Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR E-LEARNING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Teknologi Informasi


Dosen Pengampu : Eline Charla Sabatina Bingan, SST, M.Kes

Disusun oleh :

Nama : Agustin Fourensia Putri

Nim : PO.62.24.2.17.353

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

JURUSAN KEBIDANAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Yang telah
memberikan banyak nikmat-Nya kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini yang berjudul
Konsep Dasar E-learning kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat
penilaian mata kuliah Teknologi Informasi yang meliputi nilai tugas, nilai individu, dan
nilai keaktifan.
Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu
pula dalam penyusunan makalah ini yang mempunyai banyak kekurangan.Oleh karena
itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.

Palangka Raya, Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar E – learning..................................................................3
B. Karakteristik E – Learning....................................................................4
C. Sumber Belajar Berbasis E- Learning.................................................4
D. Manfaat dan Kekurangan E- Learning.................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................9
B. Saran....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi yang demikian pesatnya mendorong pula
suatu inovasi dalam dunia pendidikan. Kegiatan belajar dan mengajar kini tidak
hanya dilakukan secara konvensional, dengan adanya beragam pilihan teknologi
pembelajaran dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran. Melalui komputer,
pembelajaran yang disajikan akan lebih menarik, interaktif dan dapat dilakukan
secara mandiri. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memposisikan
siswa/mahasiswa untuk dapat belajar secara mandiri. Melalui internet,
siswa/mahasiswa dapat mengakses secara online referensi dari berbagai
perpustakaan, ensiklopedia dan berbagai situs pembelajaran online lainnya.
Dengan adanya internet, akses informasi dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja tanpa terikat ruang dan waktu. Beberapa pemanfaatan teknologi internet
dalam kegiatan pembelajaran yakni e-learning dan online learning. Keduanya
memanfaatkan internet dalam penerapannya sehingga siswa dapat belajar kapan
dan dimana saja secara mandiri. Dengan internet, belajar juga dapat dilakukan
secara bersama-sama layaknya belajar di kelas nyata. Belajar seperti ini disebut
dengan kelas virtual, siswa berinteraksi dengan guru melalui kamera pada komputer
yang telah terhubung dengan jaringan internet. Guru tidak perlu hadir di dalam kelas
secara fisik, karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-
tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang
sudah dipersiapkan secara online. Disamping itu, antar siswa juga dapat berinteraksi
dengan siswa lainnya untuk berdiskusi melalui email, chatting dan sebagainya.
Pada dasarnya e-learning dan online learning sama-sama menggunakan
komputer yang terhubung dengan jaringan internet dalam pemanfaatannya, namun
dalam konsepnya e-learning berbeda dengan online learning. Berangkat dari hal
diatas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep e-Learning dan
Online Learning.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini akan dibahas beberapa
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah konsep e-Learning?
2. Bagaimanakah karakteristik e-Learning?
3. Bagaimanakah mode-model e-Learning?
4. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan E-Learning?

1
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang konsep e-Learning.
2. Menjelaskan tentang e-Learning.
3. Menjelaskan tentang -model e-Learning.
4. Menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan e- Learning.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar e-Learning

Perkembangan sistem komputer melalui jaringan semakin meningkat. Intemet


merupakan jaringan publik. Keberadaannya sangat diperlukan baik sebagai media
informasi maupun komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu
pemanfaatan internet adalah pada sistem pembelajaran jarak jauh melalui belajar
secara elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah E-Learning.

Koran dalam Rusman (2013:316) menyatakan bahwa e-Learning adalah


pembelajaran yang menggunakan peratalatan elektronik jaringan (LAN, WAN, atau
internet) untuk menyampaikan materi pembelajaran, interaksi, maupun bimbingan.
Sedangkan LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
mengungkapkan bahwa . eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan
aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet,
jaringan komputer,maupun komputer standalone. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa e-Learning merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang
memanfaatkan perangkat elektronik sebagai media pendukung prosesnya.

E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media
elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak
terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini
biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada
karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak
dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum. E-learning bisa juga dilakukan
secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana
mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin
mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada
masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih
sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi,
organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program,
pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa
memungut biaya).
Pembelajaran dengan e-Learning dapat disampaikan secara synchrounous yaitu
dimana pembelajaran dilakukan pada saat itu juga, atau asynchronous, yakni
pembelajaran dilakukan pada saat yang berbeda. Contoh e-Learning secara

3
synchronous adalah pembelajaran melalui webcam antara guru dan siswa secara
live pada saat itu juga. Sedangkan contoh penyampaian secara asynchronous
adalah guru membuat materi atau video pembelajaran terlebih dahulu, kemudian
materi atau video tersebut diunggah sebelum pembelajaran akan dilangsungkan.
Materi pembelajaran yang disajika dalam e-Learning berupa teks, grafik,
animasi, simulasi, audio, dan video. E-Learning juga harus memiliki fitur untuk diskusi
misalnya chatting.

B. Karakteristik e-Learning

Berikut ini adalah karakteristik e-Learning yaitu :

1) Daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak tergantung kepada


instruktur/guru, karena siswa mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya
melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface situs web;
2) Sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses
dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat media Internet
yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun yang terkoneksi ke
dalamnya;
3) Pengajar/lembaga pendidikan berfungsi sebagai mediator/pembimbing;
4) Diperlukan sebuah restrukturisasi terhadap kebijakan sistem pendidikan,
kurikulum dan manajemen yang dapat mendukung pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan secara optimal.

Empat karakteristik di atas merupakan hal yang membedakan e-learning dari


kegiatan pembelajaran secara konvensional. Dalam e-learning, daya tangkap
peserta didik terhadap materi pembelajaran tidak lagi tergantung kepada
instruktur/pengajar, karena peserta didik membangun sendiri ilmu pengetahuannya
melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui aplikasi e-learning. Dalam e-
learning pula, sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses
dengan mudah oleh setiap orang.

C. Sumber Belajar Berbasis E-Learning


Contoh tentang sumber belajar berbasis E-learning :
a. Web-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Web)
Pembelajaran berbasis web merupakan “sistem pembelajaran jarak jauh
berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan antarmuka web”. Dalam
pembelajaran berbasis web, peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran
secara online melalui sebuah situs web. Merekapun bisa saling berkomunikasi
dengan rekan-rekan atau pengajar melalui fasilitas yang disediakan oleh situs web
tersebut.
b. Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Komputer)

4
Secara sederhana, pembelajaran berbasis komputer bisa didefinisikan
sebagai kegiatan pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan oleh peserta didik
dengan menggunakan sebuah sistem komputer. Rusman (2009: 49)
mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis komputer merupakan “program
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
software komputer yang berisi tentang judul, tujuan, materi pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran.”
c. Virtual Education (Pendidikan Virtual)
Berdasarkan definisi dari Kurbel (2001), istilah pendidikan virtual merujuk
kepada suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi di sebuah lingkungan belajar
yang mana pengajar dan peserta didik terpisah oleh jarak dan/atau waktu. Pihak
pengajar menyediakan materi-materi pembelajaran melalui penggunaan beberapa
metode seperti aplikasi LMS, bahan-bahan multimedia, pemanfaatan internet,
atau konferensi video. Peserta didik menerima mater-materi pembelajaran
tersebut dan berkomunikasi dengan pengajarnya dengan memanfaatkan teknologi
yang sama.
d. Digital Collaboration (Kolaborasi Digital)
Kolaborasi digital adalah suatu kegiatan di mana para peserta didik yang
berasal dari kelompok yang berbeda (kelas, sekolah atau bahkan negara bekerja)
bersama-sama dalam sebuah proyek/tugas, sambil berbagi ide dan informasi
dengan seoptimal mungkin memanfaatkan teknologi internet.
e. Google Classroom
Google Classroom atau Ruang kelas google adalah suatu serambi
pembelajaran campuran yang diperuntukkan terhadap setiap ruang lingkup
pendidikan yang dimaksud untuk menemukan jalan keluar atas kesulitan dalam
membuat, membagikan dan menggolong-golongkan setiap penugasan tanpa
kertas.Google bekerja sama dengan para pengajar di seluruh negri untuk
menciptakan classroom. Sebuah fitur yang efisien, mudah digunakan, dan
membantu pengajar dalam mengelola tugas. Dengan classroom pengajar dapat
membuat kelas, mendistribusikan tugas, memberi nilai, mengirim masukan, dan
melihat semuanya di satu tempat.
f. Virtual Learning Poltekkes Kemenkes (VILEP)
Vilep adalah portal layanan e-learning di Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan yang terintegrasi dibawah koordinasi pusat pendidikan SDM
Kesehatan, Badan PPSDM kesehatan. Vilep menyajikan portal kuliah online bagi
seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan dapat diakses dimanapun dan kapan pun.

5
D. Kelebihan dan kekurangan e-Learning

 Kelebihan E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan


bahan/materi pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau
pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan
pengembangan diri peserta didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-
bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di
tempat tertentu di dalam web untuk di akses oleh peserta didik. Sesuai dengan
kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat
diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula
(Website Kudos, 2002, dalam Siahaan).
 Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru :
1. Sudut peserta didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas
belajar yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam Siahaan) ini dapat
mengatasi siswa yang:
a) Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk
mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh
sekolahnya,
b) Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers)
untuk mempelajari materi yang tidak dapat diajarkan oleh orang
tuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan di bidang komputer,
c) Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di
rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat
melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di
berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan
d) Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan
pendidikan.
2. Guru
Menurut soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang
diperoleh guru adalah bahwa guru dapat :
a) Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi,
b) Mengembangkan diri atau merakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak,
c) Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang
6
dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali
topik tertentu dipelajari ulang,
d) Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soalsoal latihan
setelah mempelajari topik tertentu, dan
e) Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya
kepada peserta didik.

Selain itu, manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya


dalam pembelajaran jarak jauh antara lain :

1. Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui
fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu. Secara
regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi bisa dilakukan.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang
lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal
melalui internet.
3. Dengan e-learning dapat manjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan
rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi pembelajaran
dapat disimpan dikomputer, sehiagga siswa dapat mempelajari kembali
atau mengulang materi pembelajaran yang telah dipelajarinya setiap saat
dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
4. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak
informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya
dari berbagai sumber informasi dengan melakukan akses di internet.
5. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru
dengan siswa, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah
pembelajar terbatas, bahkan missal.
6. Peran siswa rnenjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran,
memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak
mengandalkan pemberian dari guru, disesuaikan pula dengan keinginan
dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
7. Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.
8. Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya
sehingga tidak mempunyai waktu untuk datang ke suatu lembaga
pendidikan maka dapat mengakses internet kapanpun sesuai dengan
waktu luangnya.
9. Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya
disbanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga
pendidikan sekaligus memeliharanya, serta menggaji para pegawainya.
10. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa karena
dapat berinteraksi langsung, sehingga pemahaman terhadap materi akan
7
lebih bermakna pula (meaningfull), mudah dipahami, diinga dan mudah
pula untuk diungkapkan.
11. Kerja sama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer
informasi dan melakukan suatu komunikasi sehingga tidak akan
kekurangan sumber atau materi pembelajaran.
12. Administrasi dan pengurusan terpusat sehingga memudahkan dalam
melakukan akses atau dalam operasionalnya.
13. Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.
 Kekurangan E-Learning
Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan antara lain:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya volues
dalam proses belajar dan mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3. Proses belajar dan mengajamya cenderung ke arah pelatihan bukan
pendidikan yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau psikomotor
dan aspek afektif. 4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai
teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik
pembelajaran yang menggunakan internet.
4. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal.
5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).
6. Keterbatasan ketersediaan softwere (perangkat lunak) yang biayanya masih
relatif mahal.
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang internet
dan kurangnya penguasaan bahasa komputer.

BAB III

PENUTUP

8
A. Kesimpulan

Mobile learning (m-learning) adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi


dan perangkat mobile. Dalam hal ini, perangkat tersebut dapat berupa PDA, telepon
seluler, laptop, tablet PC, dan sebagainya. Dengan mobile learning, pengguna dapat
mengakses konten pembelajaran di mana saja dan kapan saja, tanpa harus
mengunjungi suatu tempat tertentu pada waktu tertentu. E-learning mempermudah
interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Peserta didik dapat saling
berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran
atau kebutuhan pengembangan diri peserta didik.

Namun proses belajar dan mengajamya cenderung ke arah pelatihan bukan


pendidikan yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan atau psikomotor dan
aspek afektif. Adapaun salah satu kelebihannya yaitu membuat kelas lebih dinamis
karena memungkinkan interaksi guru dan siswa maupun siswa dengan siswa dalam hal
pelajaran maupun tugas.

B. Saran

Sebaiknya pembelajaran dan pelatihan menggunakan e-learning sebagai alat untuk


menyampaikan materi supaya efektif dan efisien dari segi waktu dan tempat.

DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan


Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA;

9
Hardhono dan Darmayanti (2002); Simamora (2002); Brown (2001); Haryono dan
Alatas (2000)

10

Anda mungkin juga menyukai