Anda di halaman 1dari 19

TUGAS INDIVIDU

RESUME POST PARTUM


Disusun Untuk Memenuhi Mata Ajar Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu : Ns.Yuni Astuti., M.Kep

DISUSUN :
MITA WULANSARI
20101440118048

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG
2020
1. Pengertian Post Partum
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil masa postpartum berlangsung
selama kira-kira 6 minggu.(Sri,2019)

Postpartum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (
puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kamdungan yang lamanya 6 minggu post partum adalah masa 6
minggu. Postpartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,
2010)

2. Fase Dalam Post Partum

a. Peurperium dini ( immediate peurperium)

Waktu 0 sampai 24 jam post partum, yaitu masa ke pulihan di mana ibu
diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.

b. Peurperium Intermedial ( early puerperium)

Waktu 1 sampai 7 hari post partum, yaitu masa kepulihan menyeluruh


dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih 6-8 Minggu.

c. Remote peurperium ( later peurperium)

Waktu 1 sampai 6 minggu post partum. Waktu yang diperlukan untuk


pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu apabila ibu
selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

(Bobak,2004)
3. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Semua kegiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di


bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut arah dan diadakan
evaluasi dan penilaian.

Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:

1. Memulihkan kesehatan umum penderita

a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan.

b. Mengatasi anemia.

c. Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi.

d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk


memperlancar peredaran darah.

2. Mempertahankan kesehatan psikologis.

3. Mencegah infeksi dan komplikasi.

4. Mempelancar pembentukan air susu ibu (ASI).

5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa


nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

( Bahiyatun, 2009)

4. Perubahan Fisiologis

1) Uterus
Setelah plasenta lahir, uterus akan mulai mengeras karena kontraksi
dan retraksi otot-ototnya. Uterus berangsur-angsur mengecil sampai
keadaan sebelum hamil.

2) Lochea

Yaitu cairan atau secret berasal dari kavum uteri dan vagina selama
masa postpartum. Berikut ini beberapa jenis lokia :

a. Lokia Rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, desidua, verniks kaseosa, lanugo, mekonium
berlangsung 2 hari postpartum.

b. Lokia Sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan


berlangsung 3 sampai 7 hari postpartum.

c. Lokia Serosa berwarna kuning karena mengandung serum, jaringan


desidua, leukosit dan eritrosit berlangsung 7 sampai 14 Hari
postpartum.

d. Lokia Alba berwarna putih terdiri atas leukosit dan sel sel desidua
berlangsung 14 hari sampai 2 minggu berikutnya.

3) Endometrium

Perubahan terjadi dengan timbulnya thrombosis, degenerasi dan


nekrosis di tempat implantasi plasenta. Bekas implantasi plasenta karena
kontraksi sehingga menonjol ke kavum uteri hari 1 endometrium tebal 2,5
mm, endometrium akan rata setelah hari 3.

4) Serviks

Setelah persalinan serviks menganga, setelah 7 hari dapat dilalui 1


jari, setelah 4 minggu rongga bagian luar kembali normal.

5) Vagina dan Perineum


Vagina secara berangsur-angsur luasnya berkurang tetapi jarang sekali
kembali seperti ukuran nullipara, hymen tampak sebagai tonjolan jaringan
yang kecil dan berubah menjadi karunkula mitiformis. Minggu ke 3 rugae
vagina kembali. Perineum yang terdapat laserasi atau jahitan serta udem
akan berangsur-angsur pulih sembuh 6-7 hari tanpa infeksi. Oleh karena
itu vulva hygiene perlu dilakukan.

6) Mamae/Payudara

Semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara


alami. Ada 2 mekanisme : produksi susu, sekresi susu atau let down.

Selama kehamilan jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan


fungsinya mempersiapkan makanan bagi bayi. Pada hari ketiga setelah
melahirkan efek prolaktin pada payudara mulai dirasakan, sel acini yang
menghasilkan ASI mulai berfungsi. Ketika bayi menghisap puting,
oksitosin merangsang ensit let down (mengalirkan ) sehingga
menyebabkan ejeksi ASI.

7) Sistem pencernaan

Setelah persalinan 2 jam ibu merasa lapar, kecuali ada komplikasi


persalinan, tidak ada alasan menunda pemberian makan. Konstipasi terjadi
karena psikis takut BAB karena ada luka jahit perineum.

8) Sistem perkemihan

Pelvis ginjal terenggang dan dilatasi selama kehamilan, kembali


normal normal akhir minggu ke-4 setelah melahirkan. Kurang dari 40%
wanita post partum mengalami proteinuri non patologis, kecuali pada
kasus preeklamsi.

9) Sistem muskuloskeletal

Ligamen, fasia, diafragma pelvis meregang saat kehamilan, berangsur-


angsur mengecil seperti semula.
10) Sistem endokrin

Hormon-hormon yang berperan :

a. Oksitosin berperan dalam kontraksi uterus mencegah perdarahan,


membantu uterus kembali normal. Isapan bayi dapat merangsang
produksi ASI dan sekresi oksitosin.

b. Prolaktin, dikeluarkan oleh kelenjar di mana pituitrin merangsang


pengeluaran prolaktin untuk produksi ASI, jika ibu post partim tidak
menyusui dalam 14-21 hari timbul menstruasi.

c. Estrogen dan progesteron, setelah melahirkan estrogen menurun,


progesteron meningkat.

11) Perubahan tanda-tanda vital

a. Suhu tubuh saat post partum dapat naik kurang lebih 0,5 derajat
Celcius setelah 2 jam post partum normal.

b. Nadi dan pernafasan, nadi dapat bradikardi atau takikardi waspada


mungkin ada pendarahan, pernapasan akan sedikit meningkat setelah
persalinan lalu kembali normal.

c. Tekanan darah kadang naik lalu kembali normal setelah beberapa hari
asalkan tidak ada penyakit yang menyertai. BB turun rata-rata 4,5 kg.

12) Setelah partus/ melahirkan, adanya striae pada dinding abdomen tidak
dapat dihilangkan sempurna dan berubah jadi putih ( striae albicans).

13) Evaluasi tonus otot abdomen untuk menentukan diastasis (derajat


pemisahan otot rectus abdomen). Setiap wanita mempunyai 3 set otot
abdominalis yaitu rectus abdominalis,oblique, transverse. Rectus
abdominalis merupakan otot paling luar yang bergerak dari atas ke bawah.
Otot ini terbagi 2 yang dinamakan rekti yang lebarnya kurang lebih 0,5
cm dan dihubungkan oleh jaringan fibrous (linea Alba).
Pada saat hamil otot dan persendian menjadi rileks untuk persiapan
melahirkan ( linea Alba menjadi sangat mudah mulur). Ketika otot rectus
abdomen makin terpisah dan dan linea Alba makin mulur ke samping dan
menjadi sangat tipis, pemisahan otot ini disebut diastasis.

(Sri, 2019)

5. Perubahan Psikologis

a) Taking In

Terjadi pada hari ke 1 sampai ke 2 fokus perhatian adalah pada diri


sendiri, mungkin pasif dan tergantung. Kelelahannya membuat Ibu perlu
cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur seperti mudah
tersinggung. Kondisi ini perlu dipahami dengan menjaga komunikasi
dengan baik. Pada fase ini perlu diperhatikan pemberian ekstra makanan
untuk proses pemulihan di samping memang nafsu makan ibu saat ini
sedang meningkat. Biasanya ibu tidak menginginkan kontak dengan
bayinya tetapi bukan berarti ibu tidak memperhatikan. Pada fase ini ibu
perlu informasi mengenai bayinya bukan cara merawat bayinya.

b) Taking hold

Terjadi pada hari ke 3 sampai hari ke 10, ada kekhawatiran tidak


mampu merawat bayinya. Selain itu perasaan ibu pada fase ini sangat
sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikasi kurang hati-hati. Ibu
mulai Berusaha mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap kemampuan
mengatasi fungsi tubuhnya seperti buang air kecil dan buang air besar,
melakukan aktivitas duduk, Jalan, ingin belajar tentang perawatan diri dan
bayi. Sering timbul rasa tidak percaya diri. Oleh karena itu ibu butuh
dukungan khususnya suami, di mana pada fase ini merupakan kesempatan
terbaik melakukan penyuluhan dan merawat diri dan bayi sehingga
tumbuh rasa percaya diri.
c) Letting go

Terjadi setelah hari ke 10 post partum. Pada fase ini ibu merasakan
bahwa bayinya adalah terpisah dari dirinya. Mendapatkan dan menerima
peran dan tanggung jawab baru. Terjadi peningkatan kemandirian dalam
merawat diri dan bayinya, penyesuaian dalam hubungan keluarga
termasuk bayinya. Fase ini Fase ini berlangsung setelah 10 hari persalinan.
Fase-fase adaptasi psikologis pada ibu dalam masa nifas tersebut
merupakan perubahan perasaan sebagai respon alami terhadap rasa lelah
yang dirasakan dan akan kembali secara perlahan setelah ibu dapat
menyesuaikan diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali pada
keadaan normal. Walaupun perubahan terjadi sedemikian rupa ibu harus
tetap menjalani ikatan batin dengan bayinya sejak awal.

(Risa, 2014)

6. Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Partum

a. Pengkajian Data Dasar Klien

Meninjau ulang catatan prenatal dan Intra operatif dan adanya indikasi
untuk kelahiran abnormal. Adapun cara pengumpulan data meliputi :
observasi, wawancara, pemeriksaan fisik yaitu melalui inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.

b. Identitas klien

1) Identitas klien meliputi nama, usia, status perkawinan, pekerjaan,


agama, pendidikan, suku, bahasa yang digunakan, sumber biaya,
tanggal masuk rumah sakit, dan jam tanggal pengkajian, alamat
rumah.
2) Identitas suami meliputi: usia, pekerjaan, agama, pendidikan, suku.

c. Riwayat keperawatan

1) Riwayat Kesehatan

Data yang perlu dikaji antara lain : keluhan utama saat masuk
rumah sakit, faktor-faktor yang mempengaruhi, adapun yang berkaitan
dengan diagnosa yang perlu di kaji adalah peningkatan tekanan darah,
eliminasi mual atau muntah, penambah berat badan, edeme, dan
pusing, sakit kepala, diplopia, nyeri epigastrik.

2) Riwayat Kehamilan

Informasi yang dibutuhkan adalah para dan gravida, kehamilan


yang direncanakan, masa saat hamil atau antenatal care (ANC) dan
imunisasi yang diberikan pada ibu selama hamil.

3) Riwayat Melahirkan

Data yang harus dikaji adalah tanggal melahirkan, lamanya


persalinan, posisi fetus, tipe melahirkan, analgetik, masalah selama
melahirkan jahitan pada perineum dan pendarahan.

4) Data Bayi

Data yang harus dikaji meliputi jenis kelamin, berat badan bayi.
Kesulitan dalam melahirkan, apgar skor, untuk menyusui atau
pemberian susu formula dan kelainan kongenital yang tampak pada
saat dilakukan pengkajian.

5) Pengkajian Masa Post Partum

Pengkajian yang dilakukan meliputi keadaan umum. Tingkat


aktivitas setelah melahirkan, gambaran lochea, keadaan perineum,
abdomen, payudara, episiotomi, kebersihan menyusui dan respon
orang tua terhadap bayi.
d. Pemeriksaan fisik

 Rambut

Mengkaji kekuatan rambut klien karena diet yang baik selama


masa hamil akan mempengaruhi pada kekuatan dan kesehatan rambut.

 Wajah

Mengkaji adanya pada wajah yang dimanifestasikan dengan


kelopak mata yang bengkak atau lipatan kelopak mata bawah
menonjol.

 Mata

Mengkaji warna konjungtiva bila berwarna merah dan basah


berarti normal, sedangkan berwarna pucat berarti ibu mengalami
anemia, dan jika konjungtiva kering maka ibu mengalami dehidrasi.

 Payudara

Mengkaji pembesaran, ukuran, bentuk, konsistensi, warna


payudara dan mengkaji kondisi puting kebersihan puting. Inspeksi
bentuk perut ibu untuk mengetahui adanya distensi pada perut ,
palpasi juga tinggi fundus uterus, kosistensi serta kontraksi uterus.

 Lochea

Mengkaji lochea yang meliputi karakter, jumlah warna, bekuan


darah yang keluar dan baunya.

 Sistem Perkemihan
Mengkaji kandung kemih dengan palpasi dan perkusi untuk
menentukan adanya distensi pada kandung kemih yang dilakukan
pada abdomen bagian bawah.

 Perineum

Pengkajian dilakukan dengan menempatkan ibu pada posisi


senyaman mungkin dan tetap menjaga privasi dengan inspeksi adanya
tanda-tanda "REEDA" (Rednes/kemerahan,Echymosis/perdarahan
bawah kulit,Edeme/bengkak,Discharge/perubahan lochea,
Approximation/ pertautan jaringan)

 Ekstremitas bawah

Ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak bebas, kadang


ditemukan edema, varises pada tungkai kaki, ada atau tidaknya
tromboflebitis karena penurunan aktivitas dan refleks patela baik.

e. Tanda-tanda Vital

Mengkaji tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi, pernafasan, dan


tekanan darah selama 24 jam pertama masa post partum atau pasca partum.

f. Pemeriksaan Penunjang

 Jumlah darah lengkap hemoglobin atau hematokrit : mengkaji


perubahan kadar pra operasi dan mengevaluasi efek dari kehilangan
darah pada pembedahan.

 Urinalis: kultur urine, darah,vaginal, dan pemeriksaan tambahan


didasarkan pada kebutuhan individual.

(Sri,2019)
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Tentukan adanya
nyaman nyeri tindakan keperawatan lokasi dan sifat
berhubungan dengan selama ....x 24 jam nyeri, tinjau ulang
trauma mekanis, diharapkan nyeri dapat persalinan dan
edema atau hilang atau berkurang catatan kelahiran.
pembesaran jaringan. setelah dilakukan
2. Inspeksi perbaikan
tindakan keperawatan.
perineum dan
Kriteria hasil : episiotomi
perhatikan edema,
1. Klien tampak rileks.
ekimosis, nyeri
2. Rasa nyaman nyeri tekan lokal,eksudat
dapat berkurang atau purulen atau
hilang. kehilangan
perlekatan jahitan.
3. Skala nyeri 1-2.
3. Berikan kompres es
4. Tanda-tanda vital
pada perineum,
dalam batas normal
khususnya selama
TD: 120/80 mmhg,
24 jam pertama
nadi: 80-88 x/menit,
setelah proses
RR: 20 x/menit, suhu:
kelahiran.
36 derajat Celcius.
4. Anjurkan relaksasi
dengan nafas dalam.

5. Inspeksi hemoroid
pada perineum,
anjurkan
penggunaan
kompres es selama
20 menit setiap 24
jam.

6. Mengkaji nyeri
tekan uterus
tentukan adanya
frekuensi intensitas
nyeri.

7. Beri analgesik 30 -
60 menit sebelum
menyusui atau
perawatan perineum
bila dibutuhkan.

2 Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan 1. Pantau suhu dan


berhubungan dengan tindakan keperawatan nadi dengan rutin
trauma jaringan dan selama ....x 24 jam dan sesuai indikasi,
kerusakan kulit, diharapkan resiko tinggi catat tanda-tanda
penurunan Hb. terhadap infeksi tidak menggigil,
terjadi setelah dilakukan anoreksia atau
tindakan keperawatan. malaise.

Kriteria hasil: 2. Infeksi sisi


perbaikan
1. Mendemonstrasikan
episiotomi setiap 8
teknik-teknik untuk
jam, perhatikan
menurunkan resiko
nyeri tekan
akan meningkatkan
berlebihan,
penyembuhan.
2. menunjukkan luka kemerahan, edema
yang bekas dari atau adanya laserasi.
drainase purulen bebas
3. Perhatikan frekuensi
dari infeksi dan
atau jumlah
karakteristik normal
berkemih.

4. Anjurkan klien
mandi setiap hari
dan ganti pembalut.

5. Anjurkan klien
untuk menggunakan
krim antibiotik pada
perineum sesuai
indikasi.

6. Berikan antiseptik.

3 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1. Mengkaji kesiapan


berhubungan dengan tindakan keperawatan dan motivasi klien
kurang pemajanan. selama ....x 24 jam untuk belajar ,
diharapkan pengetahuan bantu klien atau
dapat bertambah setelah pasangan dalam
dilakukan tindakan mengidentifikasi
keperawatan. kebutuhan-
kebutuhan.
Kriteria hasil:
2. Berikan rencana
Mengungkapkan
penyuluhan tertulis
pemahaman tentang
dengan
perubahan fisiologi,
menggunakan
kebutuhan- kebutuhan
format yang
individu, hasil yang
diharapkan. distandarisasi atau
checklist.

3. Mengkaji Keadaan
fisik
klien.rencanakan
sesi kelompok atau
individu.

4. Berikan atau
kuatkan informasi
yang berhubungan
dengan
pemeriksaan pasca
partum lanjutan.

5. Demonstrasikan
teknik-teknik
perawatan baik.

4 Konstipasi Setelah dilakukan 1. Auskultasi bising


berhubungan dengan tindakan keperawatan usus, perhatikan
penurunan tonus selama ....x 24 jam kebiasaan
otot, efek-efek diharapkan Konstipasi pengosongan
dehidrasi, diare dan tidak terjadi setelah normal atau
nyeri perineal/ rectal. dilakukan tindakan diastase recti.
keperawatan.
2. Berikan informasi
Kriteria hasil: diet yang tepat
tentang pentingnya
1. Klien defekasi biasa
makanan kasar,
atau optimal 1 hari
peningkatan cairan
sekali.
dan upaya untuk
2. Keluhan saat BAB membuat pola
tidak ada. pengosongan
normal.

3. Anjurkan
peningkatan
tingkat aktivitas
dan ambulasi
sesuai toleransi.

4. Mengkaji
episiotomi,
perhatikan adanya
laserasi dan derajat
keterlibatan
jaringan.

5. Kolaborasi berikan
laksatif,lunak
feses, suppositoria
atau enema.

5 Perubahan eliminasi Setelah dilakukan 1. Mengkaji


urine berhubungan tindakan keperawatan masukkan cairan
dengan efek-efek selama ....x 24 jam dan urine terakhir.
hormonal, trauma diharapkan perubahan
2. Palpasi kandung
mekanis dan edema eliminasi urine tidak
kemih, pantau
jaringan. terjadi setelah dilakukan
fundus dan likasi
tindakan keperawatan.
serta jumlah aliran
Kriteria hasil: lochea.

1. Berkemih tidak 3. Perhatikan adanya


dibantu dalam waktu edema atau
6-8 jam setelah laserasi episiotomi
kelahiran. dan jenis anestesi
yang digunakan.
2. Mengosongkan
kandung kemih setiap 4. Anjurkan
berkemih. berkemih dalam 6-
8 jam pasca
persalinan dan
setiap 4 jam
setelahnya, bila
kondisi
memungkinkan
biarkan berjalan ke
kamar mandi.

5. Anjurkan klien
minum 6-8 gelas
cairan perhari.

6. Melakukan
katerisasi sesuai
indikasi.

6 Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Catat kehilangan


terhadap kekurangan tindakan keperawatan cairan pada waktu
cairan berhubungan selama ....x 24 jam kelahiran.
dengan intake diharapkan resiko tinggi
2. Dengan perlahan
adekuat. terhadap kekurangan
masase fundus bila
cairan berlebihan tidak
uterus menonjol.
terjadi setelah dilakukan
tindalan keperawatan. 3. Perhatikan adanya
Kriteria hasil : rasa haus, berikan
cairan sesuai
Tetap normotensif dengan
toleransi.
memasukkan cairan dan
keluaran urine seimbang, 4. Evaluasi
hemoglobin dan masukkan cairan
hematokrit dan keadaan dan keluaran urine
normal. selama diberikan
infus atau sampai
pola berkemih
normal.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak.2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

Bahiyatun.2009. Buku Asuhan Kebidanan Nifas Normal . Jakarta : EGC

Bobak.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

Wahyuningsih, Sri. 2019 . Asuhan Keperawatan Post Partum Dilengkapi Dengan


Panduan Persiapan Praktikum Mahasiswa Keperawatan. Yogyakarta:
Deepbublish

Pitriani,Risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal


(Askeb III). Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai