Mesin Arus Searah Pengaturan Motor Arus
Mesin Arus Searah Pengaturan Motor Arus
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengaturan Kecepatan Motor DC dengan Potensiometer ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Priyo Sasmoko selaku Dosen mata kuliah Mesin Arus Searah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB 3. PENUTUP 17
A. Kesimpuan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Motor arus searah ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik
arus searah (DC) menjadi tenaga atau tenaga mekanis di mana tenaga gerak tersebut
berupa putaran dari pada rotor. Dalam kehidupn kita sehari-hari motor arus searah
dapat kita lihat pada starter mobil, pada tape recorder, pada mainan anak-anak dan
sebagainya. Sedangkan pada pabrik-pabrik motor arus-searah kita jumpai pada
elevator, conveyer, dan sebagainya.
Antara motor arus-searah dan generator arus-searah tak ada perbedaan
konstruksi. Pada prinsipnya motor arus-searah “dapat dipakai” sebagai generator
arus-searah sebaliknya generator arus-searah ”dapat dipakai” sebagai motor arus-
searah. Dengan sendirinya generator arus-searah yang dimaksudkan diatas bukanlah
generator arus-searah yang penyearah (reachtifer)nya penyearah silicon/dioda, tetapi
dengan penyearah mekanis (komutator). Generator arus-searah yang berdasarkan
prinsip generator arus-searah yang dilengkapi rangkaian penyearah silicon/dioda
tidak dapat dioperasikan sebagai motor arus-searah.
Salah satu masalah yang banyak dialami oleh pengguna motor DC adalah
sulitnya mengatur kecepatan putaran. Pengguna hanya bisa mengatur putaran motor
DC hanya dengan mengganti nilai input tegangannya saja. Padahal ada cara yang
lebih mudah, yakni dengan menggunakan bantuan potensiometer.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Motor DC?
b. Apa saja komponen yang terdapat dalam Motor DC?
c. Bagaimana pengelompokan Motor DC?
d. Bagaimana prinsip kerja Motor DC?
e. Bagaimana cara mengatur kecepatan Motor DC dengan Potensiometer?
1
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian motor arus searah
2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen motor arus searah
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengelompokan motor arus searah
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar dan prinsip kerja motor arus searah
5. Mahasiswa dapat mengetahui pengaturan kecepatan motor dc menggunakan
potensiometer
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mesin arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC. Generator DC
alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC. Motor DC alat yang
mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat
difungsikan sebagai generator atau sebaliknya generator DC dapat difungsikan
sebagai motor DC.
Motor DC adalah motor yang digerakkan oleh energi listrik arus searah. Salah
satu jenis motor DC adalah motor DC magnet permanen. Motor DC tipe ini banyak
ditemui penggunaanya baik di industri maupun di rumah tangga. Pada umumnya,
penggunaan motor DC jenis ini adalah untuk sumber – sumber tenaga yang kecil,
seperti pada rumah tangga dan otomotif.
3
kutub. Bila sikat – arang dihubungkan pada satu sumber arus serah di luar dengan
tegangan V, maka satu arus I masuk ke terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan
keluar dari terminal di bawah kutub S. Dengan adanya fluks stator dan arus rotor akan
menghasilkan satu gaya F bekerja pada kumparan yang dikenal dengan gaya Lorentz.
Arah F menghasilkan torsi yang memutar rotor ke arah yang berlawanan dengan
jarum jam. Kumparan yang membawa arus bergerak menjauhi sikat – arang dan
dilepas dari sumber suplai luar. Kumparan berikutnya bergerak di bawah sikat – arang
dan membawa arus I. Dengan demikian, gaya F terus menerus diproduksi sehingga
rotor berputar secara kontinyu.
B. Komponen Motor DC
Komponen-komponen yang terdapat pada motor DC yaitu:
1. Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang
stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub
medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan, yaitu kutub utara dan
kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan di antara kutub –
kutub dari utara menuju selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
kompleks, terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik
dari sumber daya luar sebagai penyedia struktur medan.
2. Rotor
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak
untuk menggerakkan beban. Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar dalam
medan magnet yang dibentuk oleh kutub – kutub, sampai kutub utara dan kutub
selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arus berbalik untuk merubah
kutub – kutub utara dan selatan rotor.
3. Komutator
Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi untuk membalikkan arah
arus listrik dalam kumparan jangkar. Komutator juga membantu dalam transmisi
arus antara kumparan jangkar dan saluran daya.
4
2.2 Komponen-komponen Motor Arus Searah
C. Pengelompokkan Motor DC
Berdasarkan penguatannya, motor arus searah dapat diklasifikasi-kan menjadi
motor DC penguatan terpisah dan penguatan sendiri (self excited). Motor-motor pada
masing-masing kelompok memiliki karakteristik kecepatan-torsi yang berbeda.
1. Motor DC magnet permanen
Kumparan medan berupa magnet permanen, sehingga medan magnet yang
dihasilkan berupa fluks magnetik konstan. Oleh karena fluks magnetik konstan,
maka arus medan yang dihasilkan juga konstan.
2. Motor DC penguat terpisah
Kumparan medan dibentuk dari sejumlah besar kumparan dengan penampang
kawat yang kecil. Kumparan medan tipe ini dirancang untuk tahan bekerja dengan
tegangan nominal motor. Arus medan dan arus jangkar dipasok dari sumber yang
berbeda.
3. Motor DC shunt / parallel
Kumparan medan sama seperti pada penguat terpisah, tetapi kumparan medan
terhubung secara paralel dengan rangkaian rotor. Satu sumber yang sama
digunakan untuk menyuplai kumparan medan dan rotor. Oleh karena itu, total arus
dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus jangkar. Kecepatan
motor DC jenis ini pada prakteknya konstan, tidak tergantung pada beban (hingga
5
torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang). Oleh karena itu, motor DC jenis ini
cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.
6
3.2 Karakteristik Motor DC Seri
5. Motor DC kompon/campuran
Konfigurasi motor DC tipe ini menggunakan gabungan dari kumparan seri dan
shunt/paralel. Pada motor DC jenis ini, kumparan medan dihubungkan secara
paralel dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor DC jenis ini
akan memiliki torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin
tinggi persentase penggabungan, yaitu persentase kumparan medan yang
dihubungkan secara seri, maka semakin tinggi pula torsi penyalaan awal
yangdapat ditangani.
7
4.1 Gambar skema suatu motor DC
Pada prinsipnya mesin listrik dapat berlaku sebagai motor maupun sebagai
generator, perbedaannya hanya terletak pada konversi dayanya. Generator adalah
suatu mesin listrik yang mengubah daya masuk mekanik menjadi daya keluar listrik,
sebaliknya motor mengubah daya masuk listrik menjadi daya keluar mekanik.
Prinsip dasar motor arus searah adalah berdasarkan hukum Lorentz, yaitu jika
sebatang konduktor berarus listrik ditempatkan diantara kutub-kutub magnit (kutub
utara dan kutub selatan), maka pada konduktor tersebut akan bekerja suatu gaya yang
menggerakkan konduktor itu. Arah gerak konduktor tersebut ditentukan berdasarkan
kaidah tangan kiri Fleming, yaitu jika telapak tangan kiri diletakkan antara kutub utara
dan kutub selatan dan garis-garis gaya dari kutub utara menembus telapak tangan kiri
ke kutub selatan , maka arah arus listrik pada konduktor dinyatakan searah dengan
keempat jari, dan arah gaya pada konduktor itu dinyatakan searah ibu jari seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.2
8
Pada kaedah tangan kiri; Ibu jari menunjukkan besaran gaya (F), jari telunjuk
menunjukkan besaran kerapatan medan magnit (B) serta jari tengah menunjukkan
besaran arus listrik (I)
Fluks magnit atau garis-garis gaya magnit yang dihasilkan oleh beitan penguat
(medan) atau kutub magnit yang arahnya dari kutub utara ke kutub selatan
ditunjukkan pada Gambar 4.3 berikut.
Fluks magnit dengan arah melingkar yang dihasilkan arus mengalir pada
konduktor jangkar ditunjukkan pada Gambar 4.4 berikut ini.
9
kerapatan fluks menjadi berkurang pada bagian bawah konduktor yang berdekatan
denggan kutub utara dan pada bagian atas konduktor yang berdekatan dengan kutub
selatan. Kerapatan fluks tidak seragam ini menyebabkan konduktor yang berdekatan
dengan kutub utara mengalami gaya berarah ke atas, sedangkan konduktor yang
berdekatan dengan kutub selatan mengalami gaya berarah ke bawah. Kedua gaya
tersebut akan menghasilkan torsi yang memutar jangkar searah jarum jam.
Besar gaya yang bekerja pada konduktor tersebut dinyatakan dengan :
F = BIℓ
Dimana :
F = gaya (N)
B = kerapatan fluks magnit (Wb/m2)
I = arus yang mengalir pada konduktor
ℓ = panjang konduktor (m)
Berlaku hubungan-hubungan
Pada saat motor berputar, belitan jangkarnya akan dibangkitkan suatu gaya gerak
listrik (GGL) awal yang ditentukan dengan persamaan dibawah ini
Eb = ɸ ZN × (P A) Volt
N = [EB ɸ] × [a PZ]
10
Dengan menganggap bahwa ujung-ujung motor dicatu dari suatu sumber
tegangan tetap. Pada motor hubungan antara E b yang dibangkitkan di armatur dengan
tegangan ujung Vt adalah :
Vt – Eb = Ia Ra
Atau
Vt −Eb
Ia=
Ra
Jika pada persamaan sebelumnya dikalikan dengan arus yang mengalir jangkar
didapatkan :
Vt Ia - Eb Ia = (Ia)2 Ra
E b Ia = daya mekanik yang setara dengan daya listrik yang timbul pada jangkar
U1
+ -
R1 9.999 A U3
+ -
V1 DC 1e-009Ohm
20 V R2 S1
DC_MOTOR_ARMATURE
A
250Ω
12
Dari rangkaian di atas, potensiometer berfungsi sebagai pengatu rtegangan
yang masuk. Saat potensiometer dalam kondisi 0% maka nilai tahanan akan menjadi
nol, sehingga arus dan tegangan dapat mengalir ke motor dengan maksimal. Dengan
begitu, kita dapat mengatur sumber tegangan yang masuk dengan mengubah nilai
tahanan potensiometer.
U1
+ -
R1 1.221u A U3
+ -
V1 DC 1e-009Ohm
20 V R2 S1
DC_MOTOR_ARMATURE
A
250Ω
13
Timah secukupnya
Solder
D1
R1 1N4004 U3
+ -
Q1 0.063u V
4kΩ R2
100% DC 10MOhm
Key=A U1
100Ω
-
2N3020 +
0.032u A
V1 Q2
DC 1e-009Ohm
30 V
U2
2N3020 + -
0.254n A
DC 1e-009Ohm
R3 D2
1N4004 R4 S1
470Ω DC_MOTOR_ARMATURE
A
250Ω
14
D1
R1 1N4004 U3
+ -
Q1 10.629 V
4kΩ R2
50% DC 10MOhm
Key=A U1
100Ω
-
2N3020 +
5.315 A
V1 Q2
DC 1e-009Ohm
30 V
U2
2N3020 + -
0.043 A
DC 1e-009Ohm
R3 D2
1N4004 R4 S1
470Ω DC_MOTOR_ARMATURE
A
250Ω
D1
R1 1N4004 U3
+ -
Q1 19.509 V
4kΩ R2
0% DC 10MOhm
Key=A U1
100Ω
-
2N3020 +
9.754 A
V1 Q2
DC 1e-009Ohm
30 V
U2
2N3020 + -
0.078 A
DC 1e-009Ohm
R3 D2
1N4004 R4 S1
470Ω DC_MOTOR_ARMATURE
A
250Ω
15
Pada rangkaian diatas, saat posisi potensiometer 0% arus dan tegangan
yang diberikan kemesin DC bertambah menjadi 19,509 V dan 9,745A. Dan
arus yang mengalirke shunt menjadi 0,078A.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar tegangan/voltage
bias basis yang diberikan lewat potensiometer VR1 maka semakin besar pula arus dan
tegangan/voltage yg dialirkan ke motor DC lewat Q2, sehingga makin cepat juga
kecepatan putaran motor DC itu. Di skema rangkaian pengatur kecepatan putaran
motor DC di atas ada 2 buah dioda Dioda 1 & Dioda 2 1N4004 yg keduanya berperan
sebagai sumber untuk membuat tegangan/voltage induksi dari motor DC.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
Kami lampirkan simulasi rangkaian kami, yang kami rangkai menggunakan Software
Mulitisim. Berikut kami Screenshot gambar dari Software Multisim :
Skema Rangkaian Pengaturan Motor DC Berbasis Potensiometer dalam Keadaan 0%
19
Skema Kerja Rangkaian Pengaturan Motor DC Berbasis Potensiometer dalam Keadaan 0%
Skema Kerja Rangkaian Pengaturan Motor DC Berbasis Potensiometer dalam Keadaan 50%
20
Skema Kerja Rangkaian Pengaturan Motor DC Berbasis Potensiometer dalam Keadaan 100%
21