Anda di halaman 1dari 28

ASKEP KLIEN HIPERTIROIDISME ASKEP KLIEN HIPERTIROIDISME

A. Definisi Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan


kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang
merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah
keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan
hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien
dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor
pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi,
penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.

1. Apakah itu tiroid ? Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian
bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin.

2. Hormon Tiroid Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme
Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang
biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.
Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating
immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif
dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap
peningkatan kadar HT. Penyebab penyaldt Grave tidak diketahui, namun tampaknya terdapat
predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, Yang paling sering terkena adalah wanita
berusia antara 20an sampai 30an. Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid
akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid
terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada
pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengaktivan
hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh peningkatan
TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid
biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang ireversibel dan kelenjar
tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap
memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap mengalami
hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular toksik. Dapat terjadi adenoma,
hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun jarang.

B. Klasifikasi Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:

1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme

2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

C. Penyebab Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan
TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat
rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah
karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

1. Penyebab Utama a. Penyakit Grave b. Toxic multinodular goitre c. ’’Solitary toxic adenoma’’
2. Penyebab Lain a. Tiroiditis b. Penyakit troboblastis c. Ambilan hormone tiroid secara
berlebihan d. Pemakaian yodium yang berlebihan e. Kanker pituitari f. Obat-obatan seperti
Amiodarone

D. Gejala-gejala

1. Peningkatan frekuensi denyut jantung

2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin

3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap


panas, keringat berlebihan

4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)

5. Peningkatan frekuensi buang air besar

6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid


7. Gangguan reproduksi

8. Tidak tahan panas

9. Cepat letih

10. Tanda bruit

11. Haid sedikit dan tidak tetap

12. Pembesaran kelenjar tiroid

13. Mata melotot (exoptalmus

E. Diagnosa Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini : Pemeriksaan darah yang
mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan
lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.

1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone)

2. Bebas T4 (tiroksin)

3. Bebas T3 (triiodotironin)

4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar
tiroid

5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid

6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

F. Komplikasi Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani
terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak
terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106°F), dan, apabila tidak diobati,
kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena
agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas

G. Penatalaksanaan

1. Konservatif Tata laksana penyakit Graves a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi
hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah
sebagai berikut :

1) Thioamide

2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari

3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari

4) Potassium Iodide

5) Sodium Ipodate

6) Anion Inhibitor b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi :

a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma
ringan –sedang dan tiroktosikosis

b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan
yodium radioaktif

c. Persiapan tiroidektomi

d. Pasien hamil, usia lanjut

e. Krisis tiroid Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien
menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4
dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan
setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil
yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan
, dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di
hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau
terjadi kolaps.

2. Surgical a. Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang
hiperaktif b. Tiroidektomi. Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar

Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang dikutip dari
Doenges (2000), seperti dibawah ini :

A. Pengkajian

1. Aktivitas atau istirahat

a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi, Kelelahan berat
b. Tanda : Atrofi otot

2. Sirkulasi

a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis)

3. Eliminasi Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare, Urine
encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi
hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif ( diare )

4. Integritas / Ego

a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
b. Tanda : Ansietas peka rangsang

5. Makanan / Cairan

a. Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet : peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus,
penggunaan diuretik ( tiazid )

b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas
aseton)

6. Neurosensori

a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan

b. Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori
( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang (
tahap lanjut dari DKA)

7. Nyeri / Kenyamanan Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah
meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan

a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi atau tidak)

b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat

9. Keamanan

a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit


b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum /
rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otototot pernapasan (jika kadar kalium
menurun dengan cukup tajam )

10. Seksualitas

a. Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ; kesulitan orgasme
pada wanita

b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif secara
menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat.

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami
hipertiroidisme adalah sebagai berikut :

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi

3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)

4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan


mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.

5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.

6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan


dengan tidak mengenal sumber informasi.

7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik, peningkatan
stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur

C. Perencanaan / Intervensi.

1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung Tujuan :Klien akan
mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
1) Nadi perifer dapat teraba normal.

2) Vital sign dalam batas normal.

3) Pengisian kapiler normal

4) Status mental baik

5) Tidak ada disritmia Intervensi :

a. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan
besarnya tekanan nadi Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat
dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi

b. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien. Rasional :
Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia

c. Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels) Rasional :
S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan
hipermetabolik

d. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan
produksi urine dan hipotensi Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan
menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung

e. Catat masukan dan haluaran

8 Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat

2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi

Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi

Intervensi :

a. Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas. Rasional : Nadi secara
luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia mungkin ditemukan
b. Ciptakan lingkungan yang tenang

Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi,


hiperaktif, dan imsomnia

c. Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas

Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme

d. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage

Rasional : Meningkatkan relaksasi

3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :

a. Nafsu makan baik.

b. Berat badan normal

c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Intervensi : a. Catat adanya anoreksia, mual dan muntah

Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi


resisten yang mengakibatkan hiperglikemia

b. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari

Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup
merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid

c. kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin

Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang
adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus

Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
Intervensi :

a. Observasi adanya edema periorbital

Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan

b. Evaluasi ketajaman mata

Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita

c. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap

Rasional : Melindungi kerusakan kornea

d. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada
komplikasi

5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik

Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria :
Pasien tampak rileks Intervensi :

a. Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas

Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan imsomnis

b. Bicara singkat dengan kata yang sederhana

Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi berkurang, yang membatasi
kemampuan untuk mengasimilasi informasi

c. Jelaskan prosedur tindakan

Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi

d. Kurangi stimulasi dari luar


Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik

6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan


dengan tidak mengenal sumber informasi Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang
penyakitnya dengan kriteria Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya Intervensi : a.
Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan Rasional : Memberikan pengetahuan dasar
dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkana informasi b. Berikan informasi yang tepat
Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan
menentukan tindakan pengobatan c. Identifikasi sumber stress Rasional : Faktor psikogenik
seringkali sangat penting dalam memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini d. Tekankan
pentingnya perencanaan waktu istirahat Rasional : Mencegah munculnya kelelahan e. Berikan
informasi tanda dan gejala dari hipotiroid Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan
hipertiroid besar kemungkinan mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah
pengobatan selama 5 tahun kedepan 7. Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan
perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola
tidur Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab. Intervensi : a. Kaji proses pikir pasien seperti memori,
rentang perhatian, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang Rasional : Menentukan adanya
kelainan pada proses sensori Askep Klien Hipertiroidisme By@Ismail, S.Kep, Ns, M.Kes 10 b.
Catat adanya perubahan tingkah laku Rasional :Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat
beristirahat, sensitifitas meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik
yang sesungguhnya c. kaji tingkat ansietas Rasional :Ansietas dapat merubah proses pikir d.
Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan Rasional :Penurunan stimulasi
eksternal dapat menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinaso pendengara.
e. Orientasikan pasien pada tempat dan waktu Rasional :Membantu untuk mengembangkan dan
mempertahankan kesadaran pada realita/lingkungan f. Anjurkan keluarga atau orang terdekat
lainnya untuk mengunjungi klien. Rasional :Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan
orientasi pasien. g. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau
obat anti psikotik. Rasional :Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi
untuk meningkatkan proses pikir. D. Evaluasi Hasil yang diharapkan adalah : 1. Klien akan
mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh 2. Klien akan
mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi 3. Klien akan menunjukkan
berat badan stabil 4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus 5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi 6. Klien
akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya 7. Mempertahankan orientasi realitas
umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi Hipertirod
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran
klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid
yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium,
maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan
kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang
menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya
hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses
kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi
sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya
adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap
pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium :
Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah
pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang
berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika
hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum
dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau
pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatolmerupakan  obat yang paling sering
digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara
mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral
(ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah
terhadap hormon tiroid.

Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan
kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid.
Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid
menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan beberapa gejala
Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi
gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat dalam mengatasi
badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian yodium
radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25% penderita mengalamai
hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan merupakan
terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar, penderita yang
alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah menjalani pembedahan,
bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih hormon sepanjang
hidupnya.
B.     Anatomi fisiologi

Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem pengatur
utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton & Hall: 1159).
Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi otot,
perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa
kelenjar endokrin (Guyton & Hall: 703). Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan dengan
pengaturan berbagai fungsi metabolisme tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di
dalam sel atau pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari
metabolisme sel seperti pertumbuhan dan sekresi (Guyton & Hall:1159).
Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem
endokrin.Salah satu  kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat berperan dalam metabolisme
tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid tersebut dibutuhkan
persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan. Penurunan total sekresi tiroid
biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen di
bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat dapat menyebabkan
naiknya kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal
(Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun sebagai akibat
pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-338). Tiroksin dan triiodotironin
berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi
meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin berfungsi memacu pengendapan
kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum.
Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
 Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan
tulang
 Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
 Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot
dan menambah irama jantung
 Merangsang pembentukan sel darah merah
 Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolism.
 Bereaksi sebagai antagonis kalsium.

C.      Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan
penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal,
disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga
jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar.
Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut
TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan  dengan reseptor yang mengikat
TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini
mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda
dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang
disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala
klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan
akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot
sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid pada
system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak
keluar.

D.      Manifestasi klinis
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsng
aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu
sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan, kelelahan,
tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran tiroid.
E.       Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi
hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena
uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1.    Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid
yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada
pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam
peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit,
penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol
keluar hingga double vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada
tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa
sakit, serta berkeringat banyak.
2.    Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata
toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga
memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3.    Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang
tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid
dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.

4.    Produksi TSH yang Abnormal


Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5.    Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana
pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
6.    Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila
sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
F.       Tanda dan Gejala Hipertiroid
Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
        Banyak keringat         Denyut nadi cepat, seringkali
        Tidak tahan panas >100x/menit
        Sering BAB, kadang diare         Berat badan turun, meskipun
        Jari tangan gementar (tremor) banyak makan rasa capai
        Nervus, tegang, gelisah, cemas,         Otot lemas, terutama lengan atas
mudah tersinggung dan paha
        Jantung berdebar cepat         Rambut rontok

        Haid menjadi tidak teratur         Kulit halus dan tipis

        Bola mata menonjol dapat disertai         Pikiran sukar konsentrasi

dengan penglihatan ganda         Kehamilan sering berakhir dengan

        Denyut nadi tidak teratur terutama keguguran


pada usia diatas 60 th         Terjadi perubahan pada mata
        Tekanan darah meningkat bertambahnya pembentukan air
mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya

G.      Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang
terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1.        Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2.        Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3.        Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4.        Pembesaran hati disertai  penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena
hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :
-          Infeksi -          Diabetes yang kurang terkendali
-          Pembedahan -          Ketakutan
-          Stress -          Kehamilan atau persalinan

H.      Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1.      Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a.       Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien muda
dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b.      Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan
pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c.       Persiapan tiroidektomi
d.      Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e.       Pasien dengan krisis tiroid

Obat antitiroid yang sering digunakan :


Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeriksaan (mg/hari)
        Karbimatol 30 – 60 5 – 20
        Metimazol 30 – 60 5 – 20
        Propiltiourasil 300 – 600 50 – 200

Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya diberikan
propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa
laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu,
oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2.      Pengobatan dengan yodium  radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a.       Pasien umur 35 tahun atau lebih
b.      Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c.       Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d.      Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e.       Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3.      Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a.       Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b.      Pada wanita hamil  (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c.       Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d.      Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e.       Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama
10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4.      Pengobatan tambahan
a.       Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-200
mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b.      Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium
radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c.       Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid
kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis hormon
tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d.      Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya dibandingkan
dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid alergi terhadap yodium.
I.         Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1.    TSH serum (biasanya menurun)
2.    T3, T4 (biasanya meningkat)
3.    Test darah hormon tiroid
4.    X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.      Pengkajian

1.         Aktivitas atau istirahat


Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
2.         Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan
tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3.         Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning,
poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine
berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4.         Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang

5.         Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus,
penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)
6.         Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia, gangguan
penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori 
baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA).
7.         Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.
8.         Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat

9.         Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum/rentang
gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar kalium menurun
dengan cukup tajam)
10.     Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara
mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
B.       Diagnosa Keperawatan 
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah
sebagai berikut :
  Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
  Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
  Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
  Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
  Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
  Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi.
  Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik, peningkatan
stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur.

C.      Intervensi keperawatan
1.      Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,
keadaan hipermetabolisme,peningkatan beban kerja jantung    
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
-       Nadi perifer dapat teraba normal
-       Vital sign dalam batas normal.
-       Pengisian kapiler normal
-       Status mental baik
-       Tidak ada disritmia
Intervensi :
            Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika    
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
       Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari           
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
            Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan       
pasien.
       Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh  
otot jantung atau iskemia
            Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)
       Rasional : Murmur yang menonjol berhubungan dengan curah        
jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik

            Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi           
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
       Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan        
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
            Catat masukan dan keluaran
        Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan       
dehidrasi berat
2.      Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan     
energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat     
energi
Intervensi :
         Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.          
Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardia mungkin ditemukan
         Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional : Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan       
agitasi, hiperaktif dan insomnia
         Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism
         Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massase
Rasional : Meningkatkan relaksasi
3.      Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
-       Nafsu makan baik.
-       Berat badan normal
-       Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
         Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan  
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
         Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan    
kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
         Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat          
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.
4.      Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan   
perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus

Intervensi :
         Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
         Evaluasi ketajaman mata
Rasional : Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
         Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
         Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5.      Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria :
Pasien tampak rileks
Intervensi :
         Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan     
insomnia
         Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek,konsentrasi  
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi

         Jelaskan prosedur tindakan


Rasional : Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan        
kesalahan interpretasi
         Kurangi stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6.      Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan       
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria :
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
         Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkan
informasi
         Berikan informasi yang tepat
Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang    
muncul akan menentukan tindakan pengobatan
         Identifikasi sumber stress
Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam            
memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
         Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat
Rasional : Mencegah munculnya kelelahan

         Berikan
informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Rasional : Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan
7.      Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
         Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
Rasional :  Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
         Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional : Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas         
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang sesungguhnya
         Kaji tingkat ansietas
Rasional :  Ansietas dapat merubah proses pikir
         Ciptakan lingkungan yang tenang,turunkan stimulasi lingkungan
Rasional : menurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka rangsang
saraf, halusinasi pendengaran
         Orientasikan pasien pada tempat dan waktu
Rasional : Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran        
pada realita/lingkungan
         Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
Rasional :  Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien.
         Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau  
obat anti psikotik.
Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi           
untuk meningkatkan proses pikir.
D.      Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan
tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan yang diharapkan.         

E.       Evaluasi 
Hasil yang diharapkan adalah :
1.         Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
2.         Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3.         Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4.         Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari    
ulkus
5.         Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6.         Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7.         Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam            
berpikir/berprilaku dan faktor penyeba.
BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari.Pada
gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek
umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang
disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak.pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi
produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).

B.       Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara berlebihan
karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat menyebabkan infeksi
karena ada virus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer Arif,dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta : Media Aesculapius


2.      Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

3.      Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

4.      Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com
5.      Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com

6.      Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai