Anda di halaman 1dari 1

Pengertian koperasi menurut undang-undang nomor 25 tahun 1992 adalah badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang cocok
diterapkan di Indonesia. Karena sifat masyarakatnya yang kekeluargaan dan
kegotongroyongan, sifat inilah yang sesuai dengan asas koperasi saat ini yaitu asas
kekeluargaan. Asas kekeluargaan ini artinya setiap persoalan, setiap keputusan, dan tata
kelola koperasi dibicarakan dalam sebuah musyawarah untuk mufakat.
Di Indonesia sendiri, koperasi sudah diusahakan sejak zaman Belanda. Pada saat itu
koperasi dimulai di Purwokerto tahun 1896 dengan nama Hulp-En Spear Bank (bank
pertolongan dan simpanan) yang didirikan oleh R.Aria Wiria Atmaja. Bank ini bertujuan
untuk menolong para pegawai negeri. Tetapi usaha ini tidak bertahan lama karena tindakan
politik pihak Belanda. Lalu pada tahun 1908, perkumpulan Budi Utomo memperbaiki
kesejahteraan rakyat melalui koperasi dan pendidikan dengan mendirikan koperasi rumah
tangga, yang dipelopori oleh Dr.Sutomo dan Gunawan Mangunkusumo.
Di era sekarang, koperasi di Indonesia cenderung jalan di tempat atau tidak mengalami
perkembangan. Di sektor pertanian, koperasi di kenal dengan Usahatani, dimana dalam
koperasi pertanian ini tidak hanya mengurus hasil pertanian hanya sampai panen, namun juga
mengolah hasil panen menjadi bahan makan setengah jadi dan di pasarkan bersama oleh
setiap anggota koperasi, sehingga laba yang terkumpul dapat menambah kelangsungan hidup
koperasi.
Permasalahan pengembangan koperasi di pedesaan di pengaruhi oleh lemahnya
kualitas sumber daya manusia khususnya kualitas manajemen. Di antara mereka ada yang
belum dapat bekerja secara profesional, sesuai dengan peranan dan tugas operasi yang telah
ditetapkan. Masih ada administrasi koperasi yang belum menggunakan prinsip-prinsip
pembukuan dengan baik. Sistem informasi majemen koperasi masih belum berkembang
sehingga pengambilan keputusan belum didukung dengan informasi yang cukup lengkap dan
dapat diandalkan. Contohnya banyaknya koperasi unit desa yang bangkrut karena kualitas
manajemen yang kurang professional dan banyak yang melakukan penyimpangan dalam
menjalankan tugasnya.
Dalam pendiriannya, koperasi di daerah pedesaan biasanya di kelola oleh tokoh
penting masyarakat sekitar yang biasanya mereka sudah tua dan kurang produktif lagi.
Sehingga mulai hilangnya musyawarah dalam koperasi karena sulitnya bermusyawarah
dengan orang tua karena mereka sering merasa menjadi orang yang paling benar. Pada
akhirnya koperasi unit desa yang ada di daerah-daerah jadi berjalan kurang maksimal dan
menjadikan kurangnya peminat koperasi.
Koperasi di Indonesia menjadi kurang berkembang bahkan terlihat tertinggal
dibandingkan bentuk badan usaha lainnya karena diakibatkan manajer dan karyawannya
belum memenuhi harapan, karena rendahnya tingkat Pendidikan. Lemahnya sistem informasi
di tingkat koperasi terutama informasi harga terhadap komoditas pertanian sehingga akses
pasar produk pertanian dan produk lainnya masih relatif sempit. Yang pada akhirnya
menyebabkan para petani menjual hasil panen mereka ke tengkulak. Selain itu, banyaknya
koperasi yang berjalan tidak sesuai dengan prinsip koperasi atau melakukan peyimpangan
serta pemahaman para anggota yang sekedar meminjam tetapi tidak mau menyimpan yang
membuat koperasi menjadi bangkrut. Pemerintah yang selalu memanjakan koperasi dengan
dana segar tetapi dalam pelaksaannya tidak ada pengawasan yang ketat sehingga terjadi
penyimpangan. Padahal koperasi di desa atau di daerah-daerah ini sangat penting dalam
membangun perekonomian di desa dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat di perdesaan,
terutama bagi para petani dan nelayan jika dapat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai