PENDAHULUAN
.5 Definisi
Dalam bahasa Inggris pembengkakan adalah Edema yang berasal dari bahasa
yunani yaitu dropsyatau semacam penyakit yang merupakan akumulasi abnormal
cairan di bawah kulit atau dalam satu atau lebih rongga tubuh. Oedema (bengkak)
adalah pembengkakan karena penumpukan cairan pada exstremitas maupun pada
organ dalam tubuh.
Edema adalah gelembung cairan dari beberapa organ atau jaringan yang
merupakan terkumpulnya kelebihan cairan limfe, tanpa peningkatan umlah sel dalam
mempengaruhi jaringan. Edema bisa terkumpul pada beberapa lokasi pada tubuh,
tetapi biasanya terdapat pada kaki dan pergelangan kaki (Aethur C. Guyton)
Edema adalah peningkatan cairan intertisil dalam beberapa organ. Umumnya
jumlah cairan interstisil, yaitu keseimb angan homeostatis. Peningkatan sekresi
cairan ke dalam interstisium atau kerusakan pemebersihan cairan ini juga dapat
menyebabkan edema (Ida Bagus Gede Manuaba).
5.1 Etiologi
1. Adanya kongesti
Pada kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan
hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam vaskula
oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam ruang
interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan
rongga badan (terjadi edema).
2. Obstruksi limfatik
Apabila terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan),
maka cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk
ke dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi
akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau
akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu, saluran dan
kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga menyebabkan
edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki gajah/elephantiasis).
5.2 Klasifikasi
pada ekstremitas bawah, terutama setelah berdiri lama dan disertai dengan
edema pada paru : disebabkan oleh kelainan jantung
pada mata, terutama setelah bangun tidur : disebabkan oleh kelainan ginjal
dan gangguan ekskresi natrium
asites, edema pada ekstremitas dan skrotum : sering disebabkan oleh sirosis
atau gagal jantung
Edema idiopatik : edema yang disertai dengan peningkatan berat badan secara
cepat dan berulang, biasanya terjadi pada wanita usia reproduktif
Hipotiroid : merupakan mix-edema, biasanya terdapat di pre-tibial
Obat-obatan : steroid, estrogen, vasodilator
Kehamilan
Makan kembali setelah puasa
Edema
1. Berkurangnya protein dari plasma
Transudat
Transudat adalah cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena
alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh. Gagal
jantung merupakan penyebab utama pembentukan transudat. Selain itu pada edema
akibat turunnya tekanan koloid osmotik plasma, cairan edema akan terisi sedikit
protein maka cairannya termasuk transudat.
Eksudat
Eksudat adalh cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena
bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein. Edema peradangan
merupakan salah satu jenis eksudat. Eksudat dengan sifatnya yang alami cenderung
mengandung lebih banyak protein daripada transudat oleh karena itu eksudat
cenderung memiliki berat jenis yang lebih besar. Selain itu protein eksudat sering
mengandung fibrinogen yang akan mengendap sebagai fibrin sehingga dapat
menyebabkan terjadinya pembekuan eksudat dan akhirnya eksudat mengandung
leukosit sebagai bagian dari proses peradangan.
.5 Penatalaksanaan
Terapi edema harus mencakup terapi penyebab yang mendasarinya yang
reversibel (jika memungkinkan). Pengurangan asupan sodium harus dilakukan
untuk meminimalisasi retensi air. tidak semua pasien edema memerlukan terapi
farmakologis, pada beberapa pasien terapi non farmakologis sangat efektif seperti
pengurangan asupan natrium (yakni kurang dari jumlah yang diekskresikan oleh
ginjal) dan menaikkan kaki diatas level dari atrium kiri. Tetapi pada kondisi
tertentu diuretic harus diberikan bersamaan dengan terapi non farmakologis.
Pemilihan obat dan dosis akan sangat tergantung pada penyakit yang mendasari,
berat-ringannya penyakit dan urgensi dari penyakitnya. Efek diuretik berbeda
berdasarkan tempat kerjanya pada ginjal. Pemeriksaan yang dilakukan sangat
mudah yakni dengan menekan pada daerah mata kaki akan timbul cekungan yang
cukup lama untuk kembali pada keadaan normal. Pemeriksaan lanjutan untuk
menentukan penyebab dari ankle edema adalah menentukan kadar protein darah
dan di air seni (urin), pemeriksaan jantung (Rontgen dada, EKG), fungsi liver dan
ginjal. Pengobatan awal yang dapat dilakukan dengan mengganjal kaki agar tidak
tergantung dan meninggikan kaki pada saat berbaring. Pengobatan lanjutan
disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Pergelangan kaki bengkak bisa
akibat cedera atau penyakit tulang, otot dan sendi. Penyebabnya secara umum
akibat reaksi inflamasi/peradangan di daerah tersebut, antara lain asam urat,
rheumatoid arthritis dll (Irham, 2009).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Edema adalah akumulasi abnormal cairan di dalam ruang interstitial
(celah di antara sel) atau jaringan tubuh yang menimbulkan pembengkakan.
Pada kondisi yang normal secara umum cairan tubuh yang terdapat diluar sel
akan disimpan di dalam dua ruangan yaitu pembuluh darah dan ruang – ruang
interstitial. Apabila terdapat gangguan pada keseimbangan pengaturan cairan
tubuh, maka cairan dapat berakumulasi berlebihan di dalam ruang interstitial
sehingga menimbulkan edema. Namun apabila cairan sangat berlebih maka
kelebihan cairan adakalanya dapat berkumpul di ruang ketiga yaitu rongga –
rongga tubuh seperti perut dada dan rongga perut.
3.2 Saran
Sebaiknya melakukan pencegahan lebih dahulu agar tidak terjadinya oedema
lebih baik, seperti pencegahan yang disarankan oleh Arthur C Guyton yaitu:
a. Factor yang dihasilkan oleh compliance jaringan yang rendah pada
tekanan negative besarnya sekitar 3 mmHg.
b. Factor yang dihasilkan oleh peningkatan aliran limfe ialah sekitar 7 mm
Hg.
c. Faktor yang disebabkan oleh bersihan protein dari uang interstisial adlah 7
mmHg.
DAFTAR PUSTAKA
http://volimrini.blogspot.co.id/2012/09/oedema.html
Edema patofisiologi & penanganan. Ian effendi, Restu pasaribu (ed). BAIPD. Jilid I.
Edisi IV. Jakarta : FKUI.
Nelson, W. E., Ilmu Kesehatan Anak, Nelson Textbook of Peditrics, EGC, Jakarta;
2000.