Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologik ibu hamil tersebut dapat
menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan
memicu peningkatan produksi eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu
ke enam kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat
terus meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar 40%
lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin
(hemodilusa) (Prawirohardjo, 2010).
Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan kemiskinan,
sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima sempurna
(Manuaba, Manuaba & Manuaba, 2007).
Tablet Fe atau preparat besi telah disediakan pemerintah kepada masyarakat untuk
membantu mengatasi masalah anemia (Manuaba,dkk, 2007). Dampak anemia pada ibu
hamil maupun janinnya dapat mengganggu kesehatan. Dampak pada ibu dapat
menyebabkan abortus, persalinan prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl (Pratami, 2016)
Bahaya terhadap janinya adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko
terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan
resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat intilegensi bayi rendah
(Pratami, 2016).
Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya maka
pencegahan anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu mengkonsumsi
nutrisi yang baik selama kehamilan. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi
yang dapat membantu tubuh menjaga pasokan besi yang yang diperlukan diperlukan
untuk tubuh. Selain itu pemberian vitamin C juga dapat mencukupi zat besi dan folat
(Proverawati, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi anemia ?
2. Apa saja etiologi anemia ?
3. Sebutkan klasifikasi anemia dalam kehamilan !
4. Sebutkan tanda dan gejala anemia dalam kehamilan !
5. Bagaiamana patofisiologi anemia dalam kehamilan ?
6. Bagaimana WOC anemia dalam kehamilan ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang anemia dalam kehamilan ?
8. Bagaimana penatalaksanaan anemia dalam kehamilan ?
9. Apa saja komplikasi anemia dalam kehamilan ?
10. Bagaiamana asuhan keperawatan anemia dalam kehamilan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi anemia
2. Untuk mengetahui etiologi anemia
3. Untuk mengetahui klasifikasi anemia dalam kehamilan
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis anemia dalam kehamilan
5. Untuk mengetahui patofisiologi anemia dalam kehamilan
6. Untuk mengetahui WOC anemia dalam kehamilan
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang anemia dalam kehamilan
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan anemia dalam kehamilan
9. Untuk mengetahui komplikasi anemia dalam kehamilan
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan anemia dalam kehamilan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Anemia
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut
Pratami (2016)anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar
hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter
laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan. Umumnya ibu hamil
dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari
33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10 g/dl pada
trimester kedua dan ketiga menjadi batas bawah untuk menjadi penyebab anemia dalam
kehamilan. Nilai – nilai ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil
yang mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl
pada trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).
B. Etiologi Anemia
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
Kurang gizi yaitu ketika tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan
seimbang yang disebabkan selera makan yang menurun saat hamil, makan banyak
namun kurang mengandung nutrisi, dan hamil yang disertai muntah-muntah.
Kekurangan zat gizi menyebabkan pembentukan untuk sintesis eritrosit terganggu,
zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan antara lain zat besi, vitamin B12 dan
asam folat
2. Kurang zat besi (Fe) dalam diit
Dalam kehamilan kebutuhan zat besi meningkat dikarenakan bertambahnya
volume darah akibat adanya janin. Jika kekurangan zat besi maka pembentukan sel
darah merah dalam tubuh terhambat yang menyebabkan sel-sel darah merah yang
diproduksi berkurang.
3. Malabsorpsi
Malabsorbsi yaitu gangguan pada saluran pencernaan dalam penyerapan nutrisi
dan cairan.
4. peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding dengan
peningkatan volume plasma
5. defisiensi zat besi mengakibatkan kekuranan hemoglobin (Hb), dimana zat besi
adalah salah satu pembentuk hemoglobin
6. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan ketidaktahuan
tentang pola makan yang benar
C. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998) yaitu sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis
(mencegah) anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per
oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III.
Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Hb 11 gr% : Tidak anemia
b) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg.
Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta
serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal.
Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat
besi. (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah
merah baru. Hal ini diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah
tepi lengkap, pemeriksaan fungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya. Gejalanya adalah dengan kelainan-kelainan
gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat
penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi
hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala anemia pada kehamilan yaitu:
1. Mengeluh cepat lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang,
4. Malaise (mual muntah)
5. Tampak pucat dan kulit dingin
6. Nafsu makan turun (anoreksia)
7. Konsentrasi hilang
8. Frekuensi pernapasan cepat
9. Kelelahan
10. Rambut rontok
11. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
12. Tekanan darah rendah
E. Patofisiologi Anemia
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara lain: kurang
zat besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya; peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan,
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenin.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo,
2010).
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit (Ht),
konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah
Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam
kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi
plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo,
2010).
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu
ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil.
Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak
pada minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16
sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010).
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml. Volume plasma
meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya
pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma
darah. Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan
cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume
plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat sejak usia
gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai
meningkat pada trimester II dan memuncak pada trimester III (Pratami, 2016
F. WOC
Hiperemesis
Kebutuhan zat
Jumlah eritrosit tidak sebanding gravidarum
besi meningkat
dengan peningkatan volume
Intake nutrisi
MK : NAUSEA
Hemoglobin (HB) Hematokrit menurun
Pengenceran darah
menurun (Ht) menurun
MK : DEFISIT
Pucat, akral dingin, CRT > TrombositNUTRISI
2 detik menurun
Kemampuan
MK : Kerja jantung konsentrasi
MK :
Keletihan Gagal jantung syok
meningkat menurun
Ansietas
G. Pemeriksaan Penunjang Anemia
Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui
1. Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2. Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)
3. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak
H. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil ( menurut pratami,2016) yaitu :s
1. Transpalasi sel darah merah
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau
I. Komplikasi Anemia
a. Komplikasi anemia pada ibu hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu kesehatan ibu
hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa
kehamilan dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis
gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini. Anemia juga dapat
menyebabkan gangguan selama persalinan seperti gangguan his, gangguan kekuatan
mengejan, infeksi selama masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya
infeksi payudara.
b. Komplikasi anemia pada janin
Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta
menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko
terjadinya kematian intra-uteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah,
9
resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga
kematian perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.
10
BAB lll
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
A. Kasus
Ibu D berusia 30 tahun datang periksa kehamilannya ke RS BHAYANGKARA bersama
suaminya Tn Z dengan keluhan lemah, pusing, mual, muntah, tidak nafsu makan, sering
terasa sakit pada pinggang, mata berkunang-kunang setelah beraktivitas berat. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan hasil sebagai berikut : wajah dan mukosa tampak pucat, CRT >2
detik, Hb : 9gr/dl, BB : 66 kg, TB : 158 cm, tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 86
x/menit, suhu 36,60C, frekuensi nafas : 21 x/menit. Ibu mengkonsumsi vitamin Fe
tetapi jarang dikonsumsi karena amis. Ibu D hamil anak kedua dengan usia kehamilan 12
minggu.
B. Pengkajian Prenatal
Nama Mahasiswa : Tanggal Pengkajian : 10 Agustus 2019
NIM : Ruangan/RS :
Eliminasi
Urin : Kebiasaan BAK : Mulai sering kencing ( Poliuria )
BAB : Kebiasaan BAB : Konstipasi
Istirahat dan Kenyamanan
Pola Tidur : Kebiasaan tidur, lama > 8 Jam, frekwensi : sering
Pola tidur saat ini : Sering tidur
Keluhan ketidaknyamanan: ya
Mobilisasi dan latihan
Tingkat mobilisasi : Lemah
Nutrisi dan cairan
Asupan nutrisi : nafsu makan: kurang baik
Asupan Cairan : Kurang
Keadaan Mental
Adaptasi psikologi : Klien merasa cemas atas kondisi yang dia rasakan
sekarang
Penerimaan terhadap kehamilan : Ibu mengatakan kehamilan sekarang
merupakan kehamilan yang diharapkan
Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan : Kurang asupan nutrisi,
vitamin
PERSIAPAN PERSALINAN
14
15