Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

OLEH

RAFID RAHMAN DHANA

(1914401182)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TA 2019/2020
PEMBERIAN OBAT ORAL,BUKAL,SUBLINGUAL

A. KONSEP DAN PEMBERIAN MEDIKASI ATAU OBAT ORAL


 Pengertian
Pemberian obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara
memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari dokter.

 Tujuan
1.      Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
2.      Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat.  
3.      Mencegah, mengobati dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
4.      Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera
diatasi
5.      Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan.

 Indikasi
1.      Pada pasien yang tidak membutuhkan absorbsi obat secara cepat.
2.      Pada pasien yang tidak mengalami gangguan pencernaan

 Kontraindikasi
1. Pasien dengan gangguan pada system pecernaan, seperti kanker orall, gangguan menelan, dsb.

 Yang harus diperhatikan


1.      Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui indikasi pemberian obat, dan efek
samping obat.
2.      Menerapkan prinsip  6 benar dalam pemberian obat, yaitu :
Benar pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup
berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari
cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.
Benar obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing
(baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label
pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan
botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga
saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat
harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
Benar dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.
Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian
rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat
kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan.
Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar
obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari
iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus
dicatat alasannya dan dilaporkan.
3.      Dalam pemberian obat oral harus diperhatikan jenis obatnya. Pemberian obat secara sublingual
dilakukan dengan cara meletakkan obat di bawah lidah dan menganjurkan pasien agar tetap
menutup mulut, tidak minum atau berbicara selama obat belum larut seluruhnya. Dalam
pemberian obat kumur pasien disarankan untuk berkumur dengan obat yang telah ditentukan,
siapkan pula wadah untuk membuang cairan kumur. Dalam pemberian obat salep untuk lesi di
mulut, dilakukan sebelum atau setelah pasien makan dan minum, sehingga pemberian obat
efektif.
4.      Perawat harus memastikan bahwa pasien betul-betul meminum obatnya. Bila ada penolakan
dari pasien untuk makan obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan serta
memotivasinya. Bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah dilakukan informed
consent, maka pasien atau keluarga yang bertanggung jawab, menandatangani surat penolakan.
5.      Bila pasien tidak kooperatif, pemberian obat oral dapat melibatkan keluarga.

 Prosedur
Persiapan pasien dan keluarga
1.      Menjelaskan prosedur, tujuan , dan manfaat pemberian obat.
 Persiapan alat
1.      Obat-obatan yang akan diberikan
2.      Mangkok atau sendok
3.      Daftar pemberian obat
4.      Air minum (air putih) dan bila perlu sedotan
5.      Perlak dan alasnya
6.      Penggerus obat, bila perlu
 Persiapan lingkungan : perhatikan privasi pasien
 Tindakan
1.      Siapkan peralatan dan cuci tangan
2.      Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3.      Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan
pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4.      Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan.
5.      Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang
diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat).

Tablet atau kapsul


a)      Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.
b)      Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang
diperlukan.
c)       Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan
martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan
bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat
mempengaruhi daya kerjanya

Obat dalam bentuk cair


a)      Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang obat
yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
b)      Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada
tutup botol bagian dalam.
c)      Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah
menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak
bisa dibaca dengan tepat.
d)     Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.
e)      Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue. Mencegah
tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
f)       Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril
6.      Menyimpan kembali obat-obat persediaan milik pasien ke tempatnya
7.      Mengobservasi keadaan umum pasien
8.      Cuci tangan.
9.      Dokumentasi

B. KONSEP DAN PEMBERIAN BUKAL


 Pengertian

memberikan obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa diantara pipi.

 Tujuan
1. Memperoleh efek local dan sistemik.
2. Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral
3. Menghindari kerusakan obat oleh hepar

 Konta indikasi
1. Klien yang mengalami perubahan fungsi saluran pencernaan (mis. Mual, muntah), motilitas
menurun (stlh anastesi umum/inflamasi)
2. Klien yang tidak mampu menelan
3. Klien yang terpasang penghisap lambung dan akan menjalani pembedahan
4. Klien tidak sadar/bingung
5. Klien dengan penyakit paru obstruktif, Diabetes melitus dan disfungsi jantung

 Indikasi
1. Bebas first Pass Metabolisme
2. Bebas kerusakan dalam GIT
3. Mula kerja cepat
4. Penundaan absorbsi – makanan tidak terjadi

 Alat dan Bahan


1. Baki
2. Obat-obatan yang diperlukan dalam tempatnya.
3. Gelas tempat obat
4. Buku catatan / kartu obat

 Prosedur Kerja
1. Siapkan peralatan dan cuci tangan.
2. Kaji kemampuan pasien untuk minum obat
3. Periksa kembali perintah pemberian obat
4. Bila ada keraguan diskusikan dengan rekan sejawat atau laporkan pada dokter yang memberikan
order.
5. Ambil obat sesuai dengan dosis.
6. Siapkan obat-obatan dan usahakan dalam mengambil obat jangan sampai menyentuh obat-obatan
secara langsung dengan tangan.
7. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar,
8. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
9. Rapikan alat dan kembalikan secara cepat dan benar, cuci tangan.
10. Evaluasi efek obat setelah 30 menit pada pasien. Laporkan pada dokter yang bersangkutan bila
terjadi reaksi yang tidak diinginkan.

C. KONSEP DAN PEMBERIAN OBAT SUBLINGUAL


 Definisi Obat (Sublingual)

Obat sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Ini berarti bahwa pil
diletakkan di bawah lidah di mana ia akan larut dan diserap ke aliran darah. Orang tersebut tidak boleh
minum atau makan apapun sampai obat itu hilang.

 Tujuan Pemberian Obat

Tujuan pembeian obat secara umum yaitu untuk menghilangkan rasa nyeri dan menyembuhkan
penyakit yang diderita oleh klien.

Tujuan pemberian obat secara sublingual sendiri adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat
karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih
cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh
darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Selain itu, tujuannya untuk
memperoleh efek local dan sistemik, memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara
oral dan menghidari kerusakan obat oleh hepar.

 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Obat

1.      Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas)
atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara
verbal, respon non-verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanghgup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau gangguan kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang
lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang
identitasnya.

2.      Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru
kita dengar namanya)  harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan
nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau
kemasannya harus diperiksa 3 kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak
obat. Kedua, label botol dibandingkan dengan obat yang diminta. Ketiga, saat dikembalikan ke rak obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat
untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

3.      Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi
dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan kepada pasien. Jika pasien
meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul atau tablet
memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

4.      Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute
terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik
obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal,
rektal dan inhalasi.

5.      Benar Waktu

Ini sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau untuk
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat, dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu
sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

6.      Benar Dokumentasi

Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan tentang dosisnya, rutenya, waktu pemberian dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus
dicatat alasannya dan dilaporkan.

 Prosedur Pemberian Obat Sublingual

Persiapan Klien

1. Cek perencanaan Keperawatan klien


2. Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

Persiapan Alat

1. Obat yang sudah ditentukan


2.  Tongspatel (bila perlu)
3. Kasa untuk membungkus tongspatel

 Teknik Pemberian Obat Sublingual

1.      Pelaksanaan

a.       Cuci tangan tujuh langkah

b.      Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ), kalau sadar anjurkan klien untuk mengangkat
lidahnya.

c.       Meletakan obat dibawah lidah

d.      Memberitahu klien supaya tidak menelan obat

e.       Cuci tangan kembali setelah melakukan rute tersebut pada pasien

f.       Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat

2.      Evaluasi
Perhatikan respon klien dan hasil tindakan. Apakah klien tidak menelan obat dan apakah obat dapat
diabsorpsi seluruhnya.

3.      Dokumentasi

Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan,nama obat dan
dosis, perrawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan

Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara sublingual adalah:

a.       Pemberian obat dengan cara ditaruh di bawah lidah.

b.      Tidak melalui hati sehingga tidak diinaktif.

c.       Dari selaput di bawah lidah langsung ke dalam aliran darah, sehingga efek yang dicapai lebih cepat
misalnya : pada pasien serangan jantung dan juga penyakit asma.

d.      Kekurangannya kurang praktis untuk digunakan terus menerus dan dapat merangsang selaput lendir
mulut.

e.       Hanya untuk obat yang bersifat lipofil.

f.       Bentuknya tablet kecil atau spray,contohnya adalah isosorbid tablet (ISDN)

Anda mungkin juga menyukai