Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Anugerah sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul “ PENGORGANISASIAN” ini,
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dampak dari pengangguran terhadap
masyarakat Indonesia pada umumnya.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu
dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Berkat dukungan dari orang tua
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikaan karya tulis ini.
Penulis berharap dengan penulisan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang
akan datang.

Parepare, April 2016

Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Manfaat Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
B. Individu dan Perilaku Organisasi
C. Jenis-Jenis perencanaan
D. Struktur Organisasi
E. Prinsip Organisasi
F. Proses Ornanisasi
G. Mengembangkan Efektifitas Organisasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak
biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal
tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia
bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab
kalang kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras " Ubah
sistem ..ubah sistem ". Apa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun
sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk
manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebut homo economicus.
Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan
pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai
homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi
kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus
sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunnya makalah ini.

B.   Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis meruskan masalah
sebagai berikut :
1. konsep dasar
2. individu dan perilaku organisasi
3. kelompok dan perilaku organisasi
4. struktur organisasi
5. Prinsip organisasi
6. Proses organisasi
7. Mengembangkan efektifitas organisasi
C.   Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Pengantar Manajemen, namun tujuan penulisan makalah ini secara khusus
adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Organisasi khususnya
pengorganisasian.
2. Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki semangat dalam organisasi.
3.  Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang pengorganisasian.
 
D.   Manfaat Pembahasan
1.     Mahasiswa akan memahami tentang pengorganisasian.
2.     Timbul semangat mahasiswa dalam berorganisasi.
3.     Menambah wawasan mahasiswa tentang pengorganisasian
BAB II

PEMBAHASAN

A.   Konsep Dasar


Keberadaan organisasi (organization) sebenarya setua sejarah peradaban
manusia dimuka bumi, sepanjang hidupnya manusia telah menggabungkan diri dengan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Namun, tidak semua oarang sadar bahwa
mereka sebernyaa telah berorganisasi. Berkembangnya kesadaran mengenai
pentingnya organisasi bagi setiap orang sebenarnya melalui perjalanan yang amat
lamban dibandingkan dengan peradaban manusia itu sendiri, karena baru dalam
beberapa dasawarsa terakhir orang mulai cendeung untuk melakukan studi tentang
organisasi. Beserta perilakunya secara mendalam.
Apa yang dikatakan orang tentang organisasi tak ubahya sebagai wadah dan
alat untuk mencapai tujuan merekayang didalamnya terdapat norma-norma yang harus
dipedomani dan nilai yang dipegang teguh.
Organisasi dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang saling berinteraksi
dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama. Bedasarkan definisi tadi
jelaslah bahwa dalam suatu organisasi minimum mengandung tiga elemen yang saling
berhubungan. Ketiga elemen organisasi tersebut adalah.
1.      Sekelompok orang.
2.      Interaksi dan keja sama, serta.
3.      Tujuan bersama.
Salah satu ciri utama dari suatu organisasi adalah adanya sekelompok yang
menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma,peraturan,ketentuan dan kebijakan
yang telh dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannyadengan
penuh tanggung jawab.
Ciri yang kedua adalah bahwa dalam suatu organisasi yang terdiri dari sekelompok
orang tersebut saling mengadakan hubungan timbal-balik, salng memberi dan
menerima,dan juga saling bekrja sama untuk melahirkan dan merealisasikan maksud
(purpose), sasaran, (objektif )dan tujuan (goal).
Cara yang ketiga adalah bahwa dalam suatu organisasi yang terdiri atas
sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama tersebut diarahkan pada
suatu titik tertentu, yaitu tujutn bersama dan igin merealisasikan.
Setiap organisasi memiliki tujuan yang telah dirumuskan secara bersama-sama tang
hendak direalisasikan tersebut dapat merupakan tujuan jangka panjang maupun tujutn
jangka pendek mungkin juga tujuan yang pencapaiannya secara rutin maupun tujuan
yang pencapaiannya scara berkala saja.
Oleh karna itu, organisasi dikatakan sebagai wadah berarti suatu tempat orng yang
berinteraksi dan bekerja sama,sedangkan organisasi dikatakan sebagai alat berarti
sebagai alat untuk merealisasikan tujuan bersama diantara orang yang berinteraksi dan
bekerja sama tersebut. Selain itu organisasi dapat diartikan dalam arti dinamis maupn
dalam arti statis. Organisasi dalam arti dinamis adalah seutu proses penetapan dan
bagian kerja yang dilakukan, pembatasan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung
jawab, sera penetapan hubungan diantara elemen organisasi. Dengan demikian, orang
yang bergabung dalm organisasi tersebut dapat bekerja sama untuk merealisasikan
tujuan bersama secara efisien dan efektif.
Organisasi dalam arti satis adalah suatu bagan atau struktur yang bewujud dan
bergerakdemi pencapaian tujuan bersama, dalam istilah lain dapat disebut sebagai
stuktur atau tata raga organisasi, jadi stuktur organisasi adalah suatu
manifestasi/perwujudan dan organisasi yng menunjukan hubungan antara fungsi
otoritas dan tanggung jawab yang saling berinteraksi dari orang yang dibri tugas dan
tanggung jawab atas setiap aktivitas. Stuktur organisasi dapat dipandang sebagai
desain yang dan utuh yang menunjukan hubungan fungsi dari masing-masing orang
yang terkait didalamnya, jadi, organisasi dalam arti dinamis lebih cenderung disebut
organisasi sebagai suatu wadah.
Gareth morgan (1986) dan stephen P. Robin (1990:12-13) mengemukakan bahwa
organisasi sering kali dikonsepkan karena dengan cara yang berbeda. Cara tersebut
antara lain sebagai berikut.
a.    Kesatuan rasional dan mengejar tujuan
Organisasi untuk mencapai tujuan dan perilaku para anggota organisasi dapat
dijelaskan sebagai pengejaran rasional terhadaptujuan tersebut.
b.          Koalisi dan para pendukung (konstituensi) yang kuat
Organisasi terdiri atas kelompok yaang masing-masing memcoba untuk
memuaskan kepentingan sendiri. Kelompok tersbut menggunakan kekuatan mereka
untuk mempengaruhi sumber daya organisasi.
c.          Sistem terbuka
Organisasi adalah sistem transformasi masukan dan keluaran yang bergantung
pada lingkungan untuk kelangsunganhidupnya.
d.          Sistem yaang memproduksi arti
Organisasi adalah kesatuan yang diciptakan secara artifisial, maksudnya
diciptakan secara simbolis dan mempertahankan oleh manajemen.
e.        sistem yang digabungkan secara longgar
Organisasi terdiri atas unit-unit yang relatif berdiri sendiri, dapat mengejar tujuan
yang tidak sama, atau bahkan saling bertentangan.
f.          Sistem politik
Organisasi terdiri atas pendukung internal yang mencoba memperoleh kendali
dalam proses pengambilan keputusan agar dapat memperbaiki posisi mereka.
g.        Alat dominasi
Organisasi menempatkan para anggotanya kedaalam kotak-kotak pekrjaan yang
menghambat apa yang dapat mereka lakukan dan individu yang dengannya mereka
dapat berinteraksi. Selain itu, mereka diberi atasan yang memiliki kekuasaan terhadap
mereka.
h.       Unit pemprosesan informasi
Organisasi menafsirkan lingkungannya, mengorganisasikan aktivitas dan
memudahkan pembuatan keputusan dengan memproses informasi secara horizontal
dan vertikal melalui sebuah sesuai struktur hierarki.
i.          Penjara psikis
Organisasi menghambat para anggota dengan membuat deskrpsi pekerjaan,
divisi dan perilaku standard, yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Pada saat
diterima oleh anggota, semua itu menjadi penghalang artifisial yang membatasi pilihan.
j.      kontrak sosial
Organisasi terdiri atas sejumlah persetujuan yang tidak tertulis ketika para
anggota, melakukan perilaku tertentu dan untuk itu mereka mnerima imbalan.
Berdasarkan diskripsi tentang organisasi diatas, pengorganisasian (organizing)
adalah bagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan
pekerjaan, penetapan hubungan antara pekerjaan yang efektif di antara mereka, dan
pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja
secara efisien pengorganisasian juga dapat didefinisikaan juga sebagai suatu
pekerjaan juga membagi tugas, mendelegasikan otoritas, dan pentapan aktivitas ynag
hendik dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi.

B.   Individu dan Perilaku Organisasi

Aktivitas manajer dalam perencanaan, pengorgnisasian, pengarahan,


pemotivasian, dan pengendlian yang memerlukan waktu untuk mengambil keputusan
tentang kecocokan antarndividu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Keputusan tersebut
secara spesifik yang di pengaruhi oleh ciri manajer maupun oleh ciri bawahan.
Pengambilan keputusan tentang siapa yang melaksanakan tugas, tanpa mengetahui
prilaku dapat memberikan dampak negatif jangka panjang yang amat sulit untuk di ubah
kembali.
Pada umumnya disetujui bahwa untuk mengubah suatu variabel psikologi
yang diperlukan dianosa yang mendalam, pelaksanaan, penilaian dan modifikasi.
Belum ada satu metode yang mujarab yang dapat mengubah persepsi, sikap,
kepribadiaan dan pola belajar. Individu selalu mengubah, meskipun sedikit pola
perilakunya. Mamajer diprlukan karena untuk memberikan pengaruh terhadap arah dan
jenis perubahan perilaku. Amat rumit kiranya untuk dijelaskan perilaku individu dengan
suatu generalisasi yang berlaku bagi setiap individu.
Selanjutnya gibson dan kawan-kawan mengemukakan bahea terdapat empat ciri
utama dari individu yang memepengaruhi efektivitas organisasi. Ciri yang dimaksud
adalah persepsi (perception) dan sikap (anttudes), kepribadian (personality) dan
pembelajaran (learning). Setiap faktor tersebut mempengaruhi pola perilaku manajer
dan bawahan dalam organisasi. Manejer maupun bawahan melihat dan memahami
individu dan objek, membentuk sikap terhadap individu lain atau organisasi, memiliki
struktur kepribadian, danbelajar sambil bekerja. Oleh karena itu, manajemen yang
efektif meliputi pemahaman terhadap empat ciri utama individu dan pengetahuan
tentang hubungannya, berikut ini diskusi dari empat ciri utama individu diatas.
1.      persepsi
persepsi (perception) adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
individu. Karena setiap individu memberi arti kepada stimulus maka individu yang
berbeda akan melihat barang yang sam dengan cara yang berbeda. Para anggota
organisasi melihat situasi sering kali memiliki arti yang lebih penting untuk memhami
perilaku dari pada situasi itu sendiri. Persepsi mencakup penerimaan stimulus
(masukan), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus
yang telah diorganisasikan dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan bentuk
sikap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau orang lain, objek dan
tanda adalah sebagai berikut.
a.      Organisasi persetual
Salah satu prinsip organisasi yang paling dasar yang bertalian engan organisasi
adalah kecenderungan individu menyusun pola stimulus dari segi hubungan gambar
adalah faktor yang menjadi pusat perhatian. Sedangkan latar belakang adalah gambar
yang dialami tetapi kelihatan samar-samar.
b.      Stereotip
Cara manajer mengelompokkan para bawahan sering kali merupakan salah satu
refleksi dari prasangka konseptualnya (conteptual bias) stereotip digunakan untuk
mendiskripsikan penilaian mengenai seseorang atas dasar keanggotaan etnisnya.
c.       Persektif selektif
Konsep persektif selekif (selektive perception) amat penting bagi manajer karena
mereka sering kali menerima jumlah besar informasi yang mendukung pandangan
mereka. Individu cenderung mengabaikan informasi yang dapat membuat mereka tidak
senang.
d.      Karakteristik manajer
Manajer yang mempersepsikan perilaku dan perbedaan individual dari pada
bawahan dipengaruhi oleh sifitnya sendiri. Apabila mereka memahami bahwa sifat- sifat
dan nilai mereka sendiri mempengaruhi perepsi, mungkin mereka dapat melaksanakan
evaluasi yang lebih teliti mengenai bawahan mereka.
e.       Faktor situasional
Tekanan waktu, sikap individu yang bekerja sama dengan manejer dan faktor-
faktor situasi lain mempengaruhi ketelitian persepsi.
f.       Kebutuhan
Kebutuhan dan keinginan individu, demikian pila manajer akan mempengaruhi
persepsi.
g.      emosi
emosi seseorang akan mempengaruhi persepsi yang kuat, seperti rasa benci
yang berlebihan terhadap suatu peraturan organisasi dapat meyebabkan individu
tersebut tidak menyenangi sebagian besar kebijakan dan peraturan organisasi,
demikian pula sebaliknya terhadap individu yang memiliki emosi yang rendah hanya
berpengaruh sedikit terhadap persepsi.
2.      Sikap
Sikap (anttitude) adalah kesiapsiangan mental yang diorganisasikan melalui
pengalaman yang memiliki pengaruh trtentu kepada tanggapan seseorang terhadap
orang, objek dan situasi yang berhubungan dengannya.
Definisi ini memberikan pengaruh kepada manajer sebagai berikut.
a.    Sikap menentukan kecenderungan individu terhadap segi tertentu dari dunia ini.
b.    Sikap memberikan dasar emosional bagi interpesonal seseorang dan pengenalannya
terhadap orang lain.
c.    Sikap diorganisasikan dan dekat dengan inti kepribadiaan.
Sikap individu dapat dibetuk melalui berbagai sumber. Seperti dari keluarga
teman sekerja dari kelompok, masyarakat dan pengalaman kerja, sebelumnya
pengalaman keluarga sewktu kanak-kanak membantu mencitakan suatu individu
kelompok taman sepermainan mampu mempengaruhi sifat karena individu ingin
diterima oleh ondividu lain, kebudayaan (adat istadat) dan bahasa dari masyarakat
mempengaruhi sikap, individu belajar dan mengetahui sikap terdap faktor-faktor seperti
persamaan upah, penimbangan prestasi, kemampuan manajemen, pendekatan kerja
dan keanggotaan serikat kerja.
Manajer memiliki tugas untuk menubah sikap para bawahannya karena
sikap sebelumnya yang sudah terbentuk menghindari pelaksanaan pekerjaan dari
individu meskipun terdapat beberapa vareibel yang mempunyai sikap tetapi semua
variabel tersebut dapat didiskripsikan dipandang dari segi dua faktor umum,yaitu
kepercayaan kepada widiasuara (comunicator) dan kepada pesan (message) itu
sendiri. Apabila bawahan tidak percaya kepada manajer, mereka tidak akan menerima
pesan atau perubahan sikap. Manajer yang kurang beribawa dan tidak dihargai oleh
bawahan atau atasan yang berada dalam posisi yang sukar. Pekerjaan menuntut agar
ia mengubah sikap bawahan supaya bekerja lebih efiktif.
Salah satu hal yang dapat digunakan sebagai cara mengorganisasi
sejumlah sikap adalah nilai. Nilai memiliki hubungan yang amat erat dengan sikap. Nilai
(value), bagaimana didefenisikan oleh Eduar spager (1795:11), adalah kumpulan dari
perasaan senang dan tidak senang, pandangan, keharusan, kecenderungan dalam
individu, pendapat yang rasional dan tidak rasional, prasangka, dan pola asosiasi yang
menentukan pandangan seorang tentang dunia.
3. Kepribadian
Kepribadian adalah salah satu masala palinh rumit dipahami oleh para manajer
suatu organisasi adalah hubungan antara perilaku (behavior) dan kepribadian
(personality), faktor-faktor hasil cipta hasil karya manusia dan sosial dapat
mempengaruhi kepribadian individu. Secara singkat salfatore R. Maddi (1941).
Membatasi bahwa kepribadiaan seorang adalah serangkaian ciri yang relatif mantap,
kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan
oleh faktor-faktor sosial kebudayaan, lingkungan, serangkaian variabel ini menentukan
persamaan dan perbdaan dalam perilaku individu.
Pendekatan konseptual (conceptual approach)yang serangkaian digunakan
untuk memahamikepribadian individu adalah pendekatan ciri dan teori psikodinamis
a.      Pendekatan diri
Ciri (trait) adalah kecenderungan yang dapat diduga, yang mengarahkan perilaku
individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas. Ciri mengkasilkan perilaku yang
konsisten karena ciri merupakan sikap yang menetap dan memiliki jangkauan yang
umum.
b.      Teori psikodinamis
Sikap yang dinamis dari kepribadian belum dikemukakan secara sunguh-sunguh
sampai terbitnya karangan sigmund freud, mengemukakan perbedaan individu dalam
kepribadian dengan mengajukan pendapat bahwa individu menghadapi motivasinya
yang utama secara berbeda. Tetapi perang terus menerus antara dua bagian dari
kepribadian, yaitu Id dan superego ynag diperlema oleh ego.
Id artinya sebagai yang primitif dan tidak sadar dari kepribadian, gedung stimulus
pokok, cara bekerja secara tidak rasional dan secara implusif, tetapi tampak
mempertimbangkan hal-hal yang di inginkan tersebut mungkin atau dapat diterima dari
segi moral,.super ego adalah gudang dari nilai individu, termaksud sikap normal yang
dibentuk oleh masyarakat. Siperego sering kali bertentangan dengan hal Id. Id ingin
mengerjakan hal-halyang dirasa baik, sedangkan superego mendesak mengerjakan hal
yang benar.
Ego bekerja seperti wasit dari pertentangan antara Id dan superego. Ego
mewakili gambaran individual mengenai realitas fisik dan sosial, dan gambaran
mengenai hal- hal yang mungkin terjadi dalam duniah yang dialaminya. Bagian tugas
ego adalah memilih tindakan yang akan memberi kepuasan atas desakan hati tanpa
menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.
c.       Teori humanistis
Pendekatan humanistis terhadap pemahaman memberi tekanan pada
perkembangan da aktualisasi diri, (self-aztualization) dari individu. Teori humanistis
menekankan pentingnya cara mempersepsikan dunia merekadan kekuatan yang
memengaruhinya. Teori humanistis menekankan individu dan pentingnya aktuliasasi diri
dari kepribadian.
4. Belajar
Belajar adalah proses terjadinya perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
harus banyak bersifat permanen. Praktik dimaksudkan untuk mencakup formal dan juga
pengalaman yang tidak terkendalikan. Perubahan yang menjadi ciri belajar mungkin
adaptif dan memajukan efektivitas tetapi mungkin juga tidak adaptif dan tidak efektif.
Ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efektivitas organisasi disajikan
pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 ciri utama individu dan pengaruhnya terhadap efeksifitas organisasi
Ciri utama Deskripsi Faktor-faktor yang
memengaruhi
1.      Persepsi Proses pemberian arti
a.       Organisasi perspektif.
terhadap lingkungannya b.      Stereotif
c.       Persepsi selektif.
d.      Karakteristik manajer
e.       Faktor situasional.
f.       Kebutuhan
g.      Emosi
2.      sikap Kesiapsiagaan mental
a.       keluarga
yang diorganisasikan
b.      teman sekerja dalam
lewat pengalaman kelompok
c.       masyarakat
d.      lingkungan
e.       pengalaman bekerja
sebelumnya
3.      kepribadian Ciri yang relatif mantap,
a.       faktor keturunan
kecenderungan, perangai,
b.      faktor sosial
yang dimiliki oleh individu c.       kebudayaan
d.      pendidikan
e.       lingkungan
4.      belajar Proses pematangan diri
a.       motivasi
melalui prilaku dan praktikb.      kecerdasan
c.       tuntutan pekerjaan
d.      lingkungan

C.   Jenis-Jenis perencanaan


J.W.McDavid dan M. Harari (1968:237) mendefinisikan kelompok sebagai suatu
sistem yang teroganisasi yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling
berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut melkukan fungsi klompok dan
tiap-tiap anggotanya.
Definisi diatas menekankaan beberapa ciri dari kelompok, seperti peran dan
norma. Peran yang ada dalam kelompok trdiri atas:
1.     Peran yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang dianggap harus dilakukan oleh
orang yang menduduki posisi yang bersangkutan.
2.      Peran yang dimaainkan adalah perilaku yang benar-benar dilakukan oleh
seseorangGibson dan kawan –kawan mendefinisikan kelompok yang agak berbeda
dengan yang dikemukakan McDavid, kelompok, menurut gibson adalah dua orang
bawahan atau yang lebih yang saling memengaruhi dengan cara yang sedemikian.
Rupa sehingga perilaku dan atau hasil karya seorang anggota yang dipengaruhi oleh
perilaku dan atau hasil karyapara anggota lainnya, (gibson, ivancevich dan donnely,
1984:324-325)
Dua tipe kelompok , yaitu kelompok formal dan kelompok informal
dibentuk karena beberapa alasan . alasan yang dimaksudkan gibson sebagai berikut.
1.      Pemuasan kepuasan.
Untuk memperoleh kepuasan (satisfaction) atas terpenuhnya kebutuhan
dapt merupakan daya stimulus yang kuat untuk pembentukan kelompok. Khususnya
kebutuhan keamanan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri dari beberapa bawahan
dapat dipuaskan dengan cara yang bergabung dalm kelompok.
2.      Kedekatan dan daya tarik
Kedekatan (proximity) adalaj jarak fisik antara para bawahan yang
melakukan pekerjaan, sedangkan daya tarik (attraction) menunjukan daya tarik individu
yang satu dengan yang lainnya karena mereka memiliki kesamaan persepsi, sikap,
hasil, karya, atau motivasi.
3.      Tujuan kelompok
Apabila dipahami secara saksama tujuan kelompok (group goal) dapat
merupakan alasan mengapa individu tertarik kepada kelompok.
4.      Alasan ekonomi
Seringkali individu membentuk kelompok karena brpendapat bahwa mereka
dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih besar dari pada pekerjaan mereka.
Keempat alasan diatas hanya dari beberapa alasan yang masih banyak lagi
mengapa individu bergabung dalam kelompok . tampaknya individu memasuki
kelompok karena kelompok yang bersangkutan dianggapnya sebagai cara memenuhi
kebutuhan. Demikian pula bahkan aktivitas dan tujuan kelompok merupakan faktor
yang menarik para anggotanya. Segi lain mengapa ornag memasuki kelompok
menyangkut kedekatan yang satu dengan yang lainnya, yang merupakan alasan bagi
interaksi dan penemuan karakteristik yang sama.
Seperti halnya individu, dalam pengembangan kelompoknya perlu belajar yang
dilakukan, baik berupa kegiatan belajar individual maupun belajar bekerja sama dengan
tiaap-tiap anggota lainnya. Suatu proses perkembangan yang urutan menunjukan
bahwa pada dasarnya perkembangan dimulai dari saling mempercayai diantara para
anggota sampai kepada saling berkomunikasi dan akhirnya memelihara pengendalian.
Brenrd bass (1965:197-7) mengemukakan suatu moodel dari perkembangan
kelompok dengan suatu asumsi bahwa kelompok menempuh tahap perkembangan
sebagai berikut.
a.      Saling menerima
Pada tahap permulaan dari pembentukan kelompok, pada umumnya para
anggota segan untuk saling berkomunikasi, para anggota secara spesifik tidak bersdian
menyatakan pendapatannya, sikap, dan kepercayaannya.
b.      Komunikasi dan pengambilan keputusan
Tahap kedua setelah kelompok harus menerima, para anggotanya mulai
mengadakan komunikasi secara terbuka diantara yang satu dengan yang lainnya.
Komunikasi tersebut mnghasilkan kepercayaan yang meningkat dan bahkan
menimbulkan intraksi yang lebih banyak diantara para anggita kelompok.
c.       Motivasi dan produktivitas
Pada tahap ini para anggota kelompok beusaha mencapai tujuan kelompok.
Kelompok bekerja sebagai unit yang bekrja sama dan tidak sebagai unit yang saling
bekompetensi.
d.      Pengendalian dan organisasi
Pada tahap ini merupakan tingkat dimana afiliasi kelompok dinilai dan para
anggotanya dikelola oleh norma kelompok. Tujuan kelompok lebih penting dari pada
tujuan individu. Norma kelompok dipegang teguh. Oleh karena itu, etiap pelanggaran
diberi sanksi.
Apabila kelompok telah berkembang dan dengan berbagai tahap
perkembangan maka kelompok tersebut mulai menampakan karakteristik tertentu.
Untuk memahami perilaku kelompok perlu diketahui karakteristik umum sebagai berikut.
1.      Sruktur
Pada tiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur setelah melewati
jangkah waktu tertentu dalam kelompok dibedakan atas dasar faktor-faktor seperti,
keahlian , kekuasaan, status dan sebagainya. Tiap-tiap anggota menduduki posisi
tertentu dalam kelompok. Hubungan antara posisi merupakan struktur kelompok.
Strukturkelompok ini menunjukan adaanya hierarki.
2.      Hierarki status
Status yang diberikan kepada posisi tertentu merupakan konsekuensi dari
karakteristik tertentu, yang membdakan antara posisi yang satu dengan posisi yang
lainnya. Perbedaan status memiiki pengaruh yang amat besar atas pola dan isi
komunikasi dalam kelompok.
3.      Pesan
Setiap posisi dalam sruktur kelompok memiliki peran yang saling berhubungan,
yang terdiri atas perilaku dari mereke yang menduduki posisi tersebut.
4.      Norma
Seperti yang pernah disinggung dimuka bahwa norma adalah standar yang
diterima oleh para anggota kelompok.
5.      Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan suatu karakteristik penting
dalam kelompok. Pemimpin kelompok memiliki pengaruh tertentu para anggota
kelompok.
6.      Kesatupaduan
Baik kelompok formal maupun informal tampaknya memilki hubungan yang amat
erat kesamaan sikap, perilaku, dan perbuatan. Kedekatan ini biasanya disebut
kesatupaduan dipandang sebagai suatu kekuatan yang memaksa para anggota untuk
tetap berada dalam satu kelompok. Kekuatan tersebut lebih besar dari pad kekuatan
yang menarik anggota untuk keluar dari kelompok. Bersatupadu tersebut meliputi orang
yang saling tertarik yang satu terhadap yang lain klompok yang kurang erat
kesatupaduaanya tidak memiliki daya tarik interpersonal bagi para anggotanya.

D.cartrivright dan A. Zander (1968), Robbin (1994), mengemukakan


bahwa suatu kelompok dapat memiliki daya tarik disebabkan oleh hal-hal berikut.
1. tujuan kelompok dan tujuan para anggota dapar singkrong yang ditentukan secara
jelas.
2. kelompok memiliki seorang pemimpin yang berkarisma.
3. reputasi atas nama baik kelompok menunjukan bahwa kelompok berhasil
menyelesaikantugasnya dengan baik.
4. kelompok tersebut cukup kecil dan memungkinkan para anggotanya dapat saling
mendengar pendapat yng saling mengevluasi.
5. para anggotanya dapat mengatasi hambatann dan rintangan dan mereka saling
mendukung serta tidak membatasi perkembangan dan kemajuan pribadi. Kelima faktor
diatas memiliki hubungan yang amat erat dengan pemuasan kebutuhan. Seperti telah
dibahas sebelumnya bahwa salah satu alasan dari pembentukan kelompok adalah
memenuhi atau memuaskan kebutuhan. Apabila seorang dapat mengabungkan diri
dalam kelompok maka pemuasan kebutuhan akan meningkat.

D.   Struktur Organisasi


Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal
dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian
maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1.      Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.      Teknologi yang digunakan
3.      Anggota dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4.      Ukuran organisasi
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam
organisasi.
2.   Standarisasi kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan
3.      Koordinasi kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi
4.      Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.    Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-
departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan di antaranya.
Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek utama suatu struktur organisasi:
1.      Pembagian kerja.
2.      Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3.      Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4.      Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan
5.      Tingkatan manajemen

E.    Prinsip Organisasi


Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok, yang
memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip merupakan dasar
meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan undang-undang dan tidak berarti
bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam tiap situasi yang tampaknya sama. Dalam
aplikasi manajemen, prinsip adalah fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi
spesifik dan kondisi yang berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu
dalam pengertian dan aplikasi manajemen, prinsip harus digunakan secar cermat dan
bijak.
Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1.      Organisasi dan tujuan
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan
demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2.      Esensi organisasi
Tanggung jawab pengorganisasian maupun tanggung jawab pelaksanaan selalu
bersifat individual. Tanggung jawab didelegasikan dari seseorang kepada oranglain.
Individu yang menerima tanggung jawab membentuk suatu kewajiban yang juga
bersifat pribadi. Apabila seorang manajer menerima jabatan, ia harus menerima dan
memegang tanggung jawab.
3.      Tanggung jawab dan otoritas
Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang yang diberi
tanggung jawab harus juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan
guna memenuhi tanggung jawab mereka.
4.      Spesialisasi untuk efisiensi
Organisasi yang efektif membagi tanggung jawab dalam bagian sehingga
mengadakan spesialisasi dan menambah efisiensi dalam masing-masing bagian
tersebut.
5.      Rentang kendali
Rentang kendali adalah tingkat pengendalian atau tingkat delegasi tanggung
jawab. Prinsip ini menganggap bahwa terdapat batas tertentu terhadap jumlah bawahan
yang dapat dikelola ileh seorang manajer.
Selain prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah prinsip yang
dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip tersebut memberikan
pedoman untuk menyusun suatu system tugas dan otoritas yang saling berkaitan.
5 prinsip structural yang dimaksud sebagai berikut :
1.      Prinsip pembagian kerja
2.      Prinsip satu arah
3.      Prinsip sentralisasi
4.      Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5.      Prinsip rantai komando

F.    Proses Ornanisasi


Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri
dari lima langkah:
1.    Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2.    Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3.    Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
4.    Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis
5.    Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Menurut T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan
dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:
1.    Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
2.    Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga
tidak terlalu ringan.
3.    Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

G.   Mengembangkan Efektifitas Organisasi


pendekatan pengembangan organisasi (Organization development approach)
dimaksukan untuk menggerakkan seluruh organisasi agar berfungsi pada tingkat yang
lebih tinggi sambil meningkatkan prestasi kerja dan kepuasan para anggota organisasi.
Sebagai konsep formal, pengembangan organisasi belum memiliki definisi yang
tetap, terutama karena merupakan label yang cocok untuk berbagai aktivitas. Kutipan
Gibson dari The Laboratory Approach to Organization Development atas Alexander
Winn (1580:430) menunjukan definisi pengembangan organisasi sebagai berikut.
Istilah pengembangan organisasi mengandung arti suatu strategi normative,
redukasi yang dimaksud untuk mempengaruhi system kepercayaan, nilai, dan sikap
didalam organisasi sehingga organiasi tersebut lebih mampu menyesuiaikan diri
dengan tingkat perubahan yang cepat dalam teknologi. Dalam lingkungan industri dan
masysrakat pada umumnya. Penembangan organisasi mencakup juga penyusunan
kembali struktur organisasi yang seringkali dimulai, dimudahkan ,dan dilakukan oleh
perubahan normative dan keperilakuan.
French da Dell mendefinisikan pengembangan organisasi yang menekankan
aspek-aspek tertentu dari pendekatan terhadap pengolahan perubahan atau
pengembangan organisasi. Menurut mereka pengembamgan organisasi adalah upaya
jangka panjang yang didukung manajemen puncak untuk memperbaiki proses
pemecahan permasalahan dan proses pembaruan organisasi, khususnya melalui
diagnosis dan manajemen budaya organisasi yang lebih efektif, tim sementara, dan
budaya antar kelompok dengan bantuan konsultan yang bertindak sebagai katalisator
dan penggunaan teori dan teknologi psikologoterapan, termasuk penelitian tindakan.
Berdasarkan definisi yang diajukan di atas, terdapat beberapa hal memerlukan
deskripsi yang lebih spesifik berikut ini.
1.    Proses pemecahan permasalahan (problem solving process)
pada metode organisasi untuk menghadapi ancaman dan peluang dalam
lingkungannya.
2.   Melalui proses pembaruan (renewal process)
Mengadaptasi gaya pemecahan permasalahan dan tujuannya agar cocok dengan tuntutan
perubahan lingkungan organisasi. Dengan demikian, salah satu tujuan pengembangan
organisasi adalah memperbaiki proses pembaruandiri organisasi hingga manajer dapat
lebih cepat mengadopsi gaya manajemen yang tepat untuk permasalahan baru yang
dihadapinya.
2.    Manajemen kolaboratif (Collaborative management)
berarti manajemen melalui peran serta bawahan dan pembagian otoritas, dan bukan
melalui penereapan otoritas melalui heirarkis.
3.    Budaya (culture)
merujuk pada aktivitas , interaksi, norma, nilai ,sikap, dan perasaan yang umum.
4.    Kaji tindak (Action research)
mengacu pada cara agen perubahan pengembangan organisasi berusaha untuk
mengetahui aspek apa dari organisasi yang perlu diperbaiki dan bagaimana organisasi
dapat dibantu untuk melakukan perbaikan. Biasanya penelitian tindakan meliputi
aktivitas berikut.
a.    Diagnosis awal mengenai permasalahan oleh agen perubahan pengembangan
organisasi
b.    Pengumpulan data untuk mendukung atau menyanggah diagnosis tersebut
c.    Umpan balik data kepada para anggota organisasi
d.    Penyelidikan data oleh para anggota organisasi
e.    Perencanaan tindakan yang cepat
f.     Pengambilan tindakan yang tepat
Pengembangan organisasi sebagai suatu istilah yang digunakan dalam praktik
manajemen kontemporer memiliki karateristik sebagai berikut.

1.      Pengembangan organisasi adalah direncanakan


Pengembangan organisasi adalah pendekatan yang berdasar data kepada
perubahan yang melibatkan seluruh bahan yang masuk kedalam perencanaan
manajerial. Pengembangan organisasi meliputi penerapan tujuan, perencanaan kinerja,
(peformance), pemantauan (monitoring), dan pengambilan tindakan koreksi (recectiva
action) apabila dipandang perlu.
2.      Pengembangan organisasi berorientasi pada permasalahan
Pengembangan organisasi berusaha menetapakan teori dan penelitan dari
sejumlah disiplin, termasuk ilmu perilaku kepada pemecahan permasalahan organisasi.
3.      Pengembangan organisasi mencerminkan suatu pendekatan system
Pengembangan organisasi adalah sistemik dan juga sistematis. Pengembangan
organisasi merupakan suatu cara untuk mengkaitkan lebih erat sumber daya manusia
dan potensi suatu organisasi dengan teknologi , struktur, dan proses manajemen.
4.      Pengembangan organisasi merupakan bagian integral dari proses
manajemen
Pengembangan organisasi bukan suatu yang dikerjakan untuk organisasi oleh
orang luar. Pengembangan organisasi merupakan cara menangani proses parubahan
keorganisasian.
5.      Pengembangan organisasi bukan suatu strategi yan gsiap pakai
Pengembangan organisasi mencerminkan suatu proses yang berlangsung terus-
menerus. Pengembangan organisasi bukan serangkaian aktivitas spesifik yang
dirancang untuk melaksanakan perubahan tertentu. Pengembangan organisasi
memerlukan waktu untuk menjadi suatu cara hidup dalam organisasi.
6.      Pengembangan organisasi memusatkan perhatian pada kemajuan
Tekanan yang diutamakan oleh pengembangan organisasi adalah kamajuan.
Pengembangan organisasi bukan hanya antuk organisasi yang sakit atau organisasi
yang kaya. Pengembangan organisasi adalah sesuatu yang dapat bermanfaat bagi
semua organisasi.
7.      Pengembangan organisasi beroreintasi pada tindakan
Pengembangan organisasi memusatkan perhatian pada prestasi dan hasil.
Berbeda dengan pendekatan lain untuk mendapatkan perubahan yang cenderung
menguraikan bagaimana terjadinya perubahan keorganisasian, pengembangan
organisasi menekankan pada cara melakukan perubahan.
8.      Pengembangan organisasi berdasarkan teori dan praktikyang sehat
Pengembangan organisasi buakn suatu tipu daya atau metode. Pengembangan
organisasi memiliki dasar ayng kuat dari teori dan penelitian dari beberapa disiplin.
Karateristik penembangan organisasi kontemporer sebagian menunjukan bahwa
para manajer melaksanakan program pelaksanaan organisasi terikat untuk
mengadakan perubahan fundamental dalam perilaku organisasi.
Pelaksanaan metode pengembangan organisasi memiliki dua dimensi yaitu
penentuan waktu (timing) dan cakupan (scope). Pertama menyangktu pemilihan waktu
yang tepat bergantung pada sejumlah faktor, terutama daur (siklus) waktu organisasi
dan dasar yang mendahului program.kedua (cakupan) menyangkut pemilihan skala dan
bergantung pada strategi. Program mungkin dilaksanakan diseluruh organisasi atau
mungkin juga program dilaksanakan bertahap dair hierarki ke hierarki atau dari
departemen ke departemen. Strategi bersama menggunakan pendekatan bertahap
yang membatasi cakupan, tetapi member umpan balik (feed back) bagi setiap
pelaksana selanjutnya.
Hasil penelitian Peters dan Weterman (1982) yang dilakukan terhadap
perusahaan seperti IBM, Du Pont, 3M, McDonalt, seta Pocter dan Cambia ditemukan
delapan karateristik yang menunjukan efektivitas suatu organisasi, yaitu:
1. Mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian pekerjaan;
2.Selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh kebutuhan
pelanggan;
3.  Mereka member para karyawan suatu tingkat otonomi yang tinggi dan memupuk
semangat kewirausahaan (entrepreneur sprit);
4.  Berusaha meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para karyawan;
5.  Para karyawan mengetahui apa yang diinginkan perusahaan dan para manajer terlibat
aktif pada masalah disemua tingkat;
6.  Mereka selalu dekat dengan usaha yang mereka ketahui dan pahami;
7.  Memiliki struktur organisasi yang luwes dan sederhana dengan jumlah orang yang
meminimum dalam aktivitas staf pendukung;
8. Menggabungkan control yang ketat dan disentralisai untuk mengamankan nilai inti
perusahaan dengan kontorl yang longgar dibagian lain untuk mendorong pengambilan
resiko serta inovasi (Robbin, 1994: 57)
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap komitmen organisasi diantaranya adalah kejujuran dalam pekerjaan,
perhatian, kepedulian dan kepercayaan terhadap karyawan, perbedaan karakteristik
individu (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, karakteristik yang
berhubungan dengan pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi),
pengalaman dalam kerja, kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan
tujuan organisasi, keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan
untuk mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi.
Dan bahwa aspek-aspek komitmen organisasi meliputi kemauan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi yang ditandai dengan kesetiaan
pada organisasi atau perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha semaksimal
mungkin demi kemajuan dengan ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan sasaran organisasi serta adanya penerimaan nilai, tujuan dan sasaran
organisasi. Aspek-aspek yang akan dijadikan alat ukur adalah perasaan manunggal
dengan organisasi, perasaan terlibat pada organisasi, dan perasaan setia dan loyal
pada perusahaan.

B.   Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini
diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka
sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin
sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik
secara individu mau kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Syani, Abdul. 2009. Pengorganisasian. Google doc

Bowo Arief, 2008. Pengorganisasian. Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu buana :


Jakarta

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Siswanto, H.B. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

http://mujihartopanga.blogspot.co.id/2014/05/bab-4-pengorganisasian.html

Anda mungkin juga menyukai