Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MUHAMMAD RAYDINOR RAHMAN

NIM : 837174489
POKJAR : PAGATAN, TANAH BUMBU
UPBJJ-UT : BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN
MATA KULIAH : PERSPEKTIF GLOBAL

Tugas 3
1. Jellaskan pengeritan negara sedang berkembang, dan tunjukkan ciri-cirinya!
2. Bagaimana masalah pendidikan di Indonesia, apakah sudah sejajar dengan pendidikan di negara
maju!
3. Jelaskan pengertian negara maju dan apa ciri-cirinya!
4. Mengapa di negara maju terjadi kesenjangan ekonomi yang makin melebar?
5. Bagaimana  mengatasi masalah ekonomi di negara berkembang seperti di Indonesia!

JAWAB
1. Pengertian Negara Berkembang
Negara berkembang atau sering disebut dengan negara-negara dunia ketiga yaitu negara-
negara yang baru saja meraih kemerdekaan dari negara-negara maju. Beberapa negara
yang tergolong dalam negara ini yaitu : negara-negara di Asia Tenggara (kecuali
Singapura), negara-negara di Amerika Latin, Afrika, negara-negara di Eropa Timur, dan
Asia (kecuali Jepang, Korea Selatan, Australia dan Singapura). Penggunaan kata
berkembang berbeda dengan kata tidak berkembang. Suatu negara disebut tidak
berkembang bila memang tidak memiliki potensi untuk berkembang, misalnya
negaranegara di gurun gersang yang tidak mempunyai sumber daya untuk melakukan
pembangunan. Kata ”berkembang” berarti bahwa negara-negara tersebut sedang
mengalami suatu proses pembangunan menuju kemajuan. “Negara berkembang yaitu
negara yang rakyatnya mempunyai tingkat kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang
atau dalam perkembangan.”

Ciri-ciri negara berkembang :

a. Perekonomian Pada Sektor Primer


b. Pendapatan Perkapita Tergolong Renda
c. Tingkat Pendidikan Rendah
d. Tingginya Tingkat Pengangguran
e. Kurang Disiplin dan Tidak Menghargai Waktu
f. IPTEK Kurang Dikuasai
g. Tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk
h. Rendahnya Modal Perorangan
i. Lebih Banyak Import dibanding Eksport
j. Tingkat Korupsi Cukup Tinggi
2. Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi perhatian.
Hal ini terlihat dari banyaknya kendala yang mempengaruhi peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia. Sehingga perlu diteliti dan dicermati agar kelak bangsa
Indonesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan dengan lancar dan dapat bersaing di
Era Globalisasi.

Beberapa pendapat para ahli pendidikan tentang kendala peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia, yaitu:
1. Menurut Soedijarto (1991: 56), bahwa rendahnya mutu atau kualitas pendidikan di
samping disebabkan oleh karena pemberian peranan yang kurang proporsional
terhadap sekolah, kurang memadainya perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan
sistem kurikulum, dan penggunaan prestasi hasil belajar secara kognitif sebagai satu-
satunya indikator keberhasilan pendidikan, juga disebabkan karena sistem evaluasi
tidak secara berencana didudukkan sebagai alat pendidikan dan bagian terpadu dari
system kurikulum.
2. Secara umum,  Edward Sallis (1984) dalam Total Quality Management in
Education menyebutkan, kondisi yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan
dapat berasal dari berbagai macam sumber, yaitu miskinnya perancangan kurikulum,
ketidak cocokan pengelolaan gedung, lingkungan kerja yang tidak kondusif,
ketidaksesuaian system dan prosedur (manajemen), tidak cukupnya jam pelajaran,
kurangnya sumber daya, dan pengadaan staf (Syafaruddin, 2002: 14).
3. Sedangkan menurut laporan Bank Dunia dalam Mulyasa (2002: 12-13), terdapat
empat faktor yang diidentifikasi menjadi kendala mutu atau mutu pendidikan di
Indonesia, yaitu:
4. pengorganisasian pendidikan antara Depdiknas (bertanggung jawab dalam hal
materi pendidikan, evaluasi buku teks dan kelayakan bahan-bahan ajar) dan
Depagri dalam bidang (ketenagaan, sumber daya material, dan sumber daya
lainnya). Di samping itu, Departemen Agama bertanggung jawab dalam membina
dan mengawasi sekolah-sekolah keagamaan negeri maupun swasta. Dualisme ini
berakibat fatal karena rancunya pembagian tanggung jawab dan peranan manajerial,
keterlambatan dan terpilahnya system pembiayaan, serta perebutan kewenangan atas
guru.
5. Praktik manajemen yang sentralistik pada tingkat SLTP. Pembiayaan dan
perencanaan oleh pemerintah pusat yang melibatkan banyak departemen. Hal ini
menghambat pencapaiaan tujuan wajib belajar pendidikan dasar.
6. Praktik penganggaran yang terpecah dan kaku. Kompleksitas organisasi yang
menyiapkan anggaran pembangunan menjadi rumitnya pengelolaan pendidikan.
Bappenas, Depdiknas, dan Depagri, termasuk Depag, dalam menyiapkan anggaran
pendidikan. Akibatnya, hal ini menimbulkan dampak negatif, yaitu tidak adanya
tanggung jawab yang jelas antar unit, tidak ada evaluasi reguler terhadap kebutuhan
riil, dan tidak ada jaminan dana yang dialokasikan secara benar dan merata.
7. Manajemen sekolah yang tidak efektif. Sebagai pelaku utama, kepala sekolah
banyak yang kurang mampu melakukan peningkatan mutu sekolahnya karena tidak
dilengkapi dengan kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang baik. Pelatihan
yang kurang dan rekruitmen kepala sekolah yang belum didasarkan atas kemampuan
memimpin dan profesionalitas

Tingkat pendidikan masyarakat di negara maju sudah sangat tinggi. Hampir seluruh
penduduk bisa membaca dan menulis (melek huruf). Pemerintah mampu memberikan
jaminan pendidikan dasar gratis kepada seluruh lapisan masyarakat. Fasilitas pendidikan
di negara maju juga tersedia lengkap. Sistem pendidikan yang digunakan lebih
menekankan pada kecakapan hidup dan kemandirian peserta didik untuk
mengembangkan potensinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi di negara maju sudah
berkembang dengan pesat. Negara maju memiliki ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu.
Para ilmuwan ini diberi fasilitas, seperti laboratorium lengkap dan standar gaji tinggi
sehingga bisa melakukan inovasi. Hasil- hasil inovasi sangat bermanfaat di berbagai
bidang, seperti produksi, militer, ruang angkasa, kedokteran, maupun pengembangan
ilmu pengetahuan.

3. Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif


tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara
dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara berkembang. Namun beberapa negara
telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui
pengambilan fosfor dan Brunei Darussalam melalui pengambilan minyak bumi) tanpa
mengembangkan industri yang beragam, dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap
memiliki status 'negara maju'. Pengamat dan teoretis melihat alasan yang berbeda
mengapa beberapa negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomiyang
tinggi. Banyak alasan menyatakan perkembangan ekonomi membutuhkan kombinasi
perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah model ekonomi pasar bebas, dan
sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa memandang negara kaya menjadi kaya
karena eksploitasi dari negara miskin pada masa lalu,
melalui imperialisme dan kolonialisme, atau pada masa sekarang, melalui
proses globalisasi.
ciri-ciri negara maju sebagai berikut :
a. Sebagian Besar Pendapatan Negara Berasal dari Industri dan Jasa
b. Pendapatan Perkapita Tinggi
c. Tingginya Tingkat Pendidikan
d. Rendahnya Tingkat Pengangguran
e. Disiplin dan Menghargai Waktu
f. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
g. Lambatnya Laju Pertumbuhan Penduduk
h. Tingkat Ekspor Lebih Tinggi Dibanding Import
i. Sebagian Penduduk Tinggal di Kota
j. Krisis Lingkungan Cepat Diatasi

4. Menurut kajian OECD (2011) berjudul: Divided We Stand: Why Inequality Keeps


Increasing, meningkatnya kesenjangan antara kaya-miskin terjadi karena pendapatan
upah dan gaji para pekerja yang sebelumnya telah kaya meningkat jauh lebih cepat
daripada upah dan gaji pekerja yang sebelumnya tidak kaya. Pertumbuhan ekonomi
sebelum krisis 2008 memang telah menyebabkan kemakmuran rata-rata meningkat,
namun kelompok terkaya memperoleh bagian yang jauh lebih banyak daripada kelompok
termiskin. Pendapatan dari upah dan gaji mencakup sekitar ¾ dari total pendapatan
rumah tangga. Adapun pendapatan dari modal, yang sekitar 7% dari total pendapatan
seluruh rumah tangga, rupanya juga terdistribusi secara tidak merata walaupun tidak
separah dalam hal pendapatan upah dan gaji. Para pekerja dari sektor yang banyak
dibutuhkan, seperti informasi dan komunikasi,dan perbankan, menerima upah dan gaji
yang lebih besar daripada kelompok pekerja di sektor pertanian, atau pengolahan.
Reformasi dalam kebijakan publik telah meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi, serta menambah perluasan lapangan kerja, terutama wanita yang bekerja paruh
waktu dan pekerja berupah rendah. Namun semakin banyaknya pekerja paruh waktu dan
berupah rendah ini justru menyebabkan kesenjangan pendapatan semakin melebar,
karena upah mereka tidak meningkat sebanyak gaji pekerja tetap.

Sebab lain adalah anggaran pemerintah untuk membiayai berbagai bantuan sosial
semakin berkurang sehingga jumlah penerima bantuan harus dikurangi dengan
memperketat persyaratan pemberian bantuan, padahal jumlah penduduk yang perlu
menerima bantuan sosial semakin benyak. Tingkat pajak yang lebih progresif tidak
mungkin lagi dikenakan karena penduduk kaya dikhawatirkan akan pindah ke negara lain
yang mengenakan tingkat pajak yang lebih rendah.

5. Berikut beberapa cara untuk mengatasi masalah ekonomi di negara berkembang:


a. Membuka lapangan kerja baru yang untuk semua lulusan.
b. Memberantas para peminta-minta di sekitar. Perihal ini dapat didukung dengan
kerjasama dari masyarakat setempat untuk melarang adanya para pengemis. Di
samping itu memberikan arahan pula pada masyarakat untuk tidak memberi apapun
itu pada pihak peminta-minta agar tidak menjadi suatu kebisaan.
c. Memberikan bentuk-bentuk pendidikan yang lebih khusus, seperti sekolah menjahit,
sekolah teknik mesin dan lain-lainnya.
d. Memberlakukan upah minimal di setiap daerah yang telah disepakati oleh region
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai