Anda di halaman 1dari 10

MENYEIMBANGKAN HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI

MAKHLUK SOSIAL DAN MAKHLUK INDIVIDU

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

Nama : Ayu Amelia (1908531045)


Aisyah Fitrie (1908531042)
Kelas : B

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana peran manusia sebagai makhluk
individu dan sosial dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL


Unsur-unsur hakikat manusia terdiri dari hal-hal berikut:
1. Susunan kodrat manusia terdiri atas raga dan jiwa
2. Sifat kodrat terdiri atas makhluk individu dan sosial
3. Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk tuhan.
Berdasarkan pembedaan demikian maka manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial adalah hakikat manusia berdasarkan sifat-sifat kodrat
yang melekat pada dirinya.

1. Manusia sebagai Makhluk Individu


Manusia sebagai makhluk individu tidak dapat dipisah antara jiwa dan
raga karena manusia terlahir dengan kelengkapan fisik untuk melakukan aktivitas
atau kegiatan. Manusia sebagai makhluk individu memiliki sifat sendiri-sendiri
(Kepribadian) sehingga menimbulkan adanya karakteristik yang berbeda antara
manusia.

2. Manusia sebagai Makhluk Sosial


Manusia saling behubungan dan bersosialisasi dengan manusia lain dan
tidak dapat hidup sendiri. Kelompok manusia yang pertama adalah keluarga.
Sebagai kelompok yang pertama dan utama keluarga yang mengajarkan pertama
kali berinteraksi dengan orang lain. Adapun yang menyebabkan manusia selalu
hidup bermasyarakat antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang
terdapat dalam naluri manusia, misalnya:
a. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum
b. Hasrat untuk membela diri
c. Hasrat untuk mengadakan keturunan
Paham pentingnya aspek sosial adalah sosialisme. Sosialisme ekstrim
mengarah ke komunisme. Dalam komunisme hak milik individu dihapuskan,
diganti menjadi kepemilikan bersama. Perbedaan sosialisme dan komunisme
terletak pada cara yang digunakan untuk mengubah masyarakat kapitalis liberal
menjadi masyarakat sosialis. Perubahan komunisme dilakukan dengan revolusi.

B. PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL


1. Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu
Sebagai individu, manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia.
Disamping itu, faktor pemenuhan kebutuhan akan mengakibatkan manusia akan
saling bersaing untuk hal tersebut. Manusia ssebgai makhluk individu akan
berusaha:
a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya.
b. Mengupayakan terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia
c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani
d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.

2. Peran Manusia sebagai Makhluk Sosial.


Manusia akan senantiasa membutuhkan orang lain dan tidak munin bisa
hisup sendiri tanpa bantuan orang lain. Terdapat norma sosial sebagai patokan
untukbertingkah laku bagi manusia dan kelompoknya. Norma-norma tersebut
adalah:
a. Norma agama atau religi lebih mengarah kepada aturan yang bersumber
daru Tuhan bagi umatnya berisi peintah dan larangan yang harus dipatuhi
umatnya.
b. Norma kesusilaan atau moral bersumber dari hati nurani untuk mengajak
manusia lain pada kebaikan dan menjauhi kejahatan.
c. Norma kesopanan atau adatbersumber dari masyarakat dan berpeilakuk
terbatas pada lingkungan msyarakat untuk menciptakan keharmonisan
dalam masyarakat.
d. Norma hukum norma yang dibuat oleh negara dan pemberlakuannya dapat
dipaksakan brisi perintah dan larangan yang tertulis dalam undang-
undang.
Berdasarkan hal diatas, maka manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-
implikasi sebagai berikut:
a. Kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia bila seorang diri.
b. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain
c. Penghargaan akan hak-hak orang lain
d. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku

C. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial yang


dilakukan minimal oleh dua orang atau lebih. Bentuk ineraksi sosial adalah
akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Ciri-ciri sebuah interaksi
sosial adalah sebagai berikut:

1. Pelakunya lebih dari satu orang


2. Adanya komunikasi antarpelaku melalui kontak sosial
3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
4. Adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang
berlangsung
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social
contact) dan komunikasi. Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak
primr dengan berbicara, jabat tangan, senyum, dan sebagainya. Kontak sekunder
dengan perantara TV, telepon, radio, dan sebagainya. Kontak sosial dapat terjadi
dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib
dan budaya sekolah.
2. Kontak antar individu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru
mengajar disuatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting
antarkelas.
Berlangsungnya interaksi sosial didasari oleh berbagai faktor antara lain,
faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Imitasi
adalahtindakan seseorang meniru orang lain. Sugesti adalah stimulus yang
diberikan untuk melakukan apa yang disugestikan tanpa sikap kritis dan rasional.
Identifikasi adalah upaya individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu
yang ditirunya.simpati adalah proses kejiwaan seseorang merasa tertarik dengan
individu atau kelompok karena sikap, penampilan atau perbuatannya. Interaksi
sosial menjadi kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial
tidak mungkin ada kehidupan bersama.

D. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN


MASYARAKAT
Adanya dilema yang muncul dimasyarakat tentang mana yang
didahulukan antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
menimbulkan dua pandangan yang saling bertolak belakang. Kedua pandangan ini
justru berkembang dan menjadi aliran bahkan ideologi bagi suatu kelompok
masyarakat.

1. Pandangan Individualisme
Individualisme pangkal dari konsep dasar ontologis bahwa pada dasarnya
manusia adalah makhluk individu yang bebas. Karena kebebasan itulah, maka
hak-hak yang dimiliki oleh manusia tidak dapat dihalangi oleh siapapun. Apabila
hak-hak itu terpenuhi, maka kehidupan manusia akan terjamin dan bahagia.
Masyarakt merupakan kumpulan individu. Jadi, apabila individu bahagia maka
masyarakat pun akan sejahtera. Paham individualisme menghasilkan ideologi
liberlisme. Liberalisme adalah suatu paham yang ditegakkannya kebebasan setiap
individu serta memandang setiap individu berada pada derajat yang sama dalam
kemerdekaan dan hak-hak miliknya.
Beberapa prinsip ideologi liberalisme adalah sebagai berikut:
a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemiliki
sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi
sosial.
b. Memntingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
Artinya, prinsip ini membiarkan setiap orang melakukan berbagai aktivitas
untuk kepentingan sendiri yang diyakini akan membawa kemakmuran
bersama.
c. Pemberian kebebasan penuh kepada individu. Artinya, bila individu
mendapatkan kebebasan, maka masyarakat akan mendapatkan
kemakmuran.
d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingan masing-masing.

2. Pandangan Sosialisme
Ssosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa,
kepentingan masyarakatlah yang utama, bukan indivu. Sosialisme adalaha paham
yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan
sejahtera bebas dari penguasaan individu dari hak milik dan alat-alat produksi.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan
terutama yang tersisih oleh sistem liberalisme, mendapakan keadilan, kebebasan,
dan kesejahteraan. Maka cara untuk meraih kebebasan tersebut dengan
menghilangkan hak kepemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh
perorangan.
Jika kita simak lebih lanjut, kedua pandangan diatas mengidap
kelemahannya masing-masing. Paham Individualisme liberal yang mengajarkan
kebebasan perseorangan dalam pelaksanaannya telah mengingkari asas ajarannya
sendiri, yaitu persamaan. Karena, dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai
bentuk tindakan yang tidak manusiawi, imperialisme dan kolonialisme.
Persaingan bebas akan memunculkan kesenjangan antara orang kaya dengan
orang miskin. Kelemahan Sosialisme adalah timbulnya sosialisme ekstrem
(marxisme/komunisme), tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa
merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis, mungkin terjadi
kemakmuran tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin. Negara
komunis mudah menjadi negara otoriter yang memasung hak-hak dasar manusia
walaupun warga negara. Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila,
hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara
seimbang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kasus
HAM DAN PENGGUSURAN WARGA KULON PROGO
Senin 27 November 2017 kita dikagetkan oleh aksi sepihak Angkasa Pura
1 (AP 1), dengan dibantu aparatur negara melakukan tindakan represif pada warga
Dusun Kragon II dan Munggahan, Desa Palihan, Kecamatan Temon, Yogyakarta.
Mereka melakukan aksi inkonstitusional, dengan melakukan upaya penggusuran
paksa, seperti merusak properti rumah, saluran listrik dan lahan warga. Pihak AP
1 berdalih bahwa tanah tersebut sudah dialihlimpahkan untuk proyek NYIA (New
Yogyakarta International Airport), warga sudah disosialisasikan dan diganti rugi,
maka secara prosedural sepihak dari AP 1, penggusuran tersebut dianggap benar.
Kulon Progo sebagai lokasi pengembangan bandara baru, tidak memenuhi syarat
legal. Melihat bahwa secara aturan baik dalam Perpres maupun PP nomor 26 dan
28 tahun 2012, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Kemudian
melihat pada aturan daerah dalam Perda Yogyakarta Nomor 2 tahun 2010, tidak
ada kata yang membicarakan Kulon Progo sebagai lokasi NYIA. Maka penetapan
ini dilakukan oleh Sultan Yogyakarta secara sepihak, melanggar aturan yang ada
serta aspek demokrasi dan pokok-pokok konstitusi seperti pasal 28 dan 33 UUD
1945. Selain itu juga melanggar konvenan HAM Ekosob, yang telah diratifikasi
oleh Indonesia. Sekitar 80% warga memiliki dokumen resmi, dan hidup
bergantung pada suburnya lahan pertanian. Sehingga secara dasar hukum, baik
soal KLHS, AMDAL dan relasi peraturan terkait NYIA sudah tidak bisa
dibenarkan.
Oleh atas dasar argumentasi tersebut, tindakan itu merupakan bentuk
barbarisme, yang melanggar ketentuan yang disepakati sebagai dasar hukum.
Serta memunggungi konstitusi negara baik UUD 1945 maupun Pancasila yang
digembar-gemborkan tempo hari. Dalam dasar konstitusional, hak-hak warga
negara dilindungi. Menjalankan setiap demokrasi serta melakukan perlawanan
sebagai kontrol atas kebijakan pemerintah. Pada dasarnya pemerintah sebagai
representasi rakyat, mewadahi dan mendengarkan rakyatnya. Bukan berlaku
semena-mena atas nama hukum dan demokrasi. Represivitas atas nama investasi,
lalu dikaitkan dengan de-demokrat-isasi merupakan sebuah upaya
pembungkaman. Serta melanggar konstitusi. Apa yang terjadi di Temon, Kulon
Progo tempo hari, dan masih berlangsung sekarang. Merupakan sebuah langkah
yang mengkhianati konstitusi sebagai dasar hukum yang fundamental,
bertentangan dengan semangat keadilan sosial yang telah termaktub dalam
Pancasila.
Dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 28 G, bahwa setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang
dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi. Lalu pada pasal 28 H menyebutkan, jika setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap orang mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

2.2. Solusi
Dari kasus di atas seharusnya dilakukan proses musyawarah atau
melakukan interaksi sosial terlebih dahulu kepada amasyarakat setempat dengan
demokratis sehingga dapat mengambil kesimpulan yang tidak tumpang tindih.
Karena proses tersebut yidak dilakukan maka, hak-hak rakyat menjadi
dikorbankan. Sebagai negara hukum, setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Penggusuran dan perampasan hak rakyat, baik kaum miskin hingga rakyat
nelayan dan agraria bertentangan dengan hak-hak rakyat. Atas nama tata kelola
dan hal-hal menyangkut kondisi darurat, selalu menjadi dalih untuk
mengorbankan banyak rakyat yang kehilangan hak-haknya. Penegakan hukum
terkait tindakan tersebut harus segera dilakukan karena telah melanggar peraturan
perundang-undangan.terlebih lagi telah merampas hak manusia.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bab ini menguraikan hakikat manusia baik sebagai makhluk pribadi
maupun makhluk sosial. Pada hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk
pribadi, sedangkan disisi lain dipandang sebagai makhluk sosial. Paham
individualisme memandang bahwa manusia semata-mata sebagai makhluk pribadi
dengan mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk sosial. Sebaliknya,
pandangan sosialisme, menyatakan manusia adalah makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan manusia lain dalam wujud
interaksi sosial. Sebagai makhluk pribadi dan sosial maka manusia akan
menghadapi dilema dalam kerangka pemenuhan kebutuhan antara kepentingan
diri dan kepentingan masyarakat.

3.2. Saran
Dalam mejalankan kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia harus
mampu menyeimbangkan antara kepentingan pribadi dan sosial. Karena dalam
negara Indonesia yang berffalsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Oleh karena itu, untuk
menciptakan suasana yang hamonis dianjurkan untuk menyeimbangkan antara
kepentingan pribadi dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Setyawan, W.E. 2017. HAM dan Penggusuran Warga Kulon Progo. Geotimes.
https://geotimes.co.id/opini/ham-dan-penggusuran-warga-kulon-progo/
(Diakses pada tanggal 25-4-2020).

Anda mungkin juga menyukai