12 - Komposisi Struktur Dan Sifat Glass Ionomer Cement - 1
12 - Komposisi Struktur Dan Sifat Glass Ionomer Cement - 1
1. Powder (Bubuk)
Komposisi dasar dari bubuk Glass Ionomer adalah kalsium atau
alumina silikat glass yang mengandung fluor. Ukuran partikel bubuk
antara 4-50 μm, tergantung penggunaanya. Secara umum, bubuk dengan
ukuran partikel yang lebih kecil dan halus digunakan sebagai lining
cement dan luting cement, sedangkan ukuran partikel yang lebih besar
digunakan pada bahan restorasi.
Fluornya berperan sebagai “ceramic flux”. Penambahan
Lanthanum, strontium, barium atau zinc oxide dilakukan untuk memberi
radioopak. Bahan dasar ini disatukan dengan cara dipanaskan dengan suhu
1.100-1.500 oC untuk membentuk glass yang homogen. Berikut adalah
Komposisi secara utuhnya :
2. Liquid (Cairan)
Asam yang bereaksi dengan alumina silicate glass biasanya adalah
asam polikarboksilat. Cairan ini bersifat sangat kental dan cenderung
membuat bentukan gel. Asam-asam yang terdapat dalam GIC antara lain :
(1) asam akrilat, (2) asam itatonik, (3) asam maleat, (4) asam buten
dikarboksilat dan (5) asam vinil fosforat. Asam digunakan untuk
meningkatkan reaktivitas cairan, mengurangi kekentalan dan
kecenderungan untuk membentuk gel.
Penambahan asam tartrat sekitar 50% digunakan untuk
meningkatkan mutu, dimana berfungsi memperpanjang working time akan
tetapi memperpendek setting time. Efektivitas asam tartrat mempercepat
kation-kation logam keluar dan migrasi dari bubuk semen untuk segera
berikatan dengan polianion membentuk gel garam poli. Yang terakhir
adalah air, tetapi seringkali tidak dipertimbangkan sebagai konstituen
dalam GIC. Padahal dala kenyataannya air merupakan suatu hal yang
penting. Terlalu sedikit air akan merugikn atau melemahkan reaksi yang
selanjutnya menyebabkan hidrasi. Sebaliknya air yang terlampau banyak
dapat menurnkan kekuatan semen.
2. Sifat Kimia
Ikatan GIC dengan jaringan gigi merupakan ikatan secara fisiko-
kimia. Ikatan ini menghasilkan adaptasi yang rapat antara semen ionomer
kaca dengan tepi kavitas, berarti GIC menyebabkan penutupan margin
yang rapat dan tidak bocor (mengurangi marginal leakage). Adanya sifat
adhesi semen ini dapat digunakan untuk memperbaiki kontur akibat erosi
atau abrasi pada leher gigi tanpa harus melakukan preparasi gigi.
Semen ionomer kaca mencapai perlekatan yang maksimal dengan
email dan dentin. Ikatan semen ionomer kaca pada email dua kali lebih
besar daripada ikatannya dengan dentin oleh karena itu untuk menambah
ikatannya pada jaringan gigi harus bersih dari pelikel atau debris. Di
samping itu harus dilakukan surface pretreatment (dentin conditioning)
yang tujunnya untuk menambah sifat adhesive dengan dentin.
Kelarutannya didalam asam GIC lebih kecil dibandingkan Zinc
phosphate, Zinc Polycarboxylate dan semen silikat. Tetapi kelarutannya
lebih besar daripada semen berbahan resin. Permukaan GIC dapat rusak
apabila berkontak dengan asam. Oleh karena itu, tambalan ini biasanya
akan rusak apabila terkena asam dluor fosfat yang memiliki pH 3.0.
3. Sifat Fisika
Restorasi GIC dapat selesai dalam waktu 3-8 menit, lalu akan
mengeras dan berwarna translusen. Walaupun kekuatan kompresif semen
ionomer kaca sekitar 200 MPa. Dengan kekuatan fleksur sekita 5-40 MPa
diperoleh setelah 24 jam pencampuran. Kekuatan ini dipengaruhi
perbandingan bubuk dan cairan secara perlahan kekuatannya meningkat
setelah satu tahun dalam mulut menjadi dua kali (400 MPa). Untuk
menambah kekuatan komprehsif dapat dilakukan dengan menambah
partikel seperti emas dan perak. (Sutadi, 1988)
Ekspansi termal adalah perubahan per unit ukuran panjang bila
suhu dinaikan atau diturunkan sebesar 1o. suatu bahan restorasi harus
memiliki koaefisien ekspansi termal yang sama atau hampir sama dengan
jaringan gigi. Nilainya 10,2-11,4 x 10-6/oC. Mendekati nilai ekspansi
termal dari gigi yaitu sebesar 11,4 x 10-6/oC sehingga membantu mencegah
kebocoran tepi tumpatan.
4. Sifat Optis
Semen yang baik bersifat translusen, seperti porselen atau semen
silikat. Pada awalnya GIC kurang bersifat translusen bila disesuaikan
dengan email, karena itulah semen ini belum bisa mengalahkan resin
komposit bila digunakan pada labial yang luas. Opasitas GIC bervariasi
antara 0,45-0,80 tergantung dari komposisi dan distribusi ukuran partikel.
Radioopasitas pada bahan ini terjadi akibat adanya penggabungan
barium, strontium atau lanthanum dengan partikel glass. Sebagian besar
GIC lebih radioopak dibandingkan dengan dentin dan beberapa melebihi
radioopaksitas email. Namun pada tipe II.1 untuk restorasi estetik, bahan
ini seluruhnya radiolusen karena jika dicampurkan dengan bahan
radioopak maka translusensinya akan berkurang. Apabila tidak didapat
warna dan translusensi yang optimal maka dapat dilapisi dengan resin
komposit (sandwiched) (Sutadi, 1988)
Daftar Pustaka
Sutadi, I. I. (1988). Penggunaan glass ionomer cement dalam ilmu kesehatan gigi
anak. Naskah Lengkap KPPIKG VIII 1988z302-9.