Anda di halaman 1dari 26

MODUL 5 (Malnutrisi, Defesiensi Vitamin danGAKI )

SKENARIO 5 :

KeriputBukanTua

Seoranganaklakilaki TR umur 7 th, BB 9 kg, TB 100 cm, BB lahir 3 kg dibawake RS karena 1


mingguanakdiaresampaibadannyakurus. Keadaanfisikpadasaatmasukanaktersebutcengeng, mukaseperti orang tua,
kulitkeripudanbokonganak yang tampakjatuh.Doktermendugaanaktersebutkelaparan yang terlalu lama,
terjadimarasmus.Ayahbekerjasebagaiburuhharianlepasdanibuberjualanmakanangadogadodirumah.Keluargatersebuttinggal di
sebuahrumahkontrakandilingkunganpadat.Hasilpemeriksaan:HB 9 gr% Albumin 2.9 gr% Ascaris (+).  Kebiasaanmakananak 2x
seharidenganpolanasi + sayur + tempe/tahu, denganporsisedikit, sumbermakananhewanidiberikan2x / minggu.

Bagaimanaandamenjelaskankasusdiatas?

Jump1: Terminologi

1. Malnutrisi:adalahkeadaandimanatubuhtidakmendapatasupangiziyang cukup,malnutrisidapatjugadisebutkeadaaanyang
disebabkanolehketidakseimbangandiantarapengambilanmakanandengankebutuhangiziuntukmempertahankankesehatan

2.GAKI:rangkaianefekyangdapatditimbulkankarenatubuhmengalamikekuranganiodiumsecaraterusmenerusdalamkurunwaktuyan
g lama.

3. Marasmus:salahsatujeniskeadaanmalnutrisiberat yang ditandaidenganhilangnyamassalemaktubuhdanjaringanotot.


Akibatnya, indeksmassatubuhmenjadisangatrendah.

Jump2: RumusannMasalah

1. Adakah hubungan umur, BB, TB, dan BB lahir dengan keluhan yg dialami pd pasien tsb ?
Untuk melihat apakah anak berada dalam status gizi yang baik melalui pertambahan berat badan sesuai umur anak dapat
dilihat dari table dibawah ini.

2. Bagaimana intrepetasi px fisik pd anak?


Marasmus=bentukmalnutrisi protein kalori yang terutamaakibatkekurangankalori yang
beratdankronisterutamaterjadiselamatahunpertamakehidupan,
disertairetardasipertumbuhandanmengurusnyalemakbawahkulitdanotot, akibat dari defisiensi mikronutrien,yg
menyertai defisiensi protein dan energi.
Berikut adalah gejala pada marasmus adalah: a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan
ototototnya, tinggal tulang terbungkus kulit b. Wajah seperti orang tua c. Iga gambang dan perut cekung d. Otot paha
mengendor (baggy pant) e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar (Depkes RI, 2000),
sedangkan
Kwashiorkor adalah bentuk malnutrisi berenergi protein yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat, asupan
kalori biasanya juga mengalami defisiensi.gejala :
Kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak cukup. Pada penderita yang menderita
kwashiorkor, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan, perubahan mental yaitu pada biasanya penderita cengeng dan
pada stadium lanjut menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan edema. Selain itu, pederita akan mengalami
gejala gastrointestinal yaitu anoreksia dan diare. Hal ini mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas dan usus.
Rambut kepala penderita kwashiorkor senang dicabut tanpa rasa sakit
3. Adakah hub antara pekerjaan orang tua dan lingkungan dengan kondisi yang di alami anak(malnutrisi)?Ada 2
faktorpenyebabdarigiziburukadalahsebagaiberikut
a. 1.Penyebablangsung,kurangnyajumlahdankualitasmakananyang dikonsumsi,
menderitapenyakitinfeksi,cacatbawaandanmenderitapenyakitkanker.Anakyang
mendapatmakanancukupbaiktetapiseringdiserangataudemamakhirnyamenderitakuranggizi
b. 2.Penyebabtidaklangsung,ketersediaanpanganrumahtangga, perilaku, pelayanankesehatan.Sedangkanfaktor-
faktorlainselainfaktorkesehatan, tetapijugamerupakanmasalahutamagiziburukadalahkemiskinan,
pendidikanrendah, ketersediaanpangandankesempatankerja

Pekerjaan orang tua :Ada,merupakan penyebab tidak langsung dimana pendapatan yang rendah sehingga daya beli terhadap
makanan terutama makanan berprotein rendah Kemudia ditambah bila jumlah keluarga yang besar juga dengan keadaan sosial
ekonomi yang kurang, dimana jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan kurangnya kasih saying dan perhatian pada anak,
juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang, papan tidak terpenuhi.apalagi bila anak tidak jauh selang umurnya

4. Bgm interpretasi px lab ?


 :BB:9kg,TB:100cm = status gizi buruk
 Hb:9 g/dl = anemia,normal usia 6 bln- 6 tahun 11-14,5 g/dl
 Albumin:2,9 gr = hipoalbuminemia (Kadar normal albumin dalam tubuh berbeda sesuai dengan usia seseorang.
Bagi orang dewasa kadar normal albumin sebanyak 3,8 – 5,1 gr/dl, anak-anak sebanyak 4,0 – 5,8 gr/dl, bayi
sebanyak 4,4 – 5,4 gr/dl, sedangkan untuk bayi baru lahir kadar normal albumin yaitu sebanyak 2,9 – 5,4 gr/dl.)
 Ascris = kecacingan

5. Apa diagnosa dan diagnosis banding pada tr?


diagnosis:KEP jenis marasmus
KEP (KurangEnergi Protein) merupakankondisitubuh yang spesifikpada
kekuranganenergidan protein
KEP terdiridaritigatipe, yaitu kwashiorkor, marasmus, dan
marasmik-kwashiorkor.

6. Komplikasi& prognosis ?

Prognosis :
Malnutrisi yang hebatmempunyaiangkakematian yang tinggi, kematianseringdisebabkanolehkarenainfeksi;
seringtidakdapatdibedakanantarakematiankarenainfeksiatauka-renamalnutrisisendiri.Prognosis tergantungdari stadium
saatpengobatanmulaidilaksanakan.Dalambeberapahalwalaupunkelihatannyapengobatanadekuat,
bilapenyakitnyaprogesifkematiantidakdapatdihindari, mungkindisebabkanperubahan yang irreversibeldari set-
seltubuhakibatunder nutrition.

7. tes penunjang apa yg dpt dilakukan?


 kadar gula darah, pemeriksaan tepi lengkap,urine lengkap.feses,elektrolit serum.protein
serum(albumin.globulin)feritin
 tes mantoux
 roentgen (dada AP dan lateral)
 pemeriksaan ekg

8. bagaimana penatalaksanaan pada anak tersebut?


Medikamentosa
 Pengobatan gangguan keseimbangan cairan danelektrolit. Rehidrasi oral dengan cara Resomal,rehidrasi secara
parenteral hanya pada dehidrasiberat atau syok;
 Atasi /cegah hipoglikemia;
 Atasi gangguan elektrolit;
 Atasi/ cegah hipotermia;
 Antibiotik (bila tidak jelas ada infeksi, dapatdiberikan kotrimoksasol selama 5 hari, bila ter-
dapat infeksi nyatá, berikan ampisilin IV selama2 hari, dilanjutkan dengan oral sampai 7 hari,ditambah dengan
gentamisin IM selama 7-hari)
 Atasi penyakit penyerta yang ada sesuai pedoman
 Vitamin A (dosis sesuai usia, yaitu <6 bulan:,50.000 SI, 6-12 bulan: 100.000 SI dan >1 tahun:200.000 SI) pada
awal perawatan dan hari ke-15atau sebelum pulang
 Multivitamin-mineral, khusus asam folat hari pertama 5 mg, selanjutnya 1 mg per hari.
JUMP 4 SKEMA

masalah gizi
surveilansi gizi
masyarakat

penentuan status
gizi

kurang gizi
cukup gizi
/malnutrisi

faktor penyebab

defisiensi nutrisi lingkungan

kebijkan
pemerintah dalam
tatalaksana
penanggulangan
gizi

non farmakologi farmak1ologi

pedoman gizi
seimbang
LO MODUL 5

1. Masalah gizi masyarakat


2. Penentuan status gizi
3. Masalah malnutrisi
4. Farmakologi vitamin dan mineral
5. Defisiensi vitamin dan mineral
6. Kebijakan pemerintah dalam penanggulangan masalah gizi di indonesia
7. Pedoman gizi seimbang
8. Surveillans gizi

JUMP 7 : SHARING INFORMATION

1. Masalah gizi masyarakat

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat ditanggulangi dengan
pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah gizi, oleh karena itu pendekatan
penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Menurut depkes ri status gizi adalah tingkat keadaan gizi seseorang yang dinyatakan menurut jenis dan beratnya keadaan gizi
; contohnya gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, dan gizi buruk. Sedangkan menurut jellife dan beck status gizi adalah keadaan yang
seimbang antara kebutuhan zat gizi dan konsumsi makanan. Menurut waspadji yang dikatakan status gizi optimal adalah adanya
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi.

Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab tingginya kematian pada bayi dan anak. Apabila anak kekurangan gizi
dalam hal zat karbohidrat (zat tenaga) dan protein (zat pembangun) akan mengakibatkan anak menderita kekurangan gizi yang
disebut kurang energi dan protein (kep) tingkat ringan dan sedang, apabila hal ini berlanjut lama maka akan berakibat terganggunya
pertumbuhan, terganggunya perkembangan mental dan terganggunya sistem pertahanan tubuh, sehingga dapat menjadikan penderita
kep tingkat berat dan sangat mudah terserang penyakit infeksi.

Kekurangan gizi disebabkan karena kurangnya asupan makanan di tingkat rumah tangga, anak tidak mau makan, cara
pemberian makanan yang salah, serta dari segi faktor psikososialnya.(7) konsumsi makanan adalah salah satu faktor terjadinya
kekurangan gizi. Rendahnya konsumsi terhadap pangan mengakibatkan seseorang mudah terkena infeksi penyakit, daya tahan tubuh
menurun, turunnya kemampuan bekerja. Hal ini akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Apalagi anak-anak yang
termasuk kelompok rawan gizi, protein sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan serta perkembangan otak. Salah satu sember protein
yang berasal dari hewani adalah ikan yang memiliki kandungan protein cukup tinggi (basah 17% dan kering 40%). Sehingga mutu
gizinya tidak kalah berbeda dengan pangan hewani ternak seperti daging atau telur

Berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) terjadi peningkatan prevalensi berat kurang yaitu 18,4% tahun 2007 dan
19,6 % tahun 2013. Perubahan ini terjadi pada gizi buruk yaitu 5,4% di tahun 2007 dan 5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi
kurang meningkat sebesar 0,9% dari 13% pada tahun 2007 menjadi 13,9% tahun 2013, dan prevalensi anak pendek naik 1,2% dari
18% tahun 2007 menjadi 19,2% pada tahun 2013. Sumatera barat termasuk daerah yang memiliki prevalensi gizi buruk dan kurang
di atas prevalensi nasional yaitu 21,2 %.

2. Penentuan status gizi


I. Penilaian status gizi secara langsung
 Antropometri
Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
 Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini
didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi
 Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan
pada berbagai macam jaringan tubuh digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi
 Biofisik
Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi digunaakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

II. Penilaian status gizi secara tidak langsung


 Survei konsumsi makanan
Dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi adalah metode penentuan status gizi
 Statistik vital
Dengan menganalisis dan beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan gizi
 Faktor ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan
budaya

III. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi
 Tujuan
Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode, seperti tujuan ingin melihat fisik
seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri
 Unit sampel yang akan diukur
Unit sampel yang akan diukur sangat mempengaruhi penggunaan metode penilaian status gizi.
 Jenis informasi yang dibutuhkan
Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis imformasi yang diberikan.jenis
informasi itu antara lain: asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat hemoglobin dan situasi sosial
ekonomi.
 Tenaga
Jenis tenaga yang digunakan dalam pengumpulan data status gizi antara lain: ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan
tenaga lain.
 Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempengaruhi metode yang akan digunakan.
 Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai status gizi. Umumnya
pengunaan metode biokimia relatif mahal dibandingkan dengan metode lain. Pengunaan metode disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.

Parameter keparahan dan klasifikasi KEP dapat diukur dengan menggunakan indikator antropometri. Indikator berat badan
terhadap tinggi badan (BB/TB) dapat digunakan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang dan tinggi badan terhadap
usia (TB/U) digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi masa lampau. (Arisman, 2010)
3. Masalah malnutrisi

Malnutrisi adalah suatu keadaan klinis yang disebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi, baik karena
kekurangan atau kelebihan asupan makanan maupun akibat kebutuhan yang meningkat. Pada pembahasan selanjutnya yang
dimaksud dengan malnutrisi adalah keadaan klinis sebagai akibat kekurangan asupan makanan ataupun kebutuhan nutrisi yang
meningkat ditandai dengan adanya gejala klinis, antropometris, laboratoris dan data analisis diet. (Depkes RI, 2007)

Anak balita (bawah lima tahun) sehat atau kurang gizi dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan sampai
usia minimal 2 tahun (baduta). Apabila pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut suatu standar organisasi
kesehatan dunia, dia bergizi baik. Kalau sedikit dibawah standar disebut bergizi kurang yang bersifat kronis. Apabila jauh dibawah
standar dikatakan bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk adalah salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat berat atau akut (Pardede, J,
2006).

Malnutrisi dapat terjadi secara primer atau sekunder. Malnutrisi primer terjadi bila konsumsi makanan baik dari segi kualitas
maupun kuantitas inadekuat dan tidak seimbang. Malnutrisi sekunder terjadi sebagai akibat kebutuhan nutrien yang meningkat atau
output yang berlebihan, umumnya pada penyakit kronik baik infeksi maupun keganasan. (Depkes RI, 2007)

Jenis Malnutrisi

Gizi buruk berat dapat dibedakan tipe kwashiorkor, tipe marasmus dan tipe marasmik-kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut
didasarkan pada ciri-ciri atau tanda klinis dari masing-masing tipe yang berbeda-beda.

Marasmus

Marasmus adalah bentuk malnutrisi protein kalori yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama
terjadi selama tahun pertama kehidupan, disertai retardasi pertumbuhan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland,
1998).

Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan
tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati
dan sebagainya. Anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. Berikut
adalah gejala pada marasmus adalah:

 Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan ototototnya, tinggal tulang terbungkus
kulit
 Wajah seperti orang tua
 Iga gambang dan perut cekung
 Otot paha mengendor (baggy pant)
 Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar (Depkes RI, 2000)
Kwasiorkor

Kwashiorkor adalah bentuk malnutrisi berenergi protein yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat, asupan kalori
biasanya juga mengalami defisiensi. (Dorland, 1998)

Kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak cukup. Pada penderita yang menderita kwashiorkor,
anak akan mengalami gangguan pertumbuhan, perubahan mental yaitu pada biasanya penderita cengeng dan pada stadium lanjut
menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan edema. Selain itu, pederita akan mengalami gejala gastrointestinal yaitu
anoreksia dan diare. Hal ini mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas dan usus. Rambut kepala penderita kwashiorkor senang
dicabut tanpa rasa sakit. (Hassan et al., 2005)

Pada penderita stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus, jarang dan berwarna putih. Kulit menjadi kering
dengan menunjukkan garis-garis yang lebih mendalam dan lebar. Terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazy pavement dermatosis
yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat
tekanan dan disertai kelembapan. Pada perabaan hati ditemukan hati membesar, kenyal, permukaan licin, dan pinggiran tajam.
Anemia ringan juga ditemukan dan terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang rendah dan kadar globulin yang
normal atau sedikit meninggi. (Hassan et al., 2005)
Marasmus-Kwasiorkor

Kondisi dimana terjadi defisiensi baik kalori maupun protein, dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak
subkutan, dan biasanya dehidrasi. Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus.
(Dorland, 1998)

Faktor Penyebab

Malnutrisi Ada 2 faktor penyebab dari gizi buruk adalah sebagai berikut :

I. Penyebab langsung, kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat
bawaan dan menderita penyakit kanker. Anak yang mendapat makanan cukup baik tetapi sering diserang atau demam
akhirnya menderita kurang gizi.
II. Penyebab tidak langsung, ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor-faktor
lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan masalah utama gizi buruk adalah kemiskinan, pendidikan rendah,
ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu untuk mengatasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas
sektor Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya
dalam jumlah yang cukup baik maupun gizinya. (Dinkes SU, 2006)

Patofisiologi

Setelah beberapa waktu defisiensi nutrien berlangsung maka akan terjadi deplesi cadangan nutrien pada jaringan tubuh dan
selanjutnya kadar dalam darah akan menurun. Hal ini akan mengakibatkan tidak cukupnya nutrien tersebut di tingkat seluler
sehingga fungsi sel terganggu misalnya sintesis protein, pembentukan dan penggunaan energi, proteksi terhadap oksidasi atau tidak
mampu menjalankan fungsi normal lainnya. Bila berlangsung terus maka gangguan fungsi sel ini akan menimbulkan masalah pada
fungsi jaringan atau organ yang bermanifestasi secara fisik seperti gangguan pertumbuhan, serta kemunculan tanda dan gejala klinis
spesifik yang berkaitan dengan nutrien tertentu misal edema, xeroftalmia, dermatosis, dan lain-lain yang kadang-kadang ireversibel.
(Depkes RI, 2007)
Diagnosis Malnutrisi

Diagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi
buruk berbeda-beda tergantung dari derajat dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modifikasi disebabkan oleh
karena adanya kekurangan vitamin dan mineral yang menyertainya. (Krisnansari D., 2010).

Gejala klinis gizi buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat
badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat. Gizi buruk ringan sering ditemukan pada anak-anak dari 9 bulan sampai 2
tahun, akan tetapi dapat dijumpai pula pada anak yang lebih besar. Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari pertumbuhan
linier mengurang atau terhenti, kenaikan berat badan berkurang, terhenti dan adakalanya beratnya menurun, ukuran lingkar lengan
atas menurun, maturasi tulang terlambat, rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun, tebal lipat kulit normal atau mengurang,
anemia ringan, aktivitas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengan anak sehat, adakalanya dijumpai kelainan kulit dan
rambu Gizi buruk berat memberi gejala yang kadang-kadang berlainan, tergantung dari dietnya, fluktuasi musim, keadaan sanitasi
dan kepadatan penduduk. (Krisnansari D., 2010)

4. Farmakologi vitamin dan mineral

Vitamin

Vitamin merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umunya tidak dapat
dibentuk oleh tubuh. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai
tugas spesifik di dalam tubuh. (Almatsier S., 2001)

Penelitian-penelitian membedakan vitamin dalam dua kelompok : vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan
vitamin larut dalam air (vitamin B dan C). Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorpsi bersama lipida lain. Vitamin larut air
biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu, vitamin larut air perlu
dikonsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal. . (Almatsier S., 2001)

I. Tiamin (vitamin B1)

         Tiamin merupakan kompleks molekul organik yang mengandung satu inti tiazol dan pirimidin. Farmakokinetik dan Fisiologi.
Pada dosis kecil tau dosis terapi tiamin tidak memperlihatkan efek farmakodinamik yang nyata. Tiamin berperan dalam metabolisme
karbohidrat, pemberian dosis besar tidak mempengaruhi kadar gula darah. Tiamin pirofosfat adalah bentuk aktif tiamin berfungsi
sebagai koenzim dalam karboksilasi asam pirufat dan asam ketoglutarat.

 Fungsi : Metabolisme antara pada banyak reaksi penting, misalnya metabolisme karbohidrat  berperan sebagai koenzim
dalam dekarboksilasi asam-asam alfa keto.
 Farmakokinetik :  Absorpsi per oral berlangsung dalam usus halus dan duodenum, maksimal 8-15 mg/hari yang dicapai
dengan pemberian oral sebanyak 40 mg.
  Kontraindikasi : Hipersensitivitas
 Efek samping : Tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan per oral dan bila kelebihan tiamin cepat diekskresi melalui
urin.
 Indikasi : Pencegahan dan pengobatan defisiensi tiamin dengan dosis 2-5mg/hari untuk pencegahan defisiensi dan 5-10mg
tiga kali sehari untuk pengobatan. Tiamin berguna untuk pengobatan berbagai neuritis yang disebabkan oleh defisiensi
tiamin misalnya pada (1) neuritis alkoholik yang terjadi karena sumber kalori hanya alkohol saja, (2) wanita hamil yang
kurang gizi,  (3) pasien emesis gravidarum.

II. Riboflavin (Vitamin B2)

        Riboflavin merupakan zat yang berwarna kuning yang terdapat dalam susu, dan dinamakan laktokrom. Zat yang sama
ditemukan pula dalam daging, hati, ragi, telur, dan berbagai sayur-sayuran dan disebut sebagai flavin.

 Fungsi :  Koenzim untuk berbagai flavoprotein respirasi.


 Farmakodinamik :  Pemberian riboflavin baik secara oral maupun parenteral tidak memberikan efek  farmakodinamik yang
jelas.

 Farmakokinetik :  Pemberian secara oral atau parental diabsorpsi baik dan didistribusi merata keseluruh jaringan.
 indikasi : Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2  yang sering menyertai pelagra atau defisiensi  vitamin B
kompleks lainnya. Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.
 Kontraindikasi : Hipersensitivitas.

III. Asam Nikotinat (Vitamin B3)

Dikenal sebagai faktor PP (pellagra preventive)  karena dapat mencegah penyakit pelagra pada manusia atau penyakit lidah
hitam pada hewan. Sumber alami vitamin ini adalah hati, ragi, dan daging.

 Farmakokinetik dan Efek Samping : Niasinamid berefek antipelagra, berperan dalam metabolisme sebagai koenzim untuk
berbagai protein yang penting dalam respirasi jaringan. Pada pemberian dosis besar dapat menurunkan kadar kolestrol dan
asam lemak bebas dalam darah.
 Efek samping : terjadi kenaikan kadar asam urat dalam darah, gangguan fungsi hati, gangguan lambung berupa mual sampai
muntah serta peningkatan motilitas usus.
 Farmakokinetik : Mudah diabsorpsi melalui semua bagian saluran cerna dan didistribusi keseluruh tubuh. Ekskresinya
melalui urin sebagian kecil dalam bentuk untuh dan sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya.
  Indikasi : Profilaksis  dan pengobatan pelagran (10-50 mg/hari), hyperlipidemia 
 Kontraindikasi : Hipersensitivitas.

IV. Asam pantotenat (vitamin B5)


 Farmakodinamik : Bersifat nontoksik, defisiensinya dapat ditimbulkan dengan memberikan diet yang mengandung antagonis
asam pantotenat. Sindroma yang terjadi berupa kelelahan, rasa lemah, gangguan saluran cerna, gangguan otot berupa kejang
pada ekstremitas dan parestesia.
 Farmakokinetik : Pada pemberian oral, pantotenat dapat diabsorpsi dengan baik, didistribusi ke seluruh tubuh dengan kadar
2-45 g/g. Dan dapat diekskresi dalam tubuh melalui urin dan tinja.

V. Biotin (vitamin H)

Defisiensinya timbul bila diet terdiri dari putih telur mentah sebagai sumber protein atau diberikan antimetabolit biotin.
Gejala yang timbul pada manusia antara lain dermatitis, sakit otot, rasa lemah, anoreksia, anemia ringan dan perubahan EKG. Biotin
berfungsi sebagai koenzim pada berbagai reaksi karboksilasi. Sumber utamanya yaitu kuning telur, hati dan ragi.

VI. Asam Folat (Vitamin B9)


 Fungsi : Membantu pembentukan materi genetik dan protein untuk inti sel. Membantu fungsi usus halus dan mencegah
anemia tertentu.
 Indikasi : Anemia Pernisiosa.

VII. Asam Askorbat (Vitamin C)


 Farmakodinamik :  
          Vitamin C dibutuhkan untuk mempercepat perubahan residu prolin dan lisin pada prokolagen menjadi hidroksiprolin dan
hidroksilisin pada sintesis kolagen. Asam askorbat meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan
hormon oksitosin dan hormon antidiuretik. Dengan mereduksi ion feri menjadi fero dalam lambung, vitamin C meningkatkam
absorpsi besi. Selain itu juga berperan dalam pembentukan steroid adrenal.

Pada jaringan, fungsi utama vitamin C ialah dalam sintesis kolagen proteoglikan zat organik matriks  antarsel lain misalnya
pada tulang, gigi, endotel kapiler. Pemberian vitamin C pada keadaan normal tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang jelas.
Tetapi pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghilangkan gejala penyakit dengan cepat.

 Farmakokinetik :  Vitamin C mudah diabsorpsi melalui saluran cerna. Distribusinya luas keseluruh tubuh dengan kadar
tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan lemak. Ekskresi melalui urin.
  Indikasi : Mencegah dan mengobati defisiensi vitamin C, mempercepat penyembuhan luka dan  luka bakar.
 Efek Samping : Sakit kepala, letih, ngantuk, mual, nyeri ulu hati, muntah, dan diare.
VITAMIN LARUT LEMAK

Vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) diabsorpsi dengan cara yang kompleks dan sejalan dengan absorpsi lemak.
Dengan demikian keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan absorpsi  lemak seperti defisiensi asam empedu, ikterus, dan
enteritis dapat mengakibatkan defisiensi satu atau mungkin semua vitamin golongan ini.

Vitamin larut lemak mempengaruhi permeabilitas atau transport pada berbagai membran sel dan bekerja sebagai oksidator
atau reduktor, koenzim atau inhibitor enzim. Vitamin A dan D mempunyai aktivitas mirip hormon. Vitamin-vitamin ini disimpan
terutama dihati dan diekskresi melalui feses. Karena metabolismenya sangat lambat, dosis yang berlebihan dapat menimbulkan efek
toksik.

I. Retinol (Vitamin A)

Vitamin A terutama terdapat pada bahan yang berasal dari hewan seperti mentega, telur, hati, daging, minyak hati ikan.
Sebagian besar vitamin A dalam makanan berasal dari karotenoid, terutama  dalam bentuk α, β, dan γ-karoten. Karoten banyak
terdapat pada sayuran berwarna hijau atau kuning dan pada buah-buahan seperti tomat, pepaya, wortel.

 Farmakodinamik : Vitamin A dosis kecil tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang berarti. Sebaliknya pemberian dosis
besar vitamin A menimbulkan keracunan. Defisiensi vitamin A yang sangat berat dapat menyebabkan kebutaan .
 Farmakokinetik : Vitamin A diabsorpsi sempurna melalui usus halus dan kadarnya dalam plasma mencapai puncak setelah 4
jam, tetapi absorpsi dosis besar  vitamin A kurang efisien karena sebagian akan keluar melalui tinja. Metabolit vitamin A
diekskresi melalui urin dan tinja.
 Indikasi : Untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi  vitamin A. Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat
meningkatkan efektivitas vitamin A  dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A.
  Interaksi : Jika tidak ada indikasi yang spesifik, dosis besar vitamin A sebaiknya dihindari pada pasien yang mendapat
pengobatan antikoagulan. Pada beberapa pasien terlihat peningkatan respons hipoprotrombinemik terhadap warfarin yang
diberikan bersama vitamin A dosis besar (25.000 IU/hari).

II. Kalsiferol (Vitamin D)


 Fungsi : Meningkatkan pemakaian fosfor dan kalsium. Penting untuk kesehatan tulang dan gigi.
 Mekanisme Kerja : Memudahkan absorpsi ion kalsium dan fosfat oleh usus halus .Berinteraksi dengan PTH untuk
meningkatkan mobilitas ion kalsium dan fosfat dari tulang. Menurunkan ekskresi ion kalsium dan fosfat diginjal.
Indikasi :

 Profilaksis (mencegah) dan penyembuhan rakitis nutrisional.


 Pengobatan rakitis metabolik dan osteomalosis.
  Pengobatan hipoparatiriodisme.
  Pencegahan dan pengobatan  osteoporosis.

 Farmakokinetik : Absorpsi vitamin D melalui saluran cerna cukup baik.

III. Tokoferol (Vitamin E)

Vitamin E antara lain didapatkan  pada telur, susu, daging, buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran (selada dan
bayam). Tokoferol rusak bila terkena udara atau sinar ultraviolet. Vitamin E dipasarkan sebagai campuran tokoferol.

Fungsi : Melindungi asam-asam lemak dan meningkatkan pembentukan dan fungsi sel-sel darah merah, otot dan jaringan lain.

Mekanisme Kerja :

 Melindungi LDL dari oksidasi


 Menghambat aktivasi  platelet dan pelekatan leukosit.
 Menghambat pembentukan  nitrosamin yang karsinogenik.
 Mengubah proses terjadinya tumor

Indikasi :
 Hemoragi (pendarahan)
 Anak dengan fibrosis sistik (50-200 mg/kg/hari)
 Distrofi  otot
 Terapi tambahan pada jantung koroner (400 unit/hari)
 Terapi tambahan pada kanker.

Farmakokinetik : Vitamin E diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan beta-lipo-protein dan
didistribusi  ke semua jaringan. Kebanyakan vitamin E diekskresikan secara lambat ke dalam empedu, sedangkan sisanya
diekskesikan melalui urin sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain.

Mineral

Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat
sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolismen
terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. . (Almatsier S., 2001)

Makromineral

Mineral yang paling banyak dibutuhkan adalah kalsium (Ca), natrium (Na), kalium (K), magnesium (Mg), fosfor (P), dan klorida
(Cl). 

Fungsi

 Sebagai katalist berbagai reaksi biokimawi dlm tubuh


 Transmisi sinyal / pesan pd sel saraf
 Produksi hormone
 Pencernaan dan penggunaan makanan
 Bagian dari organ vital spt tulang, darah, gigi

I. Magnesium

 Magnesium merupakan unsur penting dalam banyak sistem enzim, khususnya yang terlibat dalam pembentukan energy dan
cadangan terbesar terdapat dalam skelet. Magnesium mengaktivasi banyak sistem enzim dan merupakan kofaktor yang penting pada
pengaturan suhu tubuh, dan kepekaan saraf. Kebutuhan magnesium tergantung pada jumlah protein, kalsium dan fosfor yang
dimakan.

Sumber : sayuran hijau, buah, kedele, padi-padian, cereals, kacang-kacangan, serta sedikit dalam  susu, ikan, dan daging.

Fungsi Mg: sangat penting yaitu pada relaksasi otot, mungkin juga untuk myocard. Pada otot jantung orang yang meninggal akibat
infrak ditemukan kadar Mg dan K nya rendah. Oleh karna itu Mg digunakan sebagai prevensi dan terapi infrak jantung. Mg berperan
penting dalam metabolisme kalsium dan juga diperlukan untuk sintesa protein terdapat dalam tulang. Penting pula bagi absorbsi
kalium, kalsium, dan natrium.  

Farmokinetik: Garam magnesium tidak di serap secara baik dalam saluran cerna, hal ini bisa di pakai untuk menjelaskan magnesium
sulfat sebgai laksotif osmotic.

Indikasi: hipomagnesemia,aritmia,infark miokard,eklampsia

Efek samping: biasa nya dihubungkan dengan hipermagnesemia, mual, muntah, haus, pusing, hifotensi, aritmia, depresi nafas,
ngantuk, binggung dan lemah otot.

Kebutuhan seharinya diperkirakan 450-500 mg (WHO) yang diperoleh dari makanan.

kekurangan Mg : jari-jari tangan dingin, kejang betis, danyang lebih serius yaitu tekanan darah meningkat , kejang pembuluh
koroner, dan aritmia jantung yang berbahaya.
II. Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak didapatkan didalam  tubuh. Untuk absorpsinya diperlukan vitamin D.
kalsium terdapat sebanyak 99%  dalam tulang kerangka dan sisanya dalam cairan antarsel dan plasma. Kebutuhannya meningkat
pada masa pertumbuhan, selama laktasi dan pada wanita pascamenopause.

Sumber kalsium berasal dari : produk olahan susu, kacang-kacangan, sayuran, telur, gandum.

Fungsinya selain sebagai bahan bangun kerangka,  juga penting sebagai regulasi daya rangsang dan kontraksi otot serta penerusan
implus saraf . Mengatur permeabilitas membran sel bagi K dan Na dan mengaktivasi banyak reaksi enzim, seperti pembekuan darah.

Resorpsinya dari usus memerlukan adanya Vitamin D dalam bentuk aktifnya, yaitu kalsitriol. Dalam darah, unsur ini terikat pada
protein.

Ekskresinya tergantung pada banyak faktor, tetapi terutama melalui tinja dan hanya sedikit yang melalui kemih.

Defisiensi kalsium menimbulkan antara lain melunaknya tulang serta mudah terangsangnya saraf dan otot, dengan akibat serangan
kejang. Dalam kebanyakan kasus kekuranagnnya disebabkan oleh defisiensi vitamin D dan terhambatnya resorpsi Ca, atau karena
penyakit hipoparatirosis dan insufisiensi ginjal.

Interaksinya pada pemberiaan I.V. pada pasien yang menggunakan digoksin harus berhati-hati, karena toksisitas digoksin diperkuat.

Efek sampingnya pada penggunaan oral berupa iritasi lambung-usus dan sembelit.

Efek samping secara umum : gangguan gastrointestinal ringan ; bradikardia ; aritmia ; dan iritasi setelah  injeksi intravena

Peringatan : kerusakan ginjal ; sarkoidosis

Kontraindikasi : kondisi yang berhubungan dengan hiperkalsemia hiperkalsiuria

Dosis : melalui mulut, tiap hari dalam dosis terbagi. Dengan cara injeksi intravena perlahan, untuk hipokalsemia akut, kalsium
glukonat 1-2 g (2,25-4,5 mmol Ca2+). Untuk dosis anak diberikan sesuai dengan petunjuk dokter anak.

III. Fosfor

Fosfor terlibat dalam penggunaan dengan vitamin B-kompleks didalam tubuh. Fosfor terdapat pada semua jaringan tubuh
dan di dalam tulang dan gigi didapatkan dalam jumlah yang hampir sama dengan kalsium. Fosfor sangat penting sebagai buffer
cairan dalam tubuh. Lemak, protein, dan karbohidrat serta berbagai enzim yang berperan dalam transfer energy mengendung mineral
ini.

Sumber : Daging, ikan dan telur

Fungsi : Pembentukan tulang dan gigi (seperti Ca), Untuk keseimbangan asam basa didalam cairan tubuh dan untuk mengatur
metabolisme dan mengatur kadar kalsium didalam darah.

Dampak Kelebihan dan Kekurangan fosfor sebagai berikut: Kekurangan fosfor mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala lelah,
kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat
menimbulkan kejang.

Dosis : larutan 1 botol sediaan 45 ml dengan 120 ml air dingin. Setelah larutan diminum 240 ml air dingin, kalau memungkinkan
lebih dari itu. Hiperfosfatemia 20-100 ml menurut kebutuhan penderita.
Mikromineral

Mikromineral (trace element) Di definisikan sebagai mineral yang dibutuhkan kurang dari 20 mg sehari,yakni besi (Fe), seng
( Zn), selen (Se), mangan (Mn) dan molibden (Mo), fluor ( F), Krom (Cr), tembaga (Cu), iod (J), kobal (Co) dan Borium (B).

I. Besi

Besi Penting untuk formasi hemoglobin, transportasi oksigen. Senyawa besi khusus digunakan pada keadaan anemia
ferriprive, yakni anemia akibat kekurangan Fe. Fe ini terbagi atas 3 yaitu :

 Ferofumarat : Dianggap sebagai pilihan utama untuk terapi oral berhubung dengan efek sampingnya yang ringan. Dosisnya :
2-3 dd 200mg (=65mg Fe) p.c.
 Feroglukonat : Bersifat kurang merangsang dan sering digunakan dalam tonika dikombinasi dengan vitamin B kompleks.
Dosisnya: 3 dd 48 mg Fe
 Ferosulfat : Bersifat sangat  merangsang, karena bereaksi  asam dan lebih sering , menimbulkan mual dan muntah.
Dosisnya : oral = 2dd 525 mg (=105mg Fe) p.c
 Sumber : Susu, hati, kuning telur dan sayur-sayuran yang berwarna hijau.
 Fungsi : Pembentukan hemoglobin dalam darah.
 Kegunaannya : merupakan bagian yang terpenting dari protoplasma dan sebagian besar (80%) diperlukan untuk
pembentukan sel-sel darah merah
 Farmakokinetik : Absorbsi terjadi terutama pada bagian atas usus halus,  sebagian ditransport ke hati. Ekskresi melalui sel
epitel, keringat, fesess, urin, serta kuku dan rambut yang dipotong.
 Indikasi : anemia akibat kekurangan zat Besi.
 Efek samping : pada penggunaan dosis↑ perasaan tidak nyaman pada lambung,  mual, muntah, diare.

II. Seng

Merupakan ko-faktor bagi banyak  enzim  antara lain sintesa  dan perombakan protein, karbohidrat, dan lemak.

 Kebutuhan sehari-hari : 10-15 mg, sedangkan defisiensi  sampai 50 mg sehari


 Sumber : daging, ikan, kerang, kepiting, susu, ragi, kacang-kacangan.
 Resorpsinya  dari usus  diperbesar oleh vit.C  dan asam-asam  amino, serta dikurangi oleh kalsium, fosfor, Fe, dan Cu.
 Fungsi : sebagai ko-faktor dari minimal 100 enzim yang terlibat dalam berbagai proses metabolisme, juga esensial bagi
sintesa DNA dan RNA.
 Penggunaan terbanyak adalah dalam dermatologi, sebagai adstringens, dan antiseptikum
 Efek samping : ganggua salura cerna, borok lambung, stomatitis, dan letargia
  Dosis : pada defisiensi 3dd 200mg ZnSO4 (=45mg Zn), sebagai antioksidan 20-50 mg Zn. Pada influenza sedini
mungkin  5-6 dd 1 tab hisap dengan ca 92.5 mg Zn-glukonat (=13,3mg Zn

5. Defisiensi vitamin dan mineral

Pendahuluan :

Vitamin dan mineral berperan penting bagi tubuh manusia, Vitamin berguna untuk proses pertumbuhan, pengaturan dan
perbaikan fungsi tubuh,sedangkan Mineral berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh,
Vitamin dan mineral merupakan nutrisi atau zat yang sangat berperan penting bagi tubuh dan merupakan salah satu indikator
penentu kesehatan pada tubuh manusia.

Saat ini masalah gizi mikro yang dihadapi oleh indonesia adalah kurang vitamin A (KVA), anemia gizi besi (AGB), dan
gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI).

Secara internasional, masalah gizi mikro yang mendapat perhatian lebih besar adalah KVA, anemia, kurang iodium, dan kurang
seng (Zn).

vitamin

Jenis-jenis vitamin :

 Vitamin larut lemak :

 Larut lemak dan pelarut lemak

 Kelebihan disimpan tubuh

 Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu

 Gejala defisiensi lambat

 Tidak selalu ada dalam makanan

 Mempunyai prekursor

 Diabsorpsi melalui sistem limfe

 Beberapa jenis bersifat toksik

Fungsi Vitamin A :

1. Menjaga kesehatan mata : Fungsi vitamin di dalam menjaga kesehatan mata terutama pada retina. Retina manusia mempunyai
dua macam sel penerima (receptor), yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang gunanya untuk melihat pada malam hari
(keadaan gelap) dan sel kerucut digunakan untuk melihat pada siang hari (keadaan terang).
2. Untuk pertumbuhan : Vitamin diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi
3. Untuk mencegah infeksi : Vitamin A melindungi kesehatan sel epitel sehingga dapat dipakai untuk mencegah infeksi.

Sumber vitamin A :

 Vitamin A banyak terdapat dalam minyak hati ikan, minyak ikan, minyak sawit, hati sapi, kambing, ayam.
 Dalam sayuran hijau atau pun yang berwarna kuning terdapat dalam jumlah yang cukup

Rekomendasi asupan :

Di Amerika Serikat, asupan harian yang dianjurkan untuk vitamin A adalah :

 Laki-laki 0,9 mg
 Wanita 0,7 mg
 Menyusui dianjurkan tambahan 0,4-0,5 mg

Defisiensi vitamin A :

1. Pertumbuhan tubuh tidak sempurna


2. Timbul jerawat dan xerosis (kulit kering)
3. Mata terasa gatal dan terbakar
4. Mengalami buta senja (nyctalopia) : Rabun senja merupakan stadium awal xeropthalmi. Kekurangan vitamin A
mengakibatkan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dari keadaan terang ke keadaan gelap ataupun sebaliknya sangat
rendah. Retina mata yang merupakan organ mata yang sangat sensitif terhadap cahaya kurang berfungsi
5. Xeropthalmia : terdapat bercak bitot (bercak putih seperti busa pada lapisan kornea mata bagian luar)Penyakit mata ini
banyak berjangkit di Asia Timur. Xeropthalmi berasal dari xeros = kering dan opthalmus = mata.Penyakit ini diawali
dengan selaput tanduk atau kornea menjadi kering dan buram, apabila tidak diobati dapat mengakibatkan kebutaan.

6. Keratomalacia : Merupakan salah satu penyakit mata yang terdapat di Asia dan Afrika. Penyakit ini banyak diderita oleh
anak-anak yang tinggal di daerah kumuh, keratomalacia menyebabkan infeksi pada bagian luar kornea.

7. Keratosis : Merupakan stadium awal dari keratomalacia. Kulit menjadi kasar dan bersisik. Keringat dan air mata tidak lancar
keluar.

Vitamin D (calciferol) :

 Vitamin D bersifat larut dalam lemak dan tidak larut dalam air
 Vitamin D banyak ditemukan dalam minyak hati ikan
 Ada dua macam vitamin D, yaitu :
1. Vitamin D3 atau kholekalsiferol, terdapat dalam minyak hati ikan, sangat cocok untuk anak yang sedang dalam masa
pertumbuhan
2. Vitamin D2 atau kalsiferol berasal dari ergosterol yang telah mengalami radiasi oleh sinar ultraviolet
Sumber vitamin D :

Kebutuhan asupan :

Kebutuhan vitamin D setiap hari :

 Anak 0-5 tahun :10 ug kholekalsiferol


 Anak 6-18 tahun : 2,5 ug
 Ibu mengandung dan menyusui : 10 ug kholekalsiferol

Fungsi Vitamin D :

 Mengatur penyerapan kalsium dalam usus halus


 Mengatur perbandingan kalsium dan fosfor dalam serum-darah tetap
 normal
 Mengatur metabolisme kalsium dan
 fosfor
 Pertumbuhan dan perkembangan gigi dan gusi
 Melindungi kelemahan otot.

Akibat defisiensi vitamin D :

 Menimbulkan rakhitis dengan gejala yang paling ringan yaitu tungkai berbentuk X atau O
 Pada penyakit yang lebih berat mengakibatkan kelainan pada tulang seperti tulang belakang membengkok, tulang dada seperti
dada ayam, tulang pinggul sempit
 Pembengkakan pada persendian
 Otot kejang, konvulsi dan kadar kalsium serum darah rendah
 Luka lambat sembuh
 Penurunan hasrat seksual
 Rambut rontok

Vitamin E :

Fungsi Vitamin E :

 Antioksidan untuk mencegah kanker dan penyakit jantung


 Vitamin E membantu memperlama umur hidup sel-sel darah merah
 Mencegah sel oleh zat-zat radikal bebas
 Vitamin E mencegah kerusakan lemak dan komponen seluler lainnya (misal protein, DNA) dari kerusakan akibat oksigen
dan turunannya (disebut kerusakan oksidatif)
 Meningkatkan kesuburan
Sumber Vitamin E umumnya terdapat pada pangan nabati yang kaya akan lemak, misalnya :

 Minyak sayur,
 Kacang-kacangan (kacang tanah, hazelnuts, almonds),
 Biji-bijian (biji bunga matahari, pistachio, pine),
 Gandum.

Rekomendasi asupan :

 Amerika Serikat menganjurkan asupan vitamin E per harinya adalah 15 mg untuk orang dewasa.
 Karena vitamin E secara alami hanya terdapat pada makanan berlemak, asupan vitamin E terkait dengan asupan lemak.
 Terlebih lagi, lemak diperlukan untuk penyerapan vitamin E di dalam usus. Hal ini berarti bahwa makanan bebas lemak (fat-
free) bukanlah sumber
 yang baik untuk vitamin E.

Defisiensi vitamin E :

 Kekurangan atau defisiensi vitamin E sangat jarang terjadi


 Gejala kekurangan vitamin E pertama kali terlihat pada bayi prematur, oleh karena itu makanan formula bayi saat ini
mengandung konsentrasi vitamin E yang cukup
 Kekurangan vitamin E akan menimbulkan pengaruh terhadap ketidakmampuan menyerap (ketidak mampuan memanfaatkan
vitamin E secara cukup) dan mengakibatkan penyakit neuromuscular pada dewasa maupun anak-anak .
 Distrofi otot, jantung membesar dan perubahan warna jaringan lemak menjadi kuning-kelabu
 Terjadi perdarahan pada hidung
 Pada wanita menstruasi mengalir deras

Vitamin K (Phylloquinone) :

 Vitamin K disebut juga dengan phylloquinone, merupakan salah satu vitamin larut dalam lemak yang diperlukan untuk
penutupan luka dan sangat penting untuk menghentikan darah terus keluar saat terluka.
 Vitamin K juga terlibat dalam metabolisme protein tulang dan diperlukan untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak dan
remaja.

Sumber vitamin K :

 Sumber paling baik untuk vitamin K adalah sayur-sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, brokoli, kubis, dan
selada.
 Sumber baik lainnya adalah sayuran dan minyak kacang (kedelai, canola, walnuts, zaitun), telur, keju, hati, kentang, tomat,
teh hijau dan kopi.

Rekomendasi asupan :

 Kebutuhan akan vitamin K pada orang dewasa relatif rendah sehingga kecil kemungkinan bagi seseorang untuk mengalami
defisiensi.
 Amerika Serikat menganjurkan asupan untuk vitamin K tiap harinya adalah :
1. Laki-laki : 120 jag
2. Wanita : 90 jag

Defisiensi vitamin k :

 Terjadinya perdarahan pada gusi


 Sariawan
 Hipoprotrombinemia, yaitu suatu keadaan adanya defisiensi protrombin dalam darah
 Perdarahan subkutan dan intramuskuler

Vitamin larut air :

 Larut dalam air


 Sedikit disimpan tubuh
 Dikeluarkan melalui urin
 Gejala defisiensi cepat
 Harus selalu ada dalam
 makanan
 Umumnya tidak punya prekursor
 Diabsorpsi melalui vena porta
 Bersifat toksik jika dalam jumlah kelebihan

Vitamin B1 (Thiamine)

 Vitamin B1 merupakan vitamin yang larut dalam air.


 Dengan demikian vitamin ini banyak mengalami penurunan pada saat dilakukan persiapan pengolahan seperti pencucian.
 Vitamin B1 disebut juga anti neuritis karena dapat menyembuhkan radang saraf tertentu.

Sumber vitamin b1 :

 Vitamin B1 atau tiamin banyak terdapat dalam kulit ari butir beras atau pun gandum.
 Roti putih tidak banyak mengandung tiamin.
 Demikian pula beras giling kurang mengandung tiamin.

Rekomendasi asupan :

Badan Pangan dan Nutrisi Amerika Serikat menganjurkan tiamin perhari :

 Wanita : 1,1 mg
 Laki-laki : 1,2 mg

Kebutuhan akan bergantung pada kebutuhan energi setiap individu (0,3-0,5 mg per 1000 kcal) dan meningkat jika seseorang semakin
aktif, selama masa kehamilan dan menyusui, saat sakit yang disertai dengan demam, dan pada individu yang banyak mengkonsumsi
alkohol.

Defisienasi vitamin B1:

 Nafsu makan berkurang


 Pencernaan sering terganggu/BAB berlebihan
 Insomnia atau sulit tidur
 Irama detak jantung cepat
 Kulit pada sekitar tangan bersisik
 Kekurangan tiamin ringan ditandai adanya perubahan pada sistim saraf.
 Penyakit beri-beri basah mengakibatkan pembengkakan atau udema karena tertimbunnya air dalam jaringan.
 Pada beri-beri kering dimana terjadi atropi otot, penderita merasa sangat lemah.
 Kematian penderita beri-beri terutama disebabkan tertimbunnya air dalam jaringan atau serangan diare yang mendadak.

Vitamin c :

 Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang bersifat larut dalam air, tidak dapat disintesis dalam tubuh
manusia, kera atau pun kelelawar pemakan buah-buahan.
 Peranan vitamin C yang banyak dikenal yaitu dapat mencegah dan mengobati penyakit sariawan.
 Penyakit-penyakit yang ditimbulkan karena kekurangan vitamin C meliputi juga nyeri pada tulang, otot-otot sakit, udema,
lemah, anemia dan hiperkeratosis.

Sumber vitamin c :

 Vitamin C banyak terdapat dalam buah segar dan sayuran, seperti jeruk, blackcurrants, strawberries dan mangga.
 Sifat vitamin C yang dapat rusak karena pemanasan atau mengalami oksidasi apabila terjadi kontak dengan udara
 Maka banyak sayur-sayuran yang dikonsumsi mentah (lalapan) atau mengalami pengolahan ringan juga kaya akan vitamin C
 Sayuran tersebut antara lain bawang, brokoli, bunga kol, kentang dan ubi jalar.

Rekomendasi asupan :

 Rekomendasi asupan untuk vitamin C dapat bervariasi tergantung dari usia, jenis kelamin dan kelompok beresiko.
 Kelompok yang mungkin tidak mendapatkan vitamin C yang cukup adalah perokok, peminum berat, dan lanjut usia.
 Kemungkinan juga jika anda tidak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran dalam jumlah yang cukup maka dapat
kekurangan vitamin C.
 Amerika Serikat merekomendasikan asupan vitamin C
 Wanita : 75 mg/hari
 Laki-laki : 90 mg/hari
 Wanita hamil untuk melebihkan asupannya hingga 10 mg/hari,
 Wanita menyusui kenaikkannya 40-45 mg/hari.

Defisiensi vitamin c :

 Mudah letih
 Depresi
 Tidak tahan terhadap panas atau dingin atau perubahan-perubahan dalam tekanan udara
 Hipersensitif
 Sariawan atau skorbut
 Kudisan
 Penyakit pada sendi tulang

Mineral :

Zat organik yang merupkan unsur esensial untuk pemeliharaan fungsi seperti :
o Pengaturan kerja enzim-enzim
o Menjaga keseimbangan asam-basa
o Membentuk hemogblobin
 Mineral tubuh :


1) Defesiensi natrium :
 Kurangnya kadar natrium yang bisa menyebabkan keadaan hiponatremia
 Hiponatremia : menurunya kadar plasma < 130 mmol/L
o Akibat dari defisiensi natrium
o Intake cairan berlebihan
o Peningkatan reabsorbsi cairan
o Penurunan eksresi Na di ginjal → SIADH

Peran natrium dalam tubuh :

 Menjaga tekanan osmotik vaskuler dan sel


 Menjaga status asam basa
 Untuk metabolisme sel

Etiologi defisiensi natrium :

 Intake kurang
 Kehilangan lewat ginjal → salt wasting nephropaty
 Kehilangan lewat kulit,GIT

Penatalaksanaan defisiensi natrium :

 Memberi intake garam


 Koreksi natrium 3% (hipertonus) → dosis 1ml/kg BB/jam
 Jika bb 50 → koreksi 50 ml/jam
 35 Nacl 3% meningkatkan na+ 0,5 mmol/jam

Perhitungan kebutuhan natrium :

 Defisit natrium : 0,6 x bb(kg)x(140-Na serum)mEq/L


 Koreksi diberikan jika hiponatremia akut atau kadar Na < 125 mmol/L

2) Defisiensi kalsium :
 Defisiensi kalsium adalah tidak cukupnya asupan kalsium yang menyebabkan gangguan otot, masa tulang dan osteoporosis

Peran kalsium pada tubuh :

 Membantu membentuk tulang dan gigi


 Mengatur transmisi impuls sel otot dan syaraf
 Mengatur kontraktilitas otot termasuk otot pembuluh darah

Etiologi

defisiensi kalsium pada usia dewasa:


 Gangguan absorbsi lemak: gangguan pankreas, obstruksi saluran empedu, penyakit Coeliac, penyakit crohn dan kolitis
ulseratif
 Post tiroidektomi atau paratiroidektomi
 Peningkatan kebutuhan kalsium tubuh seperti wanita hamil, laktasi dan usia tua/post menopause

Gejala defisiensi kalsium

 Umumnya defisiensi kalsium bersifat kronik Gejala berupa manifestasi osteoporosis dan gejala hipokalsemi Gejala
osteoporosis: nyeri tulang panggul dan fraktur patologis Gejala hipokalsemi: tetani, gangguan neuropsikogenik jika akut

Penatalaksanaan Hipokalsemia

 Tergantung berat ringannya hipokalsemi.


 Hipokalsemi ringan (7,5-8,5 mg%) → kalsium oral 500-1000 mg tiap 6 jam Jika kalsium serum < 7,5 mg → diberikan
larutan garam kalsium intravena ( Ca glukonas 90 mg/10 cc) larutkan dalam dekstrosa 5% dalam 5-10 menit

Pencegahan defisiensi kalsium


6. kebijakan pemerintah dalam penaggulagan gizi

Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak seriusterhadap kualitas sumber daya manusia (SDM),
seperti kegagalan pertumbuhan, berat badan lahir rendah, pendek, kurus dan gemuk, Seorang anak yang kurang gizi akan mengalami
hambatan kognitif dan kegagalan pendidikan. Ini berdampak pada rendahnya produktivitas di masa dewasa.

Kurang gizi yang dialami saat awal kehidupan juga berdampak pada peningkatan risiko gangguan metabolik yang berujung
pada kejadian penyakit tidak menular seperti diabetes type II, stroke, penyakit jantung, dan lainnya pada usia dewasa. Salah satu
kebijakan nasional dalam upaya perbaikan gizi masyarakat tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, bahwa upaya
perbaikan gizi ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perorangan dan masyarakat.

Selanjutnya, dalam rangka percepatan perbaikan gizi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 42 tahun
2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang focus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Sasaran global tahun 2025 disepakati adalah sebagai berikut:

I. Menurunkan proporsi anak balita yang pendek (stunting) sebesar 40%;


II. Menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting) < 5%;
III. Menurunkan anak lahir berat badan rendah BBLR) sebesar 30%;
IV. Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih;
V. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50%;
VI. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI eksklusif selama bulan lebih kurang 50%.

Untuk mencapai sasaran global tersebut, pemerintah Indonesia melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019. Kementerian Kesehatan memfokuskan 4 program prioritas yaitu,

 percepatan penurunan kematian ibu dan bayi,


 perbaikan gizi khususnya stunting, penurunan
 prevalensi penyakit menular dan
 penyakit tidak menular.

Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka upaya tersebut diselenggarakan secara
terintegrasi. Sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan hingga evaluasi. Sasarannya difokuskan kepada keluarga,
Pendekatan keluarga bertujuan untuk mengubah perilaku keluarga dan masyarakat khususnya dalam pengenalan diri
terhadap risiko penyakit. Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan integrasi antara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang didasari oleh data dan informasi profil kesehatan dan keluarga melalui kunjungan
rumah

Pendekatan keluarga diharapkan dapat meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif

Upaya lain dilakukan dalam rangka menurunkan stunting, mulai 2013-2018, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan
pemerintah Amerika Serikat melaksanakan kegiatan perbaikan gizi melalui dana hibah .

Dana hibat tersebut berupa Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) yang terdiri dari tiga kegiatan diantaranya:

I. Penguatan pemberdayaan masyarakat melalui PNPM Generasi (demand side). Maksud dari PNPM Generasi adalah program
bantuan social pemerintah Indonesia yang inovatif dan dirangcang utk mengejar tiga tujuan pembangunan millennium yang
masih tertinggal yaitu:
 Kesehatan ibu
 Kesehatan anak dan
 Pendidikan universal
II. Lalu ada penguatan penyedia pelayanan (supply side)
III. Kampanye perubahan perilaku, monitoringdan evaluasi dan manajemen.

7. Pedoman gizi seimbang

Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi
Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah
diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam
bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan pedoman tersebut diyakini bahwa masalah
gizi beban ganda dapat teratasi.

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan
antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat Pilar tersebut adalah:

I. Mengonsumsi makanan beragam.

Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin
pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh:
nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral; sayuran dan buah-buahan pada umumnya kaya akan
vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein; ikan merupakan sumber utama protein tetapi sedikit kalori. Khusus untuk
bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI dapat mencukupi kebutuhan
untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis pencernaan dan fungsi lainnya dalam tubuh.

II. Membiasakan perilaku hidup bersih

Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang : Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan
mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan
infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita
infeksi terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita penyakit diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan
secara langsung akan memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi akan mempunyai
risiko terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit
lebih mudah masuk dan berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan penyakit infeksi adalah
hubungan timbal balik.
Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkanseseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh:

 selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI, sebelum
menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya tangan
dan makanan dari kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri;
 menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang
membawa berbagai kuman penyakit;
 selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit; dan
 selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.

III. Melakukan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salahsatu upaya untuk
menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanyasumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan
energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh
karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

IV. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal

Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa tela terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah
tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikato tersebut dikenal dengan
Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’
dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat
segera n dilakuka langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.

Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur.
Pemantauannya dilakukan dengan menggunakan KMS.

Yang dimaksud dengan Berat Badan Normal adalah :

 untuk orang dewasa jika IMT 18,5 – 25,0;


 bagi anak Balita dengan menggunakan KMS dan berada di dalam pita hijau

8. Survelians Gizi

Pendahuluan :

Berasal dari kata bahasa Perancis: “Surveiller” yan berarti mengamati sesuatu dengan perhatian penuh disertai dengan
kemampuan dan kecurigaan.

Berbeda dengan Survei yang berarti mengumpulkan informasi tentang suatu hal pada suatu saat tertentu.

Menurut WHO SURVEILLANCE GIZI adalah Mengamati gizi secara seksama agar upaya kebijaksanaan yang dilaksanakan
akan terarah pada perbaikan gizi masyarakat.

Tujuan :

 Menemukan problem gizi di masyarakat,


 Merumuskan suatu kebijakan,
 Perancangan dan evaluasi program kegiatan di bidang gizi (Terkait dengan pengembangan atau penanggulangan keadaan
gawat).
 Menentukan status gizi penduduk dengan merujuk secara khusus pada kelompok penduduk yang diketahui sedang dalam
keadaan menderita . 
 Menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk menganalisis sebab-sebab atau faktor-faktor,
Syarat – syarat kegiatan surveillance gizi (WHO,1976):

 Mengumpulkan informasi secara teratur.


 Data yang dikumpulkan secara periodik dan dianalisa harus dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan di dalam
pengelolaan program-program yang memiliki dampak perbaikan gizi.

Data – data surveillance gizi :

 Jenis Data :
 Primer
 Sekunder
 Bentuk Data :
 Tunggal : Berat badan lahir, TB, dsb
 Gabungan/Indeks : BMI, indeks BB/U, dsb
 Kontruksi: pengetahuan, pelayanan dsb 
 Data surveillance & dianalisis untuk dijadikan indikator adanya perubahan konsumsi dan gizi penduduk

Sumber data surveillance :

Data Yang Dikumpulkan Harus Menjawab : 


 Ada masalah pangan dan gizi apa?
 Siapa yang menderita : di mana, kapan dan mengapa?
 Data serta sumbernya : apa saja dan dimana tersedianya?

Sumber Data : 

 Data yang dicatat belum lama berselang atau tersedia secara potensial dalam rangka sistem   pengumpulan data yang
sekarang dilakukan.
 Data tambahan baru :
o Didapat dari dinas-dinas yang ada (pertanian, kesehatan, pendidikan dan sebagainya
o Mempekerjakan karyawan yang khusus untuk tujuan ini.

Anda mungkin juga menyukai