Anda di halaman 1dari 2

Identifikasi

Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromofor
pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan
rangkap karbon-karbon. Warna pigmen kuinon di alam beragam, mulai dari kuning pucat
sampai ke hampir hitam, dan struktur yang telah dikenal jumlahnya lebih dari 450. Untuk
tujuan identifikasi kuinon dapat dibagi menjadi empat kelompok: benzokuinon, naftokuinon,
antrakuinon, dan kuinon isoprenoid. Senyawa kuinon yang terdapat sebagai glikosida larut
sedikit dalam air, tetapi umumnya kuinon lebih mudah larut dalam lemak dan akan
terekstraksi dari ekstrak tumbuhan kasar bersama-sama dengan karotenoid dan klorofil.
(Harbone J. B., 1984)

Untuk memastikan adanya suatu pigmen termasuk kuinon atau bukan, reaksi warna
sederhana masih tetap berguna. Untuk sebagian besar kuinon, reduksi dalam larutan yang
sedikit basa lebih mencolok dan reoksidasi terjadi lebih cepat di udara. Kuinon memberikan
pergeseran bathokromik yang kuat dalam alkali. tetapi ini bukan karakteristik kelas karena
pigmen fenolik lain melakukan ini juga. Warna yang dihasilkan berkisar dari oranye dan
merah hingga ungu dan biru. Identifikasi kuinon dapat dilakukan dengan cara:

1. Sebanyak 500 mg sampel ditambahkan ke dalam 10 ml air panas dan dididihkan


selama 5 menit lalu disaring. Filtratnya ditambahi 3 tetes NaOH. Uji positif ditandai
dengan munculnya endapan merah.
2. Karakterisasi isolat dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet/visibel dengan
melarutkan isolat dalam metanol, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet yang terlebih
dahulu dibilas dengan larutan sampel dan diukur panjang gelombang pada 200-800
nm.
3. Karakterisasi isolat secara spektrofotometri inframerah dilakukan dengan cara
mencampurkan isolat dengan kalium bromida hingga homogen kemudian dimasukkan
ke dalam alat spektrofotometer inframerah, lalu diukur absorbansinya pada frekuensi
4000-500 cm-1. (Singarimbun D., 2011)

Manfaat kuinon

1. Antifungi (Muthoharoh A, Zainab., 2015)


2. Antimikroba (Puspadewi R., 2013)
3. Antioksidan (Kusriani R. H., 2015)
4. Antitumor (Saputra A. dkk., 2013)

Sumber

1. Harbone J. B. (1984). Phytochemical Methods second edition. London New York:


Chapman and Hall.
2. Singarimbun D. (2011). Senyawa Antrakuinon Hasil Isolasi dari Umbi Bawang Sabrang
(Eleutherine palmifolia (L.) Merr) [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.
3. Muthoharoh A, Zainab. (2015) Penapisan fitokimia, penetapan kadar naftokuinon total,
dan aktivitas antifungi fraksi tidak larut etil asetat ekstrak etanol daun pacar kuku
(lawsonia inermis l.) Terhadap candida albicans atcc 10231. Yogyakarta: Universitas
Ahmad Dahlan;
4. Puspadewi R. (2013). Khasiat umbi bawang dayak (eleutherine palmifolia (l.) Merr.)
Sebagai herbal antimikroba kulit. Kartika jurnal ilmiah farmasi;
5. Kusriani R. H. (2015). Skrining fitokimia dan penetapan kadar senyawa fenolik total
ekstrak rimpang lengkuas merah dan rimpang lengkuas putih (alpinia galanga l.).
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Kesehatan. Volume 1. No.1.
6. Saputra A. dkk. (2013). Hubungan kuantitatif struktur elektronik dan aktivitas antitumor
senyawa turunan amino pirimido isokuinolin kuinon dengan pendekatan regresi
komponen utama. Chemistry Progress. Volume 6. No.1

Anda mungkin juga menyukai