Anda di halaman 1dari 1

Seminggu sudah aku berada di kosan ini setelah aku berangkat dari rumah karena alasan

mengikuti lomba hadroh kampus dan alasan bimbingan PA. pada akhirnya yang terjadi hanyalah
menemui PA untuk sekedar bimbingan Pa dan mengikuti acara yudisium fakultas febi seperti biasanya,
namun yang terasa bebeda hanyalah terasingkan, setelah sekian ama ada di majelis febi untuk selalu
mengikuti kegiatan yang ada. Nyatanya meeka telah berubah hanya karena ada ekscool baru di kampus,
mereka tampak berbeda dari biasanya, mereka telah mengacuhkanku, mereka tidak mempedulikanku
sama sekali, mereka memanggilku untuk latihan hanya agar orang yang ada di majelis meihatku,
selebihnya mereka berbeda.

Tak dihargai seperti biasanya, itulah aku di majelis itu, aku hanyalah sebagai bahan olok-olokan
mereka, yang kehadirannya sama sekali tidak diharapkan, yang perkataanya sama sekali tak dihargai,
yang ceritanya selalu dipertanyakan, yang pengorbanannya tak pernah telihat dimata mereka.

Berjuang demi mereka yang tak pernah sedikitpun menoleh smua pengorbananku membuatku
merasa kecewa berada diantara mereka. Inginku bangkit dari semua keterpurkan ini, namun aku mulai
lelah dengan semunya. Tak ada yang mengerti perasaan ini, tak ada yang coba memaham rasa ini.

Perjuanganku berada disini membuatku selalu merasa menyesal berada di sini, namun apalah
dayaku, aku tak ingin mengecewakan orng-orang yang ku sayangi, yaitu kedua orang tuaku dan adikku,
serta orang-orang yang slalu mensuportku, menguatkanku disaat kuterpuruk, yang selalu mendo’akan
kebaikanku, yang sealu memberiku inspirasi, reaiti hidup yang terjadi di kota. Aku dating kemari dengan
sejuta harapan, sejua asa serta impian yang telah lama ku pendam, orang tuaku pendam, dan orang
yang menginginkannya, setidaknya aku juga bisa mewujudkan impian mereka yang pernah
memimpikannya. Namun jalan ini sulit, aku membutuhkan kekuatan leih dari tuhan dan dari orang-
orang yang aku cintai. Aku ingin ada yang selalu lebih menguatkanku, menguatkan imanku, menjagaku,
membuatku tegar menghadapi segalanya. Aku menemukannya, namun ia tak menemukanku dihatinya.

Aku yang selalu menjadi beban bagi orang tuaku, yang selalu membuat orang tuaku bekerja
keras banting tulang demi diriku, yang selalu menghabiskan waktunya di teriknya matahari, di
kedinginan saat hujan, dan tak kenal waktu bahkan kewajiban untuk shalat yang tidak dilaksanakan
dengan baik. Semua yang aku miliki saat ini hanyalah milik mereka, kerja keras mereka bahkan sampai
meminjam uang dari renternir yang tidk di ketahui oleh ayahku. Ayahku yang berpenghasilan seadanya
sering menjadi bahan cemoohan ibuku yang kerja kerasnya selalu dipertanyakan, yang uangnya selalu
disimppan demi kebutuhan dimasa mendatang dan dmi memiiki rumah yang layak, yang tak lapuk
dimakan usia, yang tidak ada hewan yang membuat penyakit karena di tempatkan di depan rumah dan
sering membuat aroma yang tidak sedap ataupun membuat hewan lain beterbangan yang dapat
membuat penyakit.

Ibuku hanyalah seorang pedagang sayuran keliling yang penghasilannya ditentukan di pasar dan
di tempat orang yang sering membeli dagangan ibuku, meski terkadang harus hutang dan dibayar
dengan jaminan timbangan karet yang tidak menetap, dan kadan kendala yang selalu membuat ibuku
merasa lelah berjualan adalah orang yang sangat sulit untuk ditanyai mengenai perihal uang dagangan.
Orang yang sering hutang adalah tempat ibuku bergantung, karena disanaah tabungan ibuku untuk
mengirimi aku uang dikala kebutuhanku semakin naik atau keperluan yang mendadak.

Disini aku sering menyesal karena terkadang aku membeli yang tidak seharusnya aku bei atau
aku sering membeli kebutuhan yang sebenarnya bukan prioritsku. Ak teringat kerja keras orang tuaku
demi aku mereka tak kenal lelah maupun waktu demi kebutuhanku. Dan disini aku tidak bisa berbagi
segalanya kepada siapapun karena mereka tak ada yang bisa dipercaya, namun aku juga tidak bisa selalu
menceritakan segalanya kepada orang tuaku, aku tak ingn menambah beban mereka, karena bukan
hanya aku anak mereka, masih ada adikku yang sangat memerlukan bimbingan, yang masih harus selalu
dituntun kejalan kebaikan, yang masih membuthkan kasih saying penh dari mereka.

Anda mungkin juga menyukai