Tugas Etika Hukum Kesehatan
Tugas Etika Hukum Kesehatan
Transaksi berarti perjanjian atau persetujuan yaitu hubungan timbal balik antara dua pihak
yang bersepakat dalam satu hal.Pengertian transaksi terapeutik ada beberapa definisi dari
sarjana, yaitu :
1. H.H. Koeswadji : transaksi terapeutik adalah perjanjian (Verbintenis) untuk mencari atau
menentukan terapi yang paling tepat bagi pasien oleh dokter.
2. Veronica Komalawati : transaksi terapeutik adalah hubungan hukum antara dokter dan
pasien dalam pelayanan medis secara professional, didasarkan kompetensi yang sesuai
dengan keahlian dan ketrampilan tertentu di bidang kedokteran.
Karena menurut definisi dari sarjana transaksi terapeutik merupakan adanya perjanjian dan
hubungan antara pasien dengan nakes maka perjanjian terepeutik adalah perjanjian antara
dokter dengan pasien yang memberikan kewenangan kepada dokter untuk melakukan
kegiatan memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien berdasarkan keahlian dan
keterampilan yang dimiliki oleh dokter tersebut. Sedangkan menurut KEPMENKES
perjanjian terapeutik adalah hubungan antara dokter dengan pasien dan penderita yang
dilakukan dalam suasana saling percaya (konfidensial), serta senantiasa diliputi oleh segala
emosi, harapan dan kekhawatiran makhluk insani”. Untuk sahnya perjanjian terapeutik
(Nasution : 2005), harus dipenuhi syarat-syarat sesuai pasal 1320 KUH Perdata :
Hubungan terapeutik antara pasien dengan dokter terdiri dari lima asas yang berlaku dalam
hubungan kontraktual yaitu :
1. Asas konsensual
Dalam asas ini dokter dan pasien harus menyatakan persetujuannya, baik secara eksplisit
(misalnya, secara lisan sanggup) atau secara implisit (misalnya menerima pendaftaran
pasiennya, memberikan nomor urut).
Itikad baik dari kedua belah pihak merupakan hal yang paling utama di dalam hubungan
terapeutik antara pasien dan dokternya
3. Asas bebas
Dalam asas ini antara pasien dan dokternya mengikatkan diri bebas untuk menentukan hal-hal
mengenai hak dan kewajiban masing-masing.
Berdasarkan asas bebas, dokter dan pasiennya mengikatkan diri bebas untuk menentukan hal-
hal mengenai hak dan kewajiban masing-masing tetapi dibatasi oleh asas ini yaitu isi
perjanjiannya tidak boleh melanggar hukum.
Disamping tunduk kepada hukum dan hal-hal yang telah disepakati oleh dokter dan pasien
tetapi kepatutan dan kebiasaan harus diikuti. Menurut Fred Ameln, dalam kaitan hubungan
dokter dengan pasien, maka dalam hukum perdata dikenal adanya dua macam perikatan,
yaitu:
a. Perikatan Usaha Yaitu suatu perikatan yang terjadi dimana satu pihak berjanji dengan
upaya dan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Perikatan Hasil Yaitu suatu perikatan yang terjadi dimana satu pihak berjanji akan
memberikan suatu hasil yang nyata.