Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
BAB 2
ISI
1) Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda
yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada
umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi
dikota dari pada di desa yang penduduknya masih jarang.
2) Inhalasi (inhalation)
Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang,
berjejelan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah factor yang sangat penting didalam
epidemologi penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne
infection (penyakit yang ditularkan melalui udara).
3) Infeksi
Penularan melalui tangan, makanan, dan minuman.
4) Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organism itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang,
melalui gigitan vector misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus
5) Infeksi melalui plasenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu
mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
2.1.4 Factor Induk Semang (Host)
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh factor-faktor yang
ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada
seseorang tergantung / ditentukan oleh kekebalan / resistensi orang yang bersangkutan.
2.1.5 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan :
1) Eliminasi Reservoir ( Sumber Penyakit)
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :
a) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusus untuk
mengurangi kontak dengan orang lain.
b) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama
penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam waktu
yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.
2) Memutus Mata Rantai Penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang
penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
3) Melindungi Orang-Orang (Kelompok)
Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit
menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan
imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat prifilaksis tertentu juga dapat mencegah
penyakit malaria, meningitis, dan disentri baksilus.
Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut.
Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit
infeksi pada anak.
2.1.6 Penyehatan Lingkungan Pemukiman
A. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Ilmu kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari diinamika
hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam
perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan , bahan, zat atau berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung
tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia (Himpunan Ahli kesehatan
Lingkungan)
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui
pengelolahan, pengawasan dan pencegahan factor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu
kesehatan manusia, kesehatan lingkungan adalah ilmu seni dalam mencapai keseimbangan,
keselarasan dan keserasian lingkungan hisup melalui upaya pengembangan budaya perilaku
sehat dan pengelolahan lingkungan sehingga dicapi kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat
dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan
harkat dan martabat manusia.
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu,
menanggulangi kerusakan dan meningkatkan / memulihkan fungsi lingkungan melalui
pengelolahan unsur-unsur / factor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap kesehatan manusia
dengan cara identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan, shingga tersedianya
lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal.
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak factor yang mempengaruhi kesehatan,
baik kesehatan individu ataupun kesehatan masyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya suatu status kesehatan yang optimal pula.
Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau
mengoptimalkan lingkungan hisup manusia agar dapat menyediakan media yang baik untuk
terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan terdapat dalam UU No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, BAB XI Kesehatan Lingkungan.
Pasal 162 “Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”
Pasal 163
1) Pemerintah , pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat
dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain :
a. Limbah cair
b. Limbah padat
c. Limbah gas
d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratanyang ditetapkan pemerintah
e. Binatang pembawa penyakit
f. Zat kimia yang berbahaya
g. Kebisingan yang melebihi ambang batas
h. Radiasi sinar pengion dan non pengion
i. Air yang tercemar
j. Udara yang tercemar
k. Makanan yang terkontaminasi
4) Ketentuan Mengenai Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses pengelolahan limbah
sebagaimana dimkasud pada ayat (2), dan ayat (3), ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologis yang harus ada antara
manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Ruang lingkup :
1) Penyediaan air minum
2) Pengelolahan air buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pengelolahan sampah padat
4) Pengendalian vector
5) Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan ekskreta manusia
6) Hygiene makanan
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan permukiman
12) Perencanaan daerah perkotaan
13) Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut, darat
14) Pencegahan kecelakaan
15) Reaksi umum dan pariwisata
16) Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidermic , bencana, kedaruratan tindakan
pencegahan agar lingkungan bebas dari risiko gangguan kesehatan (WHO, 1979)
D. Unsur Kesehatan Lingkungan
Unsur Kesehatan Lingkungan, meliputi :
1. Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat
tinggal manusia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan perkembangan bentuk rumah.
Misal saja pada zaman purba manusia tinggal di gua-gua, kemudian berkembang mendirikan
rumah di hutan-hutan dan dibawah pohon. Setelah manusia memasuki zaman modern ini
meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan bahan setempat, tetapi kadang desainnya
masih mewarisi kebudayaan sebelumnya. Sampai pada abad modern ini manusia sudah
membangun rumah bertingkat dan telah dilengkapi dengan peralatan yang serba modern.
(Gambar : Rumah sesuai perkembangan)
Factor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah :
a. Factor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan social.
Maksudnya membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan.
b. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu
maka bahan-bahan setempat yang rumah kisanya dari bamboo, kayu atap rumbia, dsb,
merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah.
4. Pengelolahan Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dapat dipakai lagi oleh manusia
atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.
a.Sumber-sumber sampah
1) Sampah-sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
2) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
3) Sampah dari perkantoran.
4) Sampah yang berasal dari jalan raya.
5) Sampah yang berasal dari industry.
6) Sampah yang berasal dari pertanian / perkebunan.
7) Sampah yang berasal dari pertambangan.
8) Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan.
b. Jenis-jenis sampah
Meliputi 3 jenis sampah, yaitu :
Sampah padat, sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, antara lain :
1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
a) Sampah an organic adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk. Misalnya :
logam/besi, pecahan gelas, plastic dan sebagainya.
b) Sampah organic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk. Misalnya : sisa-sisa
makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
2) Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
a) Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dan lain-lain.
b) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya : kaleng bekas, logam/besi, kaca, dan lain-lain.
b. Kolam oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini dalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang, bakteri, dan
oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar
berbeentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan kedalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus untuk
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan,
susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik dan protein
cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
12. Hal-hal yang dapat menyebabkan cacat fisik dan gangguan jiwa masih tinggi.
2.3 PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KOMUNITAS
2.3.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG BIDANG KESEHATAN
A. Langkah-langkah RPJK
Untuk tercapainya tujuan dan sasaran RPJK tersebut maka perlu di ambil langka-langkah
sebagai berikut.
b. Sektor kesehatan
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,langkah-langkah yang khusus
berhubungan dengan sektor kesehatan adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan peningkatan swadaya masyarakat dalam pembangunan kesehatan dengan
pendedakat edukatif.
2) Pengembangan puskesmas agar dapat mengatasi masalah kesehatan dan membina peran serta
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
3) Pengembangan sistem rujukan agar dapat menampung permasalahan kesehatan yang ada.
4) Peningkatkan upaya kesehatan,,perbaikan gizi pelayanan keluarga berencanaa di utamakan bagi
golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah,kususnya kelompok bayi,anak-anak dan ibu
serta angkatan kerja.
5) Peningakatan kesehatan lingkungan khususnya peningkatan pengawasan kwalitas lingkungan
yang berhubungan dengan manusia.
6) Penggadaan obat-obatan dan alat kesehatan di tingkatkan agar dapat tersedia secara merata
dengan harta yng terjangkau oleh masyarakat luas.kemampuan bangsa indonesia untuk
memproduksi bahan bku obat-obatan dan alat kesehatan yang bermutu di tingkatkan secara
bertahap.
7) Pengembangan tenaga kerja kesehatan yang mencangkup perencanaan,pendidikan dan latihan
secara pembinaan di arahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta menunjang
pelaksanaan pembangunan kesehatan sepenuhnya.
8) Peningkatan kemampuan manajemen kesehatan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan untuk menunjang pembangunan kesehatan dan memberikan perlindungan hukum
kepada masyarakat
9) Pengembangan cara-cara pembiayaan kesehatan atas adasar upaya bersama,kekeluargaan dan
gotong royongan.penyediaan anggaran untuk pembangunan kesehatan dari pemerintah akan
lebih di tingkatkan secara memadai sedangkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta di
harapkan akan meningkatakan pula.
10) Penelitian dan pengembangan di arahkan untuk pemecahan masalah kesehatan evaluasi program
kesehatan dan peningkatan daya guna serta hasil guna upaya kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas di lakukan kegiatan pokok sebagai berikut ini
tersebut:
a. Perencanaan tenaga kesehatan jangaka pendek,menegah dan panjang di lakukan secara
menyeluruh dan terpadu dalam kerja sama yang mantap antara bidang upaya
kesehatan,pendidikan,dan pengelolahan tenaga kesehatan.
b. Peningkatan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan program
upaya kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
c. Pengelolahan atau pembinaan tenaga kesehatan yang mencangkup administrasi pangkal tenaga
kesehatan mulai dari pengangkatan, penyebaran sampai mengakhiri profesinya pendayagunaan
kesahjetraan sosial,dan pengembangan karier serta keseragaman perlakuan dan perlindungan
hukum di tingkatkan agar program kesehatan di lakukan secara berhasil guna dan berdayaguna.
Dalam kaitan ini peranan puskesmas adalah sebagai suatu unit organisasi kesehatan yang
merupakan pusat pengembangan yang melaksanakan pembinaan dan jug memberikan pelayanan
kesehatan secara meyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Puskesmas harus dapat
mengkoordinasikan atau mengatur upaya swasta dan perorangan dalam bidang kesehatan.
1) Rujukan kesehatan
Rujukan kesehatan terutama terkaitan dengan upaya peningkatan dan pencegahan.
Permintaan bantuan dapat di ajukan dari tingkat bawah termasuk masyarakat kepada puskesmas
pembantu. Jika puskesmas pembantu tidak dapat memenuhinya,maka ia akan melanjutkan
kepada puskesmas dan seterusny. Untuk rujukan tertentu yang berkaitan dengan kesehatan
permintaan bantuan juga di ajukan oleh puskesmas kepada sektor-sektor teknis lain diluar
kesehatan,seperti pekerjaan umum,pembangunan desa,pertanian,pertekankan dan swasta.
Rujukan horizontal dapat di lakukan melalui wadah-wadah koordinasi yang ada pada tiap
tingkatan upaya kesehatan seperti lembaga kesehatan masyarakat desa di tingkat desa baha-
bahan kosdinasi lintas sektroral yang ada di tingkatan kecamatan,kabupaten,dan kotamadya
propinsi atau tingkat nasional.
Rujukan kesehatan tersebut di atas pada dasarnya mencangkup sebagai berikut ini
a) Bantuan teknologi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan teknologi tertentu baik dallam bidang kesehatan
maupun yang berkaitan dengan kesehatan,dimana eselon-eselon yang mampu dapat memberikan
teknologi tersebut. Teknologi yang di berikan harus tepat guna dan cukup sederhana,dapat di
kuasai dan di laksanakan serta dapat di di biayai oleh masyarakat yng bersangkutan. Bantuan
teknologi lain dapat berupa antara lain:pembuatan jamban keluarga dan sarana air
minum,pembugaran rumah, pembuangan airlimbah,penimbaan bayi untuk pengisian kartu
menuju sehat,pemeliharaan,perbaikan dan kalibrasi peralatan kesehatan.
b) Bantuan sarana
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan baik sarana tertentu dalam bidang kesehatan
maupun sarana yang terdapat pada sektor-sektor teknis lain. Bantuan sarana tersebut dapat
berupa antaralain:obat,peralatan,biaya,bibit tanaman,ikan dan ternak,pangan untuk usaha padat
karya,badan pembangunan dan tenaga.
c) Bantuan oprasional
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuaan kepada eselon atasan ntuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu yang dapat di atasi oleh masyarakat sendiri.dalam hal ini masalah tersebut harus
dia atasi sepenuhnya oleh eselon yang mampu.
2) Rujuk medik.
Yang di maksud adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan dan
pemulihan.dalam kaitan ini rumah sakit mempunyai fungsi utama menyelenggaraan upaya
kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Pelayanan rumah sakit
perlu di atur sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada dengan
lebih berdaya guna dan berhasil guna karna itu prlu di hindari adanya tumpah tindih antara
berbagai upaya yang di selenggarakan oleh pemerintah atau swasta. Diwaktu yang akan datang
secara bertahap telah di tentukan bahwa pelayanan rumah sakit baik untuk rawat jalan maupun
rawat tinggal,hanya bersifat spesoalistik atau sub spesialistik atau pelayanan dasar harus dapat di
lakukan di puskesmas ditempat praktek dokter dan unit upaya yang setingkat
Demikian pula rumah sakit yang di manfaatkan untuk pendidikan clon dokter dan calon
dokter spesialis harus dapat di batasi dan mengkhususkan diri untuk menjadi pusat pelayanan sub
spesialistik tertentu dalam suatu wilayah sehingga tercapai efesien pemanfaatan sumber daya
yang terbatas. Sehingga itu masing-masing pusat harus dapat melakkan uji cob terhadap
teknologi mutahir secara lebih berhasil guna dan berdaya guna. Dalam kaitan ini perlu di
tetapkan penggolongan penyakit menjadi 3 golongan yaitu:
a) Penyakit yang bersifat darurat yaitu:penyakit yang harus di tanggulangin karena bila terlambat
akan menyebabkan kematian.
b) Penyakit yang bersifat menahun yang menyembuhkan dan pemulihan memerlukan waktu yang
lama dan dapat menimbulkan beban pembiyayaan yang tidak adapat di pikul oleh penderita dan
keluarganya.
c) Penyakit yang bersifat akut tetapi tidak gawat.
Semua rumah sakit harus dapat melayani penderita golongan penyakit 1) dan sedangkan
penderita golongan penyakit 2) terutama menjadi tanggung jawab pemerintah tanpa mengurangi
kewajiban pihak swasta yang mampu untuk juga melayaninya. Rehabilits sosial bagi penderita
yang telah sembuh dari penyakit menahun seperti kusta dan jiwa tidak dapat di kembalikan
kepada masyarakat serta,perawatan kesehatan bagi orang jompo,terutama menjadi tanggung
jawab pemerintah dalam waktu dekat harus di tetapkan cara-cara akreditas pelayanan rumah
sakit. Dengan demikian dapat di lakukan penilaian terhadap mutu dan jangkauan pelayanan
rumah sakit secara berkala yang dapat di pergunakan untuk menetapkan kebijaksanaan
pengembangan dan peningkatan mutu rumah sakit. Perubahan kelas suatu rumah sakit atas dasar
daya guna dapat membawa konsekuensi perubahan biaya oprasional dan pemeliharaan rumah
sakit yang bersangkutan.
c) Tingkat pelayanan sub spesialistik antara lain terdiri dari unit pelayanan yaitu:
(1) Rumh sakit pendidikan pemerintah.
(2) Rumah sakit pendidikan swasta.
Pelayanan rujukan seperti telah di sebutkan terdahulu harus di kaitka dengn pelayanan melalui
dana upaya kesehatan yang sejauh mungkin mencangkup seluruh penduduk indonesia. Pelayanan
melalui dana tersebut perlu segera di tetapkan agar pelaksanaan pelayanan rujukan tidak
terlambat sehingga pelayanan medik dapat menjangkau seluruh penduduk yang
memerlukannnya. Pelayanan melalui sistem dana upaya kesehatan ini harus di tetapkan agar
dapat menjadi dasar yang kuat bagi pelayanan rujukan wajib. Dengan demikian hanya penduduk
yang berobat melalui rujukan wajib, yang mendapat biya pegobatan.
2.3.2 RENCANA POKOK PROGRAM PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DI BIDANG
KESEHATAN (RP3JPK)
Dalm pemikiran Dasar Sistem Kesehatan Nasional telah dikemukakan tujuan pembangunan
kesehatan yang merupakan cita-cita bangsa, yaitu : tercapainya kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagai bagian tujuan nasional.
Dalam RPJPK tujuan ini di jabarkan menjadilima tujuan utama pembangunan jangka panjang
bidang kesehatan. Selanjutnya, dalam RP3JPK kelima tujuan utama ini dipertegas lagi sebagai
cita-cita yang telah jelas arahnya sehingga merupakan kemauan yang nyata atau karsa, yang
disebut PANCAKARSA HUSADA yang terdiri dari :
1. Peningkatan kemampuan masyarakat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan dan kematian.
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera dalam makin diterimanya norma kecil yang bahagia dan
sejahtera.
Apabila di perhatikan arah dan kebijaksanaan nasional pembangunan bidang kesehatan dan
masalah pokok serta tantangan sampai tahun 2000, maka diperlukan kebijaksanaan yang lebih
mantap dalam pembangunan jangka panjang bidang kesehatan yang disebut PANCAKARYA
HUSADA yaitu :
1. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan.
2. Pengembangan tenaga kesehatan.
3. Pengendalian, pengadaan dan pengawasan obat, makanan, dan bahan berbahaya bagi kesehatan.
4. Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan.
5. Peningkatan dan pemantapan manajemen dan hukum.
Karya pertama merupakan karya pokok yang didukung oleh empat karya lainnya. Untuk
melaksanakan pembangunan kesehatan didasarkan Pancakarya Husada itu telah ditetapkan pada
pancakarya husada selanjutnya dijabarkan menjadi lima belas pokok program, yaitu :
1. Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Puskesmas
2. Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Rujukan.
3. Pokok Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
4. Pokok Program Peningkatan Kesehatan Kerja.
5. Pokok Program Penyuluhan Program Kesehatan Masyarakat.
6. Pokok Program Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan.
7. Pokok Program Pengelolaan Tenaga Kesehatan.
8. Pokok Program Pengendalian, Pengadaan dan Pengawasan Obat Serta Makanan, Dan Alat
Kesehatan.
9. Pokok Program Pengendalian dan Pengawasan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
10. Pokok Program Perbaikan Gizi.
11. Pokok Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
12. Pokok Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Kesehatan.
13. Pokok Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Kesehatan.
14. Pokok Program Peningkatan Informasi Kesehatan.
15. Pokok Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Pokok program dan program pembangunan kesehatan tersebut dapat digolongkan menurut karya
husada sebagai berikut :
Karya Husada Pertama : Peningkatan dan Pemantapan Upaya Kesehatan.
1. Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Puskesmas.
2. Pokok Program Upaya Kesehatan Rujukan.
3. Pokok Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
4. Pokok Program Peningkatan Kesehatan Kerja.
5. Pokok Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Karya Husada Kedua : Pengembangan Tenaga Kesehatan
1. Pokok Program Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan.
2. Pokok Program Pengelolaan Tenaga Kesehatan.
Karya Husada Ketiga : pengendalian, pengadaan, dan pengawasan obat. Serta makanan dan
bahan berbahaya bagi kesehatan.
1. Pokok Program Pengendalian, Pengadaan dan Pengawasan Obat, Alat Kesehatan, Makanan Dan
Kosmetik.
2. Pokok Program Pengendalian dan Pengawasan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
Karya Husada Keempat : Perbaikan Gizi dan Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
1. Pokok Program Perbaikan Gizi.
2. Pokok Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Karya Husada Kelima : Peningkatan dan Pemantapan Manajemen dan Hukum.
1. Pokok Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Kesehatan.
2. Pokok Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Kesehatan.
3. Pokok Program Peningkatan Informasi Kesehatan.
4. Pokok Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Program-Program Dalam RP3JPK.
Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Puskesmas.
1. Program Peningkatan dan Pengembangan.
2. Program Peningkatan dan Pengembangan Fisik Puskesmas.
Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Rujukan.
1. Program Rujukan Kesehatan.
2. Program Rujukan Medik.
Pokok Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
1. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
2. Program Kesehatan Gigi dan Mulut.
3. Program Kesehatan Jiwa.
4. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit tak Menular.
Pokok Program Kerja Peningkatan Kesehatan Kerja.
1. Program Pelayanan Kesehatan Kerja.
2. Program Keselamatan Kerja.
3. Program Kesehatan Lingkungan Kerja.
Pokok Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
1. Program Komunikasi dan Informasi.
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Peran Serta Masyarkat.
3. Program Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan Kesehatan.
Pokok Program Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan.
1. Program Peningkatan Perencanaan, Pengawasan dan Penilaian Pengembangan Tenaga
Kesehatan.
2. Program Pendidikan Tenaga Kesehatan.
3. Program Latihan Tenaga Kesehatan.
Pokok Program Pengelolaan Tenaga Kesehatan.
1. Program Pengembangan Karier Tenaga.
2. Program Pengembangan Sistem Informasi Ketenagaan.
3. Program Peningkatan Efisiensi Tenaga Pengelola dan Sarana Kerja.
Pokok Program Pengendalian, Pengadaan dan Pengawasan Obat, Alat Kesehatan, Makanan Dan
Kosmetik.
1. Program Pengadaan dan Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan.
2. Program Pengendalian dan Pengawasan Obat, Alat Kesehatan, Makanan dan Kosmetika.
3. Program Pembinaan dan Penyuluhan Obat, Alat Kesehatan, Makanan dan Kosmetika.
Pokok Program Penyempurnaan Pengendalian dan Pengawasan Bahan Berbahaya Bagi
Kesehatan.
1. Program Peningkatan Pengelolaan Bahan Berbahaya.
2. Program Peningkatan Aparatur Pengelolaan Bahan Berbahaya.
3. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana.
Pengendalian serta pengawasan bahan berbahaya.
Pokok program perbaikan gizi
1. Program usaha perbaikan gizi keluarga.
2. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit gizi.
3. Program peningkatan gizi anak sekolah.
4. Program pelayanan gizi institusi.
Pokok program peningkatan kesehatan lingkungan
1. Program penyediaan air bersih.
2. Program penyehatan perumahan dan lingkungan.
3. Program pengawasan kualitas lingkungan.
Pokok Program penyempurnaan efisiensi aparatur kesehatan.
1. Program pembinaan fungsi perencanaan dan penilaian pembangunan kesehatan.
2. Program penyempurnaan administrasi keuangan dan perlengkapan.
3. Program penyempurnaan organisasi dan tatalaksana.
4. Program peningkatan fungsi pengawasan, pengendalian, penilaian dan penertiban.
5. Program pembinaan dan pengembangan hukum bidang kesehatan.
Pokok program penyempurnaan prasarana fisik kesehatan.
1. Program peningkatan prasarana dan sarana kerja.
2. Program peningktan sarana dan fasilitas pembinaan karyawan.
B. Kesehatan Kerja
a. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktifitas kerja kerja yang optimal,
kesehatan kerja diselenggarakan agar tetap pekerja dapat secara sehat tanpa membahayakan diri
dan masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal, sejalan dengan
program perlindungan tenaga kerja.
b. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan
syarat kesehatan kerja.
Upaya kesehatan kerja pada hakikatnya merupakan penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja. Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pekerja sesuai dengan jaminan sosial tenaga kerj dan mencakup upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan. Syarat kesehatan kerja meliputi
persyaratan kesehatan pekerja baik fisik maupun psikis dengan jenis pekerjaannya, persyaratan
bahan baku, perlatan dan proses kerja serta persyaratan tempat atau lingkungan kerja.
c. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
Tempat kerja adalah tempat terbuka atau tertutup, bergerak atau tidak bergerak, yang
dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa oleh satu atau beberapa orang pekerja.
Tempat kerja yang wajib menyelenggrakan kesehatan kerja adalah tempat yang mempunyai
resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit, atau mempunyai karyawan paling sedikit 10
orang.
C. Kesehatan Jiwa
a. Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal baik
intelektual maupun emosional.
Upaya peningkatkan kesehatan jiwa dilakukan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara
optimal, baik intelektual maupun emosional melalui pendekatan peningkatan kesehatan,
pencegahan dan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, agar seseorang dapat tetap
atau kembali hidup secara harmonis, baik dalam lingkungan keluarga, leingkungan kerja dan
atau dalam lingkungan masyarakat.
b. Kesehatan jiwa meliputi pemeliaharaan dan pengingkatan kesehatan jiwa, pencegahan dan
penganggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa, penyembuhan dan pemulihan
penderita gangguan jiwa.
Masalah psikososial adalah masalah psikososial atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial.
c. Kesehatan jiwa dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat, didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan
saran lainnya.
Sarana lainnya adalah tempat tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa antara lain
lembaga sosial dan kegamaan.
d. Pemerintah melakukan pengobatan dan perawatan, pemulihan, dan penyaluran bekas penderita
gangguan jiwa yang telah selesai menjalani pengobatan dan atau perawatan ke dalam
masyarakat.
e. Pemerintah membangkitkan, membantu dan membina kegiatan masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa, pengobatan dan perawatan
penderita gangguan jiwa, pemulihan serta penyaluran bekas penderita ke dalam masyarakat.
f. Penderita gangguan jiwa yang dapat menimbulkan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban
umum wajib diobati dan dirawat disarana pelayanan kesehatan jiwa atau sarana pelayanan
kesehatan lainnya.
Penderita gangguan jiwa karena keadaannya, mungkin saja melakukan perbuatan yang dapat
mengganggu keamanan, ketertiban umum, atau keselamatan dirinya. Oleh karena itu, wajib
dirawat dan ditempatkan disarana pelayanan kesehatan jiwa. Selain itu kewajiban pengobatan
dan perawatan di sarana kesehatan jiwa dimaksudkan agar masyarakat tidak melakukan tindakan
yang bertentangan dengan cara pengobatan dan cara perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan
ilmu keperawatan. Yang dimaksudkan dengan sarana kesehatan lainnya, antara lain, rumah sakit
umum dan puskesmas.
g. Pengobatan dan perawatan penderita gangguan jiwa dapat dilakukan atas permintaan suami atau
istri atau anggota keluarga penderita atau atas prakarsa pejabat yang bertanggunga jawab atas
keamanan dan ketertiban di wilayah setempat atau hakim pengadilan bilamana dalam suatu
prakara timbul persangkaan bahwa yang bersangkutan adalah penderita gangguan jiwa. Hakim
pengadilan adalah hakim yang sedang menangani prakara tersebut.
D. Pemberantasan Penyakit
a. Pemberantasan penyakit di selenggarakan untuk menurunkan angka kesakitan dan atau angka
kematian.
Angka kesakitan adalah angka penderita yang terjadi diantara penduduk dalam masa tertentu.
Angka kesakita dan angka kematian merupakan tolak ukur tinggi rendahnya derajat kesehatan.
Upaya penurunan angka kesakitan dan kematian dilakukan dengan upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular yang dapat
menimbulkan kematian seperti malaria, TBC, kolera, gondok endemik, infeksi saluran
pernapasan akut, kardiovaskuler, dan penyakit lain yang sejenis.
b. Pemberantasan penyakit dilaksanakan terhadap penyakit menular dan penyakit tidak menular.
c. Pemberantasan penyakit menular atau penyakit yang dapat menimbulkan angka kesakita dan
atau angka kematian yang tinggi dilaksanakan sedini mungkin.
d. Pemberantasan penyakit tidak menular dilaksanakan untuk mencegah dan mnegurangi penyakit
dengan perbaikan dan perubahan perilaku masyarakat dan dengan cara lain.
e. Pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan, penyelidikan,
pengebalan, menghilangkan sumber dan perantara penyakit, tindakan karantina, dan upaya yang
diperlukan.
f. Pemberantasan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dan penyakit karantina
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
G. Kesehatan Sekolah
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Penyelenggaraan kesehatan sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
bagi peserta didik untuk memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Disamping itu kesehatan sekolah
juga diarahkan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan
ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta aktif berpartisipasi dalam usaha
peningkatan kesehatan, baik disekolah, rumah tangga, maupun dalam lingkungan masyarakat.
Kesehatan sekolah sebagai mana dimaksudkan diselenggarakan melalui sekolah atau melalui
lembaga pendidikan lain. Lembaga pendidikan lain adalah tempat pendidikan luar sekolah.
H. Kesehatan Olah Raga
a. Kesehatan olah raga diselenggrakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui
kegiatan olah raga. Kesehatan olah raga merupakan upaya kesehatan yang memanfaatkan olah
raga atau latihan fisik untuk meningkatkan derjat kesehatan. Dengan olah raga atau latihan fisik
yang benar akan dicapai tingkat kesegaran jasmani yang baik dan merupakan modal penting
dalam peningkatan prestasi.
b. Kesehatan olah raga tersebut diselenggarakan melalui kegiatan sarana olah raga atau sarana lain.
Sarana olah raga adalah tempat yang secara khusus disediakan untuk kegiatan olah raga, antara
lain pusat olah raga, pusat kebugaran, dan tempat tertentu seperti stadion, kolam renang, klun
berlatih, kelompok latihan fisik, dan kelompok senam. Sarana lain yang dimaksud adalah tempat
yang menyembuhkan atau memulihkan kesehatan akibat cedera olah raga, meningkatkan
kesehatan kelompok masyarakat tertentu misalnya kelompok ibu hamil, melauli latihan fisik dan
penyebarluasan cara olah raga yang benar.
I. Kesehatan Matra
a. Kesehatan matra sebagai bentuk khusus upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan
derjat kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah.
b. Kesehatan matra meliputi kesetan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air, serta kesehatan
kedirgantaraan. Kesehatan lapangan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan
di darat yang temporer dan serba berubah, misalnya: kesehatan haji, kesehatan transmigrasi,
kesehatan dalam bencana alam kesehatan di bumi perkemahan. Adapun sasaran pokonya adalah
melakukan dukunga kesehatan operasional dan pembinaan terhadap para personel yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan dilapangan. Kesehatan kelautan dan
bawah air adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan di laut dan erhubungan
dengan keadaan lingkungan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam upaya meningkatkan status derajat kesehatan pada masyarakat Indonesia di masa
sekarang ini, perlu upaya untuk mengenal masalah kesehatan, mengenal program-program
kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan bagaimana pula strategi
pemecahan masalah tersebut yang berlaku.
Dalam hal ini pengertian penyakit menular dan cara pemberantasannya harus dipahami segenap
pihak untuk dapat mencegah angka kesakitan di Indonesia. Penyehatan lingkungan tidak hanya
dilakukan oleh tenaga kesehatan namun pula peran serta masyarakat sangatlah penting.
DAFTAR PUSTAKA