A. Bahan baku kimia yang dibutuhkan seperti : Aquadest, Ethanol 96%, parfum
(essensial oil), carbomer 940, Propilene Ethylene Glikol (PEG400), Propilene
Glikol (PG), Gliserol, Triethanolamine (TEA), dan Tokoferol Asetat (Vit.E)
didapatkan dari Toko Kimia di Surakarta dan sekitarnya, sedangkan bahan
baku daun kersen diperoleh dari daerah Pati, Jawa Tenggah.
B. Produksi
I. Proses Ekstraksi Daun Kersen
1. Pengeringan
Daun kersen dikeringkan dengan sinar matahari selama 1-2 hari,
kemudian di oven dengan suhu 60oC selama 2 jam untuk
menghilangkan kandungan air.
2. Penghalusan
Daun kersen kering dihaluskan menggunakan blender dan
didapatkan serbuk, kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh dan
didapat ukuran serbuk daun yang seragam.
3. Perendaman
Serbuk daun kersen direndam dengan berbagai konsentrasi ethanol,
perbadingan ml ethanol : gram serbuk ( 5 : 1 ).
4. Penyaringan
Hasil perendaman disaring untuk memisahkan ampas dangan cairan
hasil(filtrat) mengunakan kain saring. Didapat ekstrak daun kersen
dalam ethanol.
5. Pennguapan
Filtrat diuapkan pada suhu 60oC sampai volumenya berkurang 90%
dan didapatkan ekstrak pekat.
II. Pembuatan Hand sanitizer “Fertz”
Pencampuran ekstrak daun kersen dengan bahan pendukung lainya dan
dilanjutkan dengan penambahan essensial oil agar lebih menarik.
III. Pengisian produk
Dalam proses ini, wadah yang digunakan adalah botol berukuran 50 ml.
IV. Pengemasan
Tahap terakhir adalah pengemasan, botol yang telah berisi hand sanitizer
dikemas kedalam kardus.
C. MEDIA TRASPORTASI DAN KOMUNIKASI
Untuk persaingan pasar, produk-produk hand sanitizer semakin marak
beredar dipasaran, dari merk ternama dari dalam hingga luar negeri saling
merebut gelar menduduki peringkat pertama hand sanitizer kebanggan
masyarakat. Namun dari banyaknya hand sanitizer yang menggunakan
komposisi yang mengacu pada penggunaan bahan kimia komersial saja tentu
belum tentu dapat membantu menjawab akan kebutuhan hidup sehat.
4
Perolehan Profit
Perolehan profit wirausaha ini didapat dengan menghitung selisih antara harga jual
produk/botol dengan harga produksi/botol. Jadi dengan 1000 botol produk yang
dibuat mampu menghasilkan profit usaha sebesar :
Profit usaha = (Rp 4.500,- – Rp 1.650, 425) x 1000
= Rp 2.849.575,-
5
Perhitungan BEP
Perhitungan BEP diperoleh dengan membagi total biaya produksi dengan harga
jualnya.
BEP (Break Event Point) = Rp 1.650.425,-/ Rp 4.500,-
= 366 botol
Jadi, modal akan kembali setelah mampu menjual 366 botol.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang kami pilih untuk memperkenalkan produk kami
kepada masyarakat dan mahasiswa adalah strategi pemasaran Market Orientation
agar penjualan produk ini meningkat. Kami menggunakan beberapa metode
pemasaran sebagai berikut :
• Edukasi
Kami akan melakukan penyuluhan kesehatan berupa seminar terbuka serta demo
produk untuk masyarakat. Metode pemasaran ini kami lakukan karena kepedulian
akan bahaya hand sanitizer berbahan kimia dengan memberikan penjelasan
keunggulan Fertz yang lebih aman dan ekonomis.
untuk memberikan promo yang dapat menarik konsumen untuk membeli produk
kami sekaligus mewadahi uji Organoleptik dalam koreksi produk.