Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN DASAR II

NOMOR URUT 25

“TEKNIK DASAR PEMERIKSAAN FISIK:PALPASI”

OLEH:

MADINATUL MUNAWAR

(70300119025)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Palpasi (perabaan)
Palpasi adalah metode pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter dengan melakukan
perabaan pada permukaan tubuh dengan tangan dan jari. Pada palpasi dada, dokter akan
menilai tekstur, pergerakan, serta getaran dan aliran udara pada dinding dada.(dr.Merry Dame
Cristy Pane)
Pada pemeriksaan ini, dokter akan merasakan perbedaan tekstur di area dada.
Misalnya bila tulang dada teraba lunak, cekung, atau menonjol, dokter bisa mencurigai
adanya patah tulang iga. Dokter juga bisa merasakan tekstur seperti busa pada dinding dada,
yang dikenal dengan istilah krepitasi. Ini menandakan adanya udara di bawah kulit. .
(dr.Merry Dame Cristy Pane)

Selain itu, dokter mungkin akan meletakkan telapak tangan pada permukaan dada,
kemudian meminta Anda untuk bernapas, berhitung, atau mengucapkan kata-kata tertentu.
Tujuannya adalah untuk merasakan getaran dari aliran udara pada paru- paru. .(dr.Merry
Dame Cristy Pane)

1. Palpasi Ringan (Superfisial)


Teknik ini berguna untuk mengetahui tentang perlekatan otot, nyeri tekan perut, dan
beberapa organ dan masa superfisial. Pemeriksaan dimulai dengan menggunakan
telapak ujung-ujung jari bersama-sama, dilakukan dengan mengangkat area perut
secar lembut dan ringan ke seluruh kuadran secara istematis. Carilah area masa atau
organ, area nyeri (otot spasme). Lakukan validasi ke klien dengan mengaktifkan agak
kuat kemudian klien rileks atau waktu ekspirasi.(Wahyudin Rajab:2018)
Palpasi Dalam Palpasi dalam diskusi untuk pembaharuan di masa lalu. Gunakan
pallar dari ujung jari untuk mengetahui masa, kemudian tentukan lokasi, ukuran,
bentuk, konsistensi-mobilitas, tekanan tekan, Masa perut dapat diklasifikasi- kan
sebagai bentuk dari masa uterus, inflamasi, neoplastik, obstruktif kandung kemih,
skibala (feses tertahan lama). .(Wahyudin Rajab:2018)
2. Palpasi Khusus untuk mempelajari kelainan organ-organ asepori seperti hepar, lien,
ginjal. .(Wahyudin Rajab:2018)
a. Paipasi Hepar Palpasi hepar dilakukan untuk mengetahui pembesaran hepar. .
(Wahyudin Rajab:2018)
Pemeriksaan Palpasi Lien dilakukan meningkatkan klien dicurigai men- galami
pembesaran lien (splenomegali). Splenomegali biasanya terjadi pada klien dengan
penyakit infeksi, darah, malnutrisi, dan sebagainya. Pemerik- saan dilakukan dengan
meletakkan telapak tangan kiri pemeriksa di bawah perut bagian kiri klien, kemanan
telapak tangan kanan meraba mengamankan aman pada area arcus costa. Lien normal
tidak teraba. Pembesaran lien Dibesar bagian bawah arcus costa atau costa terbawah
bagian kiri. .(Wahyudin Rajab:2018)
Palpasi Ginjal Bila klien dicurigai mengalami hidroneprosis, pyelonepri- tis, biasanya
akan dapat dilihat dari pembesaran ginjal. Palpasi dilakukan dengan meletakkan
telapak tangan kiri di belakan kuadran kanan atas klien, mengatur sudut
kostovertebrae. Kemudian angkat sedikit. Tangan kanan meraba dan mendorong
bagian kanan atas perut ke bawah dengan lembut dan mencoba "membantah" ginjal.
Ginjal normal Biasanya sulit untuk diraba.Perkakas berguna untuk memahami ukuran
hepar, lien, ascites, masa padat atau kistik, dan keberadaan udara pada lambung atau
usus .Perkusi dilakukan dengan cara mengatur tiga jari pada permukaan perut
kemudian diketuk dengan ujung jari. Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dari
minimal tiga bagian perut atas hingga bawah sesuai kuadrannya. Pada umumnya
perkusi perut normal adalah timpani. Adanya udara akan muncul suara pekak / redup
misalnya pada ascites, lalu timbunan udara akan menghasilkan suara hipertimpani,
misalnya pada saat kembung (flatulensi). .(Wahyudin Rajab:2018)
1. Head to toe
Memeriksa Inspeksi kepala Bentuk, simetris dan lesi. Pastikan kepala klien bersih.
Inspeksi lesi kulit kepala, ukuran tengkorak apakah normocpehalis atau
hydrocephalus, bentuk bulat dan kesimetrisan antara frontal yang menghadap
kedepan dan parietal yang menghadap kebelakang.
Palpasi: Palpasi tulang tengkorak dengan menggunakan ujung-ujung jari secara rotasi
mulai dari atas kebawah dan tiap sisi. Pada kondisi normal akan teraba halus secara
keseluruhan, tidak nodul atau massa, tidak bengkak dan tidak nyeri tekan. Penemuan :
anensefali, mikrosefali .(Wahyudin Rajab:2018)
2. Memeriksa muka wajah Inspeksi muka : simetris, warna kulit muka. ekspresi
wajah dan pembengkakan daerah wajah. Palpasi otot temporal dan otot masseter
untuk mengetahui adanya nodul. Penemuan : tidak oedema Oedema, sindroma
klinefelter, down . .(Wahyudin Rajab:2018)
3. Memeriksa Alis mata : simetris, sejajar, distribusi alis merata, mata kulit utuh dan
pergerakan sama. Bulu mata : distribusi merata dan lengkungan keluar. Posisi
kelopak mata menutup simetris, kedipan frkuensinya 15-20 x/menit. Bola mata :
simetris, warna konjungtiva merah muda, dan sklera putih. Kornea transparan dan
pupil tidak berwarna putih ( bila putih adanya katarak). Mengkaji reaksi pupil,
dilakukan diruang gelap. Pupil konstriksi saat ada sinar dan kemabali bila tidak
ada sinar Ketajaman visual dengan menggunakan kartu alphabet Snellen. .
(Wahyudin Rajab:2018)
4. Ketajaman visual dengan menggunakan kartu alphabet Memeriksa hidung
Inspeksi dan palpasi kesejajaran, warna kulit, nyeri, cairan yang keluar dan
kepatenan jalan nafas. Inspeksi warna vestibula, membran mukosa merah muda
dan septum nasal dengan posis midline. Palpasi sinus frontal dan sinus maksilaris
untuk mengetahui adanya bengkak dan nyeri.Memeriksa Inspeksi dan palpasi
bibir dan mukosa : bibir mulut warna merah muda, simetris, tesktur lembut,
lembab, bibir mampu dikerutkan tanpa lesi. Inspeksi gigi jumlah gigi lengkap dan
tanpa sisa makanan, catat tanggal gigi yang tanEgal,nyeri, penggunaan gigi palsu,
perdarahan gusi adanya radang gusi. Inspeksi lidah : posisi lidah ditengah, warna
merah muda dilapisi bintik putih tipis dan tidak ada lesi. Pergerakan lidah bebas,
tidak nodul dan dibagian bawah terdapat pembuluh Inspeksi palatum : normalnya
merah muda dan tidak belah, tonsil merah muda, ukuran normal dan tidak ada
cairan. Catat bila ada bau mulut. Penemuan: Lesi, karies.(Wahyudin Rajab:2018)
5. Memeriksa Inspeksi warna aurikel, ukuran dan posisi, Kanal telinga luar dari
serumen, luka, pus dan darah. Palpasi tekstur, elastisitas dan kelembutan dengan
cara menarik aurikel ke atas, ke bawah dan ke belakang. telinga Lakukan tes
pendengaran untuk mengetahui apakah pendengaran klien normal atau tidak
dengan cara mendengar nada, detak jam atau bunyi-bunyian lainnya. Normalnya
detak jam masih bisa di dengar dalam jarak 30 Cm. Tes rinne : pukulkan garputala
pada telapak tangan untuk menyebabkan getaran kemudian dekatkan ke telinga
dan tanya apa klien mendengar suara garputala Penemuan Deformitas, nodul,
peradangan, lesi Topi : endapan kristal asam urat yang terdapat pada helik. .
(Wahyudin Rajab:2018)

6. Memeriksa Inspeksi leher untuk melihat bentuk dan kesimetrisan leher serta
pergerakannya. leher Palpasi pada nodus limfa dibawah rahang apakah ada
pembengkakan. Lakukan palpasi pada vena jugularis dan kelenjar tiroid sera
kelenjar limfe Memeriksa dada Pada daerah dada yang perlu diperhatikan adalah
bentuk dan besar dada, kesimetrisan, gerakan dada, adanya deformitas,
penonjolan, pembengkakan. Dada memiliki beberapa bentuk : Funel chest :
stermum bagian bawah serta iga masuk ke dalam terutama saat inspirasi >
hipertropi adenoid yang berat. Pigeon chest (dada burung) : sternum menonjol ke
arah luar, dimana biasanya disertai dengan depresi vnetrikel pada daerah
kostrokodral ( osteoporosis). Barrel chest (bentuk bulat seperti tong), sternum
terdorong ke arah depan dengan iga-iganya horizontal yang ditemukan pada
penyakit obstruksi paru : asma. Penemuan : Stridor, mengi Payudara, paru . .
(Wahyudin Rajab:2018)

7. Pemeriksaan payudara da jantung Inspeksi payudara : bentuk dan kesimetrisan.


Pada umumnya payudara wanita simetris dan pria datar.Inspeksi kulit dari
hiperigmentasi, retraksi atau kerutan akibat invasi tumor, hipervaskuler dan
bengkak. Untuk mengetahui retraksi klien daput mengangkat lengan diatas kepala.
Inspeksi aroela mammae : kesimetrisan, warna, karakteristik ukuran, bentuk,
pengeluaran cairan dan luka pada puting susu. Palpasi payudara untuk mengetah
dan nyeri tekan. konsistensi Pemeriksaan paru Inspeksi pengembangan paru saat
bernapas, frekuensi, irama, kedalaman dan upaya bernapas. Palpasi dada untuk
menilai kesimetrisan atau tidak simetri > adanya benjolan, pembesaran kelenjar
limfe. Perkusi dapat dilakukan dengan cara langsung atau tidak langsung. Cara
langsung dengan mengetukan ujung jari atau jari telunjuk langsung ke dinding
dada, sedangkan cara tidak langsung dengan cara meletakkan satu jari pada
dinding dada dan mengetuknya dengan jari tangan lainnya yang dimulai dari atas
ke bawah atau dari kanan ke kiri dengan membandingkan. Penilaian pemeriksaan
ini : sonor : suara paru normal redup / pekak : suara perkusi yang berkurang
normalnya pada pada daerah skapula, diafragma, hati dan jantung hipersonor
(timpani) apabila udara dalam paru bertambah Auskultasi untuk menilai napas,
dilakukan diseluruh dada dan punggung. Bandingkan suara napas dari kanan ke
kiri kemudian dari bagian atas ke bawah. Suara nafas dasar suara nafas vesikuler :
suara nafas normal suara nafas bronkial inspirasinya keras disusul ekspirasi keras
suara nafas amforik : menyerupai tiupan diatas mulut botol kosong cogh wheel
breath : terdengar putus - putus, tidak terus menerus pada sant inspirasi atau
ekspirasi metamorphosing : suara dengan awalan yang halus kemudian mengeras
Suara nafas tambahan ronki : nada rendah. kasar. berdengung disebabkan udara
melewati saluran permafasan yang sempit karena sekret, tumor atau bengkak
wheezing : nada tinggi. suara berdecit karena udara melewati bronkus sebagai
hasil sekresi, tumor dan bengkak krepitasi membukanya alveoli gesekan pleura :
terdengar kasar seolah dekat telinga pemeriksa Pemeriksaun jantung Inspeksi dan
palpusi : denyut apeks merupakan denyutan jantung yang dapat dilihat pada
daerah apek, yaitu sela iga keempat pada garis midklavikularis kiri atau sedikit
lateral. Denyutan ini dapat terlihat apabila terjadi pembesaran suara nafas
terdengar akibat ventrikel, Perkusi dapat dilakukan menilai adanya pembesaran
jantung serta batasan dari organ jantung, dilakukan dacrah sckitar jantung dari
perifer hingga tengah. Auskultasi dengan jantung mendengarkan mulai dari apeks,
ketepi kiri sternum bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang pada cara tepi kiri
sternum, tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kanan/kiri, lekuk
suprasternal. .(Wahyudin Rajab:2018)
Memeriksa Genetalia pria kelamin Inspeksi dilakukan secara menyeluruh : distribusi
rambut, bentuk, ukuran penis dan skrotum. Palpasi menggunakan ibu jari, telunjuk
dan jari tengah. Penis dalam kondisi normal teraba lunak. secara hati-hati penis
dengan bengkak, nodul perhatikan ketidaknormalan lainnya. Palpasi kedua testis
dengan menggunakan dua jari dan bedakan konsistensinya, ukuran dan respon
terhadap adanya dan tekanan. Testis dalam kondisi normal konsistensinya teratur,
pergerakan bebas dan sensitif terhadap tekanan. Genetalia wanita Posisi wanita klien
berberbaring, atur dalam posisi litotomi. Inspeksi vagina secara keseluruhan untuk
melihat apakah ada radang, bengkak, kutil dan pengeluaran fluor albus. Rambut pubis
untuk mengkaji kematangan seksual, amati labia mayora dan minora, klitoris bentuk,
ukuran dan letak, dan introitus vagina : himen imferforata. Palpasi terhadap
pembesaran atau nyeri tekan kelenjar bartolin's. Atur posisi klien dalam posisi miring,
dan inspeksi daerah rektosigmoid dengan membuka secara perlahan-lahan untuk
memeriksa anus dan Memeriksa anus jaringan sekitarnya. Inspeksi kulit sekitar anus
(biasanya berwarna lebih gelap), Kemudian inspeksi dilanjutkan kedaerah perinial
yang terlihat lembab dengan ditumbuhi sedikit rambut, amati adanya lecet atau luka,
hemoroid, tumor dan infeksi. Palpasi mukosa anal dari tumor dan polip dengan
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, Lakukan palpasi kanalis ani dan rektum untuk
mengetahui adanya kanker. .(Wahyudin Rajab:2018)
- Pemeriksaan per sistem tubuh
1) Palpasi kulit
Pulpasi menggunakan mengidentifikasi temperatur tubuh. Palpasi kulit untuk
mengetahui kelembaban kulit dengan telapak tangan, kelembaban kulit seseorang
berbeda satu dengan yang lain. > Palpasi tekstur kulit > perubahan tekstur kulit
monunjukan adanya iritasi atau trauma, kulit kulit tangan untuk menjadi lunak dan
licin pada klien dengan hypertiroid dan kulit menjadi kering pada pasien hipotiroid. >
Palpasi turgor kulit > teknik palpasi turgor kulit yaitu sebagian kulit abdomen. dengan
mengambil/mengangkat cara Pemeriksaan fisik rambut.(Diyono:2013)
1) Inspeksi rambut Inspeksi distribusi rambut disekitar kulit kepala, leher. wajah,
hidung telinga aksila, dada anterior dan posterior, kaki, bokong dan sekitar puting
susu. Adanya penyimpangan menunjukan gangguan pada sistem endokrin. Jumlah
rambut : pada klien dengan hirustism terjadi peningkatan pertumbuhan anak lambat,
alopesia merupakan penyakit dengan menurunkan jumlah rambut. Rambut rontok
rapuh dan adanya kutu/telur kutu. Inspeksi warna rambut mulai terang hingga warna
hitam. Perubahan warna rambut terjadi pada klien dengan anemia dan malnutrisi. .
(Diyono:2013)
2) Palpasi tekstur rambut Palpasi tekstur rambut pada daerah pubis dan aksila
terasa kasar sedangkan rambut di kulit kepala terasa tipis. Tekstur rambut akan
mengalami kelainan pada klien dengan penyakit sistemik.(Diyono:2013)

Daftar Pustaka
Diyono s.kep, Ns, M.kes dan Sri mulyanti s.kep, Ns, M.kep 2013 :"Buku ajar
keperawatan medikal bedah" 26-29.
dr. Merry Dame Cristy Pane."Tahap-Tahap Pemeriksaan Thorax untuk Organ
Dada"
Wahyudin Rajab, SKp, M.Epid.Dr. Yudhia Fratidhina, M.Kes. Fauziah, SKM,
S.SIT, M.Kes ."KONSEP DASAR KETERAMPILAN KEBIDANAN" 108-119

Anda mungkin juga menyukai