Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI SYARI’AH
“Mekanisme Pasar dan Intervensi Harga Dalam Islam”
Dosen Pengampu: Muhammad Baihaqi, M.Si

Kelompok 7:

1. Habib Alwi Hasan (190501141)


2. Rizki Aulia Rahmah (190501122)
3. Sahri Ratna Sari (190501106)
4. Sri Wahyuni (190501144)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah yang berjuduL ”Mekanisme Pasar dan
Intervensi Harga Dalam Islam” ini membahas mengenai penjelasan dari masing-masing topik
yang kami bahas.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai referensi
buku dan website.Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang turut memudahkan penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.

Mataram, 18 April 2020

Tim Penyususun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 2
A. Definisi Mekanisme Pasar ................................................................................................................ 2
B. Mekanisme Pasar Dalam Konsep Islam............................................................................................ 4
C. Pandangan Ekonom Muslim Mengenai Mekanisme Pasar ............................................................... 6
D. Intervensi Harga Dalam Islam .......................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan harga ditentukan oleh mekanisme pasar yang berjalan selamana ini.
Banyak kelebihan maupun kelemahan yang ada di dalam mekanisme pasar sendiri.
Mekanisme pasar memungkinkan kebebasan yang tidak terbatas oleh pelaku pasar terutama
produsen sehingga dapat terjadi monopili yang hanya akan menguntungkan produsen skala
besar saja. Para produsen kecil akan semakin tertindas dengan produsen skala besar yang
merupakan mayoritas. Tidak stabilnya harga juga dapat terjadi karena harga ditentukan oleh
kekuatan permintaan dan penawaran. Harga satu barang dapat berubah-ubah sesuai
permintaan dan penawaran yang menyebabkan pada suatu ketika produsen akan untuk besar
dan lain waktu akan rugi dalam jumlah besar pula.
Apabila terjadi eksternalitas yang parah maka akan menyebabkan distori pasar yang
sulit untuk ditangani. Setiap produksi yang terjadi menyebabkan hal positif dan negatif dalam
waktu yang bersamaan. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam menangani hal ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mekanisme pasar?
2. Bagaimana mekanisme pasar dalam perpektif Islam?
3. Bagaimana pandangan para ekonom muslim mengenai mekanisme pasar?
4. Bagaimana intervensi harga dalam islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi mekanisme pasar
2. Mengetahui dan memahami bagaimana mekanisme pasar dalam perspektif Islam
3. Mengetahui dan memahami bagamaina intervensi harga dalam islam
4. Mengetahui dan memahami intervensi harga dalam Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan
harga sampai menjadi seimbang (jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang
diminta). Teori ekonomi standar mengatakan bahwa meskipun pengaruh kelembagaan selain
free market bisa saja menghasilkan alokasi yang efisien dan optimal. Dengan kata lain, jika
pasar tidak eksis, alokasi sumber daya tidak akan terjadi secara efisien dan optimal. Dalam
beberapa hal, mekanisme pasar tidak bisa bekerja secara optimal pada beberapa sumber daya
alam.
Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan paling
tidak melalui 2 jenis mekanisme. Yaitu melalui mekanisme pasar dan mekanisme birokrasi.
Dengan sejumlah kondisi yang diisyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme
yang dapat mendorong pemakaian sumber daya yang efisien. Namun kegagalan pasar juga
bisa terjadi dalam pengalokasian sejumlah barang dan jasa. Ini bisa disebabkan karena
adanya public goods beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan jasa inilah (beserta mixed
goods) yang akan didistribusikan melalui mekanisme birorasi.
Karena mekanisme pasar yang berbeda, harga pasar yang tercapai pun menjadi berbeda-
beda. Kadang-kadang harga yang terbentuk di pasar bisa menyebabkan kerugian bagi
konsumen atau bahkan kerugian bagi produsen juga. Oleh Karena itu, pemerintah dalam
batas-batas tertentu terkadang perlu melakukan intervensi dalam pembentukan harga dengan
tujuan harga yang terbentuk tidak akan merugikan konsumen maupun prousen. Hal yang
biasanya dilakukan pemerintah antara lain adalah: penentuan harga eceran tertinggi,
penentuan harga eceran terendah, penetapan pajak, serta pemberian subsidi.
Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat
pemerintah. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak
bisa menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan
stabilitas ekonomi, peran dan fungsi Negara mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai
pengendali mekanisme pasar. Walaupun dalam sistem ekonomi pasar, masalah ekonomi

2
utama diserahkan kepada mekanisme pasar, namun pada beberapa kasus tertentu pemerintah
tetap harus campur tangan untuk menghindari kekacauan dalam bidang ekonomi.
Mekanisme pasar juga memiliki kebaikan dan kelemahan. Adapun kebaikan mekanisme
pasar antara lain:
1. Pasar dapat memberi informasi yang lebih tepat
Pasar dapat memberi informasi yang sangat berguna yaitu, dengan memberikan
keterangan tentang harga barang dan sampai dimana besarnya permintaan kepada barang
produksinya.
2. Mengembangkan kegiatan usaha
Keadaan pasar yang selalu berubah, mengalami pertambahan pendapatan, kemajuan
teknologi serta pertambahan penduduk akan mengembangkan permintaan produksi, hal
ini akan menambah produksi serta meningkatkan kegiatan ekonomi.
3. Memperoleh keahlian modern
Untuk memperoleh hasil yang maksimal teknologi modern haruslah digunakan,
kemahiran teknik serta manajemen yang modern diperlukan.
4. Produsi secara efsien
Dengan ditentukannya permintaan barang serta kelangkaannya akan besar juga
harganya, ditambah lagi dengan kelangkaan pada barang. Artinya harga faktor-faktor
produksi yang berbeda, yang akan menetukan besarnya permintaan dan ketersediaannya
akan menyebabkan pengusaha berusaha untuk menggunakannya secara efisien.
5. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi
Mempunyai kebebasan yang penuh untuk memilih jenis barang-barang yang akan
diproduksinya serta jenis-jenis faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan
barang-barang produksinya tersebut untuk mendapatkan pembayaran yang lebih
menguntungkan.
Adapun kelemahan mekanisme pasar antra lain:
1. Kebebasan yang tidak terbatas menindas golongan-gologan tertentu
Persaingan yang sangat bebas menyebabkan golongan yang kuat akan menjadi lebih
kuat lagi, artinya golongan mayoritas menindas golongan minoritas.
2. Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya

3
Mekanisme pasar yang bebas menyebabkan perekonomian selalu mengalami
kegiatan naik dan turun yang sangat tidak teratur.
3. Sistem pasar dapat menimbulkan monopoli
Tidak selalu mekanisme pasar itu merupakan suatu sistem pasar persaingan sempurna
dimana harga dan jumlah barang yang diperjual belikan ditentukan oleh permintaan
pembeli serta penawaran penjual yang banyak jumlahnya.
4. Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien
Jasa-jasa seperti jalan raya untuk mempertinggi efisiensi lalu lintas, angkatan
bersenjata dan polisi untuk keamanan serta ketertiban, serta rumah sakit untuk
menyediakan jasa kesehatan yang murah itu tidak dapat dilakukan oleh mekanisme pasar
secara efisien, untuk dapat menyediakan jasa di atas diperlukan campur tangan
pemerintah.
5. Kegiatan konsumen dan produsen mungkin menimbulkan “eksternalitas” yang merugikan
Eksternalitas adalah efek samping (buruk atau baik). Eksternalitas yang buruk itu
seperti merugikan lingkungan atau sekitarnya untuk mendapat keuntungan lingkungannya
namun masih mendapat keuntungan.
B. Mekanisme Pasar Dalam Konsep Islam
Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas prinsip persaingan bebas
(perfect competition). Namun demikian bukan berarti kebebasan tersebut berlaku mutlak,
akan tetapi kebebasan yang di bungkus oleh frame syariah, seperti transaksi yang dilakukan
secara benar dan tidak masuk dalam riba untuk mencari keuntungan.
Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang penting dalam perekonomian. Pada
masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menunjukkan adanya peranan pasar yang besar.
Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil.
Beliau menolak adanya price interventation seandainya perubahan harga terjadi karena
mekanisme pasar yang wajar. Islam menganjurkan agar harga berbagai macam barang dan
jasa harus diserahkan pada mekanisme pasar sesuai keekuatan permintaan dan penawaran.
Dalam ajaran Islam pemerintah tidak dibenarkan memihak kepada pembeli dengan
mematok harga yang lebih rendah atau memihak pada penjual dengan mematok harga yang
lebih tinggi. Kebijakan mematok harga tanpa suatu alasan yang jelas dan bisa diterima sesuai
prinsip-prinsip keadilan merupakan hal yang haram atau tindakan yang zalim. Dalam tiap

4
kebijakan yang diambil oleh pemerintah, yang harus diutamakan adalah kesejahteraan yang
sebesar-besarnya bagi semua pihak. Adakalanya pmerintah boleh menggunakan kebijakan
penetapan harga dalam kondisi-kondisi khusus. Ini terutama jika diperlukan jika kebijakan
itu dipandang lebih adil. Menurut Ibnu Taimiyah dalam buku al-Hisbah: “Ta’sir ada yang
zalim, itulah yang diharamkan, dan ada pula yang adil, itulah yang diperbolekan”. Adapun
prinsip-prinsip pasar, sebagai berikut:
a) Ar-Ridha
 Segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara masing-masing
pihak (freedom contract).
 Persaingan sehat
 Mekanisme pasar akan terhambat bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau
monopoli. Monopoli dapat diartikan, penahanannya akan merugikan atau
membahayakan konsumen atau orang banyak.
 Kejujuran
Islam melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun.
Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang
melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat secara luas.
 Keterbukaan serta keadilan
Transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan
kehendak dan keadaan yang sesungguhnya. Islam mengatur agar persaingan di pasar
dilakukan dengan adil, setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidakadilan itu
dilarang, yakni: Talaqqi rukban, pedagang yang menyongsong di pinggir kota
mendapatkan keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari kampong akan harga yang
berlaku di kota.
 Mengurangi timbangan.
 Menyembunyikan barang yang cacat
 Menukar kurma kering dengan kurma basah, karena takaran kurma basah ketika
kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang ditukar.
 Menukar barang dengan kualitas bagus dengan barang yang kualitas sedang.
 Transsaksi najasy, si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya agar orang lain
tertarik.

5
 Ikhtikar (penimbunan).
 Ghaban faa-hisy, menjual barang diatas harga pasar.
Dalam ide mekanisme pasar, hampir semua buku teks ekonomi yag ada mengataka
bahwa ide ini merupakan sumbangan pemikiran Adam Smith. Padahal, kalau ditelusuri dari
sejarah, jauh sebelum Adam Smith lahir, Nabi Muhammad sudah terlebih dahulu
menganjurkan kepada umaynya untuk memanfaatkan mekanisme pasar dalam penyelesaian
masalahmasalah ekonomi, dan menghindari sistem penepatan harga (ta’sir) oleh otoritas
negara kalau tidak terlalu diperlukan.
Konsep makanisme pasar dalam Islam dapat dirujuk kepada hadits Rasululllah Saw
sebagaimana disampaikan oleh Anas RA, sehubungan dengan adanya kenaikan harga-harga
barang di kota Madinah. Dengan hadits ini terlihat dengan jelas bahwa Islam jauh lebih
dahulu (lebih 1160 tahun) mengajarkan konsep mekanisme pasar dari pada Adam Smith.
Dalam hadits tersebut diriwayatkan sebagai berikut : ‫عليه هللا صلى هللا رسول لنا فسعر ر السع غال‬
‫ سلم و‬: ‫بمظلمة يطلبنى منكم أحد وليس ربى ألقى أن أرجوا وانى المسعر الرازق الباسط القابض الخالق هو هللا ان‬
‫“ )الدارمى رواه( مال وال بدم اياه ظلمتها‬Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-
orang ketika itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah
hendaklah engkau menetukan harga”. Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah
yang menetukan harga,yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku
harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu
menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”[4] Inilah teori ekonomi Islam
mengenai harga. Rasulullah SAW dalam hadits tersebut tidak menentukan harga. Ini
menunjukkan bahwa ketentuan harga itu diserahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah
impersonal. Rasulullah menolak tawaran itu dan mengatakan bahwa harga di pasar tidak
boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang menentukannya Mekanisme Pasar.
C. Pandangan Ekonom Muslim Mengenai Mekanisme Pasar
a) Mekanisme pasar menurut Abu Yusuf (731-798 M)
Pemikiran Abu Yusuf tentang pasar dapat dijumpai dalam bbukunya Al-Kharaj.
Selain membahas prinsip perpajakan dan anggaran negara yang menjadi pedoman
kekhalifahan Harun Al-Rasyid di Baghdad, buku ini juga membicarakan beberapa prinsip
dalam mekanisme pasar. Tulisan pertamanya menguraikan tentang naik dan turunnya

6
produksi yang dapat memengaruhi harta. Ia telah menyimpulkan bekerjanya hukum
permintaan dan penawaran ini tidak ia katakana secara eksplisit.
Masyarakat luas pada masa itu memahami bahwa harga suatu barang hanya
ditentukan oleh jumlah penawarannya. Mengenai hal ini Abu Yuauf berkata,”tidak ada
batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada yang
mengaturnya. Prinsipmya tidak bisa diketahui. Murah bukan karena melimpahmya
makanan, demikian mahal bukan karena kelangkaan makanan. Murah dan mahal
merupakan ketentuan Allah (sunnatullah). Bahkan, Abu Yusuf mengindikasikan adanya
variable lain yang juga turut memengaruhi harga misalnya jumlah uang beredardi negara
itu,penimbuhan atau penahanan suatu barang, atau lainnya.
b) Evolusi pasar menurut Al-Ghazali (1058-1111 M)
Al-Ihya ‘Ulumuddin karya Al-Ghazali juga membahas topik ekonomi, termasuk
pasar. Dalam magnum opusnya itu ia telah mebicarakan barter dan permasalahannya,
pentingnya aktivitas perdagangan dan evolusi terjadinya pasar, termasuk bekerjanya
kekuatan permintaan dan penawaran dalam memengaruhi harga.
Dalam suatu pernyataan, Al-Ghazali menyadari kesukitan yang timbul akibat sistem
barter (double coincidence), dank arena itu diperlukan suatu pasar. Selanjutnya, ia juga
memeperkirakan kejadian ini akan berlanjut dalam skala yang lebih luas, mencakup
banyak daerah atau negara. Orang-orang melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk
mendapatkan alat-alat, makanan dan membawanya ke tempat lain dan membutuhakan
alat transportasi. Maka, terciptalah kelas pedagang regional dalam masyrakat. Motifnya
tentu saja mencari keuntungan.
Al-Ghazali tidak menolak kenyatan bahwa mencari keuntungan merupakan motif
utama dalam perdagangan. Namun, ia memberikan banyak penekanan kepada etika
dalam bisnis, dimana etika ini diturunkan dari nilai-nilai Islam.
Bentuk kurva permintaan yang berlereng negatif dan bentuk kurva penawaran yang
berlereng positif telah mendapa perhatian yang jelas dari Al-Ghazali, meskipun tidak
dinyataann secara eksplisit. Yang lebih menarik, konsep yang sekarang kita sebut
elastisitas permintaan ternyata telah dipahami oleh Al-Ghazali.
Dalam buku teks ekonomi konvensionaldidapati penjelasan bahwa barang-barang
kebutuhan pokok, misalnya makanan, memiliki kurva permintaan yang inelastic. Al-

7
Ghazali telah menyadari hal ini sehingga ia menyarankan agar penjualan barang pokok
tidak dibebani keuntungan yang besar agar tidak terlalu membebani masyarakat.
Keuntungan yang besar seyogyanya dicarai dari barang-barang yang bukan merupakan
kebutuhan pokok.
c) Pemikiran Ibn Taimiyah
Pemikiran Ibn Taimiyah mengenai mekanisme pasar banyak dicurahkan melalui
bukumya yang sangat terkenal, yaitu Al-Hisbah Fi’l Al-Islam dan Majmu’ fatawa.
Pandangan Ibn Timiyah mengenai hal ini sebenarnya terfokus pada ,asalah pergerakan
harga yang terjadi pada waktu itu, tetapi ia letakkan dalam kerangka mekanisme pasar.
Ibn Taimiyah berpendapat bahwa kenaikan harga tidak selalu disebabkan oleh
ketidakadilan pedagang. Ia menunjukkan bahwa harga merupakan hasil interaksi hukum
permintaan penawaran yang berbentu karena berbagai faktor yang kompleks.
Dalam kitab fatawa-nya Ibn Taimiyah juga memberikan penjelasan yang lebih rinci
tentang beberapa faktir yang memengaruhi permintaan, dan kemudian tingkat harga,
yaitu:
1)Keinginan orang (al-raghabah) terhadap barang seringkali berbeda-beda.
2)Jumlah orang yang meminta 9demender/tullab) juga memengaruhi harga.
3)Harga juga akan dipengaruhi oleh kuat atau lemahnya kebutuhan terhadap barang, selain
juga besar dan kecilnya permintaan.
4)Harga juga akan bervariasa menurut kualitas pembeli barang tersebut (al-mu’awid).
5)Tingkat harga juga dipengaruhi oelh jenis (uang) pembayaran yang digunakan dalam
transaksi jual beli.
6)Tujuan dari suatu transaksi harus menguntungkan penjual dan pembeli.
7)Kasus yang sama dapat diterapkan pada orang yang menyewakan suatu barang.
d) Mekanisme pasar menurut Ibnu Khaldun (1332-1383)
Pemikiran Ibnu Khaldun tentang pasar termuat dalam buku yang monumental, Al-
Muqaddimah, terutama dalam bab “Harga-harga di kota-kota”. Ia membagi barang-barang
menjadi dua kategori, yaitu barang pokok dan barang mewah.
Ibnu Khaldun sebenarnya menjelaskan pengaruh permintaan dan penawaran terhadap tingkat
harga.secara lebih perinci ia juga menjelaskan pengaruh persaingan diantara para konsumen
dan meningkatkan biaya-biaya akibat perpajakan dan pungutan-pungutan lain terhadap

8
tingkat harga. Dalam buku tersebut, Ibnu Khaldun juga mendeskripsikan pengaruh kenaikan
dan penurunan penawaran terhadap tingkat harga.
Pengaruh tinggi rendahnya tigkat keuntungan terhadap perilku pasar, khususnya produsen,
juga mendapat perhatian dari Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun sangat menghargai harga yang
terjadi dalam pasar bebas, namun ia tidak mengajukan saran kebijakan pemerintah untuk
mengelola harga.
D. Intervensi Harga Dalam Islam
Dalam ekonomi konvensional, praktik monopoli biasanya dikecam sebagai bentuk
persaingan yang tidak sehat. Di Amerika Serikat, misalnya, sejak 1890 telah diberlakukan
Sherman Act yang menyatakan setiap usaha monopoli atau usaha mengontrol perdagangan
adalah ilegal. Kemudian diikuti oleh Federal Trade mission Act dan Clayton Act (1914),
Robinson-Patman Act (1936), Celler-Kefauver (1950), Hart-Scott-Rodino (1976), dan
seterusnya. Meskipun demikian, toh AS tetap memberikan pengecualian untuk beberapa jenis
industri seperti pertanian dan perikanan, serikat buruh, asosiasi ekspor, radio dan televisi,
transportasi, lembaga keuangan dan baseball. Sikap mendua ini tidak aneh karena dalam teori
ekonomi konvensional juga dikenal monopolis yang dibenarkan, misalnya natural monopoli
seperti PLTA yang memerlukan investasi sangat besar. Karena itu sektor ini perlu dilindungi
dari masuknya pesaing baru.
Dalam ekonomi Islam tidak dikenal sikap mendua itu. Siapapun boleh berbisnis tanpa
peduli apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) ada penjual lain. Jadi, monopoli sah-sah
saja. Namun, siapapun dia tidak boleh melakukan ikhtikar, yaitu mengambil keuntungna di
atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih
tinggi atau istilah ekonominya monopolistic rent. Inilah indahnya Islam: monopoli boleh,
monopolistic rent tidak boleh. Bersumber dari Said bin al Musayyab dari Ma'mar bin
Abdullah al-Adawi bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Tidaklah orang melakukan ikhtikar itu
kecuali ia berdosa" (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud). Jelaslah Islam menghargai hak
penjual dan pembeli untuk menentukan harga sekaligus melindungi hak keduanya.
Dalam rangka melindungi hak pembeli dan penjual, Islam membolehkan bahkan
mewajibkan pemerintah melakukan price intervention bila kenaikan harga disebabkan
adanya distorsi terhadap genuine demand dan genuine supply. Khulafaur Rasyidin pun
pernah melakukan price intervention. Umar ibn Khattab r.a. ketika mendatangi suatu pasar

9
dan menemukan bahwa Habib bin Abi Balta' menjual anggur kering pada harga di bawah
harga pasar. Umar r.a. langsung menegurnya: "Naikkan hargamu atau tinggalkan pasar
kami."
Kebolehan price intervention antara lain karena:
a. Price intervention menyangkut kepentingan masyarakat, yaitu melindungi penjual dalam
hal profit margin sekaligus melindungi pembeli dalam hal purchasing power.
b. Bila tidak dilakukan price intervention maka penjual dapat menaikkan harga dengan cara
ikhtikar atau ghaban faa-hisy. Dalam hal ini si penjual menzalimi si pembeli.
c. Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan penjual mewakili
kelompok masyarakat yang lebih kecil. Sehingga price intervention berarti pula
melindungi kepentingan masyarakat yang lebih luas.
 Ibn Taimiyah's Price
Sepintas pendapat Ibn Taimiyah bertentangan dengan penolakan Rasulullah untuk
melakukan price intervention. Namun, sebenarnya Ibnu Taimiyah malah menjabarkan hadis
Rasulullah tersebut yaitu harga seharusnya terjadi secara rela sama rela pada saat supply
bertemu demand. Bagi Ibn Taimiyah price intervention dapat dibedakan menjadi dua:
a. Price intervention yang zalim
Suatu intervensi harga dianggap zalim bila harga atas (ceiling price) ditetapkan di
bawah harga ekuilibrium yang terjadi melalui mekanisme pasar, yaitu atas dasar rela
sama rela. Secara paralel dapat pula dikatakan bila floor price ditetapkan di atas
competitive equilibrium price adalah zalim.
b. Price intervention yang adil
Suatu intervensi harga dianggap adil bila tidak menimbulkan aniaya terhadap
penjual maupun pembeli.
Ibn Taimiyah menjelaskan tiga keadaan di mana price intervention harus dilakukan:
a. Produsen tidak mau menjual barangnya kecuali pada harga yang lebih tinggi daripada
reguler market price, padahal konsumen membutuhkan barang tersebut. Dalam keadaan ini
pemerintah dapat memaksa produsen untuk menjual barangnya dan menentukan harga (price
intervention) yang adil.
b.Produsen menawarkan pada harga yang terlalu tinggi menurut konsumen, sedangkan
konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah menurut produsen. Dalam keadaan ini,

10
maka price intervention harus dilakukan dengan musyawarah dari konsumen dan produsen
yang difasilitasi oleh pemerintah. Setelah musyawarah dengan investigasi atas demand,
supply, biaya produksi, dan lainnya, pemerintah harus mendorong penjual dan pembeli untuk
menentukan harga. Selanjutnya pemerintah menentukan harga tersebut sebagai harga yang
berlaku.
c.Pemilik jasa, misalnya tenaga kerja, yang menolak bekerja kecuali pada harga
yang lebih tinggi daripada harga pasar yang berlaku (the prevailing market price), padahal
masyarakat membutuhkan jasa tersebut, maka pemerintah dapat menetapkan harga yang
wajar (reasonable price) dan memaksa pemilik jasa untuk memberikan jasanya.
Inilah indahnya Islam. Entry barriers dilarang sehingga setiap bisnis yang
mempunyai positive economic profit akan mengundang masuknya pemain baru sehingga
economic profit turun menjadi nihil, dan sekadar mendapat normal profit
saja. Pelarangan entry barriers ini tidak serta merta menjamin masuknya pemain baru
sehingga produsen hanya mendapat normal profit. Dapat saja karena biaya
investasinya yang besar atau teknologi yang menyebabkan pemain baru tidak dapat masuk ke
pasar. Bila ini yang terjadi, natural monopolist tetap saja tidak boleh menentukan harga yang
berlebihan, dan untuk itulah pemerintah melakukan price intervention, yang mengacu pada
regular price berdasarkan customary price, atau musyawarah, atau prevailing price
disesuaikan pada tingkat reasonable price.
Jelaslah Islamic price intervention yang diusulkan Ibn Taimiyah malah melindungi
kepentingan penjual dan pembeli.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kami simpulkan Mekanisme pasar adalah
kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai menjadi
seimbang (jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Dalam Konsep
Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas prinsip persaingan bebas (perfect
competition). Namun demikian bukan berarti kebebasan tersebut berlaku mutlak, akan tetapi
kebebasan yang di bungkus oleh frame syariah, seperti transaksi yang dilakukan secara benar
dan tidak masuk dalam riba untuk mencari keuntungan. Siapapun boleh berbisnis tanpa
peduli apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) ada penjual lain. Jadi, monopoli sah-sah
saja. Namun, siapapun dia tidak boleh melakukan ikhtikar, yaitu mengambil keuntungna di
atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih
tinggi atau istilah ekonominya monopolistic rent. Inilah indahnya Islam: monopoli boleh,
monopolistic rent tidak boleh.
B. Saran
Alhamdulillah dengan selesainya makalah ini kami harap dapat bermanfaat bagi
pembaca. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sebagai penyusun
makalah berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA
1. Adi Warman Karim, EKONOMI MIKRO ISLAMI Edisi Keempat, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada 2011)
2. Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia, TEORI MIKROEKONOMI: SUATU
PERBANDINGAN EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL Edisi
Pertama, ( Jakarta: Kencana 2010)
3. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mekanisme-pasar-dalam-ekonomi/
4. http://www.agustiantocentre.com/?p=1534

13

Anda mungkin juga menyukai