Anda di halaman 1dari 6

HASIL DISKUSI KELOMPOK 3 “TAHAP PERKEMBANGAN SISWA SD”

Anggota Kelompok :

- Ade Irfan Maulana


- Alisya Ananda
- Baiq Nani Arliani Karhi

Pertanyaan :

Kelompok 1

 Dijelaskan di makalah, perkembangan adalah proses perubahan kuantitatif dan kualitatif


individu dalam rentang kehidupannya. Bagaimana perbedaan perubahan perkembangan
kuantitatif dan kualitatif yang dimaksud?

Jawaban : Dalam proses perkembangan, terdapat dua perubahan yaitu perubahan kualitatif
dan kuantitatif. Di mana perubahan kuantitatif itu maksudnya perubahan yang dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur contohnya seperti berat badan, tinggi badan, penambahan
jumlah gigi, perolehan kata-kata, dll. Sedangkan perubahan kualitatif merupakan
perubahan yang tidak dapat diukur, contohnya yaitu perubahan dalam hal jenis, struktur
atau organisasi, ditandai dengan munculnya gejala baru yang tidak secara mudah
diprediksikan, contoh lain misalnya setiap individu memiliki warna kesukaan, dan itu tidak
dapat diketahui kapan individu tersebut menyukainya dan mengapa bisa menyukai warna
tersebut.

Kelompok 2

 Pada bagian tahapan perkembangan siswa SD yaitu salah satunya perkembangan sosial, di
mana siswa dalam pengelompokan cenderung lebih senang berkelompok berdasarkan jenis
kelamin padahal itu jelas kurang sesuai menurut criteria pengelompokan belajar.
Bagaimana menurut kelompok anda terkait hal tersebut dan bagaimana solusi yang anda
tawarkan jika menemui hal seperti itu?
Jawaban : ketika siswa lebih cenderung berkelompok dengan sesame jenisnya padahal itu
tidak sesuai menurut criteria pengelompokkan siswa secara heterogen, artinya berbeda jenis
kelamin, ras, agama, budaya, karena memang dalam proses pembelajaran, kita akan
mengelompokkan siswa berdasarkan intelegensinya atau yang lainnya itu merupakan
strategi guru, akan tetapi diharapkan setiap kelompok itu ada siswa yang pintar, sedang,
dan rendah. Jadi jelas saja solusi kami jika kami menghadapi permasalahan seperti itu yaitu
kami sebagai fasilitator akan membentuk kelompok siswa kami sesuai dengan criteria
pembelajaran (heterogen) agar interaksinya tidak bersama dengan sesame jenisnya saja.

Kelompok 4

 Di makalah sudah disebutkan mengenai macam-macam aspek kebutuhan siswa. Coba


jelaskan menurut kelompok anda apa maksud dari point kedua tersebut.

Jawaban : aspek kebutuhan siswa sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan materi
apa yang akan dipelajari yaitu psiko-biologis dan sosial yang berkaitan dengan tuntutan
lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan orang dewasa, jadi maksud dari
sosial itu yakni materi yang akan dipelajari itu disesuaikan dengan lingkungannya.
Misalnya ketika kita mencontohkan sesuatu pada proses pembelajaran kita mestinya
memberikan contoh yang ada di lingkungannya. Contohnya di Lombok, kita dilarang
menunjuk menggunakan tangan kiri, berbeda halnya dengan di Jawa atau wilayah yang
lain.

Kelompok 5

 Dari sekian banyak tahap perkembangan manakah tahap perkembangan yang paling berat
atau susah dikembangkan oleh guru?

Jawaban : menurut kelompok kami tidak ada tahap perkembangan yang paling susah
ataupun mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi tugas guru yaitu mengetahui tahap
perkembangan peserta didik setiap fase perkembangannya, sehingga setelah guru
mengetahui perkembangan peserta didik guru jadi lebih mudah menentukan strategi untuk
mengembangkan setiap tahap yang dimiliki siswa, sehingga setiap fase perkembangannnya
dapat berkembang.

Kelompok 6

 Seperti yang kita ketahui bahwa usia 6-12 tahun di mana anak lebih suka bermain, dalam
interaksinya tersebut seringkali mereka saling ejek, saling merendahkan, tidak peduli
terhadap perasaan temannya. Menurut kelompok anda, bagaimana contoh nyata yang harus
diberikan seorang guru untuk menanamkan sikap sosial terhadap anak sejak dini?

Jawaban : Menanamkan sikap sosial kepada anak itu dengan memberikan pemahaman
bagaimana bersikap baik dan bagaimana dampaknya, serta memberikan pemahaman
bagaimana bersikap buruk dan bagaimana dampaknya. Setelah guru memberikan
pemahaman tentang sikap sosial, guru kemudian mencontohkan siswanya bagaimana
berperilaku baik, baik itu guru dengan siswa, guru dengan guru, ataupun guru dengan
pegawai yaitu dengan cara berbicara yang santun. Contoh nyatanya ketika guru salah, maka
ia harus meminta maaf, mengucapkan terima kasih ketika sudah dibantu, dll.

Kelompok 7

 Bagaimana strategi kalian sebagai guru jika di kelas rendah siswanya belum mampu
melakukan sosialisasi dengan teman bermainnya?

Jawaban : Dengan cara membuat strategi pembelajaran yang memungkinkan seperti


diskusi bersama kelompok-kelompok kecil, lama-lama anak akan terbiasa jika sudah
berinteraksi dengan teman-temannya. Sehingga secara tidak langsung interaksi sosial anak
akan meningkat atau sosialisasi bersama teman bermainnya akan meningkat.

Kelompok 8

 Di makalah dijelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari intelegensi itu tidak berfungsi
dalam bentuk murni akan tetapi setiap individu memiliki campuran yang unik dari
kedelapan intelegensi tersebut sehingga dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa.
Campuran yang unik seperti apa yang dimiliki tiap individu dari kedelapan intelegensi
tersebut sehingga dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa?

Jawaban : Intelligensi itu tidak berfungsi dalam bentuk murni (tanpa campuran) karena
setiap individu memiliki campuran yang unik dari ke delapan intelligensi, maksudnya
setiap anak itu memiliki lebih dari satu intelegensi, misalnya intelegensi musik dan
intrapersonal, jadi campuran dari intelegensinya harus tetap diperhatikan guru agar
intelegeensi tetap berkembang. Sehingga tidak hanya satu tapi semua kecerdasan dapat
ditumbuhkembangkan.

Kelompok 9

 Pada perkembangan anak SD salah satunya adalah aspek-aspek intelligensi. Bagaimana


cara mengembangkan aspek-aspek tersebut dalam diri peserta didik?

Jawaban : yang dapat dilakukan pendidik untuk mengembangkan aspek tersebut yaitu :
a. Mengaktifkan seluruh indra pembelajar. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk
mengaktifkan seluruh indra pembelajar, yaitu: melatih cara mendengar yang efektif,
melatih mata untuk membaca cepat dan efektif, melatih keterampilan menulis atau
membuat catatan yang cepat dan tepat.
b. Melatih silang intelegensi/kecerdasan yang berbeda. Yang dimaksud dengan “silang” di
sini adalah setiap intelegensi pembelajar tidak dikembangkan secara bersamaan, tetapi
dikembangkan satu per satu secara terpisah.
c. Melatih intelegensi secara berimbang. Langkah yang harus dilakukan adalah: (1)
mengidentifikasi intelegensi primer pembelajar dengan observasi perilaku pembelajar
baik di kelas/luar; (2) menyusun rencana pembelajaran/ satuan pelajaran/silabus ; (3)
melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi
pembelajar.

Kelompok 10
 Jika ada salah satu murid anda yang perkembangannya itu sangat jauh berbeda dari anak
SD normal tetapi orang tuanya memaksakan anaknya untuk tetap masuk di sekolah biasa.
Menurut kelompok kalian apa yang akan kalian lakukan untuk menanggapi hal tersebut?

Jawaban : Kasus ini banyak terjadi di desa-desa, karena memang sangat jarang sekali
sekolah untuk anak yang berkebutuhan khusus, tak bisa dipungkiri, karena setiap individu
berhak mendapatkan pendidikan jadi secara tidak langsung kita harus menerima mereka
untuk kita ajar. Karena mereka berbeda dari yang lain, jelas saja mereka mendapatkan
perlakuan yang berbeda dari yang lain dan juga mereka akan mendapatkan perlakuan yang
berbeda dari kita sebagai guru yakni perlakuan yang lebih khusus. Jadi, kompetensi, tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran, teknik, dan materi yang kita ajarkan jelas berbeda dari
anak normal. Jadi harus disesuaikan dengan kondisi anak tersebut. Jika memang tidak
memungkinkan untuk kita ajar, maka alangkah baiknya untuk memberikan pemahaman
kepada orang tuanya terkait dengan kondisi anaknya.

Kelompok 11

 Intelligensi spasial adalah kemampuan untuk mengamati secara mental, manipulasi, dan
objek atau kemampuan mempersepsi dunia ruang visual? Intinya, dapatkah kelompok anda
menjelaskan maksud dari pengertian di atas beserta contohnya?

Jawaban : Mengamati secara mental maksudnya, mereka mampu mengenal bentuk dengan
mudah. Mereka sangat mudah menilai hanya dengan melihat pola suatu benda ataupun
peristiwa. Hal tersebut sangat jarang dimiliki orang lain yang tidak memiliki kecerdasan
spasial. Memanipulasi bentuk dan objek maksudnya adalah mereka memiliki kemampuan
untuk membuat bentuk ataupun merancang sebuah bentuk bangunan. Mempersepsi dunia
ruang visual yaitu kepekaan terhadap garis baik tinggi maupun membentang. Visualisasi
mereka sangat bagus, yang menandakan bahwa penglihatan dan logika mereka untuk
menalar sebuah bentuk dan ruang sangatlah tinggi.

Kelompok 12
 Tentang perkembangan fisik (motorik) saya pernah mendengar pernyataan dari dosen
bahasa Indonesia di TPB yang mengatakan jika seseorang yang tulisannya seperti ceker
ayam berarti lebih dominan motorik kasarnya. Apakah orang tersebut ketika SD
perkembangan motoriknya tidak bagus? Apa penyebabnya atau yang mempengaruhi
perkembangan motorik tersebut tidak berkembang dengan baik? Dan apakah
perkembangan motorik itu juga bisa mengalami perubahan di atas usia anak SD
 Bagaimana tuntutan lingkungan masyarakat menjadi aspek kebutuhan bagi siswa,
bukannya tuntutan tersebut bisa member tekanan kepada anak untuk berkembang?

Kelompok 13

 Pada bagian perkembangan kognitif dijelaskan bahwa anak-anak yang usianya 7-8 tahun
sudah mampu berpikir logis, contohnya 7x8= 56, 56:8 = 7. Tapi pada kenyataannya
kebanyakan anak lebih cepat memahami perkalian dan sangat sulit untuk memahami
pembagian, bahkan usia lebih dari itu. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Kelompok 14

 Bagaimaana pendapat anda jika ada murid kelas anda kurang aktif dalam belajar, apakah
anak tersebut akan mengalami hambatan dalam perkembangannya? Jelaskan!

Jawaban : Tentu, karena jika guru tidak bisa melakukan pendekatan kepada siswa yang
pendiam dan pemalu tersebut, guru pun akan kesulitan untuk memaksimalkan
perkembangan potensi dan bakat siswa tersebut. Dalam hal ini, kita sebagai guru perlu cara
khusus dalam menangani anak yang cenderung pendiam dan pemalu. Cara utama yang
harus dilakukan guru adalah membangun rasa percaya diri si anak tersebut. Hal ini
mungkin tidak mudah, karena itu guru harus bisa membuat suasana nyaman agar anak
tersebut bisa merasa nyaman untuk berbicara.

Anda mungkin juga menyukai