Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Agriekonomika Volume 7, Nomor 1, 2018
Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi
Terhadap Kemitraan Agribisnis
Hadi Hidayatul Falah, Sudarko, Sri Subekti

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember


Received: November 2016; Accepted: Maret 2018; Published: April 2018
DOI: http://dx.doi.org/10.21107/agriekonomika.v7i1.2157

ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan mengetahui alasan petani cabai menjalin kemitraan dengan
koperasi, persepsi petani cabai dan pengelola koperasi terhadap kemitraan agribisnis.
Penentuan daerah penelitian menggunakan purposive method yaitu di Desa
Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Metode penelitian yaitu
deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan metode snowball sampling.
Pengumpulan data dengan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan metode
analisis model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa alasan petani
cabai menjalin kemitraan adalah adanya kepastian pasar, ingin mendapat ketenangan
hati, adanya bimbingan teknis, menumbuhkan kekeluargaan, adanya bantuan modal,
memiliki kedekatan dengan koperasi dan adanya keinginan untuk menaikan kapasitas
diri. Persepsi petani cabai terhadap kemitraan beranggapan sudah berjalan baik. Semua
norma, baik itu tertulis atau tidak tertulis, di jalankan dan diterima sebaik mungkin.
Persepsi pengelola Koperasi terhadap kemitraan beranggapan sudah berjalan baik.
Tidak ada permasalahan secara teknis yang sangat berarti, namun permasalahan yang
paling berpengaruh adalah permasalahan SDM.
Kata kunci: Petani cabai, Kemitraan, Persepsi, Miles and Huberman
The Perception of Big Chili Farmers and Cooperative Management on Agribusiness
Partnership
ABSTRACT
This research was aimed to find out the reason of chilli farmers to engage in partnership
with cooperative, the perception of chilli farmers and cooperative management towards
agribusiness partnership. Determination informant by snowball sampling. Data collection
by technique triangulations. Data analysis by Miles and Huberman model. The research
results showed that the reason of the farmers to engage into partnership was that
the existence of market certainty, free from worriness, the availability of technical
development, creation of solidarity, the availability of financial assistance, having good
relationship and the existence of desire to improve personal capacity. Perception of red
chilli farmers, the partnership had been technically done well. All norms, either written
or verbal, were carried out and accepted as it should be by the both parties. Perception
of cooperative management, the partnership had been run well. There was no technical
challenge, but the most influencing obstacle was Human Resources issue.
Keyword : chili farmers, partnership, perception, Miles and Huberman


Corresponding author : © 2018 Universitas Trunojoyo Madura
Address : Jl. Kalimantan Kampus Tegalboto Jember
p-ISSN 2301-9948 | e-ISSN 2407-6260
Email : hady.abcd@gmail.com
Phone : 085720776696
Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 73

PENDAHULUAN grower di Kabupaten Jember yang menja-


Cabai besar (Capsicum annum L.) meru- lin kerja sama dengan PT. Heinz ABC.
pakan salah satu komoditas sayuran yang Salah satu desa di Kecamatan Wu-
penting di Indonesia. Buah cabai sering luhan yang memproduksi cabai besar ada-
dikenal sebagai bahan penyedap dan lah Desa Dukuhdempok. Menurut Marzuqi
pelengkap dalam berbagai masakan di dalam penelitiannya mengenai pola kemi-
Indonesia, sehingga cabai sangat dibu- traan Koperasi Hortikultura Lestari (2013),
tuhkan setiap hari. Seiring dengan men- menjelaskan bahwa pola kemitraan yang
ingkatnya jumlah variasi makanan pedas terjalin diantara petani cabai merah besar
dan olahan lainnya dari cabai di Indone- dengan Koperasi Hortikultura Lestari ada-
sia, maka permintaan akan cabai semakin lah pendekatan pola Kerjasama Opera-
meningkat juga. Selain karena peningkatan sional Agribisnis (KOA).
variasi makanan, peningkatan permintaan Alasan petani cabai merah besar
juga disebabkan karena peningkatan ek- untuk menjalin kemitraan dengan Kope-
spor komoditas nonmigas (Nawangsih et rasi Hortikultura Lestari salah satunya
al., 2005). adalah harga cabai yang fluktuatif di pasa-
Kegiatan budidaya tanaman cabai ran. Namun alasan petani menjalin kemi-
harus terus dikembangkan terutama dalam traan tidak hanya karena harga cabai yang
sistem agribisnis. Pengembangan sistem fluktuatif, melainkan ada alasan lain yang
agribisnis yang bisa dilakukan adalah den- membuat petani mengambil keputusan
gan kemitraan. Kemitraan dalam Undang- bermitra dengan pihak koperasi, sehingga
undang nomor 9 tahun 1995 menjelaskan perlu di kaji mengenai alasan petani men-
bahwa kemitraan adalah kerjasama anta- jalin kemitraan. Harga cabai merah besar
ra usaha kecil dengan usaha menengah yang fluktuatif dapat dilihat pada Gambar 1
atau dengan usaha besar disertai den- mengenai Grafik perkembangan rata-rata
gan kemitraan dan pengembangan yang harga cabai merah di pasar tradisional Ka-
berkelanjutan oleh usaha menengah atau bupaten Jember Tahun 2013.
usaha besar dengan memperhatikan prin- Rata-rata harga cabai merah di
sip saling memerlukan, saling memperkuat Kabupaten Jember pada tahun 2013 men-
dan saling menguntungkan. Tujuan kemi- galami fluktuasi dari mulai bulan Januari
traan adalah untuk meningkatkan penda- sampai dengan Desember. Harga cabai
patan, kesinambungan usaha, meningkat- merah paling murah yaitu pada Bulan
kan kualitas sumberdaya kelompok mitra, September sebesar Rp. 16.142/kg dan
peningkatan skala usaha serta menum- kenaikan harga sangat signifikan yaitu
buhkan dan meningkatkan kemampuan pada Bulan Oktober mencapai Rp. 28.068/
kelompok usaha mandiri (Sumardjo et al. kg. Meskipun dengan menjalin kemitraan
, 2004). petani cabai akan mendapat kepastian
Kabupaten Jember merupakan harga, namun ketika harga di pasaran
salah satu daerah yang menjadi sentra tinggi, petani mitra tidak akan menikmati
produksi cabai besar. Salah satu kecama- hal tersebut karena petani mengikuti harga
tan yang memproduksi cabai dan memiliki mitra, sehingga perlu di kaji alasan petani
luasan lahan paling luas adalah Kecama- menjalin kemitraan.
tan Wuluhan. Kegiatan kemitraan agribis- Petani cabai merah yang berada di
nis yang ada salah satunya yaitu antara Desa Dukuhdempok awalnya banyak yang
petani dengan Koperasi Hortikultura Lest- melakukan kemitraan dengan Koperasi
ari. Koperasi ini berdiri sejak tahun 2011. Hortikultura Lestari. Tercatat pada tahun
Koperasi ini berada di wilayah Wuluhan, 2015 kurang lebih 47 petani cabai merah
namun lingkup kemitraan tidak hanya di besar yang berada di Desa Dukuhdempok
satu Kecamatan, melainkan di seluruh bermitra dengan koperasi, namun pada ta-
Jember. Hal ini di karenakan Koperasi Hor- hun 2016 jumlah tersebut berkurang hing-
tikultura Lestari merupakan satu-satunya ga kurang lebih 19 orang petani. Adanya
74 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi

Sumber: BPS / Jember dalam Angka, 2014 (diolah)


Gambar 1
Grafik Perkembangan Rata-Rata Harga Cabai Merah di Pasar Tradisional Kabu-
paten Jember Tahun 2013
fenomena ini menjadi hal yang menarik etahui persepsi petani cabai merah besar
untuk dikaji lebih dalam. serta pengelola koperasi Hortikultura Lest-
Penelitian yang dilakukan oleh Ari- ari terhadap kemitraan agribisnis yang se-
estiana (2005) yang berjudul “Pengaruh dang mereka laksanakan.
Kemitraan Terhadap Efisiensi Biaya dan
Pendapatan Petani Kacang Panjang di METODE PENELITIAN
Kecamatan Umbulsari, menunjukan ada Penelitian ini dilaksanakan dengan me-
beberapa hal yang menjadi alasan petani tode deskriptif kualitatif. Tujuan dari format
menjalin kemitraan, yaitu jaminan kepas- deskriptif kualitatif adalah untuk meng-
tian pasar, anjuran penanaman varietas gambarkan, berbagai kondisi, berbagai
tertentu, adanya bimbingan teknis, keter- situasi atau berbagai fenomena realitas
bukaan pihak perusahaan (mitra) penan- sosial yang ada di masyarakat yang men-
gungan resiko. jadi objek penelitian dan berupaya menarik
Hasil penelitian Prasetyo (2014) realitas itu ke permukaan sebagai suatu
mengenai persepsi petani mitra terhadap ciri, karakter, sifat, model, atau gambaran
kemitraan menunjukan hasil mayoritas tentang kondisi ataupun fenomena terten-
persepsi petani adalah cukup baik, petani tu (Bungin, 2008).
beranggapan bahwa jalannya kemitraan Metode penentuan informan yang
selama ini sudah berjalan baik, namun be- digunakan pada penelitian ini adalah
berapa petani menilai masih mangalami Snowball sampling Informan yang diguna-
kesulitan dalam maningkatkan kualitas kan dalam penelitian ini berasal dari dua
sayuran dan dalam menembus sortasi. unsur yaitu unsur petani cabai merah be-
Petani merasa sudah menerima manfaat sar yang bermitra dan pengelola Koperasi
dari kemitraan yang mereka jalani seperti Hortikultura Lestari. Key informan pertama
peningkatan pendapatan, pengetahuan dipilih secara sengaja yaitu Ketua Kopera-
dan kualitas hasil panen sayuran mereka. si Hortikultura Lestari sebagai objek yang
Berdasarkan fenomena yang ada dianggap mengetahui lebih mengenai
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemitraan. Informan selanjutnya yaitu dari
alasan petani cabai merah besar di Desa pengelola koperasi lain dan petani mitra
Dukuhdempok menjalin kemitraan dengan yang telah di tunjuk oleh ketua koperasi.
Koperasi Hortikultura Lestari dan meng- Pemilihan informan selesai ketika jawaban
Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 75

dari informan sampai kepada jenuh(tidak para petani terdapat 3 masalah, masalah
ada variasi jawabn lain). Informan dalam pertama yaitu kepastian pasar, kedua yaitu
penelitian ini menggunakan 8 orang in- budidaya sehingga diperlukan pendampin-
forman. gan dan yang ketiga adalah modal.
Metode pengumpulan data meng- Alasan pertama dan yang menjadi
gunakan Triangulasi Teknik. Teknik per- utama petani menjalin kemitraan adalah
tama yang digunakan adalah wawancara kepastian pasar. Pasar merupakan hal
mendalam dengan pertanyaan semi ter- yang yang penting dalam melakukan sua-
struktur. Teknik kedua adalah observasi tu usaha, begitu juga dalam berusahatani.
non partisipasif. Metode selanjutnya ada- Bagi petani cabai merah yang bermitra
lah Metode dukumenter yaitu metode yang dengan koperasi, kepastian pasar sudah
digunakan untuk menulusuri data historis. di jamin oleh pihak koperasi. Hal ini di
Data yang di gunakan berbentuk surat-su- sampaikan Pak Miskani.
rat, catatan harian, laporan, foto dan arsip “Kalau menurut saya amannya, kalau ikut
lainnya. mitra kan jelas, kita tinggal mengupayakan
Metode analisis data yang digu- memproduksi sebaik-baiknya, jelas aman.”
nakan dalam penelitian ini adalah metode (Miskani, 13/3/2016)
analisis selama dilapangan dengan model Koperasi akan menerima setoran
Miles and Huberman. Model Miles and dari pihak petani sesuai dengan jumlah
Huberman menjelaskan bahwa aktivitas setoran yang telah di tentukan di awal
dalam analisis data kualitatif dilakukan musim tanam. Kepastian pasar ini juga
secara interaktif dan berlangsung secara termasuk dengan kepastian harga jual, ka-
terus menerus sampai tuntas, sehingga rena harga jual yang akan di terima oleh
datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis petani sudah tercantum dalam perjanjian
data Model Miles and Huberman yaitu data yang ditandangani setiap awal musim
collection, data reduction, data display, tanam. Alasan kepastian pasar yang di
dan conclusion: drawing/verification. Teori berikan oleh pihak koperasi kepada petani
yang digunakan sebagai indikator alasan cabai merah merupakan alasan yang pal-
petani manjalin kemitraan adalah teori mo- ing utama yang di ungkapkan oleh petani
tivasi Abraham Maslow. Kebutuhan dasar untuk menjalin kemitraan dengan Koperasi
menurut Abraham Maslow yaitu kebutuhan Hortikultura Lestari. Hal ini sesuai dengan
fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan so- hasil penelitian Ariestiana (2005) bahwa
sial, kebutuhan penghargaan dan kebutu- faktor yang paling dominan menjadi ala-
han aktualisasi diri. Indikator yang digu- san petani menjalin kemitraan adalah fak-
nakan untuk melihat persepsi petani dan tor jaminan pasar. Adanya jaminan harga
pengelola koperasi terhadap kemitraan memberikan ketenangan dalam melaku-
adalah aturan tertulis dan aturan tidak ter- kan usahatani dan pemenuhan kebutuhan
tulis dalam kemitraan. akan keamanan menjadi hal yang paling
mempengaruhi pengambilan keputusan
HASIL DAN PEMBAHASAN petani bermitra.
Alasan Petani Cabai Merah Besar Men- Alasan kedua petani menjalin
jalin Kemitraan dengan Koperasi Horti- kemitraan adalah ingin mendapatkan ke-
kultura Lestari tenangan hati dalam melakukan usaha-
Alasan petani cabai merah menjalin kemi- tani, karena jika ketenangan hati tercapai
traan pada dasarnya sama dengan tujuan maka dalam melakukan usahatani akan
di didirikannya Koperasi Hortikultura Le- tenang tidak akan ada ketakutan. Fasilitas
stari. Koperasi didirikan untuk membantu yang di berikan koperasi sebisa mungkin
para petani cabai merah menghadapi per- memberikan kenyamanan dan ketenan-
masalahan yang mereka hadapi dalam gan bagi petani, Kedamaian hati menurut
kegiatan usahatani cabai merah besar. Pak Sholeh merupakan ketenangan yang
Permasalahan utama yang di hadapi oleh timbul setelah adanya jaminan harga dari
76 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi

koperasi. Kebutuhan akan kedamain hati sama menanam cabai merah, sehingga
merupakan hal dasar bagi manusia, den- kekeluargaan lebih erat dan dapat berbagi
gan adanya kedamaian hati maka mel- mengenai cara budidaya dan permasala-
akukan aktivitas apapun akan tenang dan han yang di hadapi.
tidak ada tekanan. Alasan selanjutnya petani memilih
Alasan berikutnya petani menjalin bermitra dengan koperasi Hortikultura Le-
kemitraan dengan Koperasi Hortikultura le- stari karena dalam segi permodalan untuk
stari adalah adanya bimbingan teknis dari melakukan usahatani di bantu oleh pihak
koperasi. Hal ini sejalan dengan konsep koperasi. Bantuan modal yang di berikan
kemitraan yaitu adanya tanggung jawab oleh pihak koperasi dalam 2 bentuk yaitu
pembinaan dan pengembangan oleh usa- koperasi dapat berperan sebagai avalis
ha skala besar atau menengah terhadap ke Bank untuk peminjaman uang dan juga
usaha skala kecil. Koperasi Hortikultura adanya pinjaman beberapa saprodi dari
Lestari dalam hal ini adalah usaha skala pihak koperasi. Petani pada umumnya su-
menengah yang memberikan pembinaan lit mengatur keuangan mereka, sehingga
terhadap petani sebagai usaha skala kecil. hasil dari produksi sebelumnya tidak di
Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh alokasikan kembali untuk produksi beri-
pihak koperasi rutin dilaksanakan setiap kutnya.
bulan. Penyuluh pertanian yang memberi- Koperasi sebagai avalis ke bank
kan pembinaan tidak langsung dari pihak maksudnya adalah koperasi akan men-
koperasi tetapi di fasilitasi oleh Bank In- jembatani peminjaman uang, agar pemin-
donesia yang telah bekerjasama dengan jaman dapat di permudah karena tanggung
pihak koperasi untuk mengendalikan in- jawab ke Bank bukan atas nama pribadi
flasi khusus untuk komoditas cabai me- tetapi atas nama Koperasi Hortikultura Le-
rah besar di pasaran. Bimbingan yang di stari dan nantinya tanggung jawab petani
berikan oleh koperasi yaitu terkait kegiatan untuk membayar ke pihak koperasi sesuai
budidaya cabai merah besar yang sesuai dengan plafond yang berlaku saat itu. Ban-
dengan SOP, sehingga produksi bisa men- tuan bantuan modal yang kedua adalah
ingkat. pemberian pinjaman saprodi yaitu mulsa,
Tergabungnya petani dalam media (kokopit), benih dan pupuk. Pemba-
kemitraan, maka rekan untuk berdiskusi yaran pinjaman ini nantinya bisa di potong
mengenai masalah budidaya juga akan dari pembayaran cabai merah petani atau
bertambah dan akan meningkatkan keke- membayar dengan sistem cicilan.
luargaan yang ada antar petani cabai me- Kemitraan cabai merah yang ada di
rah. Kekeluargaan yang lebih erat juga Kabupaten Jember tidak hanya kemitraan
menjadi salah satu alasan petani menjalin dengan Koperasi Hortikultura Lestari, teta-
kemitraan. Berikut pernyataan Pak Sholeh. pi juga ada dengan pihak-pihak lain. Ala-
“Yang jelas pengamanan harga, ya dari segi san petani cabai merah yang ada di Desa
kekeluargaan kan lebih erat, semakin ban- Dukuhdempok menjalin kemitraan den-
yak temen semakin enak mas.” (Sholeh, gan Koperasi Hortikultura Lestari adalah
10/3/2016) adanya kedekatan dengan pihak koperasi,
Petani yang menjalin kemitraan baik jarak atau hubungan. Jarak koperasi
tentunya akan lebih sering berinteraksi yang lebih dekat dengan tempat tinggal,
antar petani cabai merah yang bermitra, sehingga memudahkan petani untuk men-
sehingga jika ada masalah khususnya gawasi kinerja kemitraan secara langsung
dalam kegiatan budidaya dan kemitraan dan akses komunikasi dapat lebih cepat.
maka petani akan saling membantu. Petani Selain itu adanya perasaan menghargai
memilih bermitra karena di tempat mereka pengurus koperasi yang merupakan te-
tidak terdapat kelompok tani khusus horti- man sesama petani cabai merah yang
kultura, sehingga petani memilih bermitra sudah kenal sejak lama. Petani pun takut
agar memiliki teman sesama petani yang bermitra dengan pihak lain yang belum di
Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 77

kenal sebelumnya karena belum pernah sehingga sudah mengetahui bagaimana


ada kerjasama. Hal ini disampaikan oleh peluang keuntungan yang ada dalam keg-
Pak Sumijan. iatan bertani.
“Saya gak mau, takut. ya belum ada ker-
jasama, selingkuh atau gimana.” (Sumijan, Persepsi Petani Cabai Merah Besar Ter-
13/3/2016) hadap Kemitraan Agribisnis
Alasan terakhir petani menjalin Kemitraan agribisnis di atur dalam suatu
kemitraan adalah adanya keinginan untuk surat perjanjian kemitraan, sehingga ter-
menaikan kapasitas diri. Harapan petani dapat bukti tertulis apa saja yang menjadi
dengan mengikuti kemitraan adalah men- hak dan kewajiban dari kedua belah pihak.
jadi petani maju yang tidak hanya tahu Namun ada juga aturan yang tidak tertu-
budidaya, tetapi juga memahami pasar. lis dalam surat perjanjian, tetapi disepa-
Kemitraan yang ada di Desa Dukuhdem- kati bersama untuk di laksanakan. Hasil
pok diharapkan dapat memberikan damp- wawancara menunjukan persepsi petani
ak pada kualitas hidup petani yang biasan- terhadap pelaksanaan aturan yang ada.
ya identik dengan kemiskinan. Pekerjaan Koperasi Hortikultura Lestari seba-
sebagai petani biasanya dipandang seb- gai mitra bagi petani merah besar, dalam
elah mata oleh kebanyakan orang, namun surat perjanjian memiliki kewajiban untuk
dengan menjalin kemitraan maka petani membeli seluruh hasil produksi cabe me-
ingin menaikan derajat hidupnya dengan rah besar yang ditanam petani berdasar-
mata pencaharian di sektor pertanian. kan spesifikasi yang telah di tentukan oleh
Motivasi petani cabai merah di pabrik. Menurut petani selama terjalinnya
Desa Dukuhdempok menjalin kemitraan kemitraan, produk petani yang sesuai den-
pada akhirnya adalah untuk memenuhi ke- gan spesifikasi pabrik akan di terima oleh
butuhan individu setiap petani yang muncul koperasi. Produk yang tidak lolos seleksi
dalam diri. Kebutuhan setiap orang tentu- akan di kembalikan kepada petani, namun
nya berbeda-beda, namun pada umumn- jika petani ingin tetap menjualnya khusus
ya terdapat kebutuhan dasar pada setiap cabai yang belang ke koperasi maka kope-
orang yang harus terpenuhi oleh setiap rasi akan bersedia membelinya namun
individu begitu juga pada setiap petani. dengan harga di bawah kontrak. Hal ini
Abraham Maslow pada tahun 1943 dalam disampaikan oleh Pak Sholeh.
teori hierarki kebutuhan menjelaskan bah- “Yang jelas yang masuk yang bagus aja,
wa dalam diri setiap manusia terdapat lima yang BS ya harga mahal tetep di ambil mas”
tingkatan kebutuhan yaitu, kebutuhan fisik, (Sholeh, 10/3/2016)
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, Walaupun petani dalam aturan,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan cabai yang sesuai spesifikasi akan di am-
aktualisasi diri. Alasan petani menjalin bil, namun koperasi pernah menolak seba-
kemitraan secara keseluruhan mendukung gian produk dari petani, hal ini di sebabkan
teori Abraham maslow mengenai hierarki karena setoran dari petani sudah melebihi
kebutuhan. kapasitas kontrak antara Koperasi Horti-
Berdasarkan hasil wawancara dari kultura Lestari dengan Pabrik Heinz ABC.
4 petani hanya terdapat 1 petani yang Penolakan terjadi biasanya pada panen
sampai kepada tahap keinginan memen- raya yaitu sekitar bulan Oktober. Petani
uhi kebutuhan aktualisasi diri, sedangkan menyadari bahwa keadaan pada waktu
3 lainnya hanya sampai pada keinginan panen raya memang tidak bisa di paksa-
untuk memenuhi kebutuhan penghargaan kan karena memang setoran petani ban-
atau ingin diperhatikan. Petani ini bisa yak, sedangkan kontrak antara koperasi
sampai kepada tahapan terakhir pada Hi- dengan pihak pabrik terbatas.
erarki kebutuhan Maslow karena beliau Kinerja berikutnya terkait bantuan
sudah sering menjalin kemitraan dan ak- permodalan dari koperasi. Koperasi selalu
tif bergabung dalam perkumpulan petani menyediakan sarana produksi, sehingga
78 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi

memudahkan petani untuk mendapat sa- rasi akan melakukan pembayaran setiap
rana produksi yang di anjurkan oleh pihak tanggal 8 dan 26 setiap bulannya. Selain
koperasi. Selain pemberian pinjaman sap- itu koperasi akan menangguhkan pem-
rodi, Koperasi Hortikultura Lestari juga bayaran sebesar 25% dan akan dikem-
bersedia menjadi avalis untuk mendapat- balikan pada akhir kontrak. Namun pada
kan permodalan ke perbankan yang dibu- prakteknya terkadang petani langsung
tuhkan oleh petani. Koperasi berperan mendapatkan 100% pembayaran tanpa di
sebagai penanggung jawab atas tersalurn- tangguhkan. Walaupun tidak sesuai den-
ya dana dari pihak bank ke petani serta gan aturan, tidak ada pihak yang merasa
pengembalian dana dari petani ke pihak keberatan bahkan koperasi.
bank. Petani bisa menggunakan fasilitas Perjanjian kemitraan juga menga-
ini, dan koperasi membantu petani yang tur mengenai Profit Sharing yaitu pemberi-
merasa kekurangan modal. Adanya fasili- an insentif kepada petani jika ada kenaikan
tas pemberian pinjaman ini mempermudah harga cabai merah di pasar. Pemberian
petani, seperti yang di utarakan oleh ba- insentif diberlakukan jika pembelian pihak
pak Miskani. PT. Heinz ABC ke supplier diatas harga
“Makanya ikut koperasi itu kan permodalan Rp. 14.000,-/ Kg. Petani beranggapan
untuk mencari modal kan mudah, gak ada bahwa kenaikan harga selalu transparan
kesulitan.” (Miskani, 13/3/2016) kepada petani, dan koperasi akan lang-
Pasal 4 pada surat perjanjian meng- sung menaikan harga ketika ada kenaikan
atur jadwal dan teknis pengiriman. Kope- di tingkat supplier. Hal ini juga di lakukan
rasi akan mengambil hasil panen produksi koperasi agar petani tetap menyetorkan
cabe merah petani di korwil masing-mas- produknya ke koperasi saat harga di pasar
ing daerah sesuai jadwal dan waktu yang mahal.
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Gagal panen merupakan salah
Pelaksanaan pengambilan selalu sesuai satu resiko yang harus di hadapi setiap
dengan jadwal yang telah di sepakati, ka- petani manapun, namun dalam kemitraan
rena sebelum melaksanakan pemetikan, petani memiliki kewajiban untuk melaku-
petani akan melapor terlebih dahulu kepa- kan setoran ke pihak koperasi. Keadaan
da pihak koperasi sehingga koperasi dapat seperti ini sudah di atur dalam perjanjian
mempersiapkan pengambilan produk dari kemitraan yang di sebut Force Majure. .
petani. Penilaian pengambilan produk di Jika ada petani cabai merah yang men-
ungkapkan oleh Pak Miskani berikut. galami gagal panen yang di akibatkan
“Selalu diambil, terus biayanya perkilo itu 100 bencana alam maka petani harus mem-
rupiah.” (Miskani, 13/3/2016) beritahukan secara tertuis kepada pihak
Produk yang di ambil oleh pihak koperasi dan koperasi akan memaklumi
koperasi akan di kenakan biaya langsir petani yang tidak bisa melakukan setoran.
atau ongkos pengiriman, sesuai dengan Bahkan koperasi akan membantu pihak
zona yang telah di sepakati. Petani di Desa petani jika memang memiliki tanggungan
Dukuhdempok juga terkadang mengirim ke bank, maka koperasi akan meminta
sendiri hasil panen ke gudang jika memang pengunduran tenggat waktu pelunasan ke
setorannya tidak terlalu banyak. Koperasi bank.
merasa tidak keberatan jika petani ingin Pelaksanaan kemitraan antara
mengantar sendiri hasil produksinya ka- petani cabai merah dan Koperasi Horti-
rena meringankan tugas koperasi untuk kultura Lestari didasari oleh surat kemi-
mengambil hasil panen petani. traan, namun selain itu ada juga beberapa
Setelah produksi cabai merah di kegiatan yang di lakukan tanpa ada per-
terima oleh koperasi, pembayaran tidak janjian tertulis. Hal ini di dasarkan den-
dilakukan hari itu juga, tetapi ada selang gan rasa kepercayaan antara kedua be-
waktu dan petani hanya diberikan nota. lah pihak yang sebelumnya melakukan
Surat perjanjian mengatur bahwa kope- musyawarah. Pelaksanaan kegiatan ini
Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 79

juga terkadang dampak dari perjanjian ter- bah merupakan sistem inti, seperti jumlah
tulis yang pada akhirnya harus menyesuai- setoran dan sistem pembayaran. Peruba-
kan karena pada pelaksanaannya ada ke- han yang belum di sosialisasikan kepada
sulitan. seluruh petani ini membuat bingung petani
Salah satu kegiatan yang ada karena petani baru mendengar kabar yang
dalam kemitraan adalah kumpulan rutin belum jelas. Hal ini diungkapkan oleh Pak
untuk melakukan penyuluhan. Petani me- Miskani berikut.
nilai bahwa pada tahun 2015, kegiatan “Iya ini insentif apa flat ini masih perlu tan-
kumpulan selalu rutin di laksanakan setiap ya, soalnya cuma kabar saja, masih belum
bulannya. Ketika kegiatan penyuluhan di kasih tau secara langsung.” (Miskani,
petani akan diterangkan bagaimana SOP 13/3/2016)
budidaya cabai merah, agar mendapatkan Petani yang bermitra masih belum
hasil yang diinginkan. Kegiatan yang di- mengetahui sistem kemitraan yang baru,
lakukan tidak hanya di koperasi, terkadang padahal sistem ini sudah mulai berlaku
juga BI bersama Prof. Indah sebagai peny- pada awal tahun 2016 karena permintaan
uluh langsung ke lahan untuk memeriksa dari pabrik. Pak Sho’im selaku petani mi-
tanaman milik petani atau pun kegiatan tra pada awalnya masih keberatan karena
perkumpulan di rumah petani harus menyetorkan produknya kepada
Pemenuhan setoran dan peluna- koperasi tapi pada akhirnya beliau masih
san pinjaman dalam kemitraan memang tetap menyetorkan hasil produksinya ke
merupakan tanggung jawab setiap petani, koperasi.
namun koperasi memberikan tanggung Petani mitra merasa dalam kemi-
jawab lebih kepada korwil agar petan- traan masih terdapat kekurangan. Pak
inya dapat melaksanakan kewajibannya. Sho’im selaku petani yang bermitra dengan
Adanya tanggung jawab yang besar pada Koperasi Hortikultura Lestari menganggap
korwil, akhirnya koperasi memberikan hak bahwa koperasi bukan mitra sejati. Beliau
kepada setiap korwil untuk menerima uang menginginkan ada sesuatu yag lebih yang
dari setiap setoran petaninya. Setiap kor- di berikan koperasi, seharusnya pihak
wil akan mendapatkan Rp. 500 /kg dari koperasi memberikan tunjangangan beru-
setoran setiap petani yang di bawahinya. pa modal secara langsung kepada petani
Jabatan sebagai korwil memiliki tanggung sehingga lebih memudahkan pihak petani.
jawab besar, hal ini sudah di sadari oleh Selain itu petani menilai bahwa kinerja dari
Pak Sholeh selaku korwil, sehingga harus pengawas lapangan masih belum ada ka-
menerima resiko apapun yang di hadap- rena masih banyak petani yang melanggar
inya bahkan jika itu tanggungan anggot- aturan. Berikut pernyataan Pak Shoim.
“Mitra ini sebenarnya gak stabil. Sekarang
anya. Pembayaran pinjaman sebenarnya
mitra cuma mitra sama benih aja, gak ada
kewajiban setiap petani yang melakukan tunjangan.” (Sho’im, 30/4/2016)
pinjaman ke koperasi. kegiatan pemba- Petani menilai bahwa koperasi
yaran pinjaman tidak selalu di potong dari masih belum berani mengambil tindakan
hasil setoran. Petani akan ditawarkan yang seharusnya kepada petani yang mel-
mengenai metode pembayaran, apakah anggar aturan. Koperasi hanya memutus
di potong langsung dari hasil setoran atau kemitraan dengan petani yang melang-
akan di cicil di lain waktu. Ketentuan ini ter- gar aturan. Surat perjanjian Pasal 9 sudah
gantung kesepakan antara pihak kopearsi mengatur mengenai perselisihan yang ter-
dan setiap petani yang memiliki tanggun- jadi antara pihak petani dan koperasi dan
gan. dalam perjanjian tersebut sanksi yang di
Sistem kemitraan pada tahun 2016 berikan kepada petani yang melanggar
terdapat perubahan dari tahun sebel- tidak hanya di keluarkan.
umnya dan perubahan yang terjadi akan Petani yang melanggar aturan san-
cukup berpengaruh pada kinerja kemi- gat merugikan petani dan koperasi. Keru-
traan nantinya karena sistem yang beru-
80 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi

gian yang di alami oleh pihak Koperasi sudah memenuhi kontrak ke koperasi,
Hortikultura Lestari tentunya sangat be- maka produk selebihnya bisa di jual ke-
sar, dan selain kerugian secara finansial, luar, dan hal ini tentunya menguntungkan
koperasi juga kehilangan kepercayaan jika harga dipasar lebih mahal.
dari dua perusahaan besar yaitu dari PT. Perubahan sistem yang lain ada-
Heinz ABC dan PT. Indofood karena pada lah perubahan sistem pembayaran. Dulu
tahun 2015 koperasi tidak bisa memen- jika ada kenaikan harga di tingkat Sup-
uhi setoran kepada dua pabrik tersebut. plier maka harga di koperasi juga akan
Petani cabai merah menganggap bahwa naik yang di sebut insentif. Namun seka-
petani nakal hanya memanfaatkan kope- rang ini sistem yang di gunakan adalah
rasi karena hanya ingin menjual produk ke sistem flat jadi berapapun harga di tingkat
koperasi saat harga di pasaran lebih ren- supplier harga di koperasi tidak akan ada
dah daripada harga di koperasi. perubahan. Hal ini tidak terlalu masalah
Pelanggaran yang di lakukan bagi petani mitra yang menjalin kemitraan
oknum petani menyebabkan koperasi dengan Koperasi Hortikultura Lestari ka-
membeli cabai merah dari luar untuk me- rena yang terpenting adalah tetap menjalin
nutupi kerugian, dan petani tidak mem- kemitraan dengan koperasi.
permasalahkan jika koperasi membeli dari Persepsi petani cabai merah me-
luar. Akhirnya koperasi dan korwil lebih se- mang di pengaruhi oleh faktor lingkungan
lektif dalam memilih dan menerima petani dan pribadi. Penilaian petani terhadap ki-
cabai merah yang akan bermitra, karena nerja sangat di pengaruhi oleh kebutuhan
tidak mau terjadi pelanggaran lagi. Sistem dan motif terhadap kemitraan itu sendiri.
kemitraanpun pada tahun 2016 berubah. Hal ini sejalan dengan salah satu teori
Sistem kontrak sebelum tahun 2016 ada- persepsi dari Robbins (2003), dalam as-
lah kontrak lahan, dengan sistem ini petani pek hal yang mempengaruhi persepsi dari
cabai merah pada awal kontrak hanya pelaku persepsi itu sendiri, yang menya-
akan memberikan data berapa luasan la- takan bahwa kebutuhan atau motif yang
han yang dia gunakan untuk menanam tidak dipuaskan merangsang individu dan
cabai merah dan semua hasil produksinya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
harus di setorkan ke koperasi berapapun persepsi mereka karena individu akan me-
hasilnya. Sistem ini berubah pada tahun mentingkan yang menjadi kebutuhan mere-
2016 menjadi sistem tonase, yaitu petani ka. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
tidak hanya di data mengenai berapa lua- Latifah (2010) bahwa persepsi petani ter-
san lahan yang dia gunakan, tetapi juga hada kemitraan menunjukan persepsi baik
didata mengenai berapa kg produk cabai yang dipengaruhi oleh motif karena hara-
merah yang harus petani setorkan. Petani pan petani terpenuhi oleh kegiatan kemi-
memilki perasaan takut dengan sistem traan yaitu dapat membawa dampak yang
yang baru karena sistem yang baru meng- menguntungkan bagi kesejahteraan petani
haruskan petani mengganti cabai merah dengan adanya peningkatan produksi dan
jika hasil produksinya tidak memenuhi tar- pandapatan.
get setoran. Petani akhirnya melakukan Faktor yang mempengaruhi
kontrak tidak terlalu banyak kepada kope- persepsi petani dari segi target persepsi
rasi, yang penting mendapat keuntungan yang paling terlihat adalah aspek hal baru.
dan modal dapat kembali. Pak Miskani merupakan petani yang men-
Petani merasa harus di tuntut pin- jalin kemitraan dari awal Koperasi Hor-
tar dalam mengatur setoran ke koperasi, tikultura Lestari berdiri, sedangkan Pak
agar sampai panen terakhir jumlah setoran Sho’im baru bergabung pada tahun 2014.
dapat memenuhi kontrak. Namun dengan Berdasarkan hasil observasi dan wawan-
sistem yang baru juga ada keuntungan cara dengan setiap petani, petani yang
yang di dapat yaitu petani bisa menjual lebih lama menjalin kemitraan dengan
hasil produksi cabainya ke luar. Jika petani koperasi lebih menerima apapun yang di
Agriekonomika, 5(1) 2016: 1-15 12

Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 81

lakukan koperasi dan menganggap kope- aan seperti ini tentunya tidak melanggar
rasi dan petani menjadi suatu kesatuan, perjanjian selama tidak ada pihak yang
sedangkan petani yang baru bergabung di rugikan dan hal ini disepakati bersama.
lebih banyak memberikan komentar dan Kegiatan pembayaran memang tidak se-
kritik terhadap koperasi. lalu 100%, namun ada beberapa potongan
Persepsi petani cabai merah yang yang di lakukan pihak koperasi. Potongan
bermitra dengan Koperasi Hortikultura Le- yang dilakukan koperasi bukan berarti pe-
stari di Desa Dukuhdempok terhadap ke- nundaan bayaran 25 % yang tertera dalam
mitraan agribisnis secara teknis pada um- perjanjian. Potongan ini yaitu potongan
umnya beranggapan sudah berjalan baik. Potongan yang pertama yaitu potongan
Semua norma, baik itu tertulis atau tidak untuk biaya ongkos kirim bagi petani yang
tertulis, di jalankan dan diterima sebaik setoran produknya di ambil oleh pihak
mungkin oleh kedua belah pihak. koperasi ke lahan. Potongan kedua adalah
untuk penyusutan produk, Potongan yang
Persepsi Pengelola Koperasi Horti- terakhir adalah untuk angsuran pemba-
kultura Lestari Terhadap Kemitraan Ag- yaran pinjaman saprodi bagi petani yang
ribisnis meminjam saprodi pada awal tanam.
Penilain koperasi terhadap kemitraan ten- Koperasi Hortikultura Lestari me-
tunya berdasarkan aturan yang telah di miliki kontrak jumlah tonase yang harus
sepakati bersama dan juga pada SDM di penuhi setiap bulannya ke Pabrik Heinz
yang terlibat dalam kemitraan. Aturan ABC sehingga, jadwal tanam dan jumlah
yang ada dalam kegiatan kemitraan ter- setoran ke petani memang harus di atur
saji dalam surat perjanjian yang telah di sedemikian rupa. Walaupun pihak kope-
sepakati bersama, sedangkan aturan tidak rasi mengatur jadwal tanam dan jumlah
tertulis biasanya menyesuaikan ketika ber- setoran petani, namun pada awalnya
jalannya kemitraan. Kegiatan kemitraan koperasi akan menawarkan kepada petani
juga tidak hanya menyoroti antara petani mengenai keingingan jadwal tanam dan
dengan koperasi saja, tetapi juga kegiatan jumlah setoran, dan jika memang perlu pe-
yang terkait dengan koperasi. nyesuaian setelah di data, maka koperasi
Salah satu kegiatan dan fasilitas akan menawarkan kembali untuk pindah
yang diberikan oleh koperasi adalah bimb- jadwal tanam kepada pihak petani. Pihak
ingan dari pihak koperasi. Pihak Koperasi koperasi pada pelaksanaan kemitraan
memiliki tim khusus untuk bagian budidaya lebih menekankan semua tanggung jawab
cabai merah yang di ketuai oleh Pak Gatot. petani terhadap masing-masing korwil.
Kegiatan bimbingan selalu rutin di lakukan Pihak koperasi akan mempercaya-
oleh koperasi kepada petani setiap bulan- kan dan membebankan semuanya kepada
nya, terutama ketika akan memulai musim korwil karena dianggap yang lebih ber-
tanam. Selain tim bimbingan teknis budi- tanggung jawab atas semua petani yang
daya dari petani, bimbingan juga diberikan di pegangnya. Koperasi menganggap
oleh Bank Indonesia Jember, yaitu Prof. kontrak antara koperasi dan petani hanya
Indah dari Universitas Muhammadiyah sebuah “Formalitas” untuk menunjukan
Malang. bahwa kegiatan kemitraan ini memiliki
Kinerja kemitraan yang selanjutnya kekuatan hukum dan mengamankan kor-
adalah pembayaran kepada petani mitra. wil. Hal ini disampaikan oleh Pak Siswanto
Pihak koperasi menyatakan bahwa pem- selaku sekretaris koperasi.
bayaran pada tahun 2015 tidak pernah “Kalau intinya yang kontrak itu korwil, seben-
telat, bahkan jika dalam perjanjian pemba- ernya kontraknya petani itu sama korwil bu-
yaran akan di lakukan setiap 15 hari seka- kan dengan koperasi, tetapi untuk melindun-
li, namun dalam pelaksanaanya pernah gi korwil kita buat petani itu bermitra dengan
pembayaran hanya menunggu 1 mingu koperasi.” (Siswanto, 14/4/2016).
dari panen atau bahkan 3 hari. Pelaksan-
82 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi

Pelaksanaan kemitraan, Kope- yang sering di hadapi juga terkait dengan


rasi Hortikultura Lestari hanya akan me- SDM dalam kemitraaan. Petani sebagai
nekan korwil untuk memenuhi kewajiban mitra dari koperasi terkadang tidak bisa
setiap petani. Kontrak perjanjian pada ta- memegang komitmen dalam menjalin
hun 2015 terdapat 2 kontrak yaitu antara kemitraan dan akhirnya berbuat curang.
koperasi dengan korwil dan kontrak antara Petani curang ini mengakibatkan kerugian.
koperasi dengan petani mitra, namun pada Kerugian yang di tanggung oleh koperasi
Tahun 2016, yang menandatangani kon- sangat besar, dan jika di runtut, koperasi
trak hanya korwil, sehingga yang memiliki beranggapan bahwa petani yang berbuat
tanggung jawab penuh adalah korwil untuk curang merugikan orang banyak, karena
memenuhi segala kewajiban, memutus kesempatan orang lain untuk
Namun pembebanan ini tidak begi- mendapatkan pekerjaan. Hal ini diungka-
tu saja, melainkan mendapat bayaran dari pkan oleh Pak Edy selaku ketua koperasi.
pihak koperasi. korwil akan mendapatkan “Merugikan kabupaten Jember, mak-
hak dari setiap kilogram setoran masing- sudnya sama kaya teroris itu hukuman-
masing petani yang di pegangnya. Namun nya itu, iya to, rakyat Jember khususnya
bayaran ini pun tidak sama antara korwil petani. Kalau di runtut merugikan banyak
yang satu dengan yang lainnya, hak korwil itu.” (Edy, 30/4/2016)
ini di kembalikan lagi kepada setiap petani Perubahan sistem kontrak dalam
dan juga korwilnya. Hal ini menyebabkan kegiatan kemitraan antara petani cabai
harga cabai merah yang di terima petani merah dan koperasi Hortikultura Lestari
di setiap wilayah bisa berbeda. Walaupun tidak langsung atas kemauan dari pihak
begitu selama ini petani tidak ada yang koperasi, tetapi keputusan dari pabrik ka-
merasa keberatan dan tidak memper- rena Koperasi hanya sebagai penyam-
masalahkan hal tersebut. bung informasi dari pihak pabrik. PT Heinz
Koperasi memandang bahwa ABC sebagai produsen yang memerlukan
petani yang bergabung dalam kemitraan bahan baku cabai merah dari pihak kope-
memiliki 2 tipe, yaitu orang-orang yang be- rasi, tentunya membutuhkan kejelasan
nar-benar membutuhkan Koperasi untuk supply dari koperasi karena terkait dengan
bermitra ada juga orang-orang yang hanya target produksi pabrik.
ingin mengambil untungnya saja dalam Perubahan-perubahan yang terjadi
kemitraan. Orang-orang seperti ini biasan- dalam kegiatan kemitraan memberikan
ya memberikan kerugian kepada koperasi, dampak dalam kebijakan aturan yang bi-
dan koperasi akhirnya memberhentikan asanya. Seperti aturan bahwa petani tidak
orang-orang seperti ini. Hal ini diungkap- boleh menjual keluar, sekarang ini tidak
kan oleh Pak Gatot. berlaku karena jika petani sudah memen-
“Dengan adanya koperasi itu juga dua isin- uhi setorannya kepada koperasi, maka
ya yang datang kesini. Ada yang betul-betul petani berhak menjual hasil produksi cabai
membutuhkan dengan lembaga ini, ada yang merah ke pasar. Pihak koperasi mengung-
datang memanfaatkan lembaga ini, itu cuma kapkan bahwa memang seharusnya petani
2 isinya.” (Gatot, 30/4/2016) menjual hasil produksinya ke luar koperasi
Masalah kemitraan yang di ha- jika setorannya sudah terpenuhi, karena
dapi dari tahun ke tahun selalu berbeda. setoran koperasi ke pabrik terbatas, se-
Masalah teknis yang sering di hadapai ada- hingga setiap petani memiliki jatah mas-
lah pada petani cabai merah yang baru ber- ing-masing.
mitra dengan Koperasi Hortikultura Lestari. Sistem baru memang menimbul-
Petani cabai merah yang bermitra biasan- kan rasa takut di petani untuk memenuhi
ya masih mempertanyakan aturan-aturan setoran, sehingga hanya kontrak semam-
yang ada dalam kemitraan, seperti halnya punya. Pihak koperasi memandang bahwa
pemotongan pembayaran dan juga spesifi- ketakutan petani ini bisa menjadi 2 macam,
kasi cabai yang lolos sortir. Permasalahan yaitu takut jika harga di luar mahal sehing-
Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 83

ga petani tidak bisa menjual keluar jika petani cabai merah yang bermitra den-
kontrak terlalu banyak, atau memang takut gan Koperasi Hortikultura Lestari terhadap
produksinya gagal. Pihak koperasi berang- kemitraan agribisnis secara teknis pada
gapan bahwa petani yang berpikiran takut umumnya beranggapan sudah berjalan
tidak memenuhi setoran berarti menunju- baik. Faktor yang mempengaruhi persepsi
kan bahwa mereka tidak mampu dalam petani dari segi target persepsi yang pal-
melakukan budidaya cabai merah. Petani ing mempengaruhi adalah aspek hal baru.
secara tidak langsung menunjukan kele- Pihak Koperasi Hortikultura Lestari me-
mahan dirinya dalam bertani. Hal ini dis- mandang keseluruhan kegiatan kemitraan
ampaikan oleh Pak Siswanto. sudah berjalan baik. Persepsi pihak koper-
“Terkadang orang kan pikiran gini, gak bisa asi terhadap kemitran lebih banyak di pen-
kontrak banyak itu bukan berarti takut gak garuhi oleh latar belakang dalam mengi-
bisa menuhi ada kemungkinan juga takut kuti kemitraan. Rekomendasi bagi pihak
di luar harganya mahal, jadi sebagian bisa Koperasi Hortikultura Lestari dan petani
masuk sebagian bisa keluar.” (Siswanto,
dalam menjalankan kemitraan dapat me-
14/4/2016)
nerapkan aturan yang sudah ada dalam
Koperasi memandang secara
surat perjanjian terutama jika terjadi pel-
teknis selama ini tidak ada kendala yang
anggaran. Bagi pihak pemerintah melalui
begitu berarti namun secara SDM, petani
instansi terkait harus ikut mengawasi keg-
mitra masih perlu merubah pola pikirnya.
iatan kemitraan yang ada di setiap daerah
Petani masih bayak yang hanya memikir-
dan mendukung kegiatan kemitraan den-
kan keuntungan untuk dirinya sendiri, se-
gan membantu memberikan penyuluhan
dangkan dalam kegiatan kemitraan petani
kepada petani dalam kegiatan usahatani.
hidup berkelompok, dan segala keputusan
yang di ambil individu akan berpengaruh DAFTAR PUSTAKA
pada individu lainnya dalam kelompok.
Persepsi pihak koperasi terhadap Ariestiana, Eka Rini. (2005). Pengaruh
kinerja kemitran lebih banyak di pengaruhi Kemitraan Terhadap Efisiensi Bi-
oleh latar belakang dalam mengikuti kemi- aya dan Pendapatan Petani Kacang
traan. Koperasi bertindak sebagai pe- Panjang di Kecamatan Umbulsari.
nyelenggara kemitraan dan memiliki tang- Skripsi. Fakultas Pertanian Universi-
gung jawab atas pembinaan untuk usaha tas Jember. Jember
di bawahnya atau dalam hal ini petani. Badan Pusat Statistik. (2014). Jember
Koperasi akan lebih mempermasalahkan Dalam Angka 2014. Badan Pusat
petani yang membuat pelanggaran karena Statistik Kabupaten Jember. Jember
akan berpengaruh kepada semua aspek,
termasuk mempengaruhi kontrak petani Bungin. (2008). Penelitian Kualitatif. Ja-
dengan para supplier atau pabrik. karta: Kencana.
Latifah, Hikmah Nur. (2010). Sikap Petani
SIMPULAN Tembakau Terhadap Program Kemi-
Alasan petani cabai merah besar menja- traan Pt Gudang Garam Di Kecama-
lin kemitraan dengan Koperasi Hortikultura tan Sugihwaras Kabupaten Bojon-
Lestari adalah adanya kepastian pasar, egoro. Skripsi. Fakultas Pertanian
ingin mendapat ketenangan hati, adanya Universitas Sebelas Maret. Sura-
bimbingan teknis, menumbuhkan kekelu- karta
argaan, adanya bantuan modal, memiliki
kedekatan dengan koperasi dan adanya Marzuqi, Imam M. (2013). Efektivitas Dan
keinginan untuk menaikan kapasitas diri. Kepuasan Petani Cabai Merah Be-
Proses pengambilan keputusan petani ber- sar Terhadap Pola kemitraan den-
mitra mendukung Teori Abraham Maslow gan Koperasi Hortikultura Lestari Di
mengenai hierarki kebutuhan. Persepsi Desa Dukuh Dempok Kecamatan
Wuluhan Kabupaten Jember. Sk-
84 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi

ripsi. Fakultas Pertanian Universitas Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku


Jember. Jember Organisasi. Jakarta: PT. INDEKS
kelompok GRAMEDIA.
Nawangsih, Abdjad A., Heri P. I., Agung W.
(2005). Cabai Hot Beauty. Jakarta: Sumardjo, Jaka S., Wahyu A. D. (2004).
Penebar Swadaya. Teori dan Praktik Kemitraan Agribis-
nis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Prasetyo, Kiki Priyo. (2013). Persepsi
Petani terhadap Kemitraan Sayuran
dengan Asosiasi Aspakusa Makmur
Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakul-
tas Pertanian Universitas Sebelas
Maret. Surakarta

Anda mungkin juga menyukai