi secara benar dan pada waktu yang
tepat.
5. Memiliki rasa optimis bahwa akan berhasil
Inovator sebaiknya optimis bahwa akan berhasil, antara lain dengan
mencari ceruk pasar yang sesuai bagi temuannya.
6. Temuan dicoba, diuji, dan diperbaiki
Inovator harus selalu mengikuti prosedur ”coba, uji, perbaiki” sehingga
produk, jasa, dan proses yang dihasilkan menjadi lebih sempurna.
7. Belajar dari kesalahan
Inovasi tidak menjamin tercapainya keberhasilan. Tetapi, tetapi yang
lebih penting disadari adalah menyadari bahwa kesalahan sering kali
merupakan sumber munculnya inovasi.
8. Memiliki jadwal dan ukuran kemajuan
Inovator perlu memiliki jadwal yang dapat menunjukkan kemajuan yang
telah dicapai. Walaupun kegiatannya tidak memenuhi target jadwal
ataupun lebih cepat dari rencana, memiliki rencana dan jadwal tetap
diperlukan agar ia dapat merencanakan dan mengevaluasi kegiatannya.
9. Memberikan penghargaan untuk kegiatan heroik
Kegiatan inovatif perlu mendapat penghargaan, dan juga memberikan
toleransi tertentu terhadap kegagalan. Toleransi ini sering kali mampu
merangsang munculnya inovasi, yang mampu memberikan cakrawala
baru bagi perusahaan.
z EKMA4370/MODUL 3 3.29
1. Penjaga Gerbang
Inovator sejenis ini mengumpulkan dan menyebarkan informasi
mengenai perubahan atau kemajuan dalam bidang teknis. Mereka tidak
pernah terlambat memahami perkembangan mengenai apa yang terjadi
ataupun tentang gagasan-gagasan baru. Informasi mengenai perkembangan
yang terjadi mereka peroleh lewat hubungan pribadi, pertemuan para ahli,
ataupun dari media massa. Apabila penjaga gerbang ini memperoleh
informasi yang relevan, mereka akan mengirimkan ataupun meneruskan
informasi tersebut kepada pihak ataupun unit yang sesuai agar
ditindaklanjuti.
2. Pengembang Gagasan
Pengembang gagasan biasanya menganalisis informasi tentang teknologi
baru, produk baru, ataupun prosedur yang baru, untuk menemukan gagasan
baru bagi perusahaan. Gagasan baru tersebut mungkin berupa solusi yang
bersifat inovatif terhadap permasalahan yang muncul dalam mengembangkan
produk, dalam pengembangan usaha, ataupun dalam mencari peluang baru
dalam pemasaran produk ataupun jasa.
3. Juara
Para juara merupakan penganjur atau pendorong gagasan baru.
Pemegang peran juara akan berusaha untuk mendapatkan berbagai jenis
sumber yang akan digunakan untuk membuktikan bahwa gagasannya
memang layak dikembangkan. Para juara cenderung mementingkan hasil dan
tidak terlalu peduli risiko dan juga tidak tertarik untuk mempelajari
konsekuensi yang harus dihadapi apabila terjadi kegagalan. Misi utama para
juara adalah untuk menyingkirkan berbagai jenis hambatan terhadap gagasan
baru.
3.30 Kewirausahaan z
4. Project Managers
Seseorang perlu merencanakan anggaran dan jadwal, menyusun laporan
yang memuat informasi tentang kemajuan yang sudah dicapai. Ia juga
mengoordinasikan tenaga kerja dan mengusahakan berbagai peralatan yang
diperlukan maupun berbagai jenis sumber lainnya. Selain itu, ia juga
memantau kemajuan yang berhasil dicapai dan membandingkannya dengan
rencana. Para manajer proyek ini yang mengintegrasikan dan mengelola
pekerjaan, tenaga kerja, yang dibutuhkan untuk mengubah suatu gagasan
menjadi kenyataan.
5. Pelatih
Jenis ini menggambarkan aspek teknis dan aspek hubungan
antarmanusia yang terjadi dalam proses inovasi. Pelatih akan mengusahakan
pelatihan teknis yang berkaitan dengan pengembangan suatu gagasan baru,
dan membantu tenaga kerja agar bisa bekerja sama mengubah gagasan
menjadi kenyataan.
L A TIH A N
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
5) Ide pendirian rumah jompo merupakan inovasi yang bersumber pada ....
A. kejadian tidak terduga
B. kesenjangan
C. perubahan demografi
D. perubahan persepsi