Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

NAMA PENYAKIT:KEJANG DEMAM


RUMAH SAKIT PELABUHAN
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
PALEMBANG
PPK 00 1/5

PERIODE KSM
2016-2018 IK.ANAK

1. Pengertian Kejang demam adalah suatu bangkitan kejang yang


(Definisi) terjadi pada kenaikan tubuh (suhu rectal di atas 38
derajat celcius) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat,
gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.
Kejang demam sederhana adalah kejang yang
berlangsung kurang dari 15 menit, bersifat umum serta
tidak berulang dalam waktu 24 jam.
Kejang demam disebut kompleks jika kejang berlangsung
lebih dari 15 menit bersifat fokal atau parsial 1 sisi kejang
umum didahului kejang fokal dan berulang atau lebih dari
1 kali dalam 24 jam.
Terdapat interaksi dari 3 faktor sebagai penyebab kejang
demam yaitu (1) imaturitas otak dan termoregulator, (2)
demam, dimana kebutuhan oksigen meningkat, dan
(3)predisposisi genetik > 7 fokus kromosom
(poligenik,autosomal dominan).

2. Anamnesa 2.1 Adanya kejang,jenis kejang,kesadaran,lama


kejang
2.2 Suhu sebelum/ saat kejang, frekuensi dalam 24
jam, interval,keadaan anak pasca kejang, penyebab
demam diluar infeksi susunan syaraf pusat(gejala
infeksi salran nafas akut /ISPA, infeksi saluran
kemih/ISK, ototis media akut/OMA,dll).
2.3 Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam,
dan epilepsi dalam keluarga
2.4 Singkirkan penyebab kejang yang lainnya (misalnya
diare/muntah yang mengakibatkan gangguan
elektrolit, sesak yang mengakibatkan hipoksemia,
asupan kurang yang daapt menyebabkan
hipoglikemia)

3. Pemeriksaan Fisik 3.1 Kesadaran: apakah terdapat penurunan kesadaran,


suhu tubuh apakah terdapat demam
3.2 Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk,brudzinski1
dan II,Kernique, Laseque,
3.3 Pemeriksaan nervus normal
3.4 Tanda peningkatan tekanan intrakranial: ubun-ubun
besar (UUB) menonjol, pupil edema
3.5 Tanda infeksi diluar SSP: ISPA,OMA,ISK dll
3.6 Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflek
fisiologis, refleks patologis

4. Kriteria Diagnosis 4.1 Kejang demam sederhana


4.2 ISPA
4.3 Demam Typhoid

5. Diagnosis 5.1 Kejang demam


5.2 Ensefalitis

6. Diagnosis Banding Meningitus


7.1 Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan
7. Pemeriksaan indikasi untuk mencari penyebab demam atau
Penunjang kejang. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer
lengkap,gula darah, elektrolit, urinalisa, dan biakan
darah, urine atau feses.
7.2 Pemeriksaan cairan cerebrospinal dilakukan untuk
menegakkan/menyingkirkan kemungkinan diagnosis
meningitis. Pada bayi kecil seringkali sulit untuk
menegakkan atau menyingkirkan diagnosis
meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas.
Jika yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu
dilakukan lumbal pungsi.Lumbal pungsi dianjurkan
pada:
7.2.1 Bayi usia <12 bulan: sangat dianjurkan
7.2.2 Bayi usia 12-18 bulan: dianjurkan
7.2.3 Bayi usia >18 bulan: tiadk rutin dilakukan
7.3 Pemeriksaan electroencefalograpi (EEG) tidak
direkomendasikan. EEG masih dapat dilakukan pada
kejang demam yang tidak khas misalnya kejang
demam kompleks pada anak usia >6 tahun atau
kejang demam fokal.
7.4 Pencitraan CT-Scan atau MRI kepala dilakukan
hanya jika ada indikasi, misalnya:
7.4.1 Kelainan neurologi fokal yang menetap
(hemiparese) atau kemungkian adanya lesi
struktural di otak (mikrosefali,spastisitas).
7.4.2 Terdapat tanda penigkatan tekan intrakranial
(kesadaran menurun, muntah berulang, UUB
menonjol,paresis nervus VI, papil edema).

Pengobatan medikamentosa saat kejang daapt dilihat pada


8. Tatalaksana algoritma tatalaksana kejang. Saat ini lebih mudah
diutamakan pengobatan profilaksis intermitten pada saat
demam berupa:
8.1 Antipiretik
Paracetamol 10-15 mg/kgbb/kali diberikan 4 kali
sehari dan tidak lebih dari 5 kali atau ibuprofen 5-
10mg/kgbb/kali-3-4 kali sehari
8.2 Antikejang
Diazepam oral dengan dosis 0.3 mg/kgbb setiap 8
jam atau diazepam rectal dosis 0.5 mg/kgbb setiap 8
jam sat suhu tubuh >38,5 derajat celcius. Terdapat
efek samping berupa ataksia,irritable, dan sedasi
yang cukup berat pada 25-39 kasus.
8.3 Pengobatan Jangka Panjang/Rumatan
8.3.1 Pengobatan jangka panjang atau rumatan hanya
diberikan jika kejang demam menunjukkan cirinya
sebagai berikut:
8.3.1.1Kejang lama >15 menit
8.3.1.2Kelainan neurologi yang nyata sebelum
/sesudah kejang: hemiparese, paresis Todd,
cerebral palsy, retardasi mental,
hydrocephalus.
8.3.1.3Kejang fokal
8.3.2 Pengobatan jangka panjang dipertimbangkan jika:
8.3.2.1Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
8.3.2.2Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari
12 bulan
8.3.2.3Kejang demam > 4 kali pertahun
8.3.3 Obat untuk pengobatan jangka panjang ;
fenobarbital (dosis 3-4 mg/kgbb/hari dibagi 1-2
dosis) atau asam valproat (dosis 15-40
mg/kgbb/hari dibagi 2-3 dosis). Pemberian obat
ini efektif daalm menurunkan resiko berulangnya
kejang, pengobatan ini diberikan selama 1 tahun
bebas kejang kemudian dihentikan secara
bertahap 1-2 bulan.

9. Edukasi 9.1 Jangan sampai anak panas tinggi


(Hospital Health 9.2 Bila ada riwayat kejang maka jika anak panas
Promotion) berikan obat kejang

10. Prognosis Dubia ad bonam

11. Tingkat
Evidens

12. Tingkat
Rekomendasi

13. Penelaah SMF Anak


Kritis

14. Indikator
15. Kepustakaa 15.1 Konsensus Penatalaksanaan kejang demam UKK
n Neurologi IDAI 2006
15.2 ILAE Comission on Epidemiology and Prognosis
Epilepsia 1993;34:592-8
15.3 AAP The Neurologistic Evaluation of the Child with
Simple Febrile Seizure. Pediatric 199;97:769-95

Penyangkalan (Disclaimer ):

Modifikasi terhadap PPK hanya dapat dilakukan atas dasar keadaan yang
memaksa untuk kepentingan pasien, antara lain keadaan khusus pasien,
kedaruratan, dan keterbatasan sumber daya, modifikasi tersebut harus dicatat
dalam rekam medis.

Jakarta, April 2016


Ketua Komite Medik Ketua KSM Anak

dr. Tri Hariweni, Sp A dr. Tri Hariweni, Sp A

Anda mungkin juga menyukai