Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN EKOLOGI HEWAN

“PENDUGAAN KELIMPAHAN POPULASI”

Arni Putri Merdeka Wati


1714141008
Biologi Sains

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan
dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau
persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat penting
diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu
komunitas dengan komunitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu
biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan
membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang
terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk
persentase.
Populasi merupakan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama
jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik)
yang mendiami suatu  ruangan 
khusus,yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik
digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik
individu dalam kelompok itu.
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua
pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan
sedangkan populasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang
pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi
grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan
keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk
memahami pada tersebut di alam.
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahirandan
kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat
juga ditafsirkan sabagai suatukelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula
ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami
suatu ruang
khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populas
ise tempat. Kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif
terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik
berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan padaindividu anggota
populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan
B. Tujuan praktikum
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk memperkirakan ukuran
populasi atau jumlah individu dalam suatu populasi menggunakan biji kacang-
kacangan dengan metode Capture-Mark-Recapture (CMR)/Lincoln-Peterson.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Populasi adalah kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis yang


mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang
walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok
dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu. Salah satu hal yang
berkaitan erat dengan populasi adalah jumlah atau yang biasa disebut kepadatan
populasi, yang menyatakan cacah individu di dalam satuan luas atau volume
tertentu. Untuk mengetahui jumlah atau kepadatan populasi dapat dilakukan
dengan banyak metode tergantung dengan keadaan sekitarnya. Salah satu metode
yang paling akurat untuk mengetahui kepadatan populasi di suatu wilayah adalah
dengan melakukan sensus. Tetapi kendala dari diadakannya sensus adalah lokasi
penelitian. Misalnya jika penghitungan sensus dengan lokasinya berada di hutan
terbuka dengan hewan liar seperti ular yang akan dihitung kerapatan populasinya.
Pergerakan hewan yang akan dihitung juga mempengaruhi keakuratan
sensus (Soegianto, 1994).
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan
kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat
juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula
ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami
suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme,
atau populasi setempat. Kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan
kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa
karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu
anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau
kerapatan (Junaidi, 2010).
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua
pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran populasi mempertahankan
ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan populasi lain berfluktuasi cukup
besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang
untuk meningkatkan populasi tersebut. Penyelidikan tentang dinamika populasi,
pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam
populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Naughton, 1973).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan
dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau
persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting
diukur untuk menghitung produktifitas dan untuk membandingkan kepadatan suatu
jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut
(Rakhmanda, 2011).
Menurut Sukarsono (1992), pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan
cara:
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti
berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah
menghitung makhluk tersebut semuanya.
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.
(Peterson).
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat
dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara
tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai
dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk
menghitung sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode
kuadarat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track
count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap
misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan
metode capture mark release recapture.
Capture Mark Release Recapture (CMR) yaitu menandai, melepaskan dan
menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan
metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi.
CMR merupakan eksperimen yang dikembangkan untuk mengatasi kesulitan yang
berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. Umum Prinsip CMR
percobaan adalah untuk menandai individu dalam sesi capture pertama dan
kemudian merekam proporsi individu yang ditandai dalam sesi merebut kembali
berikutnya (Williams, 2001).
Metode CMR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai,
melepaskan dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang
bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah (trap shy). Southwood (1971)
menyatakan bahwa penerapan metode CMR dengan asumsi- asumsi sebagai
berikut.
1. Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah
hilang.
2. Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
3. Populasi harus dalam sistem tertutup  (tidak ada migrasi atau migrasi dapat
dihitung).
4. Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
5. Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil
sampling selanjutnya.
6. Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur
dan jenis kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai
kemampuan yang sama untuk ditangkap.
7. Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Kamis/23 April 2020
Waktu : 14.00 WITA - Selesai
Tempat : Rumah masing-masing
B. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Baskom/wadah
2. Alat tulis
b. Bahan
1. Kacang merah
C. Cara kerja
1. Siapkan biji-bijian 2/3 liter (biji jagung, kacang merah, kacang tanah)
2. Simpan biji-bijian pada wadah dan ratakan
3. Dalam keadaan mata tertutup, ambil beberapa genggam secara acak kira-
kira 1/3 liter dari jumlah biji, tamping pada wadah tersendiri. Hitung.
4. Tandai biji-bijian yang terambil, menggunakan spidol permanen.
5. Kembalikan biji-biji tersebut kedalam wadah pertama lalu aduk secara
merata sehingga biji yang bertanda dan tidak bertanda tercampur merata.
6. Ambil kembali beberapa genggam biji-biji secara acak dengan mata
tertutup kira-kira 1/3 liter dari jumlah biji, tamping pada wadah tersendiri.
Hitung biji yang bertanda dan biji yang tidak bertanda.
7. Hitung berapa angka perkiraan dengan rumus Lincoln-Peterson bandingkan
dengan jumlah total biji yang sebenarnya. Lakukan hal tersebut sebanyak 3
kali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
Table 1 percobaan pertama
Jumlah
No Gambar pengamatan Keterangan
biji

Jumlah individu
yang tertangkap
1 145 dan diberi tanda
pada penangkapan
pertama (M)

Jumlah individu
yang tertangkap
2 97
pada penangkapan
kedua (N)

Jumlah individu
bertanda pada
3 60
penangkapan
kedua (X)
Tabel 2 percobaan kedua
Jumlah
No Gambar pengamatan Keterangan
biji

Jumlah individu
yang tertangkap
1 126 dan diberi tanda
pada penangkapan
pertama (M)

Jumlah individu
yang tertangkap
2 79
pada penangkapan
kedua (N)

Jumlah individu
bertanda pada
3 68
penangkapan
kedua (X)
Tabel 3 percobaan ketiga
Jumlah
No Gambar pengamatan Keterangan
biji

Jumlah individu
yang tertangkap dan
1 133 diberi tanda pada
penangkapan
pertama (M)

Jumlah individu
yang tertangkap
2 77
pada penangkapan
kedua (N)

Jumlah individu
bertanda pada
3 57
penangkapan kedua
(X)

B. Analisis Data
N 1 × M 1 97 ×14 5 14.065
1. T1= X1 = 60 = 60 = 234,416

N 2 × M 2 79× 126 9.954


2. T2= X2 = 5 8 = 6 8 = 146,382

N 3 × M 3 77 ×133 10.240
3. T3= X3 = 57 = 57 = 179,667

T 1+T 2+T 3 T 234,416+146,382+179,667


4. Trata-rata = 3 = 3 = 186,821
C. Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan metode Capture Recapture melalui Metode
Linclon Peterson. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk
memperkirakan ukuran populasi atau jumlah individu dalam suatu populasi
menggunakan biji kacang-kacangan. Pada metode CMRR sendiri menganalisis
data dengan menggunakan tiga rumus yaitu rumus Peterson dan schnabel.
Untuk CMRR dengan rumus Paterson dilakukan 3 kali pengulangan. Sebuah
alternatif lain untuk metode Schnabel yang dikembangkan oleh Schumacher
dan Eschmeyer, yaitu metode tangkap-lepas (capture and recapture methode).
Metode ini selain dapat mengestimasi populasi, juga dapat mengetahui panjang
suatu umur (longevity), dan sebarannya. Disamping itu angka kematian dan
kelahiran dapat diketahui, hasilnya dapat dipakai untuk memfasilitasi
perbandingan antar bentuk populasi di bawah kondisi lingkungan yang
berbeda.
Berdasarkan hasil praktikum, simulasi estimasi populasi yang telah
dilakukan mendapatkan hasil yang telah tertera pada tabel pengamatan. Hasil

N×M
perhitungan dengan menggunakan rumus dasar T= masing-masing
X
menunjukkan hasil yang jauh berbeda. Pada percobaan pertama hasil dari
perhitungan diperoleh nilai T1 sebanyak 234,416. Pada percobaan kedua hasil
dari perhitungan nilai T2 diperoleh 146,382. Kemudian pada percobaan terakhir
hasil perhitungan nilai T3 sebanyak 179,667. Berdasarkan nilai T yang
didapatkan dari tiga percobaan tersebut dengan rata-rata nilai T adalah
186,821, apabila dibandingkan dengan jumlah total keselurahan kacang yang
digunakan masing-masing nilai T memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh
dengan total kacang yang digunakan yaitu 296. Metode Lincoln-Peterson
merupakan metode yang pengaplikasiannya paling sederhana sehingga banyak
digunakandalam kegiatan penelitian. Metode ini dilakukan hanya dengan satu
kali penandaan dan satu kali penangkapan ulang. Akan tetapi, estimasi yang
diperoleh dari aplikasi metode ini dinilai kurang tepat sehingga muncullah
metode baru sebagai bentuk pengatasian kekurangan tersebut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
untuk memperkirakan jumlah populasi atau ukuran populasi dengan menggunakan
metode Lincoln-Peterson didapatkan hasil yang paling mendekati dengan nilai
populasi sesungguhnya. Namun demikian, penggunaan metode ini dinilai kurang
tepat karena yang dilakukan adalah hanya memperkirakan nilai populasi.
B. Saran
Apabila melalukan praktikum, sebaiknya gunakan objek yang sedikit besar
agar mudah menandai dan menghitungnya.
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, E., Sagala, E. P., & Joko, J. (2010). Kelimpahan Populasi dan
Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten
Banyuasin. Jurnal Penelitian Sains, 13(3).

Naughton, 1973. Ekologi Umum edisi Ke 2.


Universitas Gajah Mada Press: Yogyakarta.

Rahkmanda, A. (2011). Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak


Bayan Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan, Laboratorium Ekologi Perairan
Jurusan Perikanan akultas Pertanian UGM, 2011(1), 1-7.

Soegianto, A. (1994). Ekologi kuantitatif. Surabaya: Usaha Nasional, 173.

Southwood, T. R. E., & Henderson, P. A. (2009). Ecological methods.


John Wiley & Sons.

Williams, B. K., Nichols, J. D., & Conroy, M. J. (2002). Analysis and


management of animal populations. Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai