Anda di halaman 1dari 7

LINGKUNGAN DALAM SISTEM AGRIBISNIS 

Adanya batasan sistem membuat pemisahan antara sistem dengan lingkungan. Segala sesuatu yang ada diluar
batas sistem tersebut dan mempengaruhi operasi sitem itulah yang disebut lingkungan. Tujuan dari mengenali sistem
agribisnis adalah untuk identifikasi pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan yang merugikan, kemudian
mengelola faktor yang menguntungkan atau mendukung sistem dan mengendalikan faktor yang merugikan agar
tidak mengganggu kelangsungan hidup sistem. Lingkungan dan hal-hal yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah

1. Undang Undang dan Legalitas. 
2. Lingkungan Bisnis dan Strategi Bisnis 
3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah. 
4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah. 
5. Situasi Ekonomi Internasional. 
6. Faktor Lingkungan Lainnya. 

1. Undang Undang dan Legallitas 


Sebagai suatu bisnis yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terlibat dalam hal penawaran dan permintaan, distribusi produk, rantai aliran finansial,
kebutuhan investasi atau modal kerja, bentuk dan struktur usaha maka undang-undang dan legalitas usaha
merupakan faktor yang mempengaruhi sistem agribisnis. 

Ada beberapa manfaat dengan mengikuti peraturan yang ada: memudahkan penetrasi pasar, meningkatkan image
usaha sehingga memperbaiki kepercayaan konsumen dan para pemangku kepentingan, melindungi dan
memperkuat posisi produsen bila terjadi konflik, dapat menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang diberikan oleh
pemerintah atau kalangan swasta. 

2. Lingkungan Bisnis & Strategi Bisnis 


Kondisi bisnis dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat dan sebaliknya sehingga sistem agribisnis perlu mempelajari
pengaruh-pengaruhlingkungan bisnis dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi,
pertahanan, keamanan. Faktor Lingkungan ada 3, yaitu: 
1. Faktor Lingkungan Operasional (opertaional environment): Pesaing; Kreditur; Tenaga Kerja; Pemasok; dan
Pelanggan. 
2. Faktor Lingkungan Industri (industrial environment): Hambatan Masuk; Daya Tawar Pemasok; Daya Tawar
Pembeli; Barang Subtitusi; dan Tingkat Kompetensi. 
3. Faktor Lingkungan Jauh (remote environment): Politik; Ekonomi; Sosial; Budaya; Ilmu Pengetahuan;
Teknologi; Pertahanan dan Keamanan. 
Selain faktor-faktor lingkungan, strategi bisnis juga mempengaruhi sistem agribisnis. Strategi dibagi menjadi strategi
umum (generic strategi) dan strategi menyeluruh (grand strategi). Strategi umum adalah strategi untuk memperoleh
keunggulan bersaing sedangkan stretegi menyeluruh adalah pendekatan menyeluruh melalui tindakan utama yang
didesain untuk mencapai tujuan jangka panjang. 

3. Kebijakan Ekonomi Mikro Pemerintah 


Ekonomi mikro membahas bagaimana alokasi sumberdaya secara efisien untuk konsumen pada tingkat rumah
tangga, perusahaan dan industri untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang diproduksi dan
bagaimana, apa yang dikonsumsi, untuk oleh dan dari siapa. Berdasarkan pengertian pasar dan mekanisme pasar,
aspek-aspek yang sering dianalisis dalam ekonomi mikro adalah interaksi di pasar barang, interaksi pasar faktor
produksi serta tingkah laku pembeli dan penjual. 

4. Kebijakan Ekonomi Makro Pemerintah 


Bila ekonomi mikro hanya memperhatikan alokasi sumberdaya secara efisien untuk konsumen pada tingkat rumah
tangga, perusahaan dan industri maka ekonomi makro memperhatikan alokasi sumberdaya pada tingkat kumpulan
rumah tangga, perusahaan dan industri atau dengan kata lain pada tingkat negara. 

Ada dua kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik
seperti yang diharapkan, kebijakan tersebut berupa: 
Ø Kebijakan Fiskal 
Ø Kebijakan Moneter 

a. Kebijakan Fiskal 
Kebijakan pemerintah yang mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya (di Indonesia disebut kebijakan APBN).
Dalam sirkulasi aliran pendapatan, penerimaan pemerintah didapat melalui pajak (T) sedangkan pengeluaran
pemerintah merupakan konsumsi pemerintah (G). 

Ada dua kebijakan fiskal, kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif bila
menurunkan pajak dan menaikkan pengeluaran pemerintah dengan tujuan: 
Ø Mendorong pertumbuhan produksi 
Ø Menaikkan pendapatan masyarakat 
Ø Mendorong impor 

Kebijakan fiskal kontraktif bila menaikkan pajak dan menurunkan pengeluaran pemerintah dengan tujuan: 
Ø Mengurangi produksi dalam negeri 
Ø Menurunkan pendapatan masyarakat 
Ø Menurunkan impor 

b. Kebijakan Moneter 
Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar dan mengubah tingkat bunga. Ada dua
kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter koontraktif. 

Kebijakan moneter ekspansif (easy money policy) bila : menambah jumlah uang yang beredar dan menurunkan
tingkat bunga (interest rate) dengan tujuan: 
Ø Mendorong kenaikan investasi 
Ø Menaikkan penerimaan masyarakat 
Ø Mendorong kenaikan impor 
Ø Mendorong arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat penurunan suku bunga 
Ø Menurunkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat penurunan suku bunga 

Kebijakan moneter kontraktif (tight money policy) bila : mengurangi jumlah uang yang beredar dan menaikkan tingkat
bunga (interest rate) dengan tujuan: 
Ø Menurunkan investasi 
Ø Menurunkan penerimaan masyarakat 
Ø Menurunkan impor 
Ø Menurunkan arus keluar (outflow) modal jangka pendek akibat kenaikan suku bunga 
Ø Menaikkan arus masuk (inflow) modal jangka pendek akibat kenaikan suku bunga 

5. Ekonomi Internasional 
Pengaruh globalisasi ekonomi dunia membuat ekonomi nasional menjadi bagian dari ekonomi internasional, dan
tidak ada lagi negara yang hidup terisolasi tanpa hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan
perdagangan internasional (ekspor dan impor). 

Kebijakan perdagangan internasional yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah: 


Ø Kebijakan ekspor di dalam negeri 
Ø Kebijakan ekspor di luar negeri 
Ø Kebijakan impor 
Ø Kebijakan lain 
Ø Kebijakan kurs 
Ø Kebijakan pengawasan langsung 

6. Faktor Lingkungan Lainnya 


Merupakan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi sistem agribisnis, seperti kestabilan politik, kondisi
sosial budaya dan kondisi keamanan. 

Referensi
 Renville Siagian. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gajah Mada University Press. 

 Seperich, George J., etc. 1994. Introduction to Agribusiness Marketing. Prentice Hall Career and
Technology. New Jersey. 

 Silvana Maulidah, 2010. Manajemen Agribisnis. Jurusan Sosek Pertanian UB. Malang. 

 W. David Downey & Steven P. Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi kedua. Penerbit Erlangga 

MENGELOLA AGRIBISNIS
Posted on 15/03/2010 | Tinggalkan komentar

PENDAHULUAN
Agribisnis (secara salah-kaprah disebut agrobisnis di Indonesia) adalah kegiatan
manusia yang memanfaatkan sumber daya alam untuk pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandangekonomi bagi
kegiatan dalam bidang pertanian. Agribisnis mmempelajari strategi memperoleh
keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan,
hingga tahap pemasaran. Secara luas, agribisnis berarti “bisnis berbasis sumber daya
alam”.
Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya. Kegiatan
budidaya termasuk dalam bagian hulu agribisnis. Apabila produk budidaya (hasil panen)
dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten, dan
merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga
menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
Dalam arti luas agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja. Seiring
perkembangan teknologi, pemanfaatan produk pertanian berkaitan erat
dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.
Agribisnis diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan : (1)
pra-panen, (2) panen, (3) pasca-panen dan (4) pemasaran. Sebagai sebuah sistem,
kegiatan agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling menyatu dan saling
terkait. Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya sistem tersebut.
Sedangkan kegiatan agribisnis melingkupi sektor pertanian, termasuk perikanan dan
kehutanan, serta bagian dari sektor industri. Sektor pertanian dan perpaduan antara
kedua sektor inilah yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik secara
nasional. Perkembangan agribisnis di Indonesia sebagian besar telah mencakup
subsistem hulu, subsistem usahatani, dan subsistem penunjang, sedangkan subsistem
hilir masih belum berkembang secara maksimal. Industri pupuk dan alat-alat pertanian
telah berkembang dengan baik sejak Pelita I hingga saat ini. Telah banyak
diperkenalkan bibit atau varietas unggul dalam berbagai komoditi untuk peningkatan
produksi hasil pertanian. Demikian juga telah diperkenalkan teknik-teknik bertani,
beternak, berkebun, dan bertambak yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas
pertanian.

Subsistem penunjang yang bersifat fisik dan fiskal telah lama diperkenalkan kepada
para petani. Jaringan irigasi telah banyak dibangun yang mampu mengairi jutaan hektar
sawah dan lahan pertanian lainnya, untuk meningkatkan produksi pertanian. Demikian
juga fasilitas kredit pertanian telah lama diterapkan untuk meningkatkan produksi dan
pemasaran berbagai komoditi pertanian. Meskipun sudah banyak yang telah dilakukan
pemerintah dalam upaya
mengembangkan agribisnis, tetapi masih terdapat berbagai kendala, terutama dalam
menjaga kualitas produk yang memenuhi standar pasar internasional serta kontinuitas
produksi sesuai dengan permintaan pasar maupun untuk mampu mendukung suatu
industri hilir dari produksi pertanian. Salah satu alternatif untuk menjaga kontinuitas
dari kualitas produk adalah dengan mengembangkan kegiatan agribisnis disesuaikan
dengan potensi sumber daya alam.
Kegiatan usaha di Bidang Agribisnis
Bahan, sandang dan pangan merupakan kebutuhan sehari-hari bagi setiap orang. Bila
kita berjalan-jalan ke pasar pasti kita melihat banyak macam daging, dari daging iris
sampai yang siap santap. Tentu saja itu bukan sulap atau sihir, melainkan hasil kerja
keras dan efisien oleh banyak orang di dalam suatu system tentunya yang mencakup
kegiatan atas bahan masukan (input), produksi, dan pemasaran bahan pangan.
Sektor agribisnis di dalam ruang lingkup ekonomi masa kini mencakup bermacam-
macam usaha komersial, menggunakan kombinasi heterogen dari tenaga kerja, bahan,
modal, dan teknologi.

MENGELOLA AGRIBISNIS
Dalam mengelola agribisnis, pentingnya sebuah manajemen yang baik. Kita
definisikan manajemen  sebagai ”seni untuk mencapai hasil yang diinginkan secara
gemilang dengan sumber daya yang tersedia bagi organisasi”
Beberapa kata kunci dalam definisi tersebut dicetak miring untuk menekankan unsur-
unsur manajemen yang berhasil. Yang pertama adalah manusia yang melaksanakan
manajemen (man in management). Ada dua dimensi dalam manajemen yang baik,
dimensi manusia dan dimensi teknik.
Seni adalah kata kunci yang kedua, sebab manajemen adalah seni, bukan ilmu. Karena
manajemen sangat terkait dengan manusia, setiap orang dapat menggunakan prinsip-
prinsip manajemen untuk memelihara pertumbuhan dan kemajuan yang
berkesinambungan menuju potensi pengelolaan.
Kata kunci yang ketiga adalah berhasil/gemilang. Setiap manajemen yang baik, harus
berhasil memenuhi sasaran atau hasil yang diinginkan atau ditentukan sebelumnya.
Sekarang kita berbicara tentang konsep manajemen, konsep pandangan yang terkenal
yaitu sebagai deretan fungsi. Pemikiran aliran ini biasanya melukiskan manajemen
sebagai ”5P” (Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian, dan
Pengkoordinasian). Dua fungsi lainnya yang dapat ditambahkan yaitu
pengkomunikasian dan pemotivasian, karena kedua fungsi ini menopang berhasil
tidaknya lima fungsi utama.
§ Perencanaan

Menguraikan penetapan program khusus untuk mencapai hasil yang diinginkan.

§ Pengorganisasian
Mencakup pemaduan bagian-bagian organisasi agar cocok satu sama lain.

§ Pengarahan

merupakan daya upaya untuk menunjukkan jalan terbaik.

§ Pengkoordinasian

Menggambarkan usaha-usaha untuk memastikan bahwa ”gigi roda” organisasi


bertautan dengan lancar.

§ Pengendalian

Berarti pemeriksaan atas tercapai tidaknya tujuan.

Dapat kita simpulkan bahwa Manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil-
hasil yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai