2157 10470 1 PB
2157 10470 1 PB
http://journal.trunojoyo.ac.id/agriekonomika
Agriekonomika Volume 7, Nomor 1, 2018
Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi
Terhadap Kemitraan Agribisnis
Hadi Hidayatul Falah, Sudarko, Sri Subekti
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan mengetahui alasan petani cabai menjalin kemitraan dengan
koperasi, persepsi petani cabai dan pengelola koperasi terhadap kemitraan agribisnis.
Penentuan daerah penelitian menggunakan purposive method yaitu di Desa
Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Metode penelitian yaitu
deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan metode snowball sampling.
Pengumpulan data dengan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan metode
analisis model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa alasan petani
cabai menjalin kemitraan adalah adanya kepastian pasar, ingin mendapat ketenangan
hati, adanya bimbingan teknis, menumbuhkan kekeluargaan, adanya bantuan modal,
memiliki kedekatan dengan koperasi dan adanya keinginan untuk menaikan kapasitas
diri. Persepsi petani cabai terhadap kemitraan beranggapan sudah berjalan baik. Semua
norma, baik itu tertulis atau tidak tertulis, di jalankan dan diterima sebaik mungkin.
Persepsi pengelola Koperasi terhadap kemitraan beranggapan sudah berjalan baik.
Tidak ada permasalahan secara teknis yang sangat berarti, namun permasalahan yang
paling berpengaruh adalah permasalahan SDM.
Kata kunci: Petani cabai, Kemitraan, Persepsi, Miles and Huberman
The Perception of Big Chili Farmers and Cooperative Management on Agribusiness
Partnership
ABSTRACT
This research was aimed to find out the reason of chilli farmers to engage in partnership
with cooperative, the perception of chilli farmers and cooperative management towards
agribusiness partnership. Determination informant by snowball sampling. Data collection
by technique triangulations. Data analysis by Miles and Huberman model. The research
results showed that the reason of the farmers to engage into partnership was that
the existence of market certainty, free from worriness, the availability of technical
development, creation of solidarity, the availability of financial assistance, having good
relationship and the existence of desire to improve personal capacity. Perception of red
chilli farmers, the partnership had been technically done well. All norms, either written
or verbal, were carried out and accepted as it should be by the both parties. Perception
of cooperative management, the partnership had been run well. There was no technical
challenge, but the most influencing obstacle was Human Resources issue.
Keyword : chili farmers, partnership, perception, Miles and Huberman
Corresponding author : © 2018 Universitas Trunojoyo Madura
Address : Jl. Kalimantan Kampus Tegalboto Jember
p-ISSN 2301-9948 | e-ISSN 2407-6260
Email : hady.abcd@gmail.com
Phone : 085720776696
Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 73
dari informan sampai kepada jenuh(tidak para petani terdapat 3 masalah, masalah
ada variasi jawabn lain). Informan dalam pertama yaitu kepastian pasar, kedua yaitu
penelitian ini menggunakan 8 orang in- budidaya sehingga diperlukan pendampin-
forman. gan dan yang ketiga adalah modal.
Metode pengumpulan data meng- Alasan pertama dan yang menjadi
gunakan Triangulasi Teknik. Teknik per- utama petani menjalin kemitraan adalah
tama yang digunakan adalah wawancara kepastian pasar. Pasar merupakan hal
mendalam dengan pertanyaan semi ter- yang yang penting dalam melakukan sua-
struktur. Teknik kedua adalah observasi tu usaha, begitu juga dalam berusahatani.
non partisipasif. Metode selanjutnya ada- Bagi petani cabai merah yang bermitra
lah Metode dukumenter yaitu metode yang dengan koperasi, kepastian pasar sudah
digunakan untuk menulusuri data historis. di jamin oleh pihak koperasi. Hal ini di
Data yang di gunakan berbentuk surat-su- sampaikan Pak Miskani.
rat, catatan harian, laporan, foto dan arsip “Kalau menurut saya amannya, kalau ikut
lainnya. mitra kan jelas, kita tinggal mengupayakan
Metode analisis data yang digu- memproduksi sebaik-baiknya, jelas aman.”
nakan dalam penelitian ini adalah metode (Miskani, 13/3/2016)
analisis selama dilapangan dengan model Koperasi akan menerima setoran
Miles and Huberman. Model Miles and dari pihak petani sesuai dengan jumlah
Huberman menjelaskan bahwa aktivitas setoran yang telah di tentukan di awal
dalam analisis data kualitatif dilakukan musim tanam. Kepastian pasar ini juga
secara interaktif dan berlangsung secara termasuk dengan kepastian harga jual, ka-
terus menerus sampai tuntas, sehingga rena harga jual yang akan di terima oleh
datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis petani sudah tercantum dalam perjanjian
data Model Miles and Huberman yaitu data yang ditandangani setiap awal musim
collection, data reduction, data display, tanam. Alasan kepastian pasar yang di
dan conclusion: drawing/verification. Teori berikan oleh pihak koperasi kepada petani
yang digunakan sebagai indikator alasan cabai merah merupakan alasan yang pal-
petani manjalin kemitraan adalah teori mo- ing utama yang di ungkapkan oleh petani
tivasi Abraham Maslow. Kebutuhan dasar untuk menjalin kemitraan dengan Koperasi
menurut Abraham Maslow yaitu kebutuhan Hortikultura Lestari. Hal ini sesuai dengan
fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan so- hasil penelitian Ariestiana (2005) bahwa
sial, kebutuhan penghargaan dan kebutu- faktor yang paling dominan menjadi ala-
han aktualisasi diri. Indikator yang digu- san petani menjalin kemitraan adalah fak-
nakan untuk melihat persepsi petani dan tor jaminan pasar. Adanya jaminan harga
pengelola koperasi terhadap kemitraan memberikan ketenangan dalam melaku-
adalah aturan tertulis dan aturan tidak ter- kan usahatani dan pemenuhan kebutuhan
tulis dalam kemitraan. akan keamanan menjadi hal yang paling
mempengaruhi pengambilan keputusan
HASIL DAN PEMBAHASAN petani bermitra.
Alasan Petani Cabai Merah Besar Men- Alasan kedua petani menjalin
jalin Kemitraan dengan Koperasi Horti- kemitraan adalah ingin mendapatkan ke-
kultura Lestari tenangan hati dalam melakukan usaha-
Alasan petani cabai merah menjalin kemi- tani, karena jika ketenangan hati tercapai
traan pada dasarnya sama dengan tujuan maka dalam melakukan usahatani akan
di didirikannya Koperasi Hortikultura Le- tenang tidak akan ada ketakutan. Fasilitas
stari. Koperasi didirikan untuk membantu yang di berikan koperasi sebisa mungkin
para petani cabai merah menghadapi per- memberikan kenyamanan dan ketenan-
masalahan yang mereka hadapi dalam gan bagi petani, Kedamaian hati menurut
kegiatan usahatani cabai merah besar. Pak Sholeh merupakan ketenangan yang
Permasalahan utama yang di hadapi oleh timbul setelah adanya jaminan harga dari
76 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi
koperasi. Kebutuhan akan kedamain hati sama menanam cabai merah, sehingga
merupakan hal dasar bagi manusia, den- kekeluargaan lebih erat dan dapat berbagi
gan adanya kedamaian hati maka mel- mengenai cara budidaya dan permasala-
akukan aktivitas apapun akan tenang dan han yang di hadapi.
tidak ada tekanan. Alasan selanjutnya petani memilih
Alasan berikutnya petani menjalin bermitra dengan koperasi Hortikultura Le-
kemitraan dengan Koperasi Hortikultura le- stari karena dalam segi permodalan untuk
stari adalah adanya bimbingan teknis dari melakukan usahatani di bantu oleh pihak
koperasi. Hal ini sejalan dengan konsep koperasi. Bantuan modal yang di berikan
kemitraan yaitu adanya tanggung jawab oleh pihak koperasi dalam 2 bentuk yaitu
pembinaan dan pengembangan oleh usa- koperasi dapat berperan sebagai avalis
ha skala besar atau menengah terhadap ke Bank untuk peminjaman uang dan juga
usaha skala kecil. Koperasi Hortikultura adanya pinjaman beberapa saprodi dari
Lestari dalam hal ini adalah usaha skala pihak koperasi. Petani pada umumnya su-
menengah yang memberikan pembinaan lit mengatur keuangan mereka, sehingga
terhadap petani sebagai usaha skala kecil. hasil dari produksi sebelumnya tidak di
Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh alokasikan kembali untuk produksi beri-
pihak koperasi rutin dilaksanakan setiap kutnya.
bulan. Penyuluh pertanian yang memberi- Koperasi sebagai avalis ke bank
kan pembinaan tidak langsung dari pihak maksudnya adalah koperasi akan men-
koperasi tetapi di fasilitasi oleh Bank In- jembatani peminjaman uang, agar pemin-
donesia yang telah bekerjasama dengan jaman dapat di permudah karena tanggung
pihak koperasi untuk mengendalikan in- jawab ke Bank bukan atas nama pribadi
flasi khusus untuk komoditas cabai me- tetapi atas nama Koperasi Hortikultura Le-
rah besar di pasaran. Bimbingan yang di stari dan nantinya tanggung jawab petani
berikan oleh koperasi yaitu terkait kegiatan untuk membayar ke pihak koperasi sesuai
budidaya cabai merah besar yang sesuai dengan plafond yang berlaku saat itu. Ban-
dengan SOP, sehingga produksi bisa men- tuan bantuan modal yang kedua adalah
ingkat. pemberian pinjaman saprodi yaitu mulsa,
Tergabungnya petani dalam media (kokopit), benih dan pupuk. Pemba-
kemitraan, maka rekan untuk berdiskusi yaran pinjaman ini nantinya bisa di potong
mengenai masalah budidaya juga akan dari pembayaran cabai merah petani atau
bertambah dan akan meningkatkan keke- membayar dengan sistem cicilan.
luargaan yang ada antar petani cabai me- Kemitraan cabai merah yang ada di
rah. Kekeluargaan yang lebih erat juga Kabupaten Jember tidak hanya kemitraan
menjadi salah satu alasan petani menjalin dengan Koperasi Hortikultura Lestari, teta-
kemitraan. Berikut pernyataan Pak Sholeh. pi juga ada dengan pihak-pihak lain. Ala-
“Yang jelas pengamanan harga, ya dari segi san petani cabai merah yang ada di Desa
kekeluargaan kan lebih erat, semakin ban- Dukuhdempok menjalin kemitraan den-
yak temen semakin enak mas.” (Sholeh, gan Koperasi Hortikultura Lestari adalah
10/3/2016) adanya kedekatan dengan pihak koperasi,
Petani yang menjalin kemitraan baik jarak atau hubungan. Jarak koperasi
tentunya akan lebih sering berinteraksi yang lebih dekat dengan tempat tinggal,
antar petani cabai merah yang bermitra, sehingga memudahkan petani untuk men-
sehingga jika ada masalah khususnya gawasi kinerja kemitraan secara langsung
dalam kegiatan budidaya dan kemitraan dan akses komunikasi dapat lebih cepat.
maka petani akan saling membantu. Petani Selain itu adanya perasaan menghargai
memilih bermitra karena di tempat mereka pengurus koperasi yang merupakan te-
tidak terdapat kelompok tani khusus horti- man sesama petani cabai merah yang
kultura, sehingga petani memilih bermitra sudah kenal sejak lama. Petani pun takut
agar memiliki teman sesama petani yang bermitra dengan pihak lain yang belum di
Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 77
memudahkan petani untuk mendapat sa- rasi akan melakukan pembayaran setiap
rana produksi yang di anjurkan oleh pihak tanggal 8 dan 26 setiap bulannya. Selain
koperasi. Selain pemberian pinjaman sap- itu koperasi akan menangguhkan pem-
rodi, Koperasi Hortikultura Lestari juga bayaran sebesar 25% dan akan dikem-
bersedia menjadi avalis untuk mendapat- balikan pada akhir kontrak. Namun pada
kan permodalan ke perbankan yang dibu- prakteknya terkadang petani langsung
tuhkan oleh petani. Koperasi berperan mendapatkan 100% pembayaran tanpa di
sebagai penanggung jawab atas tersalurn- tangguhkan. Walaupun tidak sesuai den-
ya dana dari pihak bank ke petani serta gan aturan, tidak ada pihak yang merasa
pengembalian dana dari petani ke pihak keberatan bahkan koperasi.
bank. Petani bisa menggunakan fasilitas Perjanjian kemitraan juga menga-
ini, dan koperasi membantu petani yang tur mengenai Profit Sharing yaitu pemberi-
merasa kekurangan modal. Adanya fasili- an insentif kepada petani jika ada kenaikan
tas pemberian pinjaman ini mempermudah harga cabai merah di pasar. Pemberian
petani, seperti yang di utarakan oleh ba- insentif diberlakukan jika pembelian pihak
pak Miskani. PT. Heinz ABC ke supplier diatas harga
“Makanya ikut koperasi itu kan permodalan Rp. 14.000,-/ Kg. Petani beranggapan
untuk mencari modal kan mudah, gak ada bahwa kenaikan harga selalu transparan
kesulitan.” (Miskani, 13/3/2016) kepada petani, dan koperasi akan lang-
Pasal 4 pada surat perjanjian meng- sung menaikan harga ketika ada kenaikan
atur jadwal dan teknis pengiriman. Kope- di tingkat supplier. Hal ini juga di lakukan
rasi akan mengambil hasil panen produksi koperasi agar petani tetap menyetorkan
cabe merah petani di korwil masing-mas- produknya ke koperasi saat harga di pasar
ing daerah sesuai jadwal dan waktu yang mahal.
telah disepakati oleh kedua belah pihak. Gagal panen merupakan salah
Pelaksanaan pengambilan selalu sesuai satu resiko yang harus di hadapi setiap
dengan jadwal yang telah di sepakati, ka- petani manapun, namun dalam kemitraan
rena sebelum melaksanakan pemetikan, petani memiliki kewajiban untuk melaku-
petani akan melapor terlebih dahulu kepa- kan setoran ke pihak koperasi. Keadaan
da pihak koperasi sehingga koperasi dapat seperti ini sudah di atur dalam perjanjian
mempersiapkan pengambilan produk dari kemitraan yang di sebut Force Majure. .
petani. Penilaian pengambilan produk di Jika ada petani cabai merah yang men-
ungkapkan oleh Pak Miskani berikut. galami gagal panen yang di akibatkan
“Selalu diambil, terus biayanya perkilo itu 100 bencana alam maka petani harus mem-
rupiah.” (Miskani, 13/3/2016) beritahukan secara tertuis kepada pihak
Produk yang di ambil oleh pihak koperasi dan koperasi akan memaklumi
koperasi akan di kenakan biaya langsir petani yang tidak bisa melakukan setoran.
atau ongkos pengiriman, sesuai dengan Bahkan koperasi akan membantu pihak
zona yang telah di sepakati. Petani di Desa petani jika memang memiliki tanggungan
Dukuhdempok juga terkadang mengirim ke bank, maka koperasi akan meminta
sendiri hasil panen ke gudang jika memang pengunduran tenggat waktu pelunasan ke
setorannya tidak terlalu banyak. Koperasi bank.
merasa tidak keberatan jika petani ingin Pelaksanaan kemitraan antara
mengantar sendiri hasil produksinya ka- petani cabai merah dan Koperasi Horti-
rena meringankan tugas koperasi untuk kultura Lestari didasari oleh surat kemi-
mengambil hasil panen petani. traan, namun selain itu ada juga beberapa
Setelah produksi cabai merah di kegiatan yang di lakukan tanpa ada per-
terima oleh koperasi, pembayaran tidak janjian tertulis. Hal ini di dasarkan den-
dilakukan hari itu juga, tetapi ada selang gan rasa kepercayaan antara kedua be-
waktu dan petani hanya diberikan nota. lah pihak yang sebelumnya melakukan
Surat perjanjian mengatur bahwa kope- musyawarah. Pelaksanaan kegiatan ini
Agriekonomika, 7(1) 2018: 72-84 | 79
juga terkadang dampak dari perjanjian ter- bah merupakan sistem inti, seperti jumlah
tulis yang pada akhirnya harus menyesuai- setoran dan sistem pembayaran. Peruba-
kan karena pada pelaksanaannya ada ke- han yang belum di sosialisasikan kepada
sulitan. seluruh petani ini membuat bingung petani
Salah satu kegiatan yang ada karena petani baru mendengar kabar yang
dalam kemitraan adalah kumpulan rutin belum jelas. Hal ini diungkapkan oleh Pak
untuk melakukan penyuluhan. Petani me- Miskani berikut.
nilai bahwa pada tahun 2015, kegiatan “Iya ini insentif apa flat ini masih perlu tan-
kumpulan selalu rutin di laksanakan setiap ya, soalnya cuma kabar saja, masih belum
bulannya. Ketika kegiatan penyuluhan di kasih tau secara langsung.” (Miskani,
petani akan diterangkan bagaimana SOP 13/3/2016)
budidaya cabai merah, agar mendapatkan Petani yang bermitra masih belum
hasil yang diinginkan. Kegiatan yang di- mengetahui sistem kemitraan yang baru,
lakukan tidak hanya di koperasi, terkadang padahal sistem ini sudah mulai berlaku
juga BI bersama Prof. Indah sebagai peny- pada awal tahun 2016 karena permintaan
uluh langsung ke lahan untuk memeriksa dari pabrik. Pak Sho’im selaku petani mi-
tanaman milik petani atau pun kegiatan tra pada awalnya masih keberatan karena
perkumpulan di rumah petani harus menyetorkan produknya kepada
Pemenuhan setoran dan peluna- koperasi tapi pada akhirnya beliau masih
san pinjaman dalam kemitraan memang tetap menyetorkan hasil produksinya ke
merupakan tanggung jawab setiap petani, koperasi.
namun koperasi memberikan tanggung Petani mitra merasa dalam kemi-
jawab lebih kepada korwil agar petan- traan masih terdapat kekurangan. Pak
inya dapat melaksanakan kewajibannya. Sho’im selaku petani yang bermitra dengan
Adanya tanggung jawab yang besar pada Koperasi Hortikultura Lestari menganggap
korwil, akhirnya koperasi memberikan hak bahwa koperasi bukan mitra sejati. Beliau
kepada setiap korwil untuk menerima uang menginginkan ada sesuatu yag lebih yang
dari setiap setoran petaninya. Setiap kor- di berikan koperasi, seharusnya pihak
wil akan mendapatkan Rp. 500 /kg dari koperasi memberikan tunjangangan beru-
setoran setiap petani yang di bawahinya. pa modal secara langsung kepada petani
Jabatan sebagai korwil memiliki tanggung sehingga lebih memudahkan pihak petani.
jawab besar, hal ini sudah di sadari oleh Selain itu petani menilai bahwa kinerja dari
Pak Sholeh selaku korwil, sehingga harus pengawas lapangan masih belum ada ka-
menerima resiko apapun yang di hadap- rena masih banyak petani yang melanggar
inya bahkan jika itu tanggungan anggot- aturan. Berikut pernyataan Pak Shoim.
“Mitra ini sebenarnya gak stabil. Sekarang
anya. Pembayaran pinjaman sebenarnya
mitra cuma mitra sama benih aja, gak ada
kewajiban setiap petani yang melakukan tunjangan.” (Sho’im, 30/4/2016)
pinjaman ke koperasi. kegiatan pemba- Petani menilai bahwa koperasi
yaran pinjaman tidak selalu di potong dari masih belum berani mengambil tindakan
hasil setoran. Petani akan ditawarkan yang seharusnya kepada petani yang mel-
mengenai metode pembayaran, apakah anggar aturan. Koperasi hanya memutus
di potong langsung dari hasil setoran atau kemitraan dengan petani yang melang-
akan di cicil di lain waktu. Ketentuan ini ter- gar aturan. Surat perjanjian Pasal 9 sudah
gantung kesepakan antara pihak kopearsi mengatur mengenai perselisihan yang ter-
dan setiap petani yang memiliki tanggun- jadi antara pihak petani dan koperasi dan
gan. dalam perjanjian tersebut sanksi yang di
Sistem kemitraan pada tahun 2016 berikan kepada petani yang melanggar
terdapat perubahan dari tahun sebel- tidak hanya di keluarkan.
umnya dan perubahan yang terjadi akan Petani yang melanggar aturan san-
cukup berpengaruh pada kinerja kemi- gat merugikan petani dan koperasi. Keru-
traan nantinya karena sistem yang beru-
80 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi
gian yang di alami oleh pihak Koperasi sudah memenuhi kontrak ke koperasi,
Hortikultura Lestari tentunya sangat be- maka produk selebihnya bisa di jual ke-
sar, dan selain kerugian secara finansial, luar, dan hal ini tentunya menguntungkan
koperasi juga kehilangan kepercayaan jika harga dipasar lebih mahal.
dari dua perusahaan besar yaitu dari PT. Perubahan sistem yang lain ada-
Heinz ABC dan PT. Indofood karena pada lah perubahan sistem pembayaran. Dulu
tahun 2015 koperasi tidak bisa memen- jika ada kenaikan harga di tingkat Sup-
uhi setoran kepada dua pabrik tersebut. plier maka harga di koperasi juga akan
Petani cabai merah menganggap bahwa naik yang di sebut insentif. Namun seka-
petani nakal hanya memanfaatkan kope- rang ini sistem yang di gunakan adalah
rasi karena hanya ingin menjual produk ke sistem flat jadi berapapun harga di tingkat
koperasi saat harga di pasaran lebih ren- supplier harga di koperasi tidak akan ada
dah daripada harga di koperasi. perubahan. Hal ini tidak terlalu masalah
Pelanggaran yang di lakukan bagi petani mitra yang menjalin kemitraan
oknum petani menyebabkan koperasi dengan Koperasi Hortikultura Lestari ka-
membeli cabai merah dari luar untuk me- rena yang terpenting adalah tetap menjalin
nutupi kerugian, dan petani tidak mem- kemitraan dengan koperasi.
permasalahkan jika koperasi membeli dari Persepsi petani cabai merah me-
luar. Akhirnya koperasi dan korwil lebih se- mang di pengaruhi oleh faktor lingkungan
lektif dalam memilih dan menerima petani dan pribadi. Penilaian petani terhadap ki-
cabai merah yang akan bermitra, karena nerja sangat di pengaruhi oleh kebutuhan
tidak mau terjadi pelanggaran lagi. Sistem dan motif terhadap kemitraan itu sendiri.
kemitraanpun pada tahun 2016 berubah. Hal ini sejalan dengan salah satu teori
Sistem kontrak sebelum tahun 2016 ada- persepsi dari Robbins (2003), dalam as-
lah kontrak lahan, dengan sistem ini petani pek hal yang mempengaruhi persepsi dari
cabai merah pada awal kontrak hanya pelaku persepsi itu sendiri, yang menya-
akan memberikan data berapa luasan la- takan bahwa kebutuhan atau motif yang
han yang dia gunakan untuk menanam tidak dipuaskan merangsang individu dan
cabai merah dan semua hasil produksinya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
harus di setorkan ke koperasi berapapun persepsi mereka karena individu akan me-
hasilnya. Sistem ini berubah pada tahun mentingkan yang menjadi kebutuhan mere-
2016 menjadi sistem tonase, yaitu petani ka. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
tidak hanya di data mengenai berapa lua- Latifah (2010) bahwa persepsi petani ter-
san lahan yang dia gunakan, tetapi juga hada kemitraan menunjukan persepsi baik
didata mengenai berapa kg produk cabai yang dipengaruhi oleh motif karena hara-
merah yang harus petani setorkan. Petani pan petani terpenuhi oleh kegiatan kemi-
memilki perasaan takut dengan sistem traan yaitu dapat membawa dampak yang
yang baru karena sistem yang baru meng- menguntungkan bagi kesejahteraan petani
haruskan petani mengganti cabai merah dengan adanya peningkatan produksi dan
jika hasil produksinya tidak memenuhi tar- pandapatan.
get setoran. Petani akhirnya melakukan Faktor yang mempengaruhi
kontrak tidak terlalu banyak kepada kope- persepsi petani dari segi target persepsi
rasi, yang penting mendapat keuntungan yang paling terlihat adalah aspek hal baru.
dan modal dapat kembali. Pak Miskani merupakan petani yang men-
Petani merasa harus di tuntut pin- jalin kemitraan dari awal Koperasi Hor-
tar dalam mengatur setoran ke koperasi, tikultura Lestari berdiri, sedangkan Pak
agar sampai panen terakhir jumlah setoran Sho’im baru bergabung pada tahun 2014.
dapat memenuhi kontrak. Namun dengan Berdasarkan hasil observasi dan wawan-
sistem yang baru juga ada keuntungan cara dengan setiap petani, petani yang
yang di dapat yaitu petani bisa menjual lebih lama menjalin kemitraan dengan
hasil produksi cabainya ke luar. Jika petani koperasi lebih menerima apapun yang di
Agriekonomika, 5(1) 2016: 1-15 12
lakukan koperasi dan menganggap kope- aan seperti ini tentunya tidak melanggar
rasi dan petani menjadi suatu kesatuan, perjanjian selama tidak ada pihak yang
sedangkan petani yang baru bergabung di rugikan dan hal ini disepakati bersama.
lebih banyak memberikan komentar dan Kegiatan pembayaran memang tidak se-
kritik terhadap koperasi. lalu 100%, namun ada beberapa potongan
Persepsi petani cabai merah yang yang di lakukan pihak koperasi. Potongan
bermitra dengan Koperasi Hortikultura Le- yang dilakukan koperasi bukan berarti pe-
stari di Desa Dukuhdempok terhadap ke- nundaan bayaran 25 % yang tertera dalam
mitraan agribisnis secara teknis pada um- perjanjian. Potongan ini yaitu potongan
umnya beranggapan sudah berjalan baik. Potongan yang pertama yaitu potongan
Semua norma, baik itu tertulis atau tidak untuk biaya ongkos kirim bagi petani yang
tertulis, di jalankan dan diterima sebaik setoran produknya di ambil oleh pihak
mungkin oleh kedua belah pihak. koperasi ke lahan. Potongan kedua adalah
untuk penyusutan produk, Potongan yang
Persepsi Pengelola Koperasi Horti- terakhir adalah untuk angsuran pemba-
kultura Lestari Terhadap Kemitraan Ag- yaran pinjaman saprodi bagi petani yang
ribisnis meminjam saprodi pada awal tanam.
Penilain koperasi terhadap kemitraan ten- Koperasi Hortikultura Lestari me-
tunya berdasarkan aturan yang telah di miliki kontrak jumlah tonase yang harus
sepakati bersama dan juga pada SDM di penuhi setiap bulannya ke Pabrik Heinz
yang terlibat dalam kemitraan. Aturan ABC sehingga, jadwal tanam dan jumlah
yang ada dalam kegiatan kemitraan ter- setoran ke petani memang harus di atur
saji dalam surat perjanjian yang telah di sedemikian rupa. Walaupun pihak kope-
sepakati bersama, sedangkan aturan tidak rasi mengatur jadwal tanam dan jumlah
tertulis biasanya menyesuaikan ketika ber- setoran petani, namun pada awalnya
jalannya kemitraan. Kegiatan kemitraan koperasi akan menawarkan kepada petani
juga tidak hanya menyoroti antara petani mengenai keingingan jadwal tanam dan
dengan koperasi saja, tetapi juga kegiatan jumlah setoran, dan jika memang perlu pe-
yang terkait dengan koperasi. nyesuaian setelah di data, maka koperasi
Salah satu kegiatan dan fasilitas akan menawarkan kembali untuk pindah
yang diberikan oleh koperasi adalah bimb- jadwal tanam kepada pihak petani. Pihak
ingan dari pihak koperasi. Pihak Koperasi koperasi pada pelaksanaan kemitraan
memiliki tim khusus untuk bagian budidaya lebih menekankan semua tanggung jawab
cabai merah yang di ketuai oleh Pak Gatot. petani terhadap masing-masing korwil.
Kegiatan bimbingan selalu rutin di lakukan Pihak koperasi akan mempercaya-
oleh koperasi kepada petani setiap bulan- kan dan membebankan semuanya kepada
nya, terutama ketika akan memulai musim korwil karena dianggap yang lebih ber-
tanam. Selain tim bimbingan teknis budi- tanggung jawab atas semua petani yang
daya dari petani, bimbingan juga diberikan di pegangnya. Koperasi menganggap
oleh Bank Indonesia Jember, yaitu Prof. kontrak antara koperasi dan petani hanya
Indah dari Universitas Muhammadiyah sebuah “Formalitas” untuk menunjukan
Malang. bahwa kegiatan kemitraan ini memiliki
Kinerja kemitraan yang selanjutnya kekuatan hukum dan mengamankan kor-
adalah pembayaran kepada petani mitra. wil. Hal ini disampaikan oleh Pak Siswanto
Pihak koperasi menyatakan bahwa pem- selaku sekretaris koperasi.
bayaran pada tahun 2015 tidak pernah “Kalau intinya yang kontrak itu korwil, seben-
telat, bahkan jika dalam perjanjian pemba- ernya kontraknya petani itu sama korwil bu-
yaran akan di lakukan setiap 15 hari seka- kan dengan koperasi, tetapi untuk melindun-
li, namun dalam pelaksanaanya pernah gi korwil kita buat petani itu bermitra dengan
pembayaran hanya menunggu 1 mingu koperasi.” (Siswanto, 14/4/2016).
dari panen atau bahkan 3 hari. Pelaksan-
82 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi
ga petani tidak bisa menjual keluar jika petani cabai merah yang bermitra den-
kontrak terlalu banyak, atau memang takut gan Koperasi Hortikultura Lestari terhadap
produksinya gagal. Pihak koperasi berang- kemitraan agribisnis secara teknis pada
gapan bahwa petani yang berpikiran takut umumnya beranggapan sudah berjalan
tidak memenuhi setoran berarti menunju- baik. Faktor yang mempengaruhi persepsi
kan bahwa mereka tidak mampu dalam petani dari segi target persepsi yang pal-
melakukan budidaya cabai merah. Petani ing mempengaruhi adalah aspek hal baru.
secara tidak langsung menunjukan kele- Pihak Koperasi Hortikultura Lestari me-
mahan dirinya dalam bertani. Hal ini dis- mandang keseluruhan kegiatan kemitraan
ampaikan oleh Pak Siswanto. sudah berjalan baik. Persepsi pihak koper-
“Terkadang orang kan pikiran gini, gak bisa asi terhadap kemitran lebih banyak di pen-
kontrak banyak itu bukan berarti takut gak garuhi oleh latar belakang dalam mengi-
bisa menuhi ada kemungkinan juga takut kuti kemitraan. Rekomendasi bagi pihak
di luar harganya mahal, jadi sebagian bisa Koperasi Hortikultura Lestari dan petani
masuk sebagian bisa keluar.” (Siswanto,
dalam menjalankan kemitraan dapat me-
14/4/2016)
nerapkan aturan yang sudah ada dalam
Koperasi memandang secara
surat perjanjian terutama jika terjadi pel-
teknis selama ini tidak ada kendala yang
anggaran. Bagi pihak pemerintah melalui
begitu berarti namun secara SDM, petani
instansi terkait harus ikut mengawasi keg-
mitra masih perlu merubah pola pikirnya.
iatan kemitraan yang ada di setiap daerah
Petani masih bayak yang hanya memikir-
dan mendukung kegiatan kemitraan den-
kan keuntungan untuk dirinya sendiri, se-
gan membantu memberikan penyuluhan
dangkan dalam kegiatan kemitraan petani
kepada petani dalam kegiatan usahatani.
hidup berkelompok, dan segala keputusan
yang di ambil individu akan berpengaruh DAFTAR PUSTAKA
pada individu lainnya dalam kelompok.
Persepsi pihak koperasi terhadap Ariestiana, Eka Rini. (2005). Pengaruh
kinerja kemitran lebih banyak di pengaruhi Kemitraan Terhadap Efisiensi Bi-
oleh latar belakang dalam mengikuti kemi- aya dan Pendapatan Petani Kacang
traan. Koperasi bertindak sebagai pe- Panjang di Kecamatan Umbulsari.
nyelenggara kemitraan dan memiliki tang- Skripsi. Fakultas Pertanian Universi-
gung jawab atas pembinaan untuk usaha tas Jember. Jember
di bawahnya atau dalam hal ini petani. Badan Pusat Statistik. (2014). Jember
Koperasi akan lebih mempermasalahkan Dalam Angka 2014. Badan Pusat
petani yang membuat pelanggaran karena Statistik Kabupaten Jember. Jember
akan berpengaruh kepada semua aspek,
termasuk mempengaruhi kontrak petani Bungin. (2008). Penelitian Kualitatif. Ja-
dengan para supplier atau pabrik. karta: Kencana.
Latifah, Hikmah Nur. (2010). Sikap Petani
SIMPULAN Tembakau Terhadap Program Kemi-
Alasan petani cabai merah besar menja- traan Pt Gudang Garam Di Kecama-
lin kemitraan dengan Koperasi Hortikultura tan Sugihwaras Kabupaten Bojon-
Lestari adalah adanya kepastian pasar, egoro. Skripsi. Fakultas Pertanian
ingin mendapat ketenangan hati, adanya Universitas Sebelas Maret. Sura-
bimbingan teknis, menumbuhkan kekelu- karta
argaan, adanya bantuan modal, memiliki
kedekatan dengan koperasi dan adanya Marzuqi, Imam M. (2013). Efektivitas Dan
keinginan untuk menaikan kapasitas diri. Kepuasan Petani Cabai Merah Be-
Proses pengambilan keputusan petani ber- sar Terhadap Pola kemitraan den-
mitra mendukung Teori Abraham Maslow gan Koperasi Hortikultura Lestari Di
mengenai hierarki kebutuhan. Persepsi Desa Dukuh Dempok Kecamatan
Wuluhan Kabupaten Jember. Sk-
84 | Hadi Hidayatul Falah, dkk., Persepsi Petani Cabai Besar dan Pengelola Koperasi