Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN SEKS DINI PADA REMAJA

Disusun Oleh:

Ali Mahmud Rizky


Nursyahbani
Anastasia Dini
AKADEMI KEPERAWATAN RSP TNI AU
Andriani
JAKARTA
Febrianti
Fera Patmawati
Asriyanti R. TAHUN AJARAN 2019/2020
Herwanto
Sari

Indah Dwi S
Ayuning
Penggalih Intan Leony
Shertia
Cherly Nazia Fitri K
Maharani S
Silvitiana
Qatrunnada F
Wulan Safitri
Chesa Shafira
Ratna dewi F
Taufiq Sidiq
Faradila
Kusuma Theresia L.L
Tyas Surya N.

Zelvi Ansori
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN SEKS DINI PADA REMAJA

A. BAHASAN
1. Topik :  Kesehatan reproduksi remaja
2. Sub topic :  Pendidikan seks dini (sex education)
3. Sasaran :  Kelompok remaja
4. Waktu  :  30 Menit
5. Hari /Tanggal :  Selasa, 14 April 2020
6. Tempat : #dirumahaja
7. Penyuluh :  Kelompok III

B. TUJUAN 
1. Tujuan Umum  :
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra
nikah pada remaja selama 30 menit, diharpakan remaja di SMP dapat
mengetahui dan memahami tentang bahaya seks pra nikah pada remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sekelompok
remaja dapat:
1. Perserta dapat memahami dan menyebutkan ciri-ciri remaja
2. Perserta dapat memahami dan menjelaskan pengertian remaja dan
hubungan seksual dini
3. Perserta dapat memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang
mendorong hubungan seksual dini
4. Perserta dapat memahami dan menjelaskan akibat hubungan sekssual
dini
5. Perserta dapat memahami dan menjelaskan macam-macam
penyalahgunaan seks.
6. Perserta dapat memahami dan menjelaskan cara mengendalikan
dorongan hubungan sekssual dini

C. MATERI : 
Terlampir.

D. MEDIA : 
Power point.

E. METODE : 
Ceramah dan tanya jawab. 

F. TABEL KEGIATAN :

Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam kepada 2. Mendengarkan penyuluh
sasaran menyampaikan topik dan tujuan

3  2. Menyampaikan topik dan tujuan 3. Menyetujui kesepakatan waktu


Pembukaan Penkes kepada sasaran pelaksanaan Penkes
Menit 3. Kontrak waktu untuk
kesepakatan pelaksanaan Penkes
dengan sasaran

1. Mengkaji ulang pengetahuan 1. Menyampaikan pengetahuannya


10 Kegiatan
sasaran tentang materi tentang materi penyuluhan 
Inti
Menit penyuluhan 2. Mendengarkan penyuluh
2. Menjelaskan materi penyuluhan menyampaikan materi
kepada sasaran dengan 3. Memperhatikan penyuluh selama
menggunakan Power point memberikan penyuluhan
3. Menjelaskan pengertian remaja pendidikan kesehatan seks dini.
dan hubungan seksual dini 4. menanyakan hal – hal yang tidak
4. Menjelaskan faktor-faktor yang dimengerti dari materi penyuluhan
mendorong hubungan seksual
dini
5. Menjelaskan akibat hubungan
seksual dini
6. Menjelaskan macam
penyalahgunaan seks
7. Menjelasakan cara mengedalikan
dorongan hubungan seksual dini
8. Memberikan kesempatan kepada
sasaran untuk menanyakan hal –
hal yang belum dimengerti dari
materi yang dijelaskan penyuluh

1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab pertanyaan yang


kepada sasaran tentang materi diajukan penyuluh 
yang sudah disampaikan
2. Menerima reward/ pujian
penyuluh 

3. Mendengarkan penyampaian
2. Memberikan reward/ pujian
7  kesimpulan 
Evaluasi /
Penutup 3. Menyimpulkan materi
Menit  4. Mendengarkan penyuluh menutup
penyuluhan yang telah
acara dan menjawab salam
disampaikan kepada sasaran 

4. Menutup acara dengan


mengucapkan salam serta
terimakasih kepada sasaran

G. EVALUASI         :
Memberikan pertanyaan secara langsung tentang materi yang sudah diajarkan
1. Evaluasi Struktur
a. Pemberitahuan pada Siswa/i SMP X bahwa akan dilakukan
pendidikan  kesehatan tentang Pendidikan Seksual Dini
b. Materi, media pendidikan kesehatan tersedia
c. Preplanning dikonsulkan ke pembimbing 1 hari sebelum pendidikan
kesehatan
d. Tempat penkes di
2. Evaluasi Proses
a. Peserta kooperatif selama dilakukan pendidikan kesehatan
b. Pendidikan kesehatan dilakukan sesuai materi  dan waktu yang telah
ditetapkan
3. Evaluasi Hasil
a. Perserta dapat menyebutkan ciri-ciri remaja
b. Perserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual
dini
c. Perserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan
seksual dini
d. Perserta dapat menjelaskan akibat hubungan sekssual dini
e. Perserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks.
f. Perserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan
sekssual dini

Lampiran

MATERI PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL DINI PADA REMAJA

1. Pengertian remaja dan hubungan seksual dini


Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat.menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia
remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi
remaja yang digunakan oleh dapartemen kesehatan adalah mereka yang
berusia 10-19 tahun dab belum kawin. Sementara menurut BKKBN
(direktorat remaja dan perlindungan hak reproduksi) batasan usia 10-21 tahun.
Remaja yang bahasa aslinya disebut adolescene berasalah dari bahasa latin
adolescere yang artinya tumbuh dan mencapai kematangan ( Ali dan Asrori,
2009).

Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang dilakukan di usia


remaja untuk menyalurkan dorongan hubungan seksual. Oleh karna itu remaja
perlu mendapatkan pendidikan seks. Pendidikan seks berusaha menempatkan
seks pada perspektif yang dapat dan mengubah anggapan negatif tentang seks.

2. Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk
mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri
perkembangan nya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti
dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya
dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk,
2009).      
   
3. Faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
Kolodny, Master dan Johnson (1979) menyatakan bahwa keinginan seksual
beragam diantaranya individu, sebagian orang menginginkan dan menikmati
seks setiap hari. Sementara yang lainnya menginginkan seks hanya sekali satu
bulan dan yang lainnya lagi tidak memiliki keinginan seks sama sekali dan
cukup merasa nyaman dengan fakta tersebut.

Keinginan seksual menjadi masalah jika klien semata-mata menginginkan


untuk melakukannya pada beberapa norma kultur atau jika perbedaan dalam
keinginan seksual dari pasangan menyebabkan konflik.
a. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik.
Aktivitas seksual dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Bahkan
hanya membayangkan bahwa seks dapat menyakitkan sudah menurunkan
keinginan seks. Penyakit minor dan keletihan adalah alasan seseorang
untuk tidak merasakan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama jika
diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah
bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara
seksual.

b. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari
keinginan seks. Setelah kemesraan hubungan telah mundur, pasangan
mungkin mendapati bahwa mereka dihadapkan pada perbedaan yang
sangat besar dalam nilai atau gaya hidup mereka. Keterampilan seperti ini
memainkan peran yang sangat penting ketika menghadapi keinginan
seksual dalam berhubungan. Penurunan minat dalam aktifitas seksual
dapat mengakibatkan ansietas hanya karena harus mengatakan kepada
pasangan perilaku seksual apa-apa yang diterima atau menyenangkan.
c. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup, seperti penggunaan atau penyalahgunaan alcohol dapat
mempengaruhi keinginan seksual. Namun demikian, banyak bukti
sekarang ini menunjukkan bahwa efek negatif alkohol terhadap seksual
jauh melebihi euphoria (perasaan yang berlebihan) yang mungkin
dihasilnya. Pada awalanya menemukan waktu yang tepat untuk aktivitas
seksual adalah faktor gaya hidup. Klien seperti ini sering mengungkapkan
bahwa mereka perlu waktu untuk menyendiri, berfikir dan istirahat sebagai
hal yang lebih penting dari seks.
d. Faktor Harga Diri
Tingkat harga diri juga dapat menyebabkan konflik yang melibatkan
seksualitas. Jika harga diri seksual tidak pernah diperlihatkan dengan
mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual diri dan dengan
mempelajari keterampilan seksual, seksual mungkin menyebabkan
perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual. Harga diri
seksual dapat menurun didalam banyak cara, yaitu perkosaan, inses dan
penganiayaan fisik atau emosi meninggalkan luka yang dalam (Herdiana,
2007).

4. Akibat hubungan seksual  dini


Berhubungan sex di usia remaja ( di bawah 18 tahun ) lebih rentan terkena
berbagai macam penyakit fisik maupun psikologis. Secara fisik sel-sel di
antara vagina dan cervix belum “matur” atau matang sehingga akan mudah
terjadi “perlukaan” bila terkena trauma yang biasa terjadi pada saat coitus
(berhubungan badan). Perlukaan tersebut akan menjadikannya tempat yang
akan memudahkan masuknya virus HPV yang merupakan virus penyebab
cancer cervix dan virus HIV penyebab AIDS.

Dengan kata lain semakin muda usia pada saat kamu berhubungan sexsual,
maka resiko terkena cancer cervix dan AIDS juga akan lebih tinggi. Cancer
cervix dan AIDS adalah jenis penyakit yang sulit dideteksi gejalanya. Gejala
klinis baru akan muncul setelah bertahun tahun virus HPV menginfeksi,
itupun biasanya cancer sudah berada pada stadium lanjut. Karenanya penting
bagi setiap perempuan yang sudah melakukan hubungan sex berapapun
usianya, untuk secara rutin melakukan pap smear test, yaitu suatu test yang
dilakukan untuk mengetahui perubahan sel-sel antara vagina dengan cervix.
Begitu pula dengan infeksi HIV, setelah pertahun –tahun virus tersebut
menginfeksi, barulah gejala klinis AIDS akan muncul. Virus HIV ini hanya
bisa dideteksi dengan melakukan pemeriksaan HIV di dalam darah. Infeksi
virus HIV akan menurunkan tingkat imunitas seseorang, sehingga dapat
menyebabkan pertumbuhan cancer lebih cepat. Kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka
keberadaanya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua
bayi tersebut. Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi
pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi
dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang
membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh
tenaga tidak profesional (unsafe abortion).
5. Penyalahgunaan Seks
Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan seks
yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Seks sebagai alat pencari kepuasan
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan, kesukaan
dan ketakutan dalam pengalaman seksual awalnya yang menimbulkan rasa
kewaspadaan. Mereka lapar akan pengalaman seksual dan menggunakan
seks sebagai cara untuk mencapai tujuan melalui hubungan seks di luar
perkawinan, seks terlarang seperti pedhofilia, atau antar anggota keluarga
yang merusak kepercayaan serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila
seks terlepas dari kontrol sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang
bagi beberapa orang menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain
menimbulkan ketakutan. 
b. Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan
Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak kekerasan
dan mencerminkan tindak kemarahan terhadap wanita. Wanita juga dapat
mengekspresikan kemarahannya dalam tingkah laku seksual dengan
menggunakan teknik yang lebih tersamar. Mereka dapat menolak
pasangannya dengan cara yang lebih tersamar, tidak memberiakn respon,
ataupun mencela gaya hubungan seksual yang dilakukan.
c. Seks sebagai kekuatan
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan yang
tidak sehat. Beberapa orang dapat mengeksploitasi pasangannya dalam
cara yang manipulatif seperti pada wanita yang cacat, wanita lemah
bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah laku pasangan ynag
menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah
pemahaman biologi tentang seks dan daya tarik seksual dalam berbagai
media massa.
6. Cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
a. Taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Remaja memahami tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
c. Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga,
kesenian, dan berorganisasi.
d. Pengawasan dari orang tua

DAFTAR PUSTAKA

Greenwood, Judy. 1991. Seks dan Permasalahannya. Jakarta: Arcan

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC


Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC

http://warungbidan.blogspot.com/satuan-acara-penyuluhan-sap-pendidikan.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai