Contoh Materi Serotinus PDF
Contoh Materi Serotinus PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan Serotinus
1. Definisi
Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung selama 42
minggu atau lebih. Dikenal beberapa istilah yang sering digunakan untuk
menyebutkan kehamilan yang sudah melampaui usia kehamilan yang
dianggap berada diatas batas normal (usia kehamilan 37 minggu lengkap
sampai sebelum 42 minggu lengkap) yaitu:1,2
a. Kehamilan post-term adalah kehamilan yang berusia lebih dari sama
dengan 42 minggu atau 294 hari. Meskipun istilah ini lebih sering
digunakan untuk menyebut kehamilan dengan berusia lebih dari 41
minggu.10,11
b. Kehamilan lewat tanggal (post-dates pregnancy) adalah kehamilan
yang berusia melebihi 40+0 minggu ditambah 1 hari atau lebih.
(kapanpun asalkan melebihi dari taksiran hari persalinan).10,11
c. Kehamilan memanjang (prolonged pregnancy) adalah kehamilan yang
berusia lebih dari 42 minggu, sinonim dengan kehamilan post-term.11
d. Post-mature pregnancy menggambarkan keadaan janin yang lahir
dengan ciri-ciri klinis nyata yang menunjukkan kehamilan yang
memanjang patologis, sehingga dapat menimbulkan beberapa
komplikasi.1,2
2. Insidens
Dengan perhitungan taksiran hari persalinan yang tepat, insidens
kehamilan menurut usia kehamilan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:11
Tabel 2.1 Insidens kehamilan menurut usia kehamilannya11
Usia kehamilan Insidens
41 minggu 27%
42 minggu 4 – 15%
43 minggu 2 – 7%
4
5
(294 hari; tanggal taksiran +14 hari) karena ada bukti bahwa
morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan.
(2) Banyak praktisi melakukan tes dua kali seminggu dengan
evaluasi volume cairan amnion dimulai pada usia kehamilan 41
minggu. Tes tanpa tekanan dan penilaian volume cairan
ketuban (profil biofisik yang dimodifikasi) harus memadai.
(3) Banyak penulis merekomendasikan persalinan yang cepat pada
pasien serotinus dengan serviks yang baik dan tidak ada
komplikasi lain.
Usia kehamilan ≥ 42 minggu
sitokin, dan infiltrasi sel darah putih. Jika induksi diindikasikan dan status
serviks kurang baik, agen untuk pematangan serviks dapat digunakan.1,17
Terdapat beberapa metode pematangan serviks, antara lain:
1. Metode non farmakologis
a. Suplemen herbal
Penggunaan suplemen herbal untuk meningkatkan kesehatan telah
populer di kalangan masyarakat. Hal ini diyakini oleh beberapa orang
bahwa minum teh herbal saat hamil dapat memelihara kehamilan dan
tonus uterus sehingga mendukung kesehatan yang optimal pada saat
kehamilan. Tetapi penggunaan suplemen herbal sebagai metode
pematangan serviks dan induksi persalinan tidak direkomendasikan
oleh National Collaborating Centre for Women’s and Children’s
Health (NCC-WCH).18,19
b. Minyak merica/Castor oil
Minyak merica (Castor oil) telah digunakan secara luas sebagai cara
tradisional untuk pematangan serviks dan induksi persalinan, tetapi
mekanismenya masih belum diketahui secara pasti. Penggunaan
minyak merica ini juga tidak direkomendasikan oleh NCC-WCH. 18,19
c. Hubungan seksual
Hubungan seksual biasanya melibatkan stimulasi puting dan
payudara, yang dapat mendukung pelepasan hormon oksitosin.
Segmen bawah uterus terstimulasi dengan penetrasi, menyebabkan
pelepasan prostaglandin lokal. Orgasme pada wanita melibatkan
kontraksi uterus, sedangkan cairan semen mengandung prostaglandin,
yang mungkin dapat berfungsi untuk pematangan serviks. Hubungan
seksual sebagai teknik pematangan serviks juga tidak dianjurkan oleh
NCC-WCH. 18,19
d. Stimulasi payudara
Stimulasi payudara dapat merangsang produksi oksitosin endogen
pada wanita hamil maupun tidak hamil sehingga menyebabkan
kontraksi uterus.18
15
2. Metode farmakologis
a. Prostaglandin
Prostaglandin bereaksi pada serviks untuk membantu pematangan
serviks melalui sejumlah mekanisme yang berbeda. Prostaglandin
menggantikan substansi ekstraseluler pada serviks, dan PGE2
meningkatkan aktivitas kolagenase pada serviks. Hal ini dapat
menyebabkan peningkatan kadar elastase, glikosaminoglikan,
dermatan sulfat, asam hialuronat pada serviks. Relaksasi pada otot
polos serviks memfasilitasi dilatasi. Akhirnya, prostaglandin
menyebabkan peningkatan kadar kalsium yang menyebabkan kontraksi
otot miometrium. Analog PGE2 yang tersedia untuk pematangan
serviks adalah gel dinoprostone (Prepidil) dan dinoprostone
18
spiral/pessary (Cervidil).
b. Misoprostol
Merupakan analog PGE1 sintetis yang aman dan tidak mahal sebagai
agen pematangan serviks, meskipun tidak diberi label oleh FDA untuk
indikasi ini. 18
c. Mifepristone
Mifepristone adalah agen antiprogesteron. Progesteron menghambat
kontraksi uterus, tetapi mifepristone melawan aksi ini.18
d. Relaksin
Hormon relaksin diperkirakan dapat mendukung pematangan serviks.18
e. Oksitosin
Seiring dengan perjalanan kehamilan, jumlah reseptor oksitosin pada
uterus meningkat (100 kali lipat pada usia kehamilan 32 minggu dan
300 kali lipat pada saat persalinan). Oksitosin mengaktifkan jalur
fosfolipase C-inositol dan meningkatkan kadar kalsium intraseluler,
menstimulasi kontraksi otot polos miometrium. Oksitosin dipilih
sebagai agen farmakologi untuk induksi persalinan saat serviks sudah
matang.18
17
C. Misoprostol
1. Farmakologi dan struktur kimia
Misoprostol adalah analog prostaglandin E1 (PGE1) sintetis yang
dipasarkan dalam bentuk sediaan tablet 100 μg dan 200 μg, dan dapat
dipecah untuk menjadi dosis 25 μg atau 50μg dengan menggunakan pill
cutter. Sebagai analog PGE1 sintetis, misoprostol mencegah pembentukan
ulkus lambung dan duodenum pada pasien yang memakai NSAID, melalui
mekanisme cytoprotective. Obat ini juga menyembuhkan ulkus lambung
dan duodenum kronis yang tidak berhubungan dengan penggunaan
NSAID, tetapi mekanisme yang muncul disini adalah sifat antisekresi
bukan sifat sitoprotrektifnya. Misoprostol menunjukkan manfaat di bidang
obstetri dan ginekologi karena memiliki sifat uterotonika dan efek dalam
pematangan serviks. Aplikasi klinisnya meliputi terminasi kehamilan,
induksi persalinan, penatalaksanaan kala tiga persalinan dan
penatalaksanaan perdarahan pasca persalinan.7,8,17,19,20
Nama kimianya adalah 15-deoxy-16-hydroxy-16-methyl PGE1, dengan
berat molekul 382,5 g/mol. Misoprostol memiliki sifat stabil dan larut
dalam air. Rumus empirisnya adalah C22H38O5. Struktur kimia
misoprostol adalah sebagai berikut: 7,8
paparan obat dan untuk menilai kualitas medis suatu obat.8 Berikut adalah
farmakokinetik misoprostol menurut cara pemberiannya:
lidah dan pH yang relatif netral dalam rongga mulut dapat menjadi
faktor yang berkontribusi.8
Onset yang cepat dan konsentrasi puncak tinggi memberikan arti
bahwa semua cara pemberian memiliki bioavailabilitas sistemik yang
dapat diukur dengan cara melihat AUC dalam 6 jam pertama, dan
hasilnya yang terbesar adalah pemberian misoprostol secara
sublingual. Di sisi lain, meskipun penyerapan vaginal telah terbukti
lebih lambat dan konsentrasi puncak lebih rendah dari cara pemberian
yang lain, tetapi tingkat serum misoprostol dapat dipertahankan pada
tingkat rendah untuk jangka waktu yang lama. Bahkan, pada akhir 6
jam tingkat serum asam misoprostol setelah pemberian vaginal lebih
tinggi daripada sublingual dan oral. Oleh karena itu, efek misoprostol
bisa bertahan lama selama lebih dari 6 jam setelah pemberian dosis
tunggal, meskipun tingkat ambang batas serum untuk tindakan klinis
masih belum diketahui.8
d. Misoprostol bukal
Pemberian secara bukal adalah cara lain untuk pemberian
misoprostol. Obat ini diletakkan di antara gigi dan pipi sehingga obat
diserap melalui mukosa bukal. Studi klinis, meskipun terbatas
dibandingkan dengan cara pemberian lainnya, telah menunjukkan
bahwa pemberian misoprostol secara bukal juga efektif untuk aborsi,
pematangan serviks dan induksi persalinan. Bentuk kurva penyerapan
pemberian secara bukal sangat mirip dengan vaginal tetapi kadar obat
serum dicapai lebih rendah dalam periode 6 jam. 8
Tmax setelah pemberian bukal adalah 75 menit yang mirip dengan
setelah pemberian vagina, tetapi bioavailabilitas pada pemberian bukal
hanya setengah dari vaginal. Penelitian lain yang membandingkan
pemberian bukal dan sublingual juga telah menunjukkan bahwa
bioavailabilitas misoprostol sublingual adalah 4 kali dari pemberian
secara bukal. 8
21
e. Misoprostol rektal
Pemberian misoprostol per rektal telah dipelajari baru-baru ini
untuk pengelolaan perdarahan postpartum. Cara pemberian per rektal
ini kurang umum digunakan untuk pengelolaan keadaan yang lain. 8
Bentuk kurva penyerapan setelah pemberian per rektal sama
dengan vaginal, namun bioavailabilitasnya hanya 1/3 dari vaginal.
Rata-rata Tmax setelah pemberian per rektal adalah 40-65 menit,
meskipun ada penelitian baru yang melaporkan Tmax yang jauh lebih
pendek dari 20 menit. 8
E. Kerangka Penelitian
1. Kerangka Teori
Kehamilan serotinus
Pematangan serviks
dengan analog PGE1
(Misoprostol) secara
sublingual atau vaginal
Induksi persalinan
Persalinan spontan
Seksio sesarea
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.5 Kerangka teori
2. Kerangka Konsep
F. Hipotesis