Anda di halaman 1dari 10

Perdagangan Internasional dan Strategi Pembangunan

Oleh :

Gede Ananda Nartapradnyana (1981421002)


A.A. Gd Agung Ansyangga Pratama (1981421003)

PROGRAM MAGISTER ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap
negara. Dewasa ini tidak ada satu Negara yang tidak melakukan hubungan dengan pihak luar
negeri. Perekonomian setiap Negara praktis sudah terbuka dan terjalin dengan dunia
internasional.
Perdagangan internasional merupakan suatu agen pertumbuhan ekonomi karena sebab-
sebab sebagai berikut pertama perdagangan internasional mendorong produktivitas dan
karenanya menjadi factor yang memperluas pasaran. Kedua dengan manfaat yang
dirumuskan dengan teori “membuka lubang untuk barang kelebihan” (vent for surplus)”
suatu negara yang memasuki perdagangan internasional mempunyai kelebihan produksi
disebabkan oleh permintaan dalam negeri yang tidak elastis terhadap produk- produk yang
dapat diekspor. Ketiga, perdagangan internasional membuka kemungkinan pada suatu negara
untuk melakukan realokasi sumber-sumber yang dimiliki secara tepat guna (efisien)
dilihat dari sudut produksi untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor yang didasarkan pada
harga- harga relative yang terbuka oleh perdagangan internasional.
Sehingga bagi negara Indonesia perdagangan luar negeri menjadi semakin penting bukan
saja dalam kaitan dengan haluan pembangunan yang berorientasi ke luar namun juga
karena ekspor Indonesia meningkat 39,05 persen rata-rata per tahun (Dumairy, 1997: 178).
Pengertian terpenting dari perdagangan internasional khususnya adalah tentang gagasan
keuntungan perdagangan atau disebut dengan gains from trade (Krugman, 1994: 40). Arti
gains from trade adalah “jika suatu Negara menjual barang dan jasa kepada negara lain maka
manfaatnya hampir pasti diperoleh kedua belah pihak”. Jadi perdagangan internasional akan
menciptakan keuntungan dengan memberikan peluang kepada setiap Negara untuk
mengekspor barang-barang yang diproduksinya menggunakan sumberdaya yang langka di
negara tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Kemanfaatan Teori Absolut Adam Smith ?
2. Bagaimana Peran Teori Neoklasik dalam Perdagangan Internasional ?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari teori neoklasik ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Perdagangan Internasional

Teori Kemanfaatan Absolut (Absolute Advantage) Adam Smith

Teori yang dikembangkan oleh Adam Smith ini dikenal sebagai teori absolut cost advantage.
Dalam teori ini menganggap (asumsi):

a. Ada dua negara saja yang berdagang satu sama lain


b. Dua komoditi yang bias dihasilkan di kedua negara tersebut

Teori ini lebih mendasarkan pada besaran (variable) riil bukan moneter sehingga sering
dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti
bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variable riil seperti misalnya nilai sesuatu barang
diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin
banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (labor theory of
value).

Teori nilai tenaga kerja ini sifatnya sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa
tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya factor produksi.

Teori Klasik itu mempunyai dua manfaat:

Meskipun pada teori-teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori nilai
tenaga kerja namun prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan. Masing-masing negara yang
melakukan perdagangan internasional akan didorong untuk melakukan spesialisasi dalam
produksi barang-barang yang mempunyai keuntungan mutlak.

Keuntungan mutlak (absolute advantage) adalah keuntungan yang dinyatakan dengan


banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang tersebut. Keuntungan
akan diperoleh apabila masing-masing negara mampu menghasilkan barang-barang tertentu
dengan jam/hari kerja yang lebih sedikit dibandingkan dengan seandainya barang-barang itu
dibuat oleh negara lain.
Kelemahan Teori Adam Smith

Ia tidak mempersoalkan kemungkinan negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai


keuntungan mutlak terhadap negara-negara lain. Misalnya negara-negara sedang berkembang
terhadap negara-negara maju.

Selain itu ia tidak menjelaskan berapa besar dasar tukar (term of trade) yang akan terjadi.
Seandainya negara-negara tersebut benar-benar jadi melakukan perdagangan internasional dan
seberapa besar manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh masing-masing negara dari
perdagangan internasional tersebut.

Bertitik tolak dari kelemahan-kelemahan analisa Adam Smith, Ricardo berusaha untuk
memperbaikinya. Ia membagi perdagangan menjadi dua yaitu perdagangan dalam negeri dan
perdagangan luar negeri.

Menurut Ricardo perdagangan luar negeri tidak mungkin dilakukan atas dasar keuntungan
mutlak. Menurut dia dasar tukar barang-barang ditentukan oleh biaya comparatif (comparative
cost). Perdagangan antar negara akan timbul apabila masing-masing negara memiliki
comparative cost yang terkecil.

Teori biaya mutlak Adam Smith tidak dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana
perdagangan internasional dapat terjadi di antara kedua negara di mana salah satu negara
memiliki keuntungan mutlak dalam produksi semua barang yang mau diperdagangkan.

Hanya ada dua negara, 2 barang, keadaan full employment, persaingan sempurna, mobilitas
dalam negara tinggi dari faktor-faktor produksi (tenaga kerja dan kapital) tetapi immobil secara
internasional

a. Mendasarkan pada variabel riil bukan moneter sehingga dikenal dengan nama teori murni
perdagangan internasional
b. Murni: memusatkan perhatiannya pada variabel riil, misalnya nilai suatu barang diukur
dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang
Kebutuhan tenaga kerj untuk menghasilkan produk per unit.

Produk Amerika Inggris


8 10
4 2
Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum: tenaga kerja yang dibutuhkan lebih rendah
dibanding Inggris (Amerika memiliki absolute advantage dalam memproduksi gandum)

Inggris lebih efisien dalam memproduksi pakaian : tenaga kerja yang dibutuhkan lebih rendah
dibanding Amerika (Inggris memiliki absolute advantage dalam memproduksi pakaian)

Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dalam menghasilkan satu macam
barang dengan biaya (diukur dengan unit tenaga kerja) yang secara absolut lebih rendah dari
negara lain.

Teori kemanfaatan relatif (Comparative Advantage) J.S. Mill

Pada dasarnya teori comparative cost dari Ricardo dan comparative advantage sama, hanya
kalau pada teori comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di masing-masing
negara output-nya berbeda, pada comparative cost, untuk sejumlah output tertentu, waktu yang
dibutuhkan berbeda antara satu negara dengan negara lain.

Teori-teori klasik tersebut diatas disusun berdasarkan beberapa anggapan

a. Hanya ada dua negara dan dua barang yang diperdagangkan.


b. Mendasarkan diri pada labor theory of value.
c. Ongkos produksi konstan.
d. Ongkos transportasi diabaikan (sama dengan nol).
e. Faktor-faktor produksi dapat bergerak bebas di dalam negeri, tetapi sama sekali tidak
dapat berpindah melewati perbatasan negara.
f. Persaingan sempurna di pasar barang maupun di pasar factor produksi.
g. Distribusi pendapatan dalam suatu negara tidak mempengaruhi perniagaan antar negara.
h. Perdagangan dilaksanakan hanya dalam ujud barter (pertukaran barang dengan barang).
i. Tidak ada perubahan teknologi
Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara
beberapa negara. Teori comparative advantage telah berkembang menjadi dynamic comparative
advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu
penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi negara
yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini,
sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam
persaingan internasional.

Teori Neo-Klasik Dalam Perdagangan Internasional

1. Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun
dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya
produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini
merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi.
2. Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan
dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II.
Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat
kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya. Selain
Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal.
Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam menentukan nilai
barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan harga. Sedangkan
Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis barang, menurut dia nilai suatu
barang ditentukan oleh tingkat kepuasan terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori
orde barang ini maka tercakup sekaligus teori distribusi.
3. Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori
keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak. Dalam sistem itu
terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan
distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal,
tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen
tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang
berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi
Kelebihan Teori Neo-Klasik Dalam Perdagangan Internasional

Kaum neoklasik mengatakan bahwa baik perdagangan international maupun aliran modal
international cenderung untuk meratakan distribusi pendapatan didalam suatu Negara maupun
antar Negara.

Ada tiga asumsi dasar dalam ilmu ekonomi neoklasik: Orang-orang rasional, Individu dan
perusahaan memaksimalkan utilitas atau laba, Individu berperilaku secara independen dan
dengan informasi lengkap.

Awalnya berhak oleh Thorstein Veblen pada tahun 1900 dalam karyanya "prakonsepsi Ilmu
Ekonomi," tumbuh ekonomi neoklasik dari sebuah gerakan revolusioner untuk menggabungkan
utilitas dan pemikiran rasional ke dalam ajaran inti ekonomi. Dijuluki oleh banyak orang sebagai
"revolusi marjinal," karya yang mendorong gerakan ini termasuk "Teori Ekonomi Politik," oleh
William Jevons Stanley, "Prinsip Ekonomi," oleh Carl Menger, dan "Elemen Ekonomi Murni,"
oleh Leon Walras.

Salah satu manfaat utama dari ekonomi neoklasik adalah bahwa hal ini membantu untuk
menjelaskan bagaimana menetapkan harga dan kuantitas yang dihasilkan tiba di dalam
perekonomian.. Dengan memperkenalkan individu sebagai utilitas memaksimalkan agen dalam
perekonomian, teori ini dapat menjelaskan mengapa harga naik kekurangan atau bagaimana
monopoli membatasi suplai untuk memaksimalkan keuntungan.

Comparative advantage-John Stuart Mill

Menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang
yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang memiliki
comparative disadvantage, yaitu mengekspor suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih
murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan biaya yang besar

Menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang
dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak tenaga yang dicurahkan untuk
memproduksi suatu barang, makin mahal barang tersebut

Contoh produksi 10 oramg dalam 1 minggu

Amerika Inggris
Gandum 6 bakul 2 bakul
Pakaian 10 yards 6 yards
Menurut teori absolute advantages, tidak akan terjadi perdagangan antara Amerika dan Inggris
karena Amerika memiliki absolute advantage pada semua produk. Menurut comparative
advantage dapat dilakukan perdagangan antara Amerika dan Inggris

Amerika

Dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris = 3:1

• Dalam produksi pakaian 10 yards dibanding 6 yards dari Inggris = 5/3:1

• Amerika memiliki comparative advantage

pada gandum yakni (3:1) lebih besar dari 5/3:1

Inggris

• Dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari amerika = 1/3:1

• Dalam produksi pakaian 6 yards dibanding 10 yards dari amerika = 3/5:1

• Inggris memiliki comparative advantage pada produksi pakaian yakni (3/5:1) lebih besar
daripada (1/3:1)

Amerika spesialisasi produksi gandum, Inggris berspesialisasi pada pakaian

Comparative Cost-David Ricardo

a. Titik pangkal teorinya tentang nilai/value


b. Nilai/value suatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk
memproduksi barang tersebut (labor cost value theory)
c. Perdagangan antar negara akan timbul apabila masing-masing negara memiliki
comparative cost yang terkecil

Banyaknya hari kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi


Anggur 1 botol Pakaian
Portugis 3 hari 4 hari
Inggris 6 hari 5 hari

Besarnya comparative cost adalah:


• Portugis untuk anggur 3/6 < 4/5 atau ¾ < 6/5
• Portugis akan berspesialisasi pada produksi anggur, sedangkan Inggris pada produksi
pakaian.
Perbedaan Comparative Cost Dan Comparative Advantage
• Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di masing-masing negara
outputnya berbeda, Comparative cost untuk sejumlah output tertentu, waktu yang
dibutuhkan berbeda antara satu negara dengan negara lain.
2.2 Kritik Terhadap Teori Klasik
Tenaga kerja nyatanya tidak homogen, mobilitas tenaga kerja di dalam negeri
mungkin tidak sebebas seperti anggapan teori klasik karena ikatan keluarga,
ketidaktentuan tentang pekerjaan di tempat yang baru dsb.
Dengan adanya noncompeting group dari tenaga kerja menyebabkan tidak mungkin nilai
suatu barang dinyatakan dengan banyaknyatenaga kerja yang dibutuhkan.
Kelemahan Teori Klasik
Teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara
2 negara.

Anda mungkin juga menyukai