ILMU PENYAKIT VIRAL

Nurul Hidayah
Lab. Mikrobiologi FKH UWKS.
 ORTHOMYXOVIRIDAE
◼ Influenza A: manusia, babi, kuda, ferret,
mamalia tingkat rendah (ikan paus) dan
unggas. Babi dan unggas air dapat bertindak
sebagai reservoar.
◼ Influenza B: manusia, menyebabkan sakit
tetapi tidak separah Influenza A.
◼ Influenza C: manusia, tidak menyebabkan
sakit. Scr morfologi dan genetik berbeda dg
tipe A dan B.
ORTHOMYXOVIRIDAE
 Virion Virus Influenza
◼ Bulat sd pleomorfik, diameter 80-120 nm,
beramplop.
◼ Genom ss-RNA, bersegmen, polaritas negatif.
◼ Nukleokapsip bersimetri heliks.
◼ Transkrpsi dan replikasi RNA terjadi dalam
inti, pendewasaan melalui budding/
penguncupan membran plasma.
 Gene Assignment for
Influenza- A Virus
Segmen No. Protein Function
1 PB-2 Polimerase CAP binding
2 PB-1 Polimerase-elongation
3 PA Polimerase
4 HA Hemaglutination
5 NP nucleoprotein
6 NA Neuraminidase
7 M1; M2 Matrix/membran
protein
8 NS1; NS2 Nnstructural protein
Virion Avian influenza
Hemaglutinin
Pembagian tipe/sub-tipe
◼ Berdasar protein M dan NP: tipe A, B, C
◼ Berdasarkan protein H dan N, : sub-tipe
◼ H(1-15 ) dan N (1-9).
◼ HPAI: H-5 dan H-7, penentuan patogenisitas
menurut hasil uji patogenisitas lab.
◼ Antibodi yg ditimbulkan oleh H penting dlm:
netralisasi, HA, CFT dg antigen homolog.
◼ Antibodi oleh N menghambat aktivitas enzim
dlm release virus, tetapi tdk menghambat
infektifitas virus.
 Tata Nama
◼ Type / host / geographic origin / strain
number (if any) / year of isolation,
followed by antigenic description of the
HA/NA in the parentheses.
◼ Exp.: A/swine/jogjakarta/12/2004 (H3N8).
◼ A/duck/East Java/ 15/ 2003 (H5N1).
◼ A/Turkey?Winconsin/1/1968 (H8N4).
Karakter Virus AI
◼ RNA bersegmen, shgg labil, peluang variasi
genetik tinggi:
◼ Antigenic drift: a minor antigenic changes
in the HA and/or NA, due to point mutation
in the gene coding for the HA/NA protein,
cause variant in an immune population.
◼ Antigenic shift: due to the segmented
nature of the viral genom, that allows
segment to reassort when a cell is infected
with two different influenza virus.
◼ Sensitif thdp pelarut lemak : detergen.
◼ Cepat rusak oleh: panas, kekeringan; PH
ektrem, kekeringan; desinfektan: formalin,
beta-propiolakton, ether, ion ammonium,
hidroksilamin, sodium dedocyl sulfat; fenol;
khlorin.
◼ Daya tahan virus meningkat pada kondisi
dingin dan lembab dan dalam materi
organik.
 SWINE INFLUENZA
◼ Bbrp sub-tipe penyebab Swine
Influenza: H1N1; H3N2; H1N2; H4N6.
◼ “The mixing tunnel”, virus AI, krn
mempunyai reseptor site virus AI:
asam sialat alpha 2,3 galaktosa dan
alpha 2,6. galaktosa.
 High Fever
prostration
Nasal discharge
red eye,
conjunctival
discharge,
Rapid spread
high fever , off
food

Not response to any kinds of

antibiotic treatment, nasal
discharge is prominence
 Some pigs had
heavy coughing
and tried to
excrete the
exudative
mucus from
bronchial air
Closed eye rapid respiration
passage
 In new case pig(2-5 days
of infection) , nasal swab
can run virus isolation

Or collect the serum

sample 4 weeks
duration paired serum
run HI. test
 Isolasi dan Identifikasi
◼ Pencegahan: vaksin inaktif.
◼ Diagnosis:
◼ GK, isolasi dan identifikasi virus in ovo, dan
in vitro.
◼ Secara serologis HA-HI, ELISA,
Imunositohistokimia.
◼ Molekuler: PCR.
 Equine Influenza
◼ Sinonim: Shipping Fever; Stable
Pneumonia; Epizootic Cellulitis of Horse;
Pink Eye.
◼ Hospes peka: kuda, keledai, & bagal.
◼ Bersifat contagiosa.
◼ Penyebab: A/Equi-1/Praha/56 (H7N7).
◼ A/Equi-2/Miami/63 (H3N8).
◼ Th 1989, di Cina terjadi wabah “EI”, dan
menyebabkan morbiditas 80 % dg mortalitas
20%.
◼ Secara umum:
◼ Masa inkubasi 0,5 - 7 hari, rerata 1-3 hari.
◼ Hiperemia mukosa hidung, konjungtivitis, eksudasi
hidung.
◼ Demam 41 o C, kelemahan umum dan lakrimasi.
◼ Limfonodus leher membengkak, dan dpt teramati
batuk.
◼ Sering terjadi pembengkaan ventral
kaki dan pada tendon terjadi
peradangan (Cellulitis). Infiltasi masa
spt gelatin di sekitar kaki.
◼ Jk terjadi influenza paru bersifat fatal,
krn dapat menyebabkan edema dan
bronchopneumonia.
◼ Hydrothorak.
 Kultur
◼ A/Equi-1:
◼ In ovo dg TAB.
◼ In vitro pd: bovine kidney cell; chicken embryo
kidney cell; chicken embryo fibroblast cell; Human
embryo kidney cell.
◼ A/Equi-2:
◼ In ovo dg TAB.
◼ In vitro pd:
◼ Primary cell cultur of bovine and human origin are not
satisfactory.
◼ Primary cell cultur of monkey kidney, Madin-Darby
Canine Kidney cell line.
◼ Pencegahan: dg vaksin aktif (attenuated virus
vaccine) dan vaksin inaktif.
◼ Diagnosis: GK, isolasi dan identifikasi virus in
ovo, in vitro, secara serologis HA-HI, ELISA,
Imunositohistokimia dan molekuler (PCR).
◼ VPH: tidak ada bukti A/Equi menyebabkan
infeksi pd manusia