17 Proses Pemesinan
17 Proses Pemesinan
PROSES PEMESINAN
1.Tujuan
a. Mahasiswa mampu memahami proses pemesisan
2. Deskripsi Materi
Pemesinan adalah suatu proses produksi dengan
ini tentu terdapat sisa dari pengerjaan produk yang biasa disebut
tunggal (single point cutting tool) dan pahat bermata potong jamak
prosesbubutdanvariasiprosesyangdilakukandenganmenggunakanme
cutting) (Widarto,2008).
Manufaktur dengan pemisahan beberapa bagian bahan dikenal
Surfacegrind
er
Grinder
posisikakusehinggagerakanbendakerjaterhadappahatmampumengubahb
entuk dan ukuran benda dengan jalan menyayat benda tersebut dengan
dan umumnya terbuat dari bahan logam, sesuai bentuk dan ukuran yang
• Benda kerja:
=diametermula (mm) dm
= diameter akhir(mm)
=panjang pemotongan(mm)
• Mesin bubut:
a = kedalaman potong(mm)
f = gerak makan(mm/putaran)
n = putaran poros utama(putaran/menit)
a. Kecepatanpotong
Kecepatan potong untuk proses bubut dapat didefinisikan
sebagai kerja rata-rata pada sebuah titik lingkaran pada pahat potong
dalam satu menit. Kecepatan putar
(speed),selaludihubungkandengansumbuutama(spindle)danbendakerja.Se
cara sederhana kecepatan potong diasumsikan sebagai keliling benda
kerja dikalikan dengan kecepatan putar.Kecepatan potong biasanya
dinyatakan dalam unit satuan m/menit (Widarto, 2008).Kecepatan potong
ditentukan oleh diameter benda danputaran poros utama.
(1)
b. Kecepatanmakan
Gerakmakan,f(feeding)adalahjarakyangditempuholehpahatsetiapbend
akerja berputar satu kali sehingga satuan f adalah mm/rev. Gerak makan
pula ditentukan oleh kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat,
c. Waktupemotongan
adalah :
d. Kedalaman Potong
Kedalamanpotongdidefinisikansebagaikedalamangeramyangdiambiloleh
tergantung pada
kondisidarimesin,tipepahatpotongyangdigunakan,danketermesinandaribend
10.1.3 Suhupemesinan
sangat
pentingpengaruhnyaterhadapteganganalirdankarenaitumemilikipengaruhbesar
terhadap suhu pada muka pahat dan pada permukaan sayatan.suhu pada muka
alat juga memainkan peran utama relatif terhadap ukuran dan stabilitas Built-up
penting karena secara langsung mempengaruhi suhu pada bidang geser, muka
Energiyangdigunakandalampemesinanterkonsentrasipadasuatukawasan
yangsangatkecil.Hanyasebagiandarienergiiniyangtersimpandalambendakerja dan
memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh gerakan mekanik dan diubah menjadi
bentuk energi panas yang digunakan untuk memotong benda kerja. Seperti yang
bentuk lain. Dengan memanfaatkan gerakan relatif antara pahat potong dan
benda kerja.
Gambar 2.4 Area distribusi suhu pada pahat potong (Sumber :
Kalpakjian, 1992)
bergerakpadabendakerjamakatingkatpemanasandidepanalatinimenjadik
ecil,
dansetidaknyapadakecepatanpotongyangtinggi,sebagianbesarpanas(le
PadaGambar2.4memperlihatkanluasdistribusisuhupahatpotong.
Karena sumber panas dalam pemesinan terkonsentrasi di
faktoryangberkaitandengansifatmaterialdankondisipemotongan,term
yangdiketahuidandiukurkenaikansuhuyangsesuaidenganinputyangd
beberapadekade,tetapijugamemberikanwawasanbarukedalamsifate
nergipanas
padasaatkebanyakanorangpercayabahwapanasadalahbentukkhusu
metrik yang sangat akurat untuk mengukur energi sisa yang terjadi
olehbarmenurunseiringdenganpeningkatanenergireganganyangterli
diubah menjadi energi panas hanya antara 1 dan 3 persen dari total
benda dalam bentuk deformasi plastis dari titik pandang yang luas
(Shaw,1984).
500 ft/min maka akan didapatkan distribusi energi panas pada geram sebesar
menujukkanbahwadistribusisuhuterbanyakdihasilkanpadageramsemakintinggi
kecepatan potong yang digunakan maka semakin besar distribusi suhu yang
1. Daftar Pustaka
Amstead B.H., P.F. Ostwald, M.L. Begeman, Manufacturing
Processes.John Wiley & Sons,1987.
Amstead B.H. P.F. Ostwald, M.L. Begeman, terj.SriatiDjaprie.
Teknologi Mekanik. Jilid 1, Erlangga, 1993.
Amstead B.H. P.F. Ostwald, M.L. Begeman, terj.Bambang
Priambodo. Teknologi Mekanik. Jilid 2, Erlangga,1993.
th
Hoffman E. G. Jig and Fixture Design. 4 edition,Delmar
Publishers, 1996.