LP HT Keluarga TN.M Gerontik
LP HT Keluarga TN.M Gerontik
Disusun Oleh :
Novia Ambarwati
S16046/ S16A
DENGAN HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
1. Hipertensi
Aspiani, 2014)
2. Keluarga
Friedman (2010) keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
begitu juga dengan keluarga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai
kehidupannya. Keluarga itu sendiri terdiri dari berbagi macam dan bentuk
diantaranya : kelurga inti dengan dua orang tua, keluarga pada keluarga cerai, dan
keluarga dengan orang tua tiri. Berikut proses tahapan perkembangan keluarga
secara umum :
sepasang insan, dimana terjadi perpindahan dari keluarga asal atau status
berasal dari suami ataupun istri yang akan menjadi bagian keluarga besar
pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Masalah yang sering muncul pada
dan nenek.
Dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun, pada tahap ini dapat
pula keluarga terdiri dari 3-5 orang, kelurga menjadi lebih majemuk.
anak-anak yang lain. Coba yakinkan anak yang paling tua bahwa mereka
Pada tahap ini ikatan perkawinan melemah atau mulai tidak memuaskan,
secara optimal.
pertama telah berusia 6 tahun (mulai masuk SD) sampai usia 13 tahun
(awal dari masa remaja). Pada tahap ini biasanya kebahagian keluarga
dapat diketahui pada tahap ini. Fungsi utama peran perawata pada tahap
Tahap inidapat lebih singkat atau lebih lama, berlaku selam anak masih
tinggal dirumah, adanya persiapan anak menjadi dewasa muda bagi
tantangan karena tanggung jawab dan kebebasan yang lebih besar. Tugas
Pada tahap ini anak pertama meningglakan rmah orangtua dan berakhir
dengan ”rumah kosong” lama tergantung berapa banyak anak. Pada tahap
Tahap ini merupakan tahap yang sulit bagi wanita , penyebabnya antara
lain :
tahun).
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan, biasanya pada usia 45 tahun
Pada tahap ini situasi keluarga atau pernikahan lebih baik dan merupakan
hubungan keluarga.
anggota – anggota keluarga pun sukar untuk dihindari. Oleh karena itu, komunikasi
antara suami dan sitri, komunikasi antara ayah, ibu dan anak, komunikasi antara
ayah dan anak, komunikasi antara ibu dan anak dan komunikasi antar anak dan
anak, perlu dibangun secara harmonis dalam rangka membangun pendidikan yang
baik dalam keluarga. Persoalannya adalah pola komunikasi bagaimana yang sering
terjadi dalam kehidupan keluarga? Berdasarkan kasusistik perilaku orang tua dan
anak yang sering muncul dalam keluarga, maka pola komunikasi yang sering terjadi
dalam keluarga adalah berkisar di seputar model stimulus – Respons ( S-R ), model
Oleh karena itu, proses ini dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan
informasi atau gagasan, proses ini bersifat timbal balik dan mempunyai
banyak efek.
2. Model Interaksional
orang lain oleh para peserta komunikasi. Berapa konsep penting yang
digunakan adalah diri sendiri, diri orang lain, simbol, makna, penafsiran,
dan tindakan.
antar peran hal ini, disebabkan masing-masing peran yang ada dalam
4. Model ABX
Pola komunikasi lainnya yang juga sering terjadi dalam komunikasi
social yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak. Peran
Setiap kandungan struktur peran keluarga (peran sebagai ayah, ibu dst)
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
keluarga.
mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara
berasal dari berbagai situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis
dan sosial seseorang (Smet. 1994: 112). Menurut Ardani dalam bukunya psikologi
klinis bahwa stres adalah keadaan dimana seseorang yang mengalami ketegangan
positif, dan sumber daya personal (Folkman & Moskowitz, 2004). Meskipun
koping, yaitu bagaimana orang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi
yang umumnya negatif yang ditimbulkannya. Bahkan diantara mereka yang menilai
suatu situasi sebagai penuh stres, efek stres dapat bervariasi tergantung pada
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994: 143) mengatakanbahwa perilaku
koping merupakan suatu proses dimana individu mencoba mengelola jarak yang ada
antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun
tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka
1. Fokus Pengkajian
Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan
ke kasus dengan masalah utama hipertensi meliputi :
a. Data umum
Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis
kelamin,umur, pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
3) Status sosial ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk
status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga dan pengalaman terhadapa pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami
dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,jumlah
ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas,
serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010).
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa
empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010).
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta
memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010).
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang
dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan
dan tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010).
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yangdirasa
: keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang
membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol
kesehatan (Friedman, 2010).
c) Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan yang
dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang
dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan
kudapan (Friedman, 2010).
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang
dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan
penyakit, perawatan keluarga dirumah dan keyakinan keluarga
dalam perawatan dirumah (Friedman, 2010).
e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010).
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam
memenuhi sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan
peningkatan status kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.
2. Fokus Diagnosa keperawatan Keluarga
a. Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis
ke system keluarga dan subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian
keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah
kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki
kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan
pendidikan dan pengalaman ( Friedman, 2010). Tipologi dari diagnosa
keperawatan adalah:
1) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan
kesehatan).
2) Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila
sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
3) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu
kedaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga
dengan masalah hipertensi adalah (NANDA NIC-NOC 2013) :
1) Penurunan curah jantung
2) Intoleransi aktivitas
3) Nyeri (sakit kepala)
4) Kelebihan volume cairan
5) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
6) Ketidakefektifan koping
7) Defisiensi pengetahuan
8) Ansietas
9) Resiko cidera
b. Skala Prioritas Masalah
Table 2.3 Skala Prioritas Masalah Keluarga
Kriteria Skor Bobot
1) Sifat masalah :
a) Aktual (tidak/kurang sehat) 3 1
b) Ancaman kesehatan 2
c) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
a) Mudah 2
b) Sebagian 1 2
c) Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah :
a) Tinggi 3
b) Cukup 2 1
c) Rendah 1
4) Menonjolnya masalah:
a. Masalah dirasakan dan 2
perlu segera ditangani 1
b. Masalah dirasakan tapi tidak 1
perlu segera ditangani 0
c. Masalah tidak dirasakan
Total Skore
Sumber : Baylon & Maglaya (1978) dalam Padila (2012)
Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai
Angka tertinggi dalam skor
Cara melakukan Skoring adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua criteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa
keperawatan keluarga.
3. Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis
keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan
merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan
sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau
standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat
keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Penurunan curah jantung NOC NIC
berhubungan dengan Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
(00029) Circulation Status - Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
Vital Sign Status - Catat adanya disritmia jantung
Kriteria Hasil : - Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
Tanda vital dalam rentang - Monitor status kardiovaskuler
normal (Tekanan darah, Nadi, - Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
Respirasi). jantung
Dapat mentoleransi aktivitas, - Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
tidak ada kelelahan - Monitor balance cairan
Tidak ada edema paru, perifer - Monitor adanya perubahan tekanan darah
dan tidak ada asites - Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
Tidak ada penurunan kesadaran antiaritmia
- Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
- Monitor toleransi aktivitas pasien
- Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
- Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor adanya pulsus paradoksus
- Monitor adanya pulsus alterans
- Monitor jumlah dan irama jantung
- Monitor bunyi jantung
2 Intoleransi aktivitas NOC NIC
(00092) Energy conservation Activity Therapy
Activity tolerance - Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi Medik dalam
Self Care : merencanakan program terapi yang tepat
ADLs Kriteria Hasil - Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
: dilakukan
Berpartisipasi dalam aktivitas - Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
fisik tanpa disertai peningkatan dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
tekanan darah, nadi, dan RR - Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
Mampu melakukan aktivitas yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
sehari-hari (ADLs) secara - Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti
mandiri kursi roda,krek
Tanda tanda vital normal - Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
Energy psikomotor - Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Level kelemahan - Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
Mampu berpindah : dengan atau kekurangan dalam beraktivitas
tanpa bantuan alat - Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Status kardio pulmunari adekuat - Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
Sirkulasi status baik penguatan
Status respirasi : pertukaran gas - Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
dan ventilasi adekuat
3 Nyeri Akut (00132) NOC NIC
Pain Level Pain Management
Pain Control - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
Comfort level lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
Kriteria Hasil : presipitasi
Mampu mengontrol nyeri (tahu - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
penyebab nyeri, mampu - Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
menggunakan tehnik nyeri pasien
nonfarmakologi untuk - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
mengurangi nyeri, mnecari - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
bantuan) - Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
Melaporkan bahwa nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
berkurang dengan menggunakan - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
manajemen nyeri dukungan
Mampu mengenali nyeri (skala - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
intensitas, frekuensi dan tanda ruangan, pencahayaan dan kebisingan
nyeri) - Kurangi faktor presipitasi nyeri
Menyatakan rasa nyaman setelah - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi
nyeri berkurang dan inter personal)
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
4 Resiko ketidakefektifan NOC NIC
perfusi jaringan otak Circulation status Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)
(00201) Tissue Prefusion : celebral - Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
Kriteria Hasil : panas/dingin/tajam/tumpul
Mendemonstrasikan status - Monitor adanya paretese
sirkulasi yang ditandai dengan : - Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi
Tekanan systole dandiastole - Gunakan sarung tangan untuk proteksi
dalam rentang yang diharapkan - Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
Tidak ada ortostatikkhipertensi - Monitor kemampuan BAB
Tidak ada tanda-tanda - Kolaborasi pemberian analgetik
peningkatan tekanan intrakranial - Monitor adanya trombo plebitis
(tidak lebih dari 15 mmHg) - Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
Mendemonstrasikan kemampuan
kognitif yang ditandai dengan:
Asmadi, (2014). Tehnik prosudural keperawatan : konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edisi 3. Alih Bahasa: I
Friedman, M. M. (2013). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. alih Bahasa: Debora R. L & Asy. Y, Jakarta:
EGC
Gunawan, Lani. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2011Hall, A.,2014. Penyakit jantung
Kemenkes RI. 2017. Infodatin : Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI hipertensi. Jakarta Selatan. Diakses pada
Mubarak. (2015) Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi, Salemba Medika
NANDA
NIC
NOC
Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Riskesdas (2016). Riset Kesehatan Dasar ; RISKESDAS, Jakarta : Balitbang Kemenkes RI.
Robin. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 2015.
Shep, Sheldon.2014. Maya Clinic Hipertensi, Mengatasitekanan darah tinggi. Jakarta : PT Intisari Mediana.
Smeltzer, Suzanne, and Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
World Health Organizition (WHO). World Health Day 2015 : calls intensified efforts to prevents and control hypertension.
2015