Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di
Sumatra. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh dan mengalami
kejayaan. Hal ini dibuktikan Kerajaan Samudera Pasai mampu memperluas wilayahnya
dan menjalin hubungan perdagangan dengan Arab. Pada masa pemerintahan Sultan
Ahmad Malik aI Tahir, ada kunjungan Ibnu Battutah yang mengadakan perjalanan India-
Cina (kembali tahun 1345). Peranan Kerajaan Samudera Pasai dalam persebaran agama
Islam yaitu:
Menjadi pusat studi Islam di Asia sehingga banyak orang-orang asing yang
menetap di Samudera Pasai.
Penyebaran agama Islam melalui perluasan pengaruh politik. Hal ini dibuktikan
dengan berhasil merintis munculnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa.
Samudera Pasai menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan laut yang
menghubungkan daerah Pasai dengan Arab, India, dan Cina. Sebagai pusat perdagangan
dan pelabuhan besar, Samudera Pasai memiliki fungsi sebagai
Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh merupakan kelanjutan dari Kerajaan Samudera Pasal yang didirikan oleh
Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda yang berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitar Aceh
sekaligus mengislamkan daerah tersebut dalam usahanya untuk memperluas wilayah
kekuasaan Sultan Iskandar Muda bekerja sama dengan Sultan Turki untuk memperkuat
pasukannya. Kerajaan Aceh mengembangkan diri dan dapat mempersatukan beberapa
daerah di Aceh, yaitu Daya, Pedir, Lingga, Perlak, Tamiang, Samudera Pasai, dan
Lamuni, di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Beberapa faktor
yang mendorong berkembangnya Kerajaan Aceh adalah,
Pengganti Sultan Iskandar Muda adalah Sultan Iskandar Thani. Pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh mengalami kemunduran
disebabkan oleh,
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden
Patah. Letak Kerajaan Demak berada di tepi pantai utara Jawa. Peranan Kerajaan Demak
dalam pensebaran agama Islam adalah,
Menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan oleh para wali.
Mengadakan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar pesisir pantai utara Jawa
yang kemudian diislamkan melalui pendekatan politik, sosial, dan budaya.
Kerajaan Banten
Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang berada di Jawa Barat yang didirikan
oleh Sunan Gunung Jati. Raja pertama yang memerintah adalah Sultan Hasanudin
yang berhasil memperluas pengaruh agama Islam di Banten. Kerajaan Banten mampu
berkembang pesat, antara lain karena didukung oleh fakta,
Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dan kekuasaan Demak, yang didirikan
oleh Sutawijoyo yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo
(kepala tentara dan pengatur agama). Panembahan Senopati bercita-cita menjadikan
Mataram sebagai pusat budaya Jawa dan agama Islam. Untuk mewujudkan cita-citanya
tersebut, cara yang digunakan dengan melakukan ekspansi wilayah kekuasaan di seluruh
Pulau Jawa, kecuali daerah Banten, Blambangan, dan Batavia yang belum dapat dikuasai.
Pusat Kerajaan Mataram terletak di Yogyakarta. Sultan Agung membagi sistem
pemerintahan Kerajaan Mataram seperti berikut.
Kutanegara, daerah pusat keraton. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh Patih
Lebet (Patih Dalam) yang dibantu Wedana Lebet (Wedana Dalam).
Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara. Pelaksanaan pemerintahan dipegang
Patih Jawi (Patih Luar) yang dibantu Wedana Jawi (Wedana Luar).
Mancanegara, daerah di luar Negara Agung. Pelaksanaan pemerintahan dipegang
oleh para Bupati.
Pesisir, daerah pesisir. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para bupati atau
syahbandar.
Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahiliah atau Sunan Gunung Jati. Pada masa
pemerintahan Fatahiliah, Cirebon dapat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dan
perluasan wilayah yang berhasil dilakukan oleh Fatahiliah, persebaran agama Islam
berkembang pesatdan Cirebon mampu menjadi pusat perdagangan dan menjalin
hubungan perdagangan dengan Cina. Wafatnya Fatahiliah diganti oleh Panembahan
Ratu. Cirebon berhasil dikuasal VOC dan Iayahnya dibagi menjadi tiga yaltu Kasepuhan,
Kanoman, dan Kacirebonan yaitu pada tahun 1681.
Akan tetapi, kedatangan VOC di Makassar menyebabkan Kerajaan Gowa Tallo berhasil
dikuasai oleh Belanda. Kemunduran Makassar diawali dengan perang Makassar yang
diakhiri dengan kekalahan di pihak Makassar, kemudian dilakukan Perjanjian Bongaya.
Kerajaan Ternate dan Tidore berada di Maluku yang berhasil menyebarkan pengaruh
agama Islam melalul pendekatan politik dengan perluasan wilayah dan pendekatan
ekonomi melalui hubungan perdagangan. Raja yang memerintah adalah Sultan Zainal
Abidin. Kegiatan penyebaran agama Islam oleh Ternate dan Tidore ditunjang oleh
kedudukannya sebagai penghasil dan pusat perdagangan rempah-rempah. Banyak
pedagang muslim yang tertarik untuk menjalin hubungan perdagangan sekaligus
mengenalkan ajaran agama Islam. Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku
mendorong munculnya persekutuan dagang, yaitu,
Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudra. Setelah masuk Islam, ia dinobatkan
menjadi Sultan Banjar dengan gelar Sultan Suryanulah. Kerajaan Banjar memiliki
peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan, sebab
dipengaruhi oleh Ietaknya di dekat sungai, sehingga banyak para pedagang dan luar
Kalimantan yang berdagang rempah-rempah yang menyebabkan persebaran agama Islam
lebih lancar.
Sumber : http://informasiana.com/sejarah-kerajaan-islam-di-indonesia/