Anda di halaman 1dari 18

1

Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia


Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia ditandatangani di San Jose pada 22 November 1969
mulai berlaku pada 18 Juli 1978.
Konvensi Amerika tentang Hak Asasi Manusia Diadopsi oleh Konferensi Khusus Inter‐Amerika
tentang Hak Asasi Manusia, San Jose, Costa Rica, 22 November 1969. Berlaku pada 18 Juli 1978

Mukadimah
Para Negara Amerika penandatangan Konvensi ini,
Menguatkan kembali tujuan untuk mengonsolidasikan, dalam bagian dunia ini, dalam kerangka kerja
lembaga-lembaga demokrasi, suatu sistem kemerdekaan pribadi dan keadilan sosial yang didasarkan
pada penghormatan bagi hak-hak manusia yang fundamental;

Mengakui, bahwa semua hak manusia yang fundamental tidak berasal dari kondisi seseorang menjadi
warga negara suatu negara tertentu, dan bahwa oleh karenanya dibenarkan adanya perlindungan
internasional dalam bentuk suatu Konvensi yang memperkuat atau melengkapi perlindungan yang
diberikan oleh hukum domestik Negara-negara Amerika;

Menimbang bahwa asas-asas ini telah dinyatakan dalam Piagam Organisasi Negaranegara Amerika
dalam Deklarasi Amerika tentang Hak dan Tanggung-jawab Manusia, dan dalam Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia, dan bahwa asasasas tersebut telah diperkuat kembali dan dirinci dalam
instrumen-instrumen internasional yang lain, dalam cakupan seluruh dunia maupun regional;

Menyatakan kembali bahwa, sesuai dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia,idaman tentang
manusia yang bebas yang menikmati kebebasan dari ketakutan dan kekurangan dapat dicapai hanya
apabila syarat-syarat yang diciptakan yang dengannya setiap orang bisa memperoleh baik hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya maupun hak-hak sipil dan politiknya; dan

Menimbang bahwa Konferensi Istimewa Inter-Amerika ketiga (Buenos Aires, 1967) menyetujui
penggabungan ke dalam Piagam Organisasi itu sendiri standarstandar yang lebih luas mengenai hak-
hak ekonomi, sosial dan pendidikan dan memutuskan bahwa suatu Konvensi Inter-Amerika tentang
hak-hak asasi manusia harus menetapkan struktur, kewenangan dan prosedur semua organ yang
bertanggung jawab atas masalah-masalah ini,

Telah menyepakati sebagai berikut:


Bagian I
Kewajiban-kewajiban dan Hak-hak Negara yang Dilindungi

Bab 1. Kewajiban-kewajiban Umum


Kewajiban menghormati hak-hak
Pasal 1
1. Para Negara Pihak Konvensi ini berusaha menghormati semua hak dan kebebasan yang diakui di
dalamnya dan menjamin semua orang dengan tunduk pada kekuasaan pengadilan mereka
pelaksanaan yang bebas dan sepenuhnya dari semua hak dan kebebasan tersebut, tanpa diskriminasi
apapun karena alasan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik, atau pendapat
yang lain, asal-usul kebangsaan atau sosial, status ekonomi, kelahiran, atau keadaan sosial lain
apapun.
2. Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, kata "orang" berarti setiap umat manusia.

Akibat-akibat hukum domestik

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
2

Pasal 2
Apabila pelaksanaan dari setiap di antara hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang ditunjuk dalam
Pasal 1, belum dijamin oleh ketentuan-ketentuan legislatif atau ketentuan-ketentuan yang lain, para
Negara Pihak, sesuai dengan proses-proses Konstitusi mereka dan ketentuan-ketentuan Konvensi ini,
berusaha mengambil tindakan-tindakan perundang-undangan atau lainnya seperti yang mungkin
diperlukan untuk memenuhi semua hak dan kebebasan tersebut

Bab 2. Hak-hak Sipil dan Politik


Hak atas identitas diri yuridis
Pasal 3
Setiap orang berhak atas pengakuan sebagai manusia pribadi di hadapan hukum.

Hak Untuk hidup


Pasal 4
1. Setiap orang mempunyai hak untuk dihormati kehidupannya. Hak ini dilindungi oleh undang-
undang, dan pada umumnya, dari saat pembuahan. Tidak seorang pun dapat dirampas kehidupannya
dengan sewenang-wenang.
2. Di negara-negara yang belum menghapuskan hukuman mati, hukuman ini hanya dapat dikenakan
untuk kejahatan-kejahatan yang paling berat dan sesuai dengan putusan terakhir yang disampaikan
oleh pengadilan yang berwenang dan berdasarkan undang-undang yang menentukan hukuman
tersebut, yang diberlakukan sebelum dilakukannya kejahatan tersebut. Penerapannya tidak boleh
diperluas pada kejahatan-kejahatan yang terhadapnya hukuman itu sekarang ini tidak berlaku.
3. Hukuman mati tidak akan diberlakukan lagi di negara-negara yang telah menghapuskannya.
4. Dalam perkara apapun hukuman mati harus tidak boleh dikenakan untuk pelanggaran-pelanggaran
politik atau kejahatan-kejahatan biasa yang terkait.
5. Hukuman mati tidak boleh dikenakan pada orang yang, pada waktu kejahatan dilakukan di bawah
umur delapan belas tahun atau di atas tujuh puluh tahun; dan juga tidak boleh diberlakukan terhadap
perempuan yang sedang hamil.
6. Setiap orang yang dihukum mati mempunyai hak untuk memohon amnesti, pengampunan atau
peringanan hukuman, yang mungkin diberikan dalam semua perkara. Hukuman mati tidak boleh
dikenakan selama petisi semacam itu sedang menunggu putusan oleh penguasa yang berwenang.

Bebas dari penyiksaan


Pasal 5
1. Setiap orang berhak untuk dihormati integritas fisik, mental dan moralnya.
2. Tidak seorang pun boleh dikenakan penyiksaan atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi atau
hukuman yang menghinakan. Semua orang yang dirampas kebebasannya harus diperlakukan secara
manusiawi dan dengan menghormati harkat yang melekat pada insan manusia.
3. Hukuman tidak boleh dikenakan pada orang lain manapun selain pelaku kejahatan.
4. Orang-orang yang tertuduh harus, kecuali bila dalam keadaan yang sangat khusus, dibedakan dari
orang-orang yang terhukum, dan harus diberikan perlakuan yang layak bagi statusnya sebagai orang
yang tidak terhukum.
5. Para tertuduh yang belum dewasa harus dipisahkan dari para tertuduh yang dewasa dan secepat
mungkin diajukan ke depan pengadilan khusus.
6. Hukuman yang terdiri dari perampasan kebebasan harus mempunyai sebagai tujuan utamanya ialah
perbaikan dari mereka dan rehabilitasi sosial.

Bebas dari perbudakan


Pasal 6
1. Tidak seorang pun boleh dijadikan sasaran perbudakan atau perhambaan paksa yang dilarang dalam
semua bentuknya, seperti halnya perdagangan budak dan perdagangan perempuan.
2. Tidak seorang pun boleh dihapuskan melakukan kerja paksa atau wajib kerja.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
3

Ketentuan ini tidak boleh ditafsirkan berarti bahwa, di Negara-negara yang di dalamnya hukuman
yang dikenakan untuk kejahatan-kejahatan tertentu adalah perampasan kebebasan dengan kerja paksa,
pelaksanaan hukuman semacam itu yang dikenakan oleh suatu pengadilan yang berwenang adalah
dilarang. Kerja paksa tidak harus berakibat merugikan martabat atau kemampuan fisik atau intelektual
para narapidana.
3. Untuk tujuan-tujuan Pasal ini berikut ini tidak merupakan kerja paksa atau wajib kerja:
(a) Segala pekerjaan atau pelayanan lain dari yang dimaksud ayat (2), sebagaimana dikenakan pada
seorang tahanan sebagai akibat dari perintah yang sah oleh pengadilan, atau pada seorang pada waktu
pembebasan bersyarat dari tahanan. Pekerjaan atau pelayanan tersebut harus dilaksanakan di bawah
bimbingan dan pengawasan penguasa publik, dan orang manapun yang melakukan pekerjaan atau
pelayanan tersebut tidak boleh ditempatkan pada pengaturan pihak swasta, perusahaan atau badan
hukum manapun;
(b) Segala jasa kemiliteran dan di negara-negara yang mengakui hak tolak berdasarkan keyakinan
segala jasa nasional yang dikenakan dengan undang-undang;
(c) Segala jasa yang dituntut dalam keadaan darurat atau malapetaka yang mengancam kehidupan atau
kesejahteraan masyarakat;
(d) Segala pekerjaan atau jasa yang merupakan bagian dari kewajiban kewajiban sipil penduduk yang
lazim.

Hak atas kebebasan individu


Pasal 7
1. Setiap orang berhak atas kebebasan dan keamanan pribadi.
2. Tidak seorang pun yang boleh dikenakan penahanan atau penawanan secara gegabah Tiada seorang
pun yang boleh dirampas kebebasannya kecuali dengan alasan serta menurut prosedur sebagaimana
ditetapkan dengan undangundang.
3. Tidak seorang pun boleh dijadikan sasaran penangkapan atau pemenjaraan sewenang-
wenang.Setiap orang yang di t ahan harus diberitahukan mengenai alasannya pada saat penahanannya
itu, dan harus secepat mungkin diberitahukan mengenai segala tuduhan terhadapnya.
4. Setiap orang yang ditahan atau ditawan atas tuduhan kejahatan, harus secepat mungkin dihadapkan
di muka hakim atau pejabat lain yang diberi wewenang menurut hukum untuk menjalankan kekuasaan
peradilan, dan berhak atas pemeriksaan dalam jangka waktu yang wajar, atau dibebaskan tanpa
memengamhi kelangsungan persidangan-persidangan. Adalah tidak boleh menurut aturan umum
untuk tetap menahan seseorang sambil menunggu pemeriksaan perkara, tetapi ia dapat dibebaskan
atas jaminan untuk menghadap guna diperiksa.
5. Setiap orang yang dirampas kebebasannya dengan penahanan untuk mengadakan tuntutan di
hadapan pengadilan, agar pengadilan itu segera memutuskan tentang keabsahan penahanannya, dan
memerintahkan pembebasannya bilamana penahanan tersebut tidak sah. Di setiap Negara Pihak yang
undang-undangnya menetapkan bahwa setiap orang yang telah menjadi korban penahanan atau
penawanan yang tidak sah, berhak atas jalan lain ke suatu pengadilan yang berwenang agar
pengadilan dapat memutuskan mengenai keabsahan ancaman penahanan, jalan untuk mendapatkan
ganti rugi ini tidak akan dibatasi atau dihapuskan. Peserta yang berkepentingan atau orang lainnya
atas namanya berhak mencari cara-cara guna mendapatkan ganti rugi ini.
6. Tidak seorang pun boleh dipenjarakan karena utang. Prinsip ini tidak boleh membatasi perintah-
perintah suatu penguasa pengadilan yang berwenang yang dikeluarkan karena tidak dipenuhinya
kewajiban-kewajiban penunjang.

Hak atas pemeriksaan pengadilan yang adil


Pasal 8
1. Setiap orang harus berhak atas pemeriksaan dengan jaminan semestinya dan dalam jangka waktu
yang wajar, oleh suatu pengadilan yang berwenang, mandiri dan tidak memihak, yang didirikan
sebelumnya dengan undangundang, dalam pembenaran tuduhan apapun yang bersifat pidana, yang
dibuat terhadapnya atau untuk penentuan semua hak atau kewajibannya yang bersifat sipil,
perbumhan, fiskal atau sifat lain apapun.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
4

2. Setiap orang yang dituduh dengan suatu kejahatan yang berat berhak untuk dianggap tidak bersalah,
sepanjang kesalahannya belum terbukti menumt hukum. Selama persidangan-persidangan setiap
orang berhak, dengan persamaan sepenuhnya akan berhak atas paling sedikit jaminan-jaminan
tersebut di bawah ini:
(a) hak tertuduh untuk mendapatkan bantuan cuma-cuma dari seorang penerjemah bilamana ia
mengerti atau tidak dapat berbicara dalam bahasa yang digunakan di pengadilan;
(b) pemberitahuan terlebih dahulu secara terperinci kepada tertuduh mengenai sifat dan alasan
mengapa diajukan tuduhan terhadapnya;
(c) diberi cukup waktu dan kemudian guna mempersiapkan pembelaannya dan menghubungi pembela
yang dipilihnya sendiri;
(d) hak tertuduh untuk membela diri oleh dirinya sendiri atau dibantu oleh penasihat hukum
pilihannya sendiri, dan berhubungan secara bebas dan pribadi dengan penasihatnya;(e) hak yang tidak
dapat dirampas untuk dibantu oleh penasihat yang disediakan oleh Negara, yang dibayar atau tidak,
seperti yang ditetapkan
oleh hukum domestik kalau tertuduh tidak membela dirinya sendiri, atau menggunakan penasihatnya
sendiri dalam jangka waktu yang ditentukan oleh undang-undang;
(f) hak atas pembelaan untuk memeriksa para saksi yang hadir di pengadilan dan untuk memperoleh
kehadiran, seperti para saksi, pakar atau orang lain yang mungkin memperjelas fakta-fakta;
(g) hak untuk tidak dipaksa menjadi seorang saksi yang memberatkan dirinya sendiri atau mengaku
bersalah; dan
(h) hak menaik-bandingkan keputusan kepada suatu pengadilan yang lebih tinggi.
3. Suatu pengakuan bersalah oleh tertuduh akan dianggap sah hanya kalau dilakukan tanpa paksaan
macam apapun.
4. Seorang tertuduh yang dibebaskan dengan keputusan yang final, tidak dapat diadili oleh pengadilan
yang baru karena sebab yang sama.
5 . Prosedur pidana harus terbuka, kecuali sejauh yang mungkin diperlukan untuk melindungi
kepentingan-kepentingan peradilan.

Bebas dari undang-undang ex post facto


Pasal 9
Tidak seorang pun boleh dihukum karena perbuatan apapun atau karena tidak melakukan perbuatan
apapun yang tidak merupakan suatu pelanggaran pidana, menurut hukum yang berlaku, pada waktu
pelanggaran itu dilakukan. Suatu hukuman yang lebih berat tidak boleh dikenakan melebihi dari
hukuman yang berlaku pada waktu pelanggaran pidana dilakukan. Kalau sesudah dilakukannya
pelanggaran, undang-undang menetapkan pengenaan untuk suatu hukuman yang lebih ringan, orang
bersalah harus memperoleh kemanfaatan dari itu.

Hak atas kompensasi


Pasal 10
Setiap orang berhak untuk memperoleh kompensasi sesuai dengan undang-undang dalam peristiwa
dia telah dihukum dengan suatu putusan melalui suatu kegagalan peradilan.

Hak atas privasi/kekuasaan pribadi


Pasal 11
1. Setiap orang berhak untuk dihargai kehormatannya dan diakui martabatnya.
2. Tidak seorang pun boleh dijadikan sasaran campur tangan yang sewenangwenang dan kasar
terhadap kehidupan pribadinya, keluarganya, rumah tangganya atau surat-menyuratnya atau sasaran
serangan yang tidak sah terhadap kehormatan atau nama baiknya.
3. Setiap orang berhak atas perlindungan hukum terhadap campur tangan atau serangan tersebut.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
5

Kebebasan hati nurani dan agama


Pasal 12
1. Setiap orang berhak atas kebebasan hati nurani dan agama. Hak ini mencakup hak untuk m
empertahankan atau berganti agama atau kepercayaan seseorang, dan kebebasan untuk menyatakan
atau menyebarluaskan agama atau kepercayaan seseorang baik secara sendiri-sendiri ataupun
bersama-sama dengan orang lain, di hadapan umum maupun di tempat pribadi.
2. Tidak seorang pun boleh dikenakan pemaksaan yang akan mengurangi kebebasannya untuk
menganut atau memasuki suatu agama atau kepercayaan pilihannya sendiri.
3. Kebebasan untuk menjalankan agama atau kepercayaan seseorang hanya dapat dikenai pembatasan
sebagaimana diatur dengan undang-undang dan perlu untuk melindungi keamanan, ketertiban,
kesehatan atau kesusilaan umum, atau hak-hak asasi dan kebebasan orang lain.
4. Orangtua atau pengasuh, bagaimana nanti berhak untuk memberikan pendidikan agama dan budi
pekerti kepada anak-anaknya, atau asuhan mereka, sesuai dengan keyakinan mereka sendiri.

Kebebasan berpikir dan menyampaikan pendapat


Pasal 13
1. Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir dan menyampaikan pendapat. Hak ini mencakup
kebebasan untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan segala macam gagasan tanpa
memperhatikan pembatasan-pembatasan, baik secara lisan, tulisan atau dalam bentuk cetakan, dalam
bentuk seni atau media lain menurut pilihannya sendiri.
2. Pelaksanaan hak-hak yang ditetapkan dalam ayat sebelumnya membawa berbagai kewajiban dan
tanggung jawabnya sendiri. Maka dari itu dapat dikenakan pembatasan tertentu, tetapi hak demikian
hanya boleh ditetapkan dengan undang-undang dan sepanjang keperluan untuk:
(a) menghormati hak serta nama baik orang lain;
(b) menjaga keamanan nasional, ketertiban umum, atau kesehatan atau kesusilaan
umum .
3. Hak untuk menyampaikan pendapat tidak dibatasi dengan metode-metode atau sarana- sarana tidak
langsung seperti penyalahgunaan pengawasan pemerintah atau swasta atas berita-berita cetak,
frekuensi siaran radio, atau peralatan atau perlengkapan yang digunakan dalam penyebarluasan
informasi, atau dengan sarana-sarana lain apapun yang bermaksud menghalangi amanat/surat
pengaduan dan penyebarluasan pemikiran- pemikiran dan pendapat-pendapat.
4. Meskipun ada ketentuan-ketentuan ayat 2 di atas, hiburan umum dengan undangundang
boleh dipersyaratkan pada penyensoran terlebih dahulu, sematamata untuk tujuan pengaturan
mengenai akses ke hiburan umum, untuk perlindungan moral kanak-kanak dan remaja.
5. Segala propaganda perang dan anjuran kebencian nasional, rasial atau agama yang merupakan
hasutan untuk diskriminasi permusuhan atau kekerasan harus dilarang dengan undang-undang.

Hak untuk menjawab


Pasal 14
1. Setiap orang yang dirugikan dengan pernyataan-pernyataan yang tidak tepat atau yang bersifat
menyerang, atau dengan pemikiran-pemikiran yang disebarluaskan kepada khalayak ramai pada
umumnya dengan suatu media komunikasi yang diatur secara legal berhak untuk menjawab atau
membuat suatu koreksi dengan menggunakan saluran keluar amanat/surat pengaduan yang sama,
menurut syarat-syarat seperti yang mungkin ditetapkan oleh undangundang.
2. Koreksi atau jawaban bagaimanapun juga harus tidak mengurangi tanggung jawab hukum yang lain
yang mungkin telah diadakan.
3. Untuk melindungi kehormatan dan nama baik yang efektif, setiap penerbitan dan setiap perusahaan
surat kabar, gambar hidup, radio dan televisi harus mempunyai orang yang bertanggung jawab, yang
tidak dilindungi oleh kekebalan-kekebalan atau hak-hak istimewa khusus.

Hak untuk berkumpul


Pasal 15

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
6

Hak untuk berkumpul secara damai tanpa senjata, adalah diakui. Tidak satu pun pembatasan boleh
ditempatkan pada pelaksanaan hak ini selain pembatasan yang dikenakan sesuai dengan undang-
undang dan diperlukan dalam suatu masyarakat demokrasi demi kepentingan keamanan nasional atau
keselamatan umum atau ketertiban umum, atau untuk melindungi kesehatan atau kesusilaan umum
atau segala hak dan kebebasan orang lain

Kebebasan untuk berhimpun


Pasal 16
1. Setiap orang berhak untuk berhimpun dengan bebas untuk tujuan-tujuan ideologi, agama, politik,
ekonomi, buruh, sosial, budaya, olahraga atau lainnya.
2. Pelaksanaan hak ini hanya tunduk pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang seperti yang mungkin diperlukan dalam suatu masyarakat demokrasi, demi kepentingan-
kepentingan keamanan nasional, atau ketertiban, umum, atau untuk melindungi kesehatan masyarakat
atau segala hak dan kebebasan orang lain.
3. Ketentuan-ketentuan Pasal ini tidak boleh menghalangi pengenaan pembatasan- pembatasan
hukum, termasuk bahkan pencabutan pelaksanaan hak untuk berhimpun, pada para anggota angkatan
bersenjata dan kepolisian.

Hak-hak keluarga
Pasal 17
1. Keluarga merupakan sendi dasar masyarakat yang alami dan berhak atas perlindungan dari
masyarakat dan Negara.
2. Hak laki-laki dan perempuan yang cukup umur untuk menikah dan membentuk keluarga harus
diakui, kalau mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang diharuskan oleh undang-undang
domestik, sejauh persyaratan-persyaratan tersebut tidak merusak prinsip non-diskriminasi yang
ditetapkan dalam Konvensi ini.
3. Perkawinan tidak boleh dilangsungkan tanpa persetujuan yang ikhlas dari kedua calon pengantin
sebagaimana dinyatakan secara bebas oleh mereka.
4. Para Negara Pihak akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjamin persamaan hak
dan tanggung jawab para calon pengantin mengenai perkawinan, selama perkawinan, dan pada saat
perceraiannya. Dalam hal perceraian, harus ditetapkan perlindungan yang diperlukan untuk anak-anak
yang ada.
5. Undang-undang harus mengakui hak-hak yang sama untuk anak-anak yang dilahi rkan di luar
ikatan perkawinan dan yang dilahirkan dalam ikatan perkawinan.
Hak atas suatu nama

Pasal 18
Setiap orang berhak atas suatu nama yang telah diberikan dan berhak atas nama keluarga orangtuanya
atau salah satu darinya. Undang-undang harus mengatur cara-cara yang di dalamnya hak ini harus
dijamin untuk semua orang, dengan penggunaan nama alias apabila perlu.
Hak-hak anak

Pasal 19
Setiap anak harus berhak atas segala tindakan perlindungan yang diperlukan bagi statusnya sebagai
anak di bawah umur, dari pihak keluarganya, masyarakat dan Negara.
Hak atas kewarganegaraan

Pasal 20
1. Setiap orang berhak atas suatu kewarganegaraan.
2. Setiap orang berhak atas kewarganegaraan dari Negara di wilayah tempat dia dilahirkan kalau dia
tidak berhak atas kewarganegaraan lain manapun.
3. Tidak seorang pun boleh dengan sewenang-wenang dicabut kewarganegaraannya atau haknya
untuk mengganti kewarganegaraannya.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
7

Hak atas harta kekayaan


Pasal 21
1. Setiap orang berhak atas penggunaan dan penikmatan harta kekayaannya. Undang- undang boleh
meletakkan penggunaan dan penikmatan tersebut di bawah kepentingan masyarakat.
2. Tidak seorang pun boleh dicabut harta kekayaannya kecuali atas dasar pembayaran kompensasi
yang adil, karena alasan-alasan penggunaan umum atau kepentingan sosial dan dalam kasus-kasus dan
sesuai dengan bentuk-bentuk yang ditetapkan oleh undang-undang.
3. Riba dan bentuk lain apapun dari eksploitasi manusia oleh manusia harus dilarang
oleh hukum.

Kebebasan bergerak dari bertempat tinggal


Pasal 22
1. Setiap orang yang secara sah berada di wilayah suatu Negara Pihak berhak untuk bergerak dan
bertempat tinggal di wilayah itu dengan tunduk pada ketentuanketentuan undang-undang.
2. Setiap orang berhak untuk dengan bebas meninggalkan suatu negara, termasuk negaranya sendiri.
3. Pelaksanaan hak-hak yang disebut terlebih dahulu boleh dibatasi hanya menurut suatu undang-
undang, sampai sejauh sangat diperlukan dalam suatu masyarakat demokrasi agar dapat mencegah
kejahatan atau melindungi keamanan nasional, keselamatan umum, kesehatan atau semua hak atau
kebebasan orang lain.
4. Pelaksanaan hak-hak yang diakui dalam ayat 1 boleh juga dibatasi dengan undang-undang dalam
zona-zona yang telah ditunjuk karena alasan kepentingan umum.
5. Tidak seorangpun dapat dikeluarkan dari wilayah suatu Negara di mana dia menjadi warga negara
atau dicabut haknya untuk memasuki Negara tersebut.
6. Seorang asing yang secara sah berada di wilayah suatu Negara Pihak Konvensi ini boleh
dikeluarkan dari Negara tersebut hanya berdasarkan keputusan yang dicapai sesuai dengan undang-
undang.
7. Setiap orang berhak untuk mencari dan diberi suaka di suatu wilayah asing, sesuai dengan undang-
undang Negara tersebut dan konvensi-konvensi internasional, dalam peristiwa sedang dikejar-kejar
karena kejahatan politik atau kejahatan biasa yang berkaitan.
8. Bagaimana pun juga seorang asing tidak boleh dideportasi atau dikembalikan ke suatu Negara,
tanpa memperhatikan apakah negara itu negara asalnya atau bukan negara asalnya, kalau di negara
tersebut hak untuk hidup atau kebebasan pribadinya dikhawatirkan akan dilanggar, karena rasnya,
kewarganegaraannya, agamanya, status sosialnya, atau pendapat politiknya.
9. Pengusiran kolektif orang-orang asing harus dilarang.

Hak untuk turut serta dalam pemerintahan


Pasal 23
1. Setiap warga negara berhak memperoleh hak-hak dan kesempatan-kesempatan
berikut:
(a) turut serta dalam pelaksanaan urusan-urusan pemerintahan, secara langsung atau melalui
perwakilan yang dipilih secara bebas;
(b) memberikan suara dan dipilih pada pemilihan periodik yang murni, yang harus dengan hak pilih
universal dan sama dan dengan suara rahasia yang menjamin pernyataan kemauan yang bebas dari
para pemberi suara; dan
(c) mempunyai akses, menurut persyaratan-persyaratan persamaan umum , ke pelayanan umum
negaranya;
2. Undang-undang boleh mengatur pelaksanaan semua hak dan kesempatan yang ditunjuk dalam ayat
sebelumnya, secara eksklusif atas dasar umur, kewarganegaraan, tempat tinggal, bahasa, pendidikan,
kemampuan sipil dan kemampuan mental dan penghukuman oleh seorang hakim yang berwenang
dalam persidangan-persidangan pidana.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
8

Hak atas perlindungan yang sama


Pasal 24
Semua orang adalah sama di depan hukum. Karenanya, mereka diberi hak, tanpa diskriminasi, untuk
mendapat perlindungan hukum yang sama.
Hak atas perlindungan pengadilan
Pasal 25
I. Setiap orang berhak atas jalan lain yang sederhana dan segera, atau jalan lain apapun yang efektif,
ke suatu pengadilan tribunal yang berwenang, untuk perlindungan terhadap perbuatan-perbuatan yang
melanggar hak-hak dasarnya yang diakui oleh Konstitusi atau undang-undang suatu Negara atau
Konvensi ini , meskipun pelanggaran tersebut mungkin telah dilakukan oleh orang-orang yang sedang
melaksanakan tugas resmi mereka.
2. Para Negara Pihak berusaha:
(a) menjamin bahwa siapapun yang menuntut cara untuk memperoleh ganti rugi tersebut haknya ke
sana ditentukan oleh penguasa yang berwenang yang disediakan oleh sistem-sistem hukum Negara
itu;
(b) mengembangkan kemungkinan cara untuk memperoleh ganti rugi
melalui pengadilan; dan
(c) menjamin bahwa para penguasa yang berwenang akan menyediakan gantirugi.

Bab 3. Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

Pembangunan Yang Progresif


Pasal 26
Para Negara Pihak berusaha mengambil tindakan-tindakan kedua-duanya secara internal dan melalui
kerja sama internasional, terutama yang bersifat ekonomi dan teknis, dengan tujuan untuk rnencapai
secara progresif dengan perundang-undangan atau sarana-sarana yang tepat lainnya, realisasi
sepenuhnya hak-hak yang terrnasuk dalarn standar-standar ekonorni, sosial; pendidikan, ilmu
pengetahuan dan budaya yang dinyatakan dalam Piagam Organisasi Negara-negara Amerika seperti
yang diamandemen oleh Protokol Buenos Aires.

Bab 4. Penundaan Jaminan, Penafsiran dan Penerapan

Penundaan Jaminan
Pasal 27
l. Di waktu perang, malapetaka, atau keadaan darurat lain yang mengancam kemerdekaan atau
keamanan, suatu Negara Pihak, boleh mengambil tindakantindakan yang melanggar kewajiban-
kewajibannya menurut Konvensi ini sampai sejauh untuk jangka waktu yang sepenuhnya diperlukan
asalkan tindakantindakan tersebut tidak bertentangan dengan kewajiban-kewajiban yang Jain
menurut hukum internasional , dan tidak melibatkan diskriminasi atas alasan ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama atau asal usul sosial.
2. Ketentuan yang terdahulu tidak mengizinkan penundaan apapun pasal-pasal berikut: Pasal 3 (Hak
atas pribadi yuridis); Pasal 4 (Hak untuk hidup); Pasal 5 (Hak atas perlakuan yang rnanusiawi); Pasal
6 (Bebas dari perbudakan); Pasal 9 (Bebas dari undang-undang "ex post facto" ); Pasal 12(Kebebasan
hati nurani dan agama); Pasal 17 (Hak-hak keluarga); Pasal 18 (Hak atas suatu nama), Pasal 19 (Hak-
hak anak); Pasal 20 (Hak atas kewarganegaraan); dan Pasal 25 (Hak untuk turut serta dalam
pemerintahan), atau jaminan-jaminan utama dari pengadilan untuk perlindungan hak-hak tersebut.
3. Setiap Negara Pihak yang memanfaatkan kesempatan pada hak atas penundaan harus segera
rnemberi tahu kepada Negara Pihak lainnya, melalui Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara
Amerika, mengenai ketentuan-ketentuan yang penerapannya telah ditunda, alasan-alasan yang
menyebabkan penundaan dan tanggal yang ditetapkan untuk penentuan penundaan tersebut.

Klausul Federal

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
9

Pasal 28
Apabila suatu Negara Pihak rnerupakan Negara Federal, pemerintah nasional Negara Pihak tersebut
harus menerapkan sernua ketentuan Konvensi atas masalah pokoknya, yang terhadapnya dia
melaksanakan yurisdiksi legislatif dan yurisdiksi pengadilan.
Mengenai semua ketentuan atas masalah pokoknya yang terhadapnya, kesatuankesatuan
pokok negara federal rnemiliki yurisdiksi, pemerintahan nasional harus segera mengambil tindakan-
tindakan yang tepat, sesuai dengan Konstitusi dan undang-undangnya, ke tujuan bahwa penguasa
kesatuan-kesatuan pokok yang berwenang boleh memakai ketentuan- ketentuan yang tepat untuk
pemenuhan Konvensi ini. Kapan pun dua Negara Pihak atau lebih menyetujui untuk membentuk suatu
federasi atau macam asosiasi yang lain, mereka harus memperhatikan bahwa negara federal atau
persetujuan lain yang dihasilkan berisi ketentuan-ketentuan yang diperlukan untuk melestarikan dan
memberlakukan standar-standar Konvensi ini pada para Negara baru yang diorganisir.

Pembatasan-pembatasan mengenai penafsiran


Pasal 29
Tidak satu pun ketentuan Konvensi ini boleh ditafsirkan sebagai:
(a) memperkenankan setiap Negara Pihak, kelompok atau orang untuk membatasi penikmatan atau
pemenuhan semua hak dan kebebasan yang diakui dalam Konvensi ini atau membatasinya di luar
ketentuan yang dimuat dalam konvensi;
(b) membatasi penikamatan atau pemenuhan semua hak atau kebebasan yang diakui berdasarkan
undang-undang setiap Negara Pihak atau Konvensi lainnya yang telah diterima Negara Pihak;
(c) menghalangi semua hak dan jaminan lain yang melekat pada insan manusia atau yang berasal dari
perwakilan demokrasi sebagai satu bentuk pemerintahan; atau
(d) meniadakan atau membatasi pengaruh yang mungkin dimiliki oleh Deklarasi Amerika tentang
Hak-hak dan Tanggung jawab Manusia dan undang-undang internasional lain yang mempunyai sifat
yang sama.

Cakupan Pembatasan
Pasal 30
Semua pembatasan yang menurut Konvensi ini boleh ditempatkan pada perolehan atau pelaksanaan
semua hak atau kebebasan yang diakui di dalamnya, tidak boleh diterapkan kecuali sesuai dengan
undang-undang yang diberlakukan demi alasan kepentingan umum dan untuk tujuan yang
terhadapnya pembatasan-pembatasan ditetapkan.

Pengakuan hak-hak yang lain


Pasal 31
Semua hak dan kebebasan lainnya yang diakui berdasarkan prosedur-prosedur yang ditetapkan dalam
Pasal 76 dan Pasal 77 boleh dimasukkan ke dalam sistem perlindungan Konvensi ini.

Bab 5. Pertanggungjawaban Pribadi

Hubungan antara kewajiban dan hak


Pasal 32
1. Setiap orang mempunyai tanggung jawab atas keluarganya, masyarakatnya, dan umat manusia.
2. Hak-hak setiap orang dibatasi oleh hak-hak orang lain, keamanan semua orang, dan permintaan-
permintaan kesejahteraan umum yang adil dalam suatu masya rakat demokrasi.

Bagian II
Sarana-sarana Perlindungan

Bab 6. Organ-organ yang Berwenang

Pasal 33

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
10

Organ-organ berikut berwenang memeriksa masalah-masalah mengenai pemenuhan semua janji yang
dibuat oleh Negara Pihak Konvensi ini:
(a) Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika, yang selanjutnya disebut sebagai
"Komisi"; dan
(b) Pengadilan Hak Asasi Manusia, yang selanjutnya disebut sebagai "Pengadilan".

Bab 7. Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika Seksi 1. Organisasi

Pasal 34
Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika terdiri dari tujuh anggota, yang harus merupakan orang-
orang bermoral tinggi dan diakui cakap di bidang hak-hak asasi manusia.

Pasal 35
Komisi harus mewakili semua negara anggota Organisasi Negara-negara Amerika.

Pasal 36
1. Para anggota Komisi harus dipilih dalam suatu kemampuan pribadi oleh Majelis Umum Organisasi
dari daftar nama calon-calon anggota yang diusulkan oleh pemerintah para Negara anggota.
2. Masing-masing Pemerintah tersebut boleh mengusulkan sampai tiga orang calon anggota, yang
mungkin adalah warga negara dari Negara yang mengusulkan mereka atau warga negara dari para
Negara anggota Organisasi Negaranegara Amerika yang lainnya. Apabila daftar nama tiga orang
calon anggota diusulkan, paling sedikit satu orang di antara para calon, harus merupakan seorang
warga negara dari suatu Negara selain Negara yang mengusulkan daftar nama tersebut.

Pasal 37
1. Para anggota Komisi akan dipilih untuk masa jabatan empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya
sekali, tetapi masa jabatan tiga orang dari para anggota yang dipilih pada pemilihan pertama akan
habis pada akhir dua tahun. Dengan segera sesudah pemilihan tersebut Majelis Umum akan
menentukan nama dari ketiga orang anggota tersebut dengan undian.
2. Tidak boleh dua orang warga negara dari Negara yang sama menjadi anggota Komisi.

Pasal 38
Lowongan jabatan yang mungkin terjadi pada Komisi karena alasan-alasan selain habisnya suatu
masa jabatan yang biasa harus diisi oleh Dewan Permanen Organisasi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Statuta Komisi.

Pasal 39
Komisi akan mempersiapkan Statutanya, yang disampaikan kepada Majelis Umum untuk memperoleh
persetujuan dan akan menetapkan pengaturan-pengaturannya sendiri.

Pasal 40
Pelayanan Sekretariat untuk Komisi akan diberikan oleh kesatuan khusus yang tepat dari Sekretariat
Jenderal Organisasi. Kesatuan ini akan dilengkapi dengan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk
mencapai perwujudan dari tugas-tugas yang diwajibkan kepadanya oleh Komisi.

Seksi 2. Fungsi
Pasal 41
Fungsi-fungsi utama Komisi adalah meningkatkan penghormatan dan pembelaan terhadap hak-hak
asasi manusia. Dalam melaksanakan mandatnya, Komisi akan memiliki fungsi- fungsi dan kekuasaan-
kekuasaan berikut:
(a) mengembangkan suatu kesadaran hak-hak asasi manusia di antara rakyat Amerika;

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
11

(b) membuat rekomendasi kepada pemerintah para Negara anggota, apabila Komisi menganggap tepat
pengembalian tindakan-tindakan progresif yang menguntungkan hak- hak asasi manusia dalam
kerangka kerja hukum domestik dan peraturan konstitusi mereka, dan juga; tindakan-tindakan yang
tepat untuk memajukan penaatan terhadap hak-hak tersebut;
(c) mempersiapkan semua studi atau laporan seperti yang Komisi pertimbangkan layak dalam
pelaksanaan semua kewajibannya;
(d) meminta pemerintah para Negara anggota untuk memasoknya dengan informasi mengenai
tindakan-tindakan yang diambil untuk menangani masalahmasalah hak-hak asasi manusia;
(e) menanggapi, melalui Sekretariat Jenderal Organisasi Negara-negara Amerika, pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan oleh para Negara anggota mengenai masalah- masalah yang berkaitan
dengan hak-hak asasi manusia dan, dalam batas-batas kemungkinannya memberikan kepada para
Negara tersebut jasajasa penasihat yang mereka minta;
(f) mengambil tindakan mengenai petisi-petisi dan amanat/surat pengaduan lainnya menurut
kekuasaannya , sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal 44 sampai dengan Pasal 51 Konvensi ini;
dan
(g) menyampaikan laporan tahunan kepada Majelis Umum Organisasi Negaranegara Amerika.

Pasal 42
Para Negara Pihak akan menyampaikan kepada Komisi satu salinan dari masingmasing laporan dan
studi yang disampaikan per tahun kepada Komite Eksekutif Dewan Ekonomi dan Sosial Inter-
Amerika, dan Dewan lnter-Amerika untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya, di bidang
masing-masing, sehingga Komisi dapat mengamati peningkatan hak-hak yang implisit dalam standar-
standar ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya yang dinyatakan dalam Piagam
Organisasi Negara-negara Amerika seperti yang diamandemen oleh Protokol Buenos Aires.

Pasal 43
Para Negara Pihak berusaha memberikan kepada Komisi informasi tersebut mengenai cara yang
hukum domestik mereka menjamin penerapan yang efektif setiap ketentuan dari Konvensi ini.

Seksi 3. Kewenangan
Pasal 44
Setiap orang atau kelompok, atau kesatuan non-pemerintah yang secara sah diakui pada satu atau
lebih negara anggota Organisasi, dapat mengajukan petisi kepada Komisi yang berisi pengaduan atau
keluhan mengenai pelanggaran terhadap konvensi ini oleh suatu Negara Pihak.

Pasal 45
1. Setiap Negara Pihak, bilamana menyimpan surat pengesahan atau penyertaannya pada Konvensi ini
, atau kapan pun di waktu kemudian, dapat menyatakan bahwa negara yang bersangkutan mengakui
kewenangan Komisi untuk menerima, dan memeriksa amanat/surat pengaduan yang di dalamnya
suatu Negara Pihak menyatakan bahwa Negara Pihak lainnya telah melakukan pelanggaran terhadap
hak-hak asasi manusia, yang dinyatakan dalam Konvensi ini.
2. Amanat/surat pengaduan yang disampaikan berdasarkan Pasal ini dapat diterima dan diperiksa
hanya kalau disampaikan oleh suatu Negara Pihak yang telah membuat pernyataan yang mengakui
kewenangan Komisi yang telah disebutkan sebelumnya. Komisi tidak dapat menerima amanat/surat
pengaduan apapun terhadap suatu Negara Pihak yang belum membuat pernyataan
semacam itu
3. Suatu pernyataan mengenai pengakuan kewenangan dapat dibuat berlaku untuk periode tidak
tertentu, suatu periode tertentu atau untuk suatu kasus tertentu.
4. Pernyataan-pernyataan tersebut harus disampaikan pada Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-
negara Amerika, yang akan menyampaikan salinansalinannya kepada para Negara anggota Organisasi
tersebut.

Pasal 46

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
12

1. Penerimaan oleh Komisi atas suatu petisi atau amanat/surat pengaduan yang diajukan menumt Pasal
44 dan Pasal 45 harus tunduk pada persyaratanpersyaratan berikut:
(a) bahwa cara untuk memperoleh ganti mgi dari hukum domestik sudah
diupayakan dan digunakan secara maksimal, sesuai dengan asas-asas hukum internasional yang diakui
secara umum;
(b) bahwa petisi diajukan dalam periode enam bulan dari tanggal pada waktu
Negara Pihak yang menyatakan pelanggaran atas hak-haknya diberitahukan mengenai putusan
terakhir;
(c) bahwa subyek petisi atau amanat/surat pengaduan termaksud tidak sedang menunggu pemeriksaan
oleh prosedur internasional lainnya untuk penyelesaian; dan
(d) bahwa, dalam hal Pasal 44, petisi itu berisi nama, kewarganegaraan, pekerjaan, domisili dan tanda
tangan orang atau orang-orang atau perwakilan hukum dari kesatuan yang mengajukan petisi.
2. Ketentuan-ketentuan ayat I (a) dan I (b) Pasal ini tidak berlaku apabila:
(a) perundang-undangan domestik negara yang bersangkutan tidak memberikan proses hukum yang
semestinya untuk perlindungan hak atau hak-hak yang telah nyata-nyata dilanggar;
(b) negara pihak yang menyatakan pelanggaran terhadap haknya telah diingkari aksesnya untuk upaya
memperoleh ganti rugi dari yurisdiksi domestik atau telah dicegah agar tidak menggunakannya secara
maksimum; atau
(c) telah ada penundaan yang tidak beralasan dalam memberikan 'putusan akhir berdasarkan cara
untuk memperoleh ganti rugi yang telah disebutkan di atas.

Pasal 47
Komisi akan menganggap tidak dapat diterima, petisi atau amanat/surat pengaduan
yang disampaikan berdasarkan Pasal 44 atau Pasal 45 kalau:
(a) di antara persyaratan-persyaratan yang ditunjuk dalam Pasal 46 belum dipenuhi;
(b) petisi atau amanat/surat pengaduan termaksud tidak menyebutkan faktafakta yang cenderung
menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak yang dijamin oleh Konvensi ini;
(c) pernyataan-pernyataan dari yang mengajukan petisi atau Negara yang bersangkutan menunjukkan
bahwa petisi atau amanat/surat pengaduan termaksud nyata-nyata tidak beralasan atau jelas tidak
memenuhi syarat; atau
(d) petisi atau amanat/surat pengaduan termaksud secara substansial sama seperti yang dikaji
sebelumnya oleh Komisi atau organisasi internasional lainnya.

Seksi 4. Prosedur
Pasal 48
1. Apabila Komisi menerima suatu petisi atau amanat/surat pengaduan yang menyatakan pelanggaran
terhadap salah satu di antara hak-hak yang dilindungi oleh Konvensi ini,
Komisi akan berjalan sebagai berikut:
(a) Kalau Komisi menerima suatu petisi atau amanat/surat pengaduan yang dapat diterima, Komisi
akan meminta informasi dari pemerintah negara yang telah ditunjuk sebagai penguasa yang
bertanggung jawab atas pelanggaran-pelanggaran yang dinyatakan dan akan memberikan kepada
pemerintah tersebut suatu transkrip mengenai bagian-bagian petisi atau amanat/surat pengaduan yang
berkaitan. Informasi ini akan disampaikan dalam suatu waktu yang wajar untuk diputuskan oleh
Komisi sesuai dengan keadaan masing-masing kasus.
(b) Sesudah informasi diterima, atau sesudah periode yang ditentukan telah habis dan informasi belum
diterima, Komisi akan memastikan apakah alasan-alasan untuk petisi atau amanat/surat pengaduan
termaksud masih ada. Kalau alasan-alasan itu tidak ada, maka Komisi harus memerintahkan agar
catatan tersebut ditutup.
(c) Komisi boleh juga menyatakan petisi atau amanat/surat pengaduan termaksud tidak dapat diterima
atau tidak memenuhi syarat atas dasar informasi atau bukti yang diterima kemudian.
(d) Kalau catatan belum ditutup, Komisi dengan sepengetahuan para Negara Pihak akan memeriksa
masalah yang dinyatakan dalam petisi atau amanat/surat pengaduan termaksud agar dapat memeriksa
fakta itu. Kalau perlu dan sepatutnya, Komisi akan melakukan pemeriksaan, yang untuk

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
13

pelaksanaannya yang efektif Komisi harus meminta dan para Negara yang berkepentingan harus
memberikan kepada Komisi, semua fasilitas yang diperlukan.
(e) Komisi dapat meminta Negara yang bersangkutan untuk memberikan setiap informasi yang
berkaitan dan, apabila diminta demikian, akan mendengarkan pernyataan-pernyataan lisan atau
tertulis dari para Negara
Pihak yang bersangkutan.
(f) Komisi dapat mengadakan pendekatan dengan para Negara Pihak yang bersangkutan dengan
tujuan mencapai penyelesaian masalah secara bersahabat atas dasar penghormatan terhadap hak-hak
asasi manusia yang diakui dalam Konvensi ini.
2. Namun demikian, dalam kasus-kasus yang gawat dan darurat, hanya penyampaian suatu petisi atau
amanat/surat pengaduan yang memenuhi semua persyaratan penerimaan yang lazim diperlukan bagi
Komisi agar dapat melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran yang menurut dugaan telah
dilakukan dengan persetujuan sebelumnya dari Negara yang bersangkutan.

Pasal 49
Jika suatu penyelesaian bersahabat sudah dicapai sesuai dengan ketentuan ayat l (f)Pasal 48, Komisi
akan menyusun laporan, yang dikirimkan kepada negara yangmengajukan petisi dan kepada para
Negara Pihak Konvensi ini dan kemudian disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-
negara Amerika untuk diumumkan. Laporan ini berisi ikhtisar singkat mengenai fakta-fakta dan
penyelesaian yang dicapai. Kalau ada Negara Pihak meminta penjelasan maka informasi yang paling
sepenuhnya mungkin harus diberikan kepadanya.

Pasal 50
1. Jika suatu penyelesaian tidak tercapai, Komisi, dalam batas waktu yang ditentukan oleh Statutanya
harus menyusun Iaporan yang menguraikan fakta itu dan menyebutkan kesimpulan-kesimpulannya.
Kalau laporan tersebut, dalam keseluruhan atau dalam sebagian, tidak mencerminkan persetujuan
aklamasi para anggota Komisi, setiap anggota boleh melampirkan pada laporan itu, suatu pendapat
terpisah. Pernyataan-pernyataan dalam bentuk tertulis dan lisan yang dibuat oleh para Negara Pihak
sesuai dengan ketentuan ayat l (e) Pasal 48 harus juga dilampirkan.
2. Laporan dikirimkan kepada para Negara yang bersangkutan, yang tidak boleh dengan bebas
mengumumkannya.
3. Dalam mengirimkan laporan, Komisi boleh membuat proposal-proposal dan rekomendasi-
rekomendasi seperti yang Komisi pandang tepat.

Pasal 51
1. Jika, dalam periode tiga bulan dari tanggal pengiriman laporan Komisi kepada para Negara yang
bersangkutan, masalah itu belum terselesaikan atau belum juga disampaikan oleh Komisi ataupun
oleh para Negara yang bersangkutan kepada Pengadilan dan yurisdiksinya diterima, maka Komisi
dengan mayoritas absolut para anggotanya dapat menyatakan pendapatnya dan kesimpulannya
mengenai masalah yang diajukan untuk dipertimbangkan. 2. Bilamana tepat, Komisi akan membuat
rekomendasi-rekomendasi yang berkaitan dan akan menetapkan periode yang selama itu Negara harus
mengambil tindakan-tindakan yang merupakan kewajibannya memberikan cara untuk memperoleh
ganti rugi atas situasi yang diperiksa.
3. Bilamana periode yang ditetapkan sudah habis, Komisi akan memutuskan dengan suara mayoritas
absolut para anggotanya, apakah Negara itu sudah mengambil tindakan-tindakan yang tepat dan
mengumumkan laporannya.

Bab 8. Pengadilan Inter-Amerika tentang Hak-hak Asasi Manusia Seksi 1.


Organisasi
Pasal 52
1. Pengadilan akan terdiri dari tujuh orang hakim, warga negara dari para Negara anggota Organisasi ,
dipilih dalam suatu kemampuan pribadi di antara para pakar hukum berwibawa dan memiliki moral
tertinggi dan diakui cakap di bidang hakhak asasi manusia, yang memiliki kualifikasi-kualifikasi yang

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
14

dipersyaratkan untuk pelaksanaan fungsi-fungsi pengadilan yang tertinggi, sesuai dengan undang-
undang dari negara di mana mereka menjadi warga negara atau Negara yang mengusulkan mereka
sebagai calon .
2. Tidak diperkenankan dua orang hakim adalah warga Negara dari Negara yang sama.

Pasal 53
1. Para hakim Pengadilan akan dipilih dengan suara rahasia, dengan suara mayoritas absolut dari
Negara Pihak konvensi dalam Majelis Umum Organisasi, dari suatu panel para calon yang diusulkan
oleh para Negara tersebut.
2. Masing-masing Negara Pihak dapat mengusulkan sampai tiga orang calon, warga negara dari
Negara yang mengusulkan mereka atau Negara anggota Organisasi Negara-negara Amerika lainnya.
Bilamana salah satu daftar nama tiga calon yang diusulkan, paling tidak salah satu orang dari calon-
calon itu harus seorang warga negara dari suatu Negara selain Negara yang mengusulkan.

Pasal 54
1. Para hakim Pengadilan akan dipilih untuk masa jabatan enam tahun dan dapat dipilih kembali
hanya sekali. Masa jabatan tiga orang hakim yang dipilih pada pemilihan pertama akan habis pada
akhir tiga tahun. Segera sesudah pemilihan, nama-nama tiga orang hakim harus ditentukan dengan
undian pada Majelis Umum.
2. Seorang hakim yang dipilih untuk menggantikan seorang hakim yang masa jabatannya beIurn habis
akan menyelesaikan masa jabatan hakim yang diganti.
3. Para hakim tetap memegang jabatan itu sampai berakhirnya masa jabatan mereka. Namun
demikian, mereka akan meneruskan menangani perkara yang telah mereka periksa dan masih
menunggu, maka untuk tujuan itu mereka tidak dapat digantikan oleh para hakim yang baru saja
dipilih.

Pasal 55
1. Apabila seorang dari para hakim itu adalah warga negara dari setiap di antara para Negara Pihak
suatu perkara yang diajukan ke Pengadilan, dia tetap akan menguasai haknya untuk memeriksa
perkara itu.
2. Apabila salah satu dari para hakim yang diminta untuk memeriksa suatu perkara harus seorang
warga negara dari salah satu para Negara Pihak pada perkara itu, maka Negara Pihak Jainnya dalam
perkara kasus itu dapat menunjuk seorang hakim pilihannya sendiri untuk bekerja pada Pengadilan
sebagai hakim Ad Hoc.
3. Apabila di antara para hakim yang diminta untuk memeriksa suatu perkara itu, tidak satu pun dari
mereka adalah warga negara dari setiap di antara para Negara Pihak pada perkara, maka masing-
masing Negara Pihak dapat menunjuk seorang hakim Ad Hoc.
4. Seorang hakim Ad Hoc harus memiliki kualifikasi-kualifikasi yang ditunjuk pada

Pasal 52.
5. Apabila beberapa Negara Pihak Konvensi mempunyai kepentingan yang sama dalam sebuah
perkara, mereka akan dianggap sebagai pihak tunggal untuk tujuan-tujuan dari ketentuan-ketentuan di
atas. Dalam keadaan ragu-ragu, Pengadilan harus memutuskan.

Pasal 56
Lima orang hakim akan merupakan satu kuorum untuk transaksi bisnis oleh Pengadilan.

Pasal 57
Komisi harus hadir pada semua perkara yang diajukan ke hadapan Pengadilan.

Pasal 58

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
15

1. Pengadilan akan berkedudukan di tempat yang ditentukan oleh para Negara Pihak Konvensi pada
Majelis Umum Organisasi; namun demikian, mereka dapat mengadakan persidangan di setiap
wilayah Negara anggota Organisasi Negaranegara Amerika bilamana suatu mayoritas Pengadilan
menimbang memang amat diperlukan, dan dengan persetujuan terlebih dahulu dari para negara yang
bersangkutan. Kedudukan Pengadilan dapat dipindahkan oleh para Negara Pihak Konvensi dalam
Majelis Umum, dengan suara dua pertiga.
2. Pengadilan harus menunjuk Sekretarisnya sendiri.
3. Sekretaris akan memiliki kantornya di tempat di mana Pengadilan berkedudukan dan harus
menghadiri pertemuan-pertemuan yang mungkin diselenggarakan Pengadilan di luar tempat
kedudukan Pengadilan.

Pasal 59
Pengadilan harus membentuk sekretariatnya sendiri yang berfu ngsi menumt arahan Sekretaris
Pengadilan sesuai dengan standar-standar administratif Sekretariat Jenderal Organisasi, dalam semua
masalah yang tidak bertentangan dengan kemandirian Pengadilan. Staf Sekretariat Pengadilan
ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal Organisasi dalam konsultasi dengan Sekretaris Pengadilan.

Pasal 60
Pengadilan harus menyusun Statutanya dan harus menyampaikannya kepada Majelis Umum untuk
memperoleh persetujuan. Pengadilan harus memakai Aturan-aturan Prosedurnya sendiri.

Seksi 2. Yurisdiksi dan Fungsi


Pasal 61
1. Hanya para Negara Pihak dan Komisi yang mempunyai hak untuk mengajukan
suatu perkara ke hadapan Pengadilan.
2. Agar supaya Pengadilan dapat memeriksa suatu perkara, adalah perlu bahwa prosedur-prosedur
yang dinyatakan dalam Pasal 48 sampai Pasal 50 harus sudah digunakan secara maksimal.

Pasal 62
1. Suatu Negara Pihak, atas dasar penyimpanan surat pengesahan atau penyertaannya pada Konvensi
ini, atau pada waktu kapan pun di kemudian hari, dapat menyatakan bahwa negara itu mengakui
sebagai mengikat, ipso facto, dan tidak mensyaratkan persetujuan khusus , yurisdiksi Pengadilan pada
semua masalah yang berkaitan dengan penafsiran atau penerapan Konvensi ini.

2. Pernyataan tersebut boleh dibuat tanpa syarat, atau atas syarat timbal balik, untuk suatu periode
yang ditentukan, atau untuk perkara-perkara khusus. Pernyataan itu harus disampaikan kepada
Sekretaris Jenderal Organisasi, yang harus mengirimkan salinan- salinannya kepada para Negara
anggota Organisasi yang lain dan kepada Sekretaris Pengadilan.
3. Yurisdiksi Pengadilan terdiri dari semua hal mengenai penafsiran dan penerapan ketentuan-
ketentuan Konvensi ini yang diajukan kepadanya, dengan syarat bahwa para Negara Pihak yang
bersangkutan mengakui atau telah mengakui yurisdiksi tersebut, apakah denga n pernyataan khusus
menurut ayat-ayat sebelumnya, atau dengan persetujuan khusus.

Pasal 63
1. Apabila Pengadilan menemukan adanya pelanggaran terhadap hak atau kebebasan yang dilindungi
oleh konvensi ini, Pengadilan akan memutuskan bahwa Negara Pihak yang dirugikan dijamin
perolehan haknya atau kebebasannya yang dilanggar. Pengadilan akan juga memutuskan, apabila
tepat, bahwa akibat-akibat dari tindakan atau situasi yang merupakan pelanggaran terhadap hak dan
kewajiban tersebut diberi ganti rugi dan bahwa kompensasi yang adil dibayarkan kepada Negara
Pihak yang dirugikan.
2. Dalam perkara-perkara yang sangat gawat dan darurat, dan bilamana diperlukan untuk menghindari
kerugian yang tidak dapat diganti terhadap orang, Pengadilan harus mengambil tindakan-tindakan
sementara seperti yang dianggap berkaitan dengan masalah-masalah yang sedang dipertimbangkan.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
16

Mengenai suatu perkara yang belum disampaikan kepada Pengadilan, Pengadilan dapat bertindak atas
permintaan Komisi.

Pasal 64
Para Negara anggota Organisasi dapat berkonsultasi dengan Pengadilan mengenai penafsiran
Konvensi ini atau perjanjian internasional lainnya mengenai perlindungan hak-hak asasi manusia di
negara-negara Amerika. Dalam ruang lingkup kewenangan mereka, organ- organ yang tercantum
pada Bab X, Piagam Organisasi Negara-negara Amerika, seperti yahg diamandemen oleh Protokol
Buenos Aires, dalam cara yang serupa dapat berkonsultasi dengan Pengadilan. Pengadilan, atas
permintaan Negara anggota Organisasi, dapat memberikan kepada Negara tersebut pendapat-pendapat
mengenai kesesuaian dari setiap di antara hukum domestiknya dengan instrumen-instrumen
internasional yang disebut di atas.

Pasal 65
Kepada tiap-tiap persidangan reguler Majelis Umum Organisasi Negara-negara Amerika, Pengadilan,
untuk memperoleh pertimbangan Majelis, akan menyampaikan laporan mengenai pekerjaannya
ditahun sebelumnya. Pengadilan harus merinci, terutama, kasus- kasus yang suatu Negara belum
menjalankan putusan yang ditetapkan pengadilan dan menyusun rekomendasi-rekomendasi apapun
yang relevan.

Pasal 66
1. Alasan-alasan harus diberikan untuk keputusan Pengadilan.
2. Apabila keputusan itu tidak mewakili dalam keseluruhan atau sebagian, maka pendapat aklamasi
para hakim, setiap hakim harus berhak mempunyai pendapatnya yang berbeda atau pendapat terpisah
dilampirkan pada keputusan itu.

Pasal 67
Keputusan Pengadilan adalah final, dan tidak tunduk pada permintaan naik banding. Dalam kasus
tidak ada kesepakatan mengenai arti atau cakupan keputusan, Pengadilan harus menafsirkannya atas
permintaan dari setiap di antara para Negara Pihak, asalkan permintaan itu dibuat dalam waktu
sembilan puluh hari dari tanggal pemberitahuannya.

Pasal 68
1. Para Negara Pihak Konvensi berusaha mematuhi keputusan Pengadilan dalam setiap perkara di
mana mereka menjadi Peserta.
2. Bagian dari suatu keputusan tersebut yang menetapkan kerugian-kerugian yang dapat diberikan
kompensasi dapat dilaksanakan di negara yang bersangkutan sesuai dengan prosedur domestik yang
mengatur pelaksanaan keputusan terhadap Negara.

Pasal 69
Para Negara Pihak yang menangani perkara harus diberi tahu mengenai keputusan Pengadilan dan
keputusan itu harus disampaikan kepada para Negara Pihak Konvensi.

Bab 9. Ketentuan-ketentuan Umum

Pasal 70
Para hakim Pengadilan dan para anggota Komisi sejak saat pemilihan mereka dan sepanjang masa
jabatan mereka akan menikmati kekebalan-kekebalan yang diberikan kepada perwakilan-perwakilan
diplomatik sesuai dengan hukum internasional. Selama pelaksanaan fungsi resmi mereka, sebagai
tambahan, mereka akan menikmati hak-hak istimewa diplomatik yang diperlukan untuk pelaksanaan
semua kewajiban mereka. Pada waktu kapan pun para hakim Pengadilan atau para anggota Komisi,
tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas setiap keputusan atau pendapat yang dikeluarkan dalam
pelaksanaan fungsi mereka.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
17

Pasal 71
Posisi hakim Pengadilan atau anggota Komisi adalah tidak bersesuaian dengan setiap kegiatan lain
yang mungkin memengaruhi kemandirian seorang hakim atau anggota, seperti yang ditentukan dalam
Statuta masing-masing.

Pasal 72
Para hakim Pengad ilan dan para anggota Komisi akan menerima honorarium dan uang saku
perjalanan dalam bentuk dan menurut syarat-syarat yang dinyatakan dalam Statuta mereka, dengan
memperhatikan semestinya kepentingan dan kemandirian jabatan mereka. Honorarium dan uang saku
perjalanan tersebut ditentukan dalam anggaran belanja Organisasi Negara-negara Amerika, yang juga
mencakup biaya-biaya Pengadilan dan sekretariatnya. Untuk tujuan ini Pengadilan harus menyusun
anggaran belanjanya sendiri dan mengajukannya kepada Majelis Umum melalui Sekretariat Jenderal.
Sekretariat Jenderal tidak boleh memasukkan perubahan-perubahan apapun di dalamnya.

Pasal 73
Majelis Umum, hanya atas permintaan Komisi atau Pengadilan, bagaimanapun nanti, boleh
menentukan sanksi-sanksi untuk diterapkan terhadap para anggota Komisi atau para hakim
Pengadilan bila mana ada alasan-alasan yang dapat membenarkan tindakan tersebut seperti yang
dinyatakan dalam Statuta masing-masing. Suara mayoritas dua pertiga para Negara anggota
Organisasi harus dipersyaratkan untuk suatu keputusan dalam kasus para anggota Komisi, dan dalam
kasus para hakim Pengadilan, suara mayoritas dua pertiga para Negara Pihak Konvensi harus juga
dipersyaratkan.

Bagian III
Ketent uan-ketentuan Umum dan Sementara
Bab 10. Tanda Tangan, Pengesahan (Ratiflkasi), Syarat, Amandemen,
Protokol dan Bantahan
Pasal 74
1. Konvensi ini terbuka untuk ditandatangani, dan pengesahan atau keterikatan setiap Negara anggota
dari Organisasi Negara-negara Amerika.
2. Ratifikasi atau keterikatan pada Konvensi ini dilakukan dengan penyimpanan instrumen
pengesahan atau keterikatan pada Sekretariat Jenderal Organisasi Negara-negara Amerika. Segera
sesudah sebelas Negara menyimpan instrumen pengesahan atau instrumen penerimaan mereka,
Konvensi akan mulai berlaku. Mengenai setiap negara yang meratifikasi atau mengikatkan diri
sesudahnya, Konvensi akan mulai berlaku pada tanggal penyimpanan instrumen pengesahannya atau
penerimaannya. Sekretaris Jenderal akan memberi tahu semua Negara anggota Organisasi mengenai
mulai berlakunya Konvensi.

Pasal 75
Konvensi ini tunduk pada syarat-syarat menurut ketentuan-ketentuan Konvensi Wina mengenai
hukum Perjanjian Internasional yang ditandatangani pada 23 Mei 1969.

Pasal 76
1. Proposal-proposal untuk mengamandemen Konvensi ini dapat diajukan ke Majelis Umum untuk
tindakan yang dianggap perlu, oleh setiap Negara Pihak secara langsung dan oleh Komisi atau
Pengadilan melalui Sekretaris Jenderal.
2. Amandemen-amandemen akan mulai berlaku bagi para Negara yang meratifikasinya pada tanggal
ketika dua pertiga Negara Pihak Konvensi ini sudah menyimpan instrumen pengesahan mereka
masing-masing. Mengenai para Negara Pihak yang lain, amandemen-amandemen termaksud akan
mulai berlaku pada tanggal ketika mereka menyimpan instrumen pengesahan masi ng-masing.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519
18

Pasal 77
1. Menurut Pasal 31, setiap Negara Pihak dan Komisi dapat menyampaikan Protokolprotokol yang
diusulkan pada Konvensi ini u ntuk dipertimbangkan oleh para Negara- Negara Pihak pada Menelis
Umum dengan tujuan untuk secara berangsur-angsur memasukkan hak dan kebebasan lainnya dalam
sistem-sistem perlindungan.
2. Tiap-tiap protokol akan menentukan cara berlakunya dan akan diterapkan hanya di antara para
Negara Pihak kepadanya.
Pasal 78
1. Para Negara Pihak dapat menyangkal Konvensi ini pada saat habisnya periode lima tahun mulai
dari tanggal berlakunya Konvensi dan dengan sarana pemberitahuan yang disampaikan satu tahun
sebelumnya. Pemberitahuan adanya sangkalan harus ditujukan kepada Sekretarus Jenderal Organisasi
Negara-negara Amerika, yang akan memberitahukannya kepada para Negara Pihak lainnya.
2. Penya ngkalan tersebut harus tidak berakibat mem bebaskan Negara Pihak yang bersangkutan dari
kewajiban-kewajiban yang termuat dalam Konvensi i ni mengenai setiap tindakan yang mungkin
merupakan pelanggaran terhadap kewaji ban-kewajiban tersebut yang telah diambil oleh Negara yang
bersangkutan sebelum tanggal berlakunya penyangkalan.

Bab 9. Ketentuan-ketentuan Sementara


Seksi 1. Komisi Hak-hak Asasi Manusia Inter-Amerika
Pasal 79
Atas dasar berlakunya Konvensi ini, Sekretaris Jenderal harus meminta, dalam bentuk tertulis, tiap-
tiap Negara anggota Organisasi untuk mengajukan dalam waktu sembilan pul uh hari, nama para
calon untuk keanggotaan pada Komisi Hak-hak Asasi Manusia Inter-Amerika. Sekretaris Jenderal
akan mempersiapkan daftar nama para calon dalam susunan alfabet dan menyampaikannya kepada
para Negara anggota Organisasi, paling sedikit tiga puluh hari sebelum sidang Majelis Umum yang
berikutnya.

Pasal 80
Para anggota Kom isi akan dipilih dengan suara rahasia Majelis Umum dari daftar nama para calon
yang ditunjuk dalam Pasal 79. Para calon yang memperoleh suara terbesar dan suara mayoritas
absolut dari perwakilan Negara anggota harus dinyatakan sebagai terpilih. Apabila diperlukan
mengadakan beberapa kali pemungutan suara, agar dapat memilih semua anggota Komisi, maka para
calon yang memperoleh jumlah suara terkecil akan dihapuskan secara berturut-turut, dengan cara
yang ditentukan oleh Majelis Umum.

Seksi 2. Pengadilan Hak-hak Asasi Manusia Inter-Amerika


Pasal 81
Atas dasar berlakunya Konvensi ini, Sekretaris Jenderal, dalam bentuk tertulis, harus meminta tiap
Negara Pihak untuk mengajukan dalam waktu sembilan puluh hari para calonnya untuk keanggotaan
pada Pengadilan hak-hak asasi manusia Inter-Amerika. Sekretaris Jenderal akan mempersiapkan
daftar nama para calon dalam susunan alvabet, yang akan diajukan dan disampaikan kepada para
Negara Pihak paling sedikit tiga puluh hari sebelum sidang Majelis Umum yang berikutnya.

Pasal 82
Para hakim Pengadilan akan dipilih dari daftar nama para calon yang ditunjuk dalam Pasal 81, dengan
suara rahasia para Negara Pihak Konvensi dalam Majelis Umum. Para calon yang memperoleh
jumlah suara terbanyak dan suara mayoritas absolut dari perwakilan para Negara Pihak harus
dinyatakan sebagai terpilih. Apabila diperlukan melakukan beberapa kali pemungutan suara agar
dapat memilih semua hakim Pengadilan maka para calon yang memperoleh jumlah suara terkecil akan
dihapuskan secara berturut-turut, dengan cara yang ditentukan oleh para Negara Pihak.

Jl. Siaga II No.31 Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Indonesia 12510 Telp. +6221-7972662,
79192564 Faks. +6221-79192519

Anda mungkin juga menyukai