Anda di halaman 1dari 9

KASUS:

Seorang lelaki, Didit (20 tahun), diduga menderita infeksi bakteri patogenik dengan
keluhan pyrexia, rubor, dolor, dan sinus pada tungkai bawah. 2 tahun yang lalu, ada riwayat
kecelakaan dengan fraktur terbuka pada tungkai bawah lalu dibawa ke dukun tulang. Pada
plain foto didapatkan penebalan periosteum, bone resorption, sklerosis sekitar tulang,
involucrum.
Pasien didiagnosa osteomyelitis, didapatkan deformitas, scar tissue, sinus dengan
discharge, seropurulent, dan ekskoriasi sekitar sinus. Klien mengeluh nyeri pada tungkai
bawah yang mengalami fraktur, skala nyeri 7, terasa senut-senut, panas, sifatnya sering, wajah
menahan sakit, akral hangat, bibir kering.
Pemeriksaan TTV didapatkan: TD: 130/90 mmHg, S: 390C, N : 100 x/mnt, RR : 22 x/mnt

A. PENGKAJIAN
1. Identifikasi Pasien
- Nama : Tn. Didit
- Umur : 20 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Agama : Islam
- Pendidikan : SMA
- Alamat : Kp. Lagoa
2. Riwayat Keperawatan
a) Riwayat Kesehatan masa lalu
2 tahun yang lalu, ada riwayat kecelakaan dengan fraktur terbuka pada
tungkai bawah lalu dibawa kedukun tulang.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
terdapat deformitas, scar tissue, sinus dengan discharge, seropurulent,
ekskoriasi,dan klien mengeluh nyeri pada tungkai bawah yang mengalami
fraktur
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada Riwayat keturunan dari keluarga
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Composmentis
b) Tanda Vital
- Tensi : 130/0 mmHg
- Nadi : 100X/menit
- Respirasi : 22x/menit
- Suhu : 39°C

4. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DO: Inflamasi, infeksi, Gangguan rasa
 Wajah pasien tampak meringis, bengkak, hipertermia, nyaman: nyeri
menahan sakit, dan sering mengeluh nekrosis jaringan,
tentang sakitnya. fraktur.
 suhu tubuh pasien 390C.
 terdapat bekas fraktur pada tungkai
bawah, scar tissue, sinus dengan
discharge, seropurulen, dan
ekskoriasi.

DS:
Pasien mengatakan bahwa;
P: nyeri terasa apabila dipegang atau
diraba.
Q: nyeri terasa panas, senut- senut
R: nyeri terasa pada bagian tungkai
bawah yang mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 7
T: nyeri sifatnya sering dan terus
menerus.
DO: Nyeri, tidak nyaman, Kerusakan
 Terdapat penebalan periosteum, bone kerusakan mobilitas fisik
resorption, sclerosis sekitar tulang. muskuloskeletal, anjuran
 Terdapat scar tissue dan bekas imobilitas
fraktur pada tungkai bawah.

DS:
 Pasien mengatakan nyeri, tidak
nyaman pada tungkai bagian bawah.

5. DIAGNOSA
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa pada pasien dengan osteomielitis
keperawatan menurut wilknson (2006) /NANDA meliputi:
1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, tidak nyaman, kerusakan
muskuloskeletal, anjuran imobilitas.

6. INTERVENSI
1. Nyeri yang berhubungan dengan proses inflamasi dan pembengkakan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri
dan ketidaknyamanan berkurang, serta tidak terjadi kekambuhan nyeri dan
komplikasi.

Kriteria hasil: secara subyektif, klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi,
mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri. Klien tidak
gelisah. Skala nyeri 0-1 atau teratasi.

Intervensi Rasional
Mandiri
a. Kaji nyeri secara Komprehensif a. Nyeri merupakan respon subyaktif yang
dapat dikaji dengan menggunakan skala
nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di
atas tingkat cidera.
b. Atur posisi imobilisasi pada b. Imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi
daerah nyeri sendi atau nyeri di nyeri pada daerah nyeri sendi atau nyeri di
tulang yang mengalami infeksi. tulang yang mengalami infeksi.
c. Bantu klien dalam c. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan ,
mengidentifikasi factor pencetus. pergerakan sendi
d. Jelaskan dan bantu klien terkait d. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi
dengan tindakan peredaran nyeri dan tindakan nonfarmakologi lain
nonfarmakologi dan noninvasi. menunjukkan keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
e. Ajarkan relaksasi: teknik e. Teknik ini melancarkan peredaran darah
mengurangi ketegangan otot sehingga kebutuhan O2 pada jaringan
rangka yang dapat mengurangi terpenuhi dan nyeri berkurang.
intensitas nyeri dan
meningkatkan relaksasi masase.
f. Ajarkan metode distraksi selama f. Mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri
nyeri akut. ke hal-hal yang menyenangkan.
g. Beri kesempatan waktu istirahat g. Istirahat merelaksasi semua jaringan
bila terasa nyeri dan beri posisi sehingga meningkatkan kenyamanan.
yang nyaman (misal: ketika
tidur, punggung klien diberi
bantal kecil).
h. Tingkatkan pengetahuan tentang h. Pengetahuan tersebut membantu
penyebab nyeri dan hubungan mengurangi nyeri dan dapat membantu
dengan beberapa lama nyeri meningkatkan kepatuhan klien terhadap
akan berlangsung. rencana terapeutik.

Kolaborasi
Pemberian analgesik Analgesik memblok lintasan nyeri sehingga
akan berkurang.

2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, tidak nyaman,


kerusakan muskuloskeletal, anjuran imobilitas.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan mobilitas fisik
yaitu klien mampu berdaptasi dan mempertahankan mobilitas fungsionalnya.

Kriteria Hasil: Pasien mampu :


a. mempertahankan posisi fungsional.
b. meningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh.
c. menunjukkan teknik yang memampukan melakukan aktivitas
Intervensi Rasional
Mandiri:
a. Kaji derajat imobilitas yang a. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan
dihasilkan oleh diri/persepsi diri tentang keterbatasan fisik
cedera/pengobatan dan perhatikan aktual, memerlukan informasi, intervensi
persepsi pasien terhadap untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.
imobilisasi
b. Dorong partisipasi pada aktivitas b. Memberikan kesempatan untuk
terapeutik/rekreasi. mengeluarkan energi, memfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan rasa kontrol
diri/harga diri dan membantu menurunkan
isolasi sosial.
c. Instruksikan pasien untuk/bantu c. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang
dalam rentang gerak pasien untuk meningkatkan tonus otot,
mempertahankan gerak sendi, mencegah
kontraktur/atrofi, dan resorpsi kalsium karena
tidak digunakan.
d. Dorong penggunaan latihan d. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi
isometrik mulai dengan tungkai atau menggerakkan tungkai dan membantu
yang tak sakit. mempertahankan kekuatan dan masa otot.
e. Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi,
e. Bantu/dorong perawatan meningkatkan kontrol pasien dalam situasi,
diri/kebersihan (contoh: mandi, dan meningkatkan kesehatan diri langsung.
mencukur. f. Mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah
f. Berikan/bantu dalam movilizáis baring (contoh: flebitis) dan meningkatkan
dengan cursi roda, kruk, tongkat, penyembuhan dan normalisasi fungsi organ.
sesegera mungkin. Instruksikan Belajar memperbaiki cara menggunakan alat
keamanan dalam menggunakan penting untuk mempertahankan mobilisasi
alat mobilitas. optimal dan keamanan pasien.
g. Hipotensi postural adalah masalah umum
g. Awasi TD dengan melakukan menyertai tirah baring lama dan memerlukan
aktivitas. Perhatikan keluhan intervensi khusus (contoh: kemiringan meja
pusing. dengan peninggian secara bertahap sampai
posisi tegak).

Kolaborasi:
Kolaborasi: Berguna dalam membuat aktivitas
Konsul dengan ahli terapi individual/program latihan. Pasien dapat
fisik/okupasi dan/atau rehabilitasi memerlukan bantuan jangka panjang dengan
spesialis. gerakan, kekuatan, aktivitas, yang
mengendalikan berat badan, juga penggunaan
alat.

7. IMPLEMENTASI
Melakukan Tindakan apa yang sudah diintervensikan.

8. Evaluasi

tanggal Pukul No. Diagnosa Catatan (SOAP) Paraf

10/02/19 16.15 I S:
P: nyeri terasa apabila dipegang
atau diraba.
Q: nyeri terasa panas, senut- senut
R: nyeri terasa pada bagian tungkai
bawah yang mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 6
T: nyeri sifatnya sering dan terus
menerus.
O: Wajah pasien tampak meringis,
menahan sakit, dan sering
mengeluh tentang sakitnya.
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
17.00 II S:
-Pasien mengatakan nyeri, tidak
nyaman pada tungkai bagian
bawah.
-Pasien mengatakan susah
melakukan aktifitas dan
mempertahankan posisi
O : Pasien terus terlihat gelisah
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

11/02/19 15.45 I S:
P: nyeri terasa apabila dipegang
atau diraba.
Q: nyeri terasa panas, senut- senut
R: nyeri terasa pada bagian tungkai
bawah yang mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 4
T: nyeri sifatnya sering
O: Wajah pasien masih tampak
meringis dan masih mengeluh
pada rasa sakitnya
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

S:
16.35 II -Pasien mengatakan nyeri, tidak
nyaman pada tungkai bagian
bawah.
-Pasien mengatakan sedikit dapat
melakukan aktifitas dan
mempertahankan posisi
O: Pasien terlihat menahan nyeri
saat melakukan aktifitas dan saat
mempertahankan posisi fungsional
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

12/02/19 15.38 I S:
P: nyeri terasa apabila dipegang
atau diraba.
Q: nyeri sudah tidak terasa panas
panas, dan senut- senut
berkurang
R: nyeri terasa pada bagian tungkai
bawah yang mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 3
T: nyeri sifatnya hilang timbul
O: Wajah pasien masih tampak
tenang dan tidak mengeluh
pada rasa sakitnya
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

16.55 II
S:
-Pasien mengatakan nyaman pada
tungkai bagian bawah.
-Pasien mengatakan sedikit dapat
melakukan aktifitas dan
mempertahankan posisi
O: Pasien terlihat dapat melakukan
aktifitas dan mempertahankan
posisi fungsional
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai