TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN POSYANDU
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
angka kematian ibu dan bayi. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat,
yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan
bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan
C. TUJUAN POSYANDU
Tujuan dari diselengarakan posyandu terbagi menjadi 5macam yaitu
menurut Cahyo (2010 ) adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka KematianIbu (ibu
hamil, melahirkan dan nifas) Angka Kematian Ibu(AKI) dan angka
Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi,meskipun dari tahun ketahun
sudah dapat diturunkan.
2. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluargasejahtera,
gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomikeluarga sejahtera.
3. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalamrangka alih
teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.
4. Membudayakan (Norma Keluarag Kecil Bahagia Sejahtera)NKKBS.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkankegiatan
kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
D. MANFAAT POSYANDU
1. Bagi Masyarakat
Menurut Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) manfaat posyandu
bagi masyarakat adalah:
a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi anak balita dan ibu,
b) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang
atau gizi buruk,
c) Bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A,
d) Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
darah serta imunisasi tetanus toxoid (TT),
e) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah,
f) memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan
ibu dan anak,
g) apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas
menyusuidapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas,
h) dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita.
2. Bagi Kader
Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) mengidentifikasi manfaat
Posyandu bagi kader antara lain:
a) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap,
b) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang
anak balita dan kesehatan ibu,
c) Citra diri meningkat di mata masyarakai Universitas Sumatera Utara
sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan,
d) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak
dan kesehatan ibu.
3. Bagi Puskesmas
Menurut Meilani, Set iyawat i, Estiwidani, da n Sumarah (2012)
manfaat posyandu bagi puskesmas adalah:
a) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama,
b) dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat,
c) Meningkatkan efesiensi waktu, tenaga, dan dana melalui
pemberian pelayanan terpadu.
4. Bagi Sektor lain
Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2012) manfaat posyandu
bagi sector lain adalah:
a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI
dan AKB sesuai kondisi setempat.
b) Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.
E. KEGIATAN POSYANDU
Menurut Depkes RI (2011), kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama
dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Secara rinci kegiatan utama
Posyandu adalah sebagai berikut :
a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau
pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu Hamil
antara lain sebagai berikut:
Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan,
persiapan menyusui, KB dan gizi,
Perawatan payudara dan pemberian ASI,
peragaan pola makan ibu hamil,
Peragaan perawatan bayi baru lahir, dan
senam hamil.
b) Ibu Nifas dan MenyusuiPelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas
dan menyusui mencakup:
1. Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi,
2. Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama),
3. Perawatan payudara,
4. Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,
pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia
oleh petugas pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri
(rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c) Keluarga Berencana (KB)Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan
oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada
tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan
konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang
serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant
(Depkes RI, 2011).
d) Imunisasi Pelayanan
imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan olehpetugas Puskesmas. Jenis
imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu
hamil (Depkes RI, 2011).Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2012),
survey epidemiologi untuk menemukan kasus penyakit menular sedini
mungkin, imunisasi untuk memberikan perlindungan kepada ke lo mpo k-
kelompok masyarakat sehingga dapat mencegah terjadi penularan penyakit
seperti TBC, tetanus, dufteri, batuk rejan (pertusis), folio nyelitis, campak
dan hepatitis B
e) Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader
Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan,
deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan
tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita
yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah
garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau
Poskesdes.
f) Pencegahan dan Penanggu langan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakuka n dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu
dilakukan melalui pemberian oralit. Apabiladiperlukan penanganan lebih
lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.
F. PELAKSANAAN POSYANDU
Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2011),
penyelenggaraan dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang kesehatan,
berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan
bimbingan tim pembina PKMD tingkat kecamatan. Posyandu
direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama KKL LKMD
(Kelompok Kerja LKMD di tingkat kedukuhan) dengan bimbangan tim
LKMD tingkat kecamatan.Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang
mudah didatangi oleh masyarakat ditentukan oleh masyarakat sendiri,
dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan
yang telah ada, rumah penduduk, kepala dusun, tempat pertemuan RT/RW
atau tempat khusus yang dibangun masyarakat (Syarifuddid, Theresia, dan
Jomima, 2011).
Menurut Syarifuddin, Theresia dan Jomima (2011)
penyelenggaraan dilakukan dengan “ sistem lima meja” yang dapat
diajabarkan sebagai berikut:
a) Meja I : Meja pendaftaran + penyuluhan kelompok:
Mendaftar balita, ibu hamil, ibu menyusui,
Setiap pengunjung yang datang ke Posyandu didaftarkan oleh kader
sendiri,
Para pegunjung secara berkelompok lebih kurang 10-15
pengunjung diberikan penjelasan secara bertahap, tidak perlu
menunggu berkumpulnya seluruh pengunjung,
Penyuluhan kelompok diutamakan oleh kader sendiri secara tepat
dan benar dengan bimbingan petugas Puskesmas,
Sewaktu-waktu penyuluhan juga oleh petugas kesehatan dan
petuhas lintas sektor (misal dari pertanian, BKKBN, Dikmas, dan
lain-lain),
Materi penyuluhan: tentang “Yandu” dan Topik yang sangat
relevan pada waktu itu,
Disesuaikan dengan alat peraga,
Pada waktu menunggu dilanjutkan kreatifitas dan inisiatif
kader untuk menyelenggarakan/ menyediakan alat permainan
edukati (APE) dan lebih baik lagi kalau buatan kader sendiri
misalnya balok-balok mainan dari tanah liat dan sebagainya,
APE berguna untuk meningkatkan keterampilan alat-alat
permainan secara sederhana, misalnya ayunan dari ban bekas
dan lain-lain. Hal ini menarik anak agar senang datang ke
Posyandu, begitu pula orang tuanya.
b) Meja II:
Meja penimbangan terdiri dari:
Menimbang balita,
Penimbangan dilakukan oleh kader,
Penimbangan dilakukan bagi bayi dan balita dilaksanakan sebulan
sekali,
Ada juga posyandu yang menambah kegiatan di meja II:
penimbangan untuk ibu hamil,
Alat timbangan diusahakan oleh kader sendiri atau berupa bantuan,
Alat timbangan yang perlu ditingkatkan adalah: tempat duduk
timbangan yang nyaman dan cukup untuk memenuhi syarat etis
dan sebagainya,
Hasil penimbangan dicatat dan dibawa ke meja III.
c) Meja III:
meja pencatatan terdiri dari:
Mencatat hasil penimbangan,
Pencatatan oleh kader : dengan bimbingan petugas Puskesmas,
Semua hasil penimbangan, hasil imunisasi penyakit yang diderita,
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi, dan lain-lain dicatat
dalam KMS (Kartu Menuju Sehat),
Selain itu ada : buku-buku bantu (buku register, dan lain-lain buku
catatan).
d) Meja IV: meja penyuluhan dan penerangan terdiri dari:
Menyuluh ibu berdasar hasil penimbangan anaknya,
Memberikan pelayanan gizi kepada ibu balita, serta ibu hamil,
Penyuluhan yang dilakukan kader, tergantung dari jenis kasus
individu:
1) Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badannya
naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan
(PMT), oralit, dan vitamin A dosis tinggi,
2) Terhadap ibu hamil diberikan tablet besi, ibu hamil resiko
tinggi dirujuk kepada petugas Puskesmas,
3) Terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) agar menjadi peserta
KB lestari diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau
tablet biasa.
e) Meja V :
meja pelayanan terdiri dari:
Pelayanan oleh tenaga pr ofesional, meliputi pelayanan KIA, KB,
Imunisasi, dan pengobatan pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan,
Di meja V diberikan pelayanan yang sifatnya profesional yang tidak
dapat dilakukan kader,
Rujukan kasus dari kader dirujuk di meja V tersebut,
Intertie IUD diberikan bila tempatnya memenuhi syarat.