Abstrak
Program peminatan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa berdasarkan bakat,
minat, dan kemampuan akademiknya. Terdapat empat kelompok peminatan di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Serang, yaitu IPA, IPS, Bahasa, dan Agama. Peminatan IPA diperuntukkan bagi siswa
yang memiliki kecenderungan dalam ilmu pasti. Peminatan IPS diperuntukkan bagi siswa yang
memiliki kecenderungan ilmu sosial. Peminatan Bahasa diperuntukkan bagi siswa yang memiliki
kecenderungan gemar berbahasa. Dan peminatan Agama diperuntukkan bagi siswa yang memiliki
kecenderungan ilmu agama. Dalam penentuan peminatan siswa, MAN 2 Kota Serang menggunakan
lima aspek peminatan diantaranya nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB), nilai ujian nasional,
nilai rapor, hasil tes psikologi, dan minta peserta didik. Namun di dalam penentuan peminatan belum
ada standardisasi pembobotan dalam setiap aspek peminatan sehingga hasil yang diperoleh tidak
maksimal. Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-AHP) sanggup mengatasi kelemahan pada kriteria
yang memilki sifat subjektif lebih banyak pada metode AHP. Logika Fuzzy sendiri adalah logika yang
memiliki nilai kesamaran antara dua nilai. Pada penelitian ini, akurasi yang dihasilkan adalah 76,67%
dengan 30 data uji untuk penentuan peminatan di MAN 2 Kota Serang.
Kata kunci: Fuzzy, AHP, Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-AHP), Peminatan peserta didik
Abstract
Specialization programs are introduced as an effort to better lead students based on their talents,
interests, and academic abilities. There are four groups of specialization in Madrasah Aliyah Negeri 2
Kota Serang, namely IPA, IPS, Language, and Religion. The specialization of IPA is for students who
have a tendency in the science of certainty. IPS specialization is for students with social science
tendencies. Language specialization is for students who have a tendency to speak the language. And
religious interest is for students who have religious inclination. In the determination of student
interest, MAN 2 Kota Serang uses five aspects of specialization such as the value of acceptance of new
learners (PPDB), the value of national examination, the value of report cards, the results of
psychological tests, and ask students. But in the determination of specialization there is no
standardization of weighting in every aspect of specialization so that the results obtained are not
maximal. Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-AHP) is able to overcome the weaknesses in criteria
that have more subjective properties on the AHP method. Fuzzy logic itself is a logic that has a value
of disguise between two values. In this study, the resulting accuracy is 76.67% with 30 test data for the
determination of specialization in MAN 2 Kota Serang.
Keywords: Student interest, fuzzy, AHP, Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-AHP),.
peminatan di Madrasah Aliyah 2 Kota Serang, metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-
yaitu IPA, IPS, Bahasa, dan Agama. Peminatan AHP), seperti Implementasi Metode Fuzzy
IPA diperuntukkan bagi siswa yang memiliki Analytical Hierarchy Process (F-AHP) untuk
kecenderungan dalam ilmu pasti. Peminatan Pemilihan Sumber Daya Manusia dalam
IPS diperuntukkan bagi siswa yang memiliki Kepanitiaan Organisasi Mahasiswa
kecenderungan ilmu sosial. Peminatan Bahasa (Mahargiyak, 2013). Dalam penelitian tersebut
diperuntukkan bagi siswa yang memiliki membahas tentang pemilihan sumberdaya
kecenderungan gemar berbahasa. Dan manusia dalam kepanitiaan organisasi
peminatan Agama diperuntukkan bagi siswa mahasiswa dengan studi kasus pemilihan
yang memiliki kecenderungan ilmu agama. Panitia PEMILWA 2013 PTIIK UB. Pada
Dalam penentuan peminatan siswa, MAN penelitian tersebut mempunyai tingkat akurasi
2 Kota Serang menggunakan lima aspek keberhasilan yang cukup baik yaitu sebesar
peminatan diantaranya nilai penerimaan peserta 89.28%.
didik baru (PPDB), nilai ujian nasional, nilai Berdasarkan tulisan dan penelitian yang
rapor, hasil tes psikologi, dan minta peserta sudah dijelaskan diatas dan kelebihan metode
didik. Namun di dalam penentuan peminatan serta keakuratan dari metode yang akan
belum ada standardisasi pembobotan dalam digunakan, sehingga pada penelitian ini akan
setiap aspek peminatan sehingga hasil yang dibuatlah sebuah sistem “Pendukung Penentuan
diperoleh tidak maksimal. peminatan Menggunakan Metode Fuzzy
Oleh karena itu, pada penelitian ini Analytical Hierarchy Process” di MAN 2 Kota
penentuan kelompok peminatan siswa Serang. Dan diharpkan dapat membantu
dilakukan dengan menggunakan model/sistem Instansi dalam pengambilan keputusan
pendukung keputusan yang dapat menentukan menentukan kelompok peminatan siswa yang
kelompok peminatan siswa yang sesuai dengan tepat sesuai dengan kemampuan, minat, dan
kriteria yang ditetapkan oleh pihak sekolah atau bakat serta prestasi akademik.
pengambil keputusan. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk mendukung sistem 2. TINJAUAN PUSTAKA
pendukung keputusan adalah Analytical
Hierarchy Process (AHP). 2.1. Pengertian Peminatan Peserta Didik
AHP ialah metode yang memperhatikan Sebelum kurikulum 2013, pendidikan di
faktor-faktor subyektifitas seperti persepsi, SMA dan SMK memiliki program penjurusan
preferensi, pengalaman, dan intuisi. peserta didik yang mana pada bangku SMA
(Mahargiyak,2013) Metode AHP dilaksanakan pada kelas XI dan pada bangku
memungkinkan individu untuk secara eksplisit SMK dilaksanakan pada awal penerimaan.
menentukan peringkat kriteria terhadap satu Peminatan peserta didik sendiri adalah
sama lain untuk tujuan memilih prioritas, pemilihan peminatan pembelajaran berdasarkan
penataan masalah dari tujuan utama untuk keinginan peserta didik yang terdapat dalam
tingkat sekunder kriteria dan alternatif (Chang suatu instansi pendidikan yang berfungsi untuk
Dkk., 2008). Meskipun metode AHP banyak membantu dan memfasilitasi peserta didik
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam proses keberhasilan dalam belajar
dalam pengambilan keputusan (Cheng, 1997 ; mengajar sebagaimana juga merupakan tujuan
Chan dkk., 2000), namun metode AHP pendidikan nasional.
memiliki kelemahan. Metode AHP memiliki
ketidakpastian dalam skala AHP yang 2.2. Macam Peminatan Peserta Didik
berbentuk nilai crisp.
Untuk menutupi kelemahan dari metode Pada peserta didik MAN 2 Kota Serang,
AHP, terdapat suatu metode dengan pendekatan terdapat empat macam peminatan peserta didik
konsep Triangular Fuzzy Number (TFN) yaitu peminatan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
terhadap skala AHP, metode tersebut ialah , Peminatan ilmu pengetahuan sosial (IPS),
Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-AHP). Peminatan ilmu budaya dan Bahasa (IBB),
selain itu F-AHP sanggup mengatasi kelemahan Peminatan Agama.
pada kriteriayang memiliki sifat subjektif lebih
banyak pada metode AHP. 2.3. Aspek Peminatan
Berdasarkan penelitian Sistem Pendukung Pada proses pemilihan dan penetapan
Keputusan sebelumnya yang menggunakan peminatan peserta didik yang dilakukan di
Hasil bagi tersebut dijumlahkan untuk hanya mempunyai dua kemungkinan, yaitu 0
mendapatkan nilai λmax. Untuk menghitung atau 1. Himpunan fuzzy menyediakan cara yang
λmax menggunakan persamaan (4). efektif untuk mengatasi ketidakpastian selain
teori probabilitas karena terdapat kemungkinan
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝐴𝑋)
λ max = (4) terjadinya keangotaan sebagian.
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 (𝑋)
2.6. Fuzzy Analytical Hierarchy Process (F-
7. Menghitung Consistency Index (CI) AHP)
menggunakan persamaan (5).
F-AHP merupakan gabungan metode AHP
λ max − 𝑛 dengan pendekatan konsep Fuzzy. F-AHP
𝐶𝐼 = (5)
𝑛−1 menutupi kelemahan yang terdapat pada AHP,
8. Menghitung Consitency Ratio (CR) yaitu permasalahan terhadap kriteria yang
menggunakan persamaan (6). memiliki sifat subjektif lebih banyak.
𝐶𝐼 Ketidakpastian bilangan direpresentasikan
𝐶𝑅 = (6) dengan urutan skala. Penentuan derajat
𝑅𝐼
Dimana : keanggotaan Fuzzy AHP yang
CR = Consistency Ratio dikembangkan menggunakan fungsi
CI = Consistency Index
keanggotaan segitiga (Triangular Fuzzy
RI = Random Consistency Index
Ratio index (RI) yang umum digunakan untuk
Number/TFN). Fungsi keanggotaan segitiga
setiap ordo matriks ditunjukkan pada tabel 3. merupakan gabungan antara dua garis
(linear). langkah-langkah metode Fuzzy
Tabel 3. Tabel Random Consistency Index
AHP, adalah:
N RI
1 0
1. Membuat struktur hirarki masalah yang akan
diselesaikan dan menentukan perbandingan
2 0
matriks berpasangan antar kriteria dengan
3 0,58 skala TFN seperti pada Tabel 4.
4 0,9
5 1,12 Tabel 4. Tabel Fuzzifikasi Perbandingan antar Dua
Kriteria
6 1,24
Skala Skala Fuzzy Invers Skala
7 1,32
AHP Fuzzy
8 1,41 1 1= (1,1,1) = jika (1/3, 1/1, 1/1)
9 1,45 diagonal
(1,1,3) = selainnya
10 1,49
11 1,51 3 3 = (1,3,5) (1/5, 1/3, 1/1)
12 1,48 5 5 = (3,5,7) (1/7, 1/5, 1/3)
7 5 = (3,5,7) (1/9, 1/7, 1/5)
13 1,56
9 9 = (7,9,9) (1/9, 1/9, 1/7)
14 1,57
2 2 = (1,2,4) (1/4, 1/2, 1/1)
15 1,59 4 4 = (2,4,6) (1/6, 1/4, 1/2)
6 6 = (4,6,8) (1/8, 1/6, 1/4)
Memeriksa konsistensi hierarki 8 8 = (6,8,9) (1/9, 1/8, 1/6)
berdasarkan tabel ratio index. Jika nilai < 0,1
maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar, Skala fuzzifikasi perbandingan
namun jika > 0,1 maka penilaian data harus kepentingan antara dua kriteria dapat
diperbaiki. digambarkan dalam bentuk grafik seperti pada
gambar 1.
2.5. Logika Fuzzy
Logika fuzzy pertama kali dikenalkan oleh
Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Logika
ini memiliki nilai kesamaran antara benar.
Dalam himpunan tegas, nilai keanggotaan
Mulai
Kriteria_peminatan
Tidak
Rasio ≤ 0.1
Gambar 2 Diagram alur metodologi penelitian
dari metode fuzzy-AHP dari sistem penentuan pengujian skenario pengaruh bobot kriteria
peminatan yang dirancang. Pengujian ini hanya terhadap akurasi untuk peminatan IPA
mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya ditunjukkan pada tabel 5.
tanpa mengetahui apa yang sesungguhnya Tabel 5. Matriks Perbandingan Berpasangan
terjadi dalam proses detailnya. Peminatan IPA Percobaan 1
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15
4.2 Pengujian Akurasi Sistem K1 1 2 2 2 1 1 1 1 0,5 0,5 2 0,333 1 1 1
K2 0,5 1 1 1 0,333 0,333 0,333 0,333 0,25 0,25 0,333 0,167 0,2 0,2 0,2
Pengujian akurasi dilakukan untuk K3 0,5 1 1 1 0,333 0,333 0,333 0,333 0,25 0,25 0,333 0,167 0,2 0,2 0,2
K4 0,5 1 1 1 0,333 0,333 0,333 0,333 0,25 0,25 0,333 0,167 0,2 0,2 0,2
mengetahui performa implementasi metode F- K5 1 3 3 3 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0,25 0,333 0,333 0,333
AHP dalam penentuan peminatan di MAN 2 K6
K7
1
1
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
0,5 0,5
0,5 0,5
0,5
0,5
0,25
0,25
0,333
0,333
0,333
0,333
0,333
0,333
Kota Serang. Pengujian dilakukan dengan K8 1 3 3 3 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0,25 0,333 0,333 0,333
K9 2 4 4 4 2 2 2 2 1 1 3 0,5 2 2 2
membandingkan data hasil keputusan sistem K10 2 4 4 4 2 2 2 2 1 1 3 0,5 2 2 2
dengan data siswa baru MAN 2 Kota Serang K11 0,5 3 3 3 2 2 2 2 0,333 0,333 1 0,25 1 1 1
K12 3 6 6 6 4 4 4 4 2 2 4 1 3 3 3
tahun 2016/2017. Pengujian dilakukan dengan K13 1 5 5 5 3 3 3 3 0,5 0,5 1 0,333 1 1 1
cara memasukkan beberapa nilai matriks K14 1 5 5 5 3 3 3 3 0,5 0,5 1 0,333 1 1 1
K15 1 5 5 5 3 3 3 3 0,5 0,5 1 0,333 1 1 1
perbandingan yang berbeda-beda untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh matriks keterangan:
perbandingan berpasangan terhadap nilai K1 = PPDB IPA K9 = UN Matematika
akurasi yang akan dihasilkan oleh sistem. K2 = PPDB Bahasa K10 = UN IPA
Diketahui hasil pengujian perbandingan K3 = PPDB IPS K11 = Psikotes
sistem penentuan peminatan siswa dengan hasil K4 = PPDB Agama K12 = Minat IPA
yang diperoleh dari data guru BK MAN 2 Kota K5 = Rapor IPS K13 = Minat IPS
Serang dengan tingkat akurasi sebesar 63,33%. K6 = Rapor Agama K14 = Minat Bahasa
Proses pengujian akurasi tersebut menggunakan K7 = UN B. Indonesia K15 = Minata Agama
data siswa baru MAN 2 Kota Serang tahun K8 = UN B. Inggris
2016/2017 sebanyak 30 data siswa. Dari hasil
peminatan 30 data siswa, keluaran yang Hasil pengujian percobaan pertama dan
dihasilkan sistem tedapat 19 data yang sesuai kedua dapat dilihat pada tabel 6 dan tabel 7.
dan 11 data siswa yang tidak sesuai dengan
hasil dari data guru BK MAN 2 Kota Serang. Tabel 6. Hasil Pengujian Pengaruh Bobot
Kriteria Terhadap Akurasi Percobaan 1
4.3. Pengujian Pengaruh Bobot Kriteria Data MAN 2
Data Sistem
Terhadap Akurasi Kota Serang
Hasil
No Pemiantan No Peminatan
Pada pengujian pengaruh bobot kriteria
terhadap akurasi dilakukan pengujian dengan Tidak
1 IBB 1
IPA sesuai
mengubah nilai bobot matriks perbandingan
2 IPA 2 Sesuai
berpasangan sebanyak dua kali dari masing- IPA
masing peminatan. Tujuan pengujian ini untuk 3 AGAMA 3 Sesuai
mendapatkan nilai akurasi yang lebih baik pada AGAMA
Tidak
penentuan peminatan siswa menggunakan 4 IPS 4
IPA sesuai
metode fuzzy-AHP. Sesuai
5 IPA 5
Pada pengujian ini bobot yang diubah pada IPA
setiap matriks perbandingan kriteria peminatan 6 IPS 6 Sesuai
IPS
adalah nilai bobot yang berhubungan dengan Sesuai
peminatan tersebut. contoh nilai bobot yang 7 IPS 7 IPS
diubah pada percobaan pertama peminatan IPA 8 IPA 8 Sesuai
IPA
ialah nilai bobot matriks perbandingan kriteria
9 IPA 9 Sesuai
1 terhadap kriteria 5 sampai kriteria 15, kriteria IPA
11 terhadap kriteria 1 sampai kriteria 15, 10 IBB 10 Sesuai
kriteria 9 terhadap kriteria 11 sampai kriteria IBB
Sesuai
15, kriteria 10 terhadap kriteria 11 sampai 11 IPA 11 IPA
kriteria 15, dan kriteria 12 terhadap kriteria 13 Sesuai
12 IPA 12 IPA
sampai kriteria 15. Contoh Matriks
perbandingan kriteria percobaan pertama 13 IPA 13 Sesuai
IPA