Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Program-Program Kesehatan atau Kebijakan dalam Menanggulangi Masalah
Kesehatan Utama di Indonesia”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
tugas seminar Keperawatan Komunitas 3. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini banyak
mengalami hambatan, baik materi, tata bahasa, maupun isi. Hal ini dikarenakan keterbatasan
dan pengalaman kami, tetapi dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ns. Sri Ariyanti, M. Kep selaku koordinator Keperawatan Komunitas 3.
2. Ibu Ns. Almumtahanah, M. Kep selaku dosen pengajar dan dosen pembimbing kelompok
2 Keperawatan Komunitas 3.
3. Bapak Ns. Usman, M. Kep selaku dosen pengajar Keperawatan Komunitas 3.
4. Kedua orang tua dan saudara tercinta di rumah yang telah banyak memberikan dukungan
baik berupa moril, dan materil, serta doa yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
5. Teman – teman mahasiswa/i kelas S1 B STIK Muhammadiyah Pontianak yang telah
memberikan dukungan dan saran kepada kami sehingga makalah ini terselesaikan.
6. Pihak – pihak lain yang tidak bisa kami uraikan satu – persatu yang juga telah banyak
membantu kami berupa semangat maupun doa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk membuat makalah yang
lebih baik lagi kedepannya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pontianak, 12 Maret 2018


Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Program Kesehatan.....................................................................6

B. MACAM – MACAM PROGRAM PEMERINTAH....................................6

C. Pemberantasan Penyakit Menular...............................................................11

1. Penyakit Menular....................................................................................11

2. Penyebab Infeksi.....................................................................................12

3. Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit...............................................14

4. Faktor Pejamu (Host)..............................................................................15

D. Penyehatan Lingkungan Pemukiman..........................................................15

1. Pengertian Kesehatan Lingkungan..........................................................15

2. Dasar Hukum...........................................................................................16

3. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan..................................................17

4. Unsur Kesehatan Lingkungan.................................................................18

E. MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS DI INDONESIA...................29

F. Program pembinaan kesehatan komunitas..................................................31

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...........................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan merata
untuk seluruh masyarakat merupakan keinginan yang menjadi landasan
pelaksanaan pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan di
Indonesia selama beberapa dekade yang lalu harus diakui relatif berhasil,
terutama pembangunan infra struktur pelayanan kesehatan yang telah menyentuh
sebagian besar wilayah kecamatan dan pedesaan. Namun keberhasilan yang
sudah dicapai belum dapat menuntaskan problem kesehatan masyarakat secara
menyeluruh, bahkan sebaliknya tantangan sektor kesehatan cenderung semakin
meningkat.
Transisi epidemiologis, yang di tandai dengan semakin berkembangnya
penyakit degeneratif dan penyakit tertentu yang belum dapat diatasi sepenuhnya
(seperti TBC, DHF dan malaria); hal ini merupakan sebagian tantangan kesehatan
di masa depan. Tantangan lainnya yang harus ditanggulangi antara lain adalah
meningkatnya masalah kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, masalah obat-
obatan; dan perubahan dalam bidang ekonomi, kependudukan, pendidikan, sosial
budaya; dan dampak globalisasi yang akan memberikan pengaruh terhadap
perkembangan keadaan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas sangat diperlukan upaya agar masalah
kesehatan di masa depan dapat ditanggulangi sehingga mencapai kualitas
kesehatan masyarakat yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman ?
2. Apa yang dimaksud dengan masalah kesehatan komunitas di Indonesia?
3.  Bagaimanakah program pembinaan kesehatan di Indonesia ?
4. Bagaimanakah strategi pemecahan masalah kesehatan komunitas ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman.
2. Menjelaskan definisi masalah kesehatan komunitas di Indonesia.
3. Menjelaskan program pembinaan kesehatan di Indonesia.
4. Menjelaskan strategi pemecahan masalah kesehatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Program Kesehatan


Program kesehatan adalah kumpulan dari proyek-proyek di bidang
kesehatan baik yang berjangka pendek maupun jangka panjang. Tidak sedikit pihak yang
merancukan antara proyek dan program. Namun berdasarkan sumber dari PMI
(Project Management Institute), proyek merupakan bagian dari program yang
dilaksanakan oleh lembaga bisnis atau pemerintah atau lembaga non-profit. Namun
demikian, konsep-konsep dasar pengelolaan program yang baik tetaplah sama dengan
konsep-konsep untuk pengelolaan suatu proyek. Konsep-konsep pengelolaan proyek
secara baik dikembangkan oleh para akademisi, praktisi, dan lembaga (PMI) dalam
istilah project management. Pada umumnya, suatu program kesehatan diadakan sebagai
realisasi dari rencana program kesehatan di bidang kesehatan yang akan
memberikan dampak pada peningkatan derajat kesehatan suatu masyarakat.

D. MACAM – MACAM PROGRAM PEMERINTAH


1. GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah
bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. GERMAS merupakan
gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya
promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan
melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk
menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja.
Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan
ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan
masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi
kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk
berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam
menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaannya.
a. Tujuan umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku
sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat.
2) Meningkatkan produktivitas masyarakat.
3) Mengurangi beban biaya kesehatan.
c. Pelaksanaan
Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka Germas adalah :
1) Peningkatan aktivitas fisik.
2) Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
3) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi.
4) Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit.
5) Peningkatan kualitas lingkungan.
6) Peningkatan edukasi hidup sehat.
2. JAMKESMAS
Tujuan Penyelenggaraan Program Jamkesmas Secara umum, Jamkesmas dibangun
untuk memberikan akselerasi dalam peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Secara khusus program ini
ditujukan untuk meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu guna
mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit.
Melalui program ini pula diharapkan akan terjadi proses penyelenggaraan pengelolaan
keuangan yang transparan dan akuntable yang pada akhirnya akan berdampak kepada
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sasaran Program
Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia.
a. Ketentuan Umum :
1. Setiap peserta JAMKESMAS mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan
dasar meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan (RJ) dan rawat inap (RI), serta
pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL), rawat inap
tingkat lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat.
2. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang
berdasarkan rujukan.
3. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan jaringannya.
Pelayanan rawat jalan lanjutan diberikan di
BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit.
4. Pelayanan rawat inap diberikan di Puskesmas Perawatan dan ruang rawat inap
kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/POLRI dan RS
Swasta yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan. Departemen
Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas nama Menteri
Kesehatan membuat perjanjian kerjasama (PKS) dengan RS setempat
yangdiketahui kepala dinas kesehatan Propinsi meliputi berbagai aspek
pengaturan.
5. Pada keadaan gawat darurat (emergency ) seluruh Pemberi Pelayanan Kesehatan
(PPK) wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupun tidak memiliki
perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud butir 4. Penggantian biaya
pelayanan kesehatan diklaimkan ke Departemen Kesehatan melalui Tim
Pengelola Kabupaten/kota setempat setelah diverifikasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada program ini.
6. RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM melaksanakan pelayanan rujukan
lintas wilayah dan biayanya dapat diklaimkan oleh Pemberi Pelayanan
Kesehatan (PPK) yang bersangkutan ke Departemen Kesehatan.
7. Pelayanan obat di Puskesmas beserta jaringannya dan di Rumah Sakit dengan
ketentuan sebagai berikut : (a) Untuk memenuhi kebutuhan obat generik di
Puskesmas dan jaringannya akan dikirim langsung melalui pihak ketiga franko
Kabupaten/Kota. (b) Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di
Rumah Sakit
8. Instalasi Farmasi/Apotik Rumah Sakit bertanggungjawab menyediakan semua
obat dan bahan habis pakai untuk pelayanan kesehatan masyarakat miskin yang
diperlukan. Agar terjadi efisiensi pelayanan obat dilakukan dengan mengacu
kepada Formularium obat pelayanan kesehatan program ini.

b. Prosedur pelayanan jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas)


Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut:
1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas
dan jaringannya.
2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan kartu
yang keabsahan kepesertaannya merujuk kepada daftar masyarakat miskin yang
ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat. Penggunaan SKTM hanya berlaku
untuk setiap kali pelayanan kecuali pada kondisi pelayanan lanjutan terkait
dengan penyakitnya.
3. Apabila peserta JAMKESMAS memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka
yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai
surat rujukan dan kartu peserta yangditunjukkan sejak awal sebelum
mendapatkan pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency
4. Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke-3 (tiga) diatas meliputi :
a. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit, BKMM/
BBKPM /BKPM/BP4/BKIM.
b. Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit.
c. Pelayanan obat-obatan.
d. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostic.
5. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMM/BBKPM/BKPM/
BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau
SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi
Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi
kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap,
petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta (SKP), dan
peserta selanjutnya memperoleh pelayanan kesehatan.
6. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di BKMM/BBKPM/BKPM/
BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau
SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi
Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi
kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap,
petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan SKP dan peserta selanjutnya
memperoleh pelayanan rawat inap.
7. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat darurat di
BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus
menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket
Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan
berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila
berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan surat keabsahan
peserta. Bagi pasien yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat
jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses
rawat inap sebagaimana item 5 dan 6 diatas.
8. Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta atau SKTM sejak awal
sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang bersangkutan di beri
waktu maksimal 2 x 24 jam hari kerja untuk menunjukkan kartu tersebut. Pada
kondisi tertentu dimana ybs belum mampu menunjukkanidentitas sebagaimana
dimaksud diatas maka Direktur RS dapat menetapkan status miskin atau tidak
miskin yang bersangkutan. Yang dimaksud pada kondisi tertentu pada butir 8
diatas meliputi anak terlantar, gelandangan, pengemis, karena domisili yang tidak
memungkinkan segera mendapatkan SKTM. Pelayanan atas anak terlantar,
gelandangan, pengemis dibiayai dalam program ini.
3. JAMPERSAL
Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk
mendapatkan jaminan persalinan, yang di dalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan,
pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir. Dengan
demikian, kehadiran Jampersal diharapkan dapat mengurangi terjadinya Tiga Terlambat
tersebut sehingga dapat mengakselerasi tujuan pencapaian MDGs (Millennium
Development Goals) khususnya MDGs 4 dan 5.
a. Tujuan jampersal
1. Meningkatkan akses pemeriksaan kehamilan (antenatal), persalinan, dan
pelayanan nifas dan bayi baru lahir yang dilahirkannya (postnatal) yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dengan menghilangkan hambatan finansial dalam rangka
menurunkan AKI dan AKB.
2. Memberikan kemudahan akses pemeriksaan kehamilan (antenatal), persalinan,
dan pelayanan nifas ibu, dan bayi baru lahir yang dilahirkannya (postnatal) ke
tenaga kesehatan.
3. Mendorong peningkatan pemeriksaan kehamilan (antenatal), persalinan, dan
pelayanan nifas ibu dan bayi baru lahir (postnatal) ke tenaga kesehatan.
4. Dengan dukungan Jampersal diharapkan makin mengurangi hambatan finansial
yang dihadapi masyarakat yang selama ini tidak memiliki jaminan pembiayaan
persalinan, agar mereka dapat mengakses pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu di
Indonesia.
b. Ada pun Ketentuan Pelayanan Jampersal :
1. Pasien tidak punya identitas penjaminan berupa kartu maskin, Askes, maupun
asuransi kesehatan lain.
2. Untuk kasus kehamilan/ persalinan resiko tinggi.
3. Untuk kasus komplikasi pasca persalinan (max. 42 hari pasca persalinan)
4. Bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari.

c. Persyaratan Pelayanan Jaminan Persalinan


Persyaratan :
1. Instalasi Rawat Jalan (IRJ)
a) KTP/ KSK.
b) Surat rujukan dari puskesmas/ RSUD/ Bidan Praktek Swasta
2. Instalasi Rawat Darurat (IRD)
a) KTP/ KSK
3. Instalasi Rawat Inap (IRNA)
a) KTP/ KSK.
b) Surat keterangan rawat inap dari ruang tempat pasien dirawat.
c) Surat rujukan puskesmas/ RSUD/ bidan praktek swasta/ Acc MRS IRD
d. Jenis pelayanan jampersal
Pelayanan di tingkat pertama :
1. Fasilitas kesehatan
a) Puskesmas
b) Puskesmas PONED dan jaringannya (termasuk polindes dan poskesdes)
c) Fasilitas ksehatan swasta yang memiliki perjanjian kerjasama (PKS) dengan
tim pengelola kabupaten/kota.
2. Pelayanan persalinan meliputi
a) Pemeriksaan kehamilan
b) Pertolongan persalinan normal
c) Pelayanan nifas termasuk KB pascapersalinan
d) Pelayanan bayi baru lahir
e) Penanganan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi barulahir.
E. Pemberantasan Penyakit Menular
1. Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media.
Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara
berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun
waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan
menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat
menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar.
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi (Widoyono, 2011: 3).
Menurut Potter & Perry, 2005, Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu
kepada yang lain ditentukan oleh 3 faktor tersebut diatas, yakni :
a. Agen (penyebab penyakit)
Penyebab (agent) penyakit menular adalah unsur biologis yang bervariasi mulai dari
partikel virus yang paling sederhana sampai organisme yang paling kompleks yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia (Noor, 1997: 39). Dimana proses agent
penyakit dalam menyebabkan penyakit pada manusia memerlukan berbagai cara
penularan khusus (mode of transmission) serta adanya “sumber penularan (reservoir)
penyakit seperti manusia, binatang … ” (Noor, 1997: 39).
b. Host (Pejamu)
Pejamu ialah seseorang atau sekelompok yang rentan terhadap penyakit tertentu dan
disebabkan oleh beberapa faktor seperti riwayat keluarga, usia dan gaya hidup
pejamu.
c. Route of transmission (jalannya penularan)
Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat diumpamakan sebagai
biji (agen), tanah (host) dan iklim (route of transmission).
2. Penyebab Infeksi
Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang
merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokan menjadi :
a. Golongan virus , misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.
b. Golongan riketsia , misalnya typhus.
c. Golongan bakteri, misalnya disentri.
d. Golongan protozoa, misalnya malaria, filarial, schistosoma, dsb.
e. Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap, dsb.
f. Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing
gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang, dsb.
Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive) maka perlu
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Berkembang biak.
b. Bergerak atau berpindah dari induk semang.
c. Mencapai induk semang baru.
d. Menginfeksi induk semang baru tersebut.
Kemampuan agen penyakit ini agar penyakit ini tetap hidup pada lingkungan manusia
adalah suatu factor penting didalam epidemologi infeksi. Setiap bibit penyakit
(penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat tetap hidup.
Dari sini timbul istilah reservoir yang diartikan sebagai berikut:
a. Habitat dimana bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang.
b. Survival dimana bibit penyakit tersebut hidup sangat tergantung pada habitat
sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoir tersebut dapat berupa manusia, binatang
atau benda-benda mati.
Reservoir di dalam manusia
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir didalam tubuh manusia antara lain
campak (measles), cacar air (small pox), typhus (typoid), meningitis, gonorrhea dan
syphilis. Manusia sebagai reservoir dapat menjadi kasus yang aktif dan carier.
Carrier
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya tanpa
menunjukan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan
penyakitnya kepada orang lain. Convalescent carriers adalah orang yang masih
mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.
Carriers adalah sangat penting dalam epidemologi penyakit-penyakit polio, typhoid,
meningococcal meningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan karena :
a. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak dari pada orang yang sakitnya
sendiri).
b.  Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka
menderita / kena penyakit.
c. Carries tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan pekerjaan
sehari-hari.
d. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relative lama.
Reservoir pada binatang
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada binatang pada umumnya adalah
penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat
menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai
cara, yakni :
a. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.
b. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus,
malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.
c. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.
Benda-benda Mati sebagai Reservoar
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada benda-benda mati pada dasarnya
adalah saprofit hidup didalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang
biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan
temperature atau kelembapan dari kondisi dimana ia dapat hidup maka ia berkembang
biak dan siap infektif. Contoh clostridium tetani penyebab tetanus, C. botulinum
penyebab keracunan makanan dan sebagainya.
3. Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit
Sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang  yang dapat
melewatkan / menyebabkan penyakit pada orang. Sumber penyakit ini mencakup juga
reservoir seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Macam-macam penularan (mode of transmission)
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab penyakit tersebut
ditularkan dari orang ke orng lain atau dari reservoir kepada induk semang baru.
Penularan ini melalui berbagai cara antara lain :
a. Kontak (contact)
b. Inhalasi (inhalation)
c. Infeksi
d. Penetrasi pada kulit
e. Infeksi melalui plasenta
4. Faktor Pejamu (Host)
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-faktor
yang ada pada pejamu itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat
terjadi pada seseorang tergantung/ditentukan oleh kekebalan resistensi orang yang
bersangkutan
5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Untuk pencegahan dan penanggulan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat di
lakukan :
a. Eliminasi Reservior ( sumber penyakit )
Eliminasi reservior manusia sebagai sumber penyebab penyakit dapat dilakukan
1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang khusu
yang mengurangi kontak dengan orang lain.
2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain
untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita
kusta.
b. Memutus Mata Rantai Penularan
c. Melindungi Orang-Orang (Kelompok)

F. Penyehatan Lingkungan Pemukiman


1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Ilmu kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari
dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan
segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan,
bahan, zat atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari
upaya-upaya pencegahan.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menompang
keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung
tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia (Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan).
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui
pengelolahan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat
menganggu kesehatan manusia, kesehatan lingkungan adalah ilmu seni dalam mencapai
keseimbangan, kesehatan dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya
pengembangan upaya perilaku sehat dan pengelolahan lingkungan sehingga dicapai
kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera, terhindar dari gangguan
penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah gangguan,
menanggulangi kerusakan dan meningkatkan / memulihkan fungsi lingkungan memulai
pengelolahan unsur-unsur / faktor-faktor lingkungan yang beresiko terhadap kesehatan
manusia dengan cara identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan, sehingga
tersediannya yang menjamin bagi derajat kesehatan manusi secara optimal. Masalah
kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu ataupun kesehatan masyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga mempengarus positif terhadap terwujudnya suatu status kesehatan
yang optimal pula. Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki
atau pengoptimalkan lingkungan hidup sehat manusia agar dapat menyediakan media
yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup
didalamnya.
2. Dasar Hukum
Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan terdapat dalam UU No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, BAB XI Kesehatan Lingkungan.
Pasal 163
a. Pemerintah,pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan
yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan.
b. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksed pada ayat(1) mencangkup lingkungan
permukiman,tempat kerja,tempat rekreasi,serta tempat dan fasilitas umum.
c. Lingkungan sehat sebagaimana di maksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan antara lain:
1) Limbah cair.
2) Limbah padat.
3) Limbah gas.
4) Sampah yang tidak di proses sesuai dengan persyaratan yanx ditetapkan
pemerintah.
5) Binatang pembawa penyakit.
6) Zat kimia yang berbahaya.
7) Kebisingan yang melebihi ambang batas.
8) Radiasi sinar pengion dan non pengion.
9) Air yang tercemar.
10) Udara yang tercemar.
11) Makanan yang terkontaminasi.
d. Ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkuan dan proses pengelolahan
limbah sebagaimana di maksud pada ayat (2),dan ayat (3), di tetapkan dengan
peraturan pemerintah.
3. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbagangan ekologis yang harus ada antara
manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Ruang lingkup:
a. Penyediaan air minum.
b. Pengelolahan air buangan dan pengendalian pencemaran.
c. Pengelolaan sampah padat.
d. Pengendalian vector.
e. Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan ekskreta manusia.
f. Hygiene makanan.
g. Pengendalian pencemaran.
h. Pengendalian radiasi.
i. Kesehatan kerja.
j. Pengendalian kebisingan.
k. Perumahan dan pemukiman.
l. Perencanaan daerah perkotaan.
m. Kesehatan lingkungan transportasi udara,laut,darat.
n. Kesehatan lingkungan transportasi.
o.  Pencegahan kecelakaan.
p. Reaksi umum dan pariwisata.
q. Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidermic , bencana, kedaruratan
tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari risiko gangguan kesehatan (WHO,
1979).
4. Unsur Kesehatan Lingkungan
Unsur Kesehatan Lingkungan, meliputi :
a. Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah
atau tempat tinggal manusia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan
perkembangan bentuk rumah. Misal   saja pada zaman purba manusia tinggal di gua-
gua, kemudian berkembang mendirikan rumah di hutan-hutan dan dibawah pohon.
Setelah manusia memasuki zaman modern ini meskipun rumah mereka dibangun
dengan bukan bahan bahan setempat, tetapi kadang desainnya masih mewarisi
kebudayaan sebelumnya. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun
rumah bertingkat dan telah dilengkapi dengan peralatan yang serba modern.
1) Factor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah :
(a)Factor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan social.
Maksudnya membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat dimana
rumah itu didirikan.
(b)Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang rumah kisanya dari
bamboo, kayu atap rumbia, dsb, merupakan bahan-bahan pokok pembuatan
rumah.
(c)Teknologi yang dimiliki masyarakat
Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern.
Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah memiliki teknologi
perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka penerapan
teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat
tersebut dimodifikasi.
(d)Kebijakan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan
problem, namun dikota sudah menjadi masalah besar.
2) Syarat-syarat rumah yang sehat
(a)Bahan bangunan
(1) Lantai
(2)Dinding
(3)Atap genteng
(4)Lain-lain (tiang , kaso, dan reng)
(b)Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 didalam rumah yang kadar CO2
yang bersifat racun bagi penghuninya meningkat. Kurangnya ventilasi udara
akan menyebabkan kelembapan udara dalam ruangan akan naik. Fungsi kedua
dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri
terutama bakteri pathogen.
(c)Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan pencahayaan yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
(1)Cahaya alamiah yakni cahaya matahari. Cahaya ini sangat patogendalam
rumah, misalnya basil TBC. Jalan maasuknya cahaya alamiah juga
diusahakan dengan genteng kaca.
(2)Cahaya buatan, yakni menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
(d) Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya,
artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak
sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menularkan
penyakitnya ke anggota keluarga lain.
(e)Fasilitas dalam rumah
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebgai berikut :
(1)Penyediaan air bersih yang cukup.
(2)Pembuangan tinja.
(3)Pembuangan air limbah.
(4)Pembuangan sampah.
(5)Fasilitas dapur.
(6)Ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah dipedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang). Disamping fasilitas tersebut diatas ada fasilitas yang lain yang perlu
diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan antara lain yang perlu diadakan
tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni :
(a)Gudang merupakan tempat untuk menyimpan hasil panen.
(b)Kandang ternak, karena ternak adalah bagian dari para petani, maka kadang-
kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah.
b. Penyediaan Air Bersih
1) Pengertian
Air bersih
Merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak.
Kebutuhan air bersih
Merupakan banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam
kegiatan sehari-hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman,
mencuci mobil, dan lain sebagainya.
Kualitas air
Merupakan standart kualitas yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No 82/2001 yang digunakan sebagai parameter air yang meliputi aspek fisik,
kimia, biologi.
2) Air minum
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat
meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Kebutuhan
manusia sangat komplek antara lain untuk minum, mandi, masak, mencuci, dsb.
Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan
untuk minum.
Syarat-syarat air minum yang sehat:
(a)Syarat fisik
(1)Rasa
(2) Bau
(3)Suhu
(4)Kekeruhan
(5)TDS atau jumlah zat padat terlarut
(b)Syarat bakteriologis
Syarat air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri,
terutama bakteri pathogen.
(c)Syarat kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat
beracun.
(1)pH (derajat keasaaman)
(2)Kesadahan
(3)Besi
(4)Alumunium
(5)Zat organic
(6)Sulfat
(7)Nitrat dan nitrit
(8)Chloride
(9)Zink atau Zn
3) Sumber air minum, yaitu :
(a)Air hujan
(b)Air sungai dan danau
(c)Mata air
(d)Air sumur dangkal
c. Air sumur dalam Pembuangan Kotoran Manusia
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh
dan yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam
tubuh ini berupa tinja (feses), air seni (urine), dan CO2. Dengan bertambahnya
penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan
kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah
pembuangan kotoran manusia menjadi masalah pokok, sehingga perlu diatasi sedini
mungkin. Karena kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang
multikompleks. Kurangnya perhatian terhadap pengelolahan tinja disertai dengan
cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui tinja.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tifus,
disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), dan
sebagainya.
Pengelolahan tempat pembuangan kotoran manusia.
Jamban ; jamban yang sehat apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1) Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut.
2)  Tidak mengotori air permukaan disekitar jamban tersebut.
3)  Tidak mengotori air tanah disekitar.
4) Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa.
5)  Tidak menimbulkan bau.
6) Mudah digunakan dan dipelihara.
7) Sederhana desainya dan murah.
8) Dapat diterima oleh pemakainya.
Hal-hal yang perlu untuk diperhatikan lagi yaitu :
1) Sebaiknya jamban tertutup.
2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang
kuat.
3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak
mengganggu pemandangan dan tidak menimbulkan bau.
4) Sebaiknya jamban juga disediakan alat pembersih seperti air atau kertas
pembersih.
Beberapa dibawah ini adalah tipe-tipe jamban yang sesuai dengan teknologi
pedesaan antara lain :
1)  Jamban cemplung, kakus (pit latrine)
Jamban cemplung ini sering kita jumpai didaerah pedesaan jawa. Tetapi sering
dijumpai jamban cemplung yang kurang sempurna, misalnya tanpa rumah jamban
dan tutup jamban. Sehingga serangga dapat mudah masuk dan bau tidak dapat
dihindari. Selain itu bila musim hujan jamban tersebut akan terisi air dengan
penuh.
2) Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improvet pit latrine)
Jamban ini hamper mirip dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap yaitu
menggunakan ventilasi pipa. Ventilasi pipa ini dapat dibuat dengan bamboo.
3) Jamban empang (fishpond latrine)
Jamban ini dibuat diatas empang ikan. Dalam system jamban ini disebut daur
ulang (recycling), yakni tinja bisa langsung dimakan oleh ikan, ikan dimakan oleh
manusia dan selanjutnya seterusnya. Jamban ini mempunyai fungsi yaitu
disamping mencegah tercemarnya lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah
protein bagi masyarakat (menghasilkan ikan).
4) Jamban pupuk (the compost privy)
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal
galiannya. Disamping itu jamban ini juga untuk mebuang kotoran binatang dan
sampah juga daun-daunan.
5) Septic tank
Latrin jenis merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh sebab itu,
cara pembuangan tinja yang semacam ini sangat dianjurkan. Secara teknis desain
atau konstruksi utama septic tank sebagai berikut :
(a) Pipa ventilasi
Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1)Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan adanya
pipa ventilasi ini, karena oksigen yang dibutuhkan untuk kelangsungan
hidupnya dapat masuk kedalam bak pembusuk, selain itu juga dapat
berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena adnya proses
pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septic tank maka sebaiknya
pipa pelepas dipasang lebih tinggi agar bau gas dapat langsung terlepas
diudara bebas.
(2) Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan pada
lubang hawanya diberi kawat kasa.
(b)Dinding septic tank
(1)Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran semen.
(2) Dinding septic tank harus dibuat rapat air.
(3)Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang sama.
(c)Pipa penguhubung
(1)Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air.
(2)Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau 15 cm.
(3)Tutup septic tank, Tepi atas dari septic tank harus terletak paling sedikit  0,3
meter dibawah permukaan tanah halaman, agar keadaan temperature di
dalam septic tank selalu hangat dan konstan shingga kelangsungan hidup
bakteri dapat lebih terjamin. Tutup septic tank harus terbuat dari beton
(kedap air).
d.  Pengelolahan Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dapat dipakai lagi oleh
manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia
dan dibuang.
1) Sumber-sumber sampah.
2)  Sampah-sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes).
3) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
4)  Sampah dari perkantoran.
5) Sampah yang berasal dari jalan raya.
6) Sampah yang berasal dari industry.
7) Sampah yang berasal dari pertanian / perkebunan.
8) Sampah yang berasal dari pertambangan.
9) Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan.
e. Jenis-jenis sampah
Meliputi 3 jenis sampah, yaitu :
Sampah padat, sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, antara lain :
1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya.
(a)Sampah an organic adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk.
Misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastic dan sebagainya.
(b)Sampah organic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk.
Misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
2) Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar.
(a)Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain
bekas, dan lain-lain.
(b)Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya : kaleng bekas, logam/besi, kaca,
dan lain-lain.
3) Berdasarkan karakteristik sampah.
(a)Garbage yaitu jenis sampah hasil pengelolahan atau pembuatan makanan yang
umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel,
dan sebagainya.
(b)Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang
mudah terbakar maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kertas, karton,
plastic, kaleng bekas, klip, gelas dan lain-lain.
(c)Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar,
termasuk abu rokok.
(d)Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan
jalan yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan,
kertas, plastic, pecahan kaca, besi, debu, dan lain sebagainya.
(e)Sampah industry yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-pabrik.
(f) Bangkai binatang (dead animal)  yaitu bangkai binatang yang telah mati
karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
(g)Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) yaitu bangkai mobil, sepeda, sepeda
motor.
(h)Sampah pembangunan (construction waste), yaitu sampah dari proses
pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing,
potongan kayu, besi beton, bambu, dan sebagainya.
f. Pengelolahan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut
akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri pathogen), dan
binatang serangga sebagai penyebar penyakit (vector). Oleh karena itu sampah harus
dikelola dengan baik sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan
masyarakat. Cara-cara pengelolahan sampah antara lain :
(a)Pengumpulan dan pengelolahan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah
tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus
membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah.
Mekanisme, system atau cara pengangkutan sampah diperkotaan merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah setepat yang didukung oleh partisipasi
masyarakat setempat. Sedangkan pada daerah pedesaan pada umumnya sampah
telah dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPA maupun
TPS.
g. Cara pengolahan air limbah secara sederhana
(a)Pengenceran
Air limbah direncanakan sampai mencapai konsentrasi yng cukup rendah,
kemudian baru dibuang kebadan-badan air. Dengan makin bertambahnya
penduduk yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air
limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran terlalu
banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini
meimbulkan kerugian lain yaitu : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air
masih tetap ada., pengendapan akhrnya menimbulkan pendangkalan terhadap
badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagianya. Selanjutnya
dapat menimbulkan banjir.
(b)Kolam oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini dalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang,
bakteri, dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke
dalam kolam besar berbeentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.
(c)Irigasi
Air limbah dialirkan kedalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang
pertanian atau perkebunan dan sekaligus untuk pemupukan. Hal ini terutama
dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan, susu sapi,
rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik dan
protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

G. MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS DI INDONESIA


Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang
masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain:
anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama
di daerah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa,
anak-anak usia sekolah, serta bagaimana mempertahankan dan meningkatkan cakupan
imunisasi. Permasalahan tersebut harus ditangani secara sungguh-sungguh karena
dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di
masa yang akan datang.
Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi
kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi
perilaku. Transisi kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban ganda (double
burden) masalah kesehatan.
1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang
meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan BALITA
tetap menggantung.
2. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang belum
pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan drastis.
3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4. Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional menjadi
modern yang cenderung membawa resiko.
Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi
gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan
spiritual. Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat
memberikan gangguan kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang mempunyai
penyakit diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah
selebihnya atau 85%. Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan
kepada mereka yang sakit. Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak
banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran,
peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya diberikan kepada 85% masyarakat
sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan, dengan adanya tantangan seperti
tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan paradigma dan konsep pembangunan
kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan
kesehatan antara lain :
1. Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas
kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan antar
tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih cukup
tinggi.
2. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.
3. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat adalah
penyakit infeksi menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit
tidak menular, sehingga Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang
bersamaan (double burden).
4. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.
6. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.
7. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.
8. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan
lingkungan juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan
lingkungan merupakan kegiatan lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem
kesehatan kewilayahan.
9. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber daya
manusia, standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat tradisional,
kosmetik, produk terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem informasi.
10. Peran serta masyarakat dan kerja sama lintas sektor masih perlu ditingkatkan.
11. Manajemen upaya kesehatan masih lemah.
12. Hal-hal yang dapat menyebabkan cacat fisik dan gangguan jiwa masih tinggi.

H. Program pembinaan kesehatan komunitas


1. Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan.
a) Langkah-langkah RPJK
Untuk tercapainya tujuan dan sasaran  RPJK tersebut maka perlu di ambil langka-
langkah sebagai berikut.
(1)Sektor di luar kesehatan
Sektor di luar kesehatan yang bukan menjadi kewernegaraan sektor kesehatan
yang banyak berpengaruh pada sektor kesehatan. Untuk itu perlu di adakan
pendekatan sehingga sektor luar kesehatan tersebut di harapkan dapat
melaksanakaan/ membantu upaya-upaya yang berkaitan dengan kesehatan.
Pengaruh-pengaruh sektor di luar kesehatan tersebut antara lain:
(a)Penyediaan dan distribusi pangan berpengaruh pada pengurangan masalah
gizi.
(b)Pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dapat menunjang perbaikan
lingkungan pemukiman.
(c)Peningkatan pendidikan masyarakat dapat menunjang proses penyuluhan
kesehatan masyarakat.
(d)Peningkatan jumlah dan mutu rumah yang sehat dapat menunjang peningkatan
mutu kesehatan.
(e)Peningkatan mutu keagamaan, menunjang peningkatan mutu penyuluhan
kesehatan melalui ajarn agama dan tokoh-tokoh agama.
(f) Peningkatan ekonomi  masyarakat akan menunjang proses pemeliharaan
kesehatan baik promotif,preventif,kuratif,rehabilitatif.
(g)Peningkatan sektor industri akan menunjang industri kesehatan,antara lain
farmasi,alat-alat kesehatan dan lain-lain.
(h)Peningakatan media masa sangat penting dalam hal meningkatkan
kesadaran,kemauan dan kemampuan masyarakat melalui proses penyuluhan.
(i) Peningkatan prasarana trasportasi sangat membantu kelancaran masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
(j) Peningkatan riset dan teknologi akan sangat membantu riset dan teknologi
kesehatan.
b) Sektor kesehatan
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,langkah-langkah yang khusus
berhubungan dengan sektor kesehatan adalah sebagai berikut:
(a)Pengembangan peningkatan swadaya masyarakat dalam pembangunan kesehatan
dengan pendedakat edukatif.
(b)Pengembangan puskesmas agar dapat mengatasi masalah kesehatan dan membina
peran serta masyarakat dalam wilayah kerjanya.
(c)Pengembangan sistem rujukan agar dapat menampung permasalahan kesehatan
yang ada.
(d)Peningkatkan upaya kesehatan,,perbaikan gizi pelayanan keluarga berencanaa di
utamakan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah,kususnya
kelompok bayi,anak-anak dan ibu serta angkatan kerja.
(e)Peningakatan kesehatan lingkungan khususnya peningkatan pengawasan kwalitas
lingkungan yang berhubungan dengan manusia.
(f) Penggadaan obat-obatan dan alat kesehatan di tingkatkan agar dapat tersedia
secara merata dengan harta yng terjangkau oleh masyarakat luas.kemampuan
bangsa indonesia untuk memproduksi bahan bku obat-obatan dan alat kesehatan
yang bermutu di tingkatkan secara bertahap.
(g)Pengembangan tenaga kerja kesehatan yang mencangkup
perencanaan,pendidikan dan latihan secara pembinaan di arahkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat serta menunjang pelaksanaan pembangunan
kesehatan sepenuhnya.
(h)Peningkatan kemampuan manajemen kesehatan dan penyempurnaan peraturan
perundang-undangan untuk menunjang pembangunan kesehatan dan memberikan
perlindungan hukum kepada masyarakat
(i) Pengembangan cara-cara pembiayaan kesehatan atas adasar upaya
bersama,kekeluargaan dan gotong royongan.penyediaan anggaran untuk
pembangunan kesehatan dari pemerintah akan lebih di tingkatkan secara
memadai sedangkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta di harapkan
akan meningkatakan pula.
(j) Penelitian dan pengembangan di arahkan untuk pemecahan masalah kesehatan 
evaluasi program kesehatan dan peningkatan daya guna serta hasil guna upaya
kesehatan.
2. Pokok-pokok upaya kesehatan
Berdasarkan permasalahan yang di hadapi serta kebjaksanaan dan langkah-
langkah pembangunan kesehatan seperti yang di kemukakan di atas, maka di susun
pokok-pokok upaya kesehatan yang meliputi peningkatan upaya kesehatan,perbaikan
gizi,peningakatan kesehatan lingkungan,pencegahan dan pembrantasan penyakit,
pengendalian pengadaan,pengaturan dan pengawasan obat,makanan dan sebagaiannya
peningkatan kesehatan kerja, peningkatan manajemen hukum,pengembangan tenaga
serta penelitian dan pengembangan kesehatan.
Upaya kesehatan ini dapat di selenggarakan baik oleh masyarakat maupun
pemerintah,atau oleh sektor kesehatan maupun sektor-sektor lainya yang berkaitan
dengan kesehatan. Upaya kesehatantersebut dapat bersifat langsung maupun
menunjang. Upaya kesehatan langsung mencangkup peningkatan upaya
kesehatan,perbaikan gizi,peningkatan kesehatan lingkungan,pencegahan dan
pembrantasan penyakit,pengendalian pengadaan,pengaturan dan pengawasan obat,
makanan dan sebagaian serta peningkatan kesehatan kerja upaya kesehatan penunjang
mencangkup peningakatan manajemen dan hukum,pengembangan tenag kesehatan
serta penelitian dan pengembangan kesehatan. Perlu di tekankan bahwa dalam semua
upaya kesehatan tersebut telah mencangkup kegiatan penyuluhan kesehatan yang di
selenggarakan sesuai keperluannya.
Upaya tersebut merupakan inti dari rencana pembangunan jangka panjang
bidang kesehatan,seangkan pelaksanaanya secara bertahap dapat di ubah dan di
sesuaikan dengan perkembangan setiap repelita selanjutnya. Seluruh upaya kesehatan
di laksanakan dan di kembangkan secara serasi dan menyeluruh.upaya kesehatan
tersebut di selengarakan melalui upya kesehatan puskesmas peran serta masyarakat
serta rujukan upaya kesehatan.
a. Peningkatan upaya kesehatan
Tujuan peningakatan upaya kesehatan adalah untuk menyelenggarakan 
upayakesehatan yang bermutu,mereta dan terjangkau oleh masyarakat terutama yang
berpenghasiln rendah dengan peran serta masyarakat secara aktif. Peningakatan
upaya kesehatan ini di selenggarakan melalui pendekatan dan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan pembinaan dan pelaaksanaan
upaya kesehatan wilayah kerjanya. Secara bertahap puskesmas mengembangkan
kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan, pencegahan dan pembrantasan penyakit khususnya imunisasi
penyuluhan kesehatan masyarakat, pengobatan termasuk pelayanan karena
kecelakaan,kesehatan sekolah,perawatan kesehatan masyarakat,kesehatan gigi,
kesehatan jiwa,laboraturium sederhana serta pencatatan dan laporan dalam rangka
sistem informasi kesehatan.
2) Untuk pemerataan upaya kesehatan sampai desa secara bertahap di bangun
puskesmas termasuk puskesmas keliling puskesmas pembantu dan pos kesehatan
atau bentuk sarana kesehatan lainya serta di kembangankan peran serta
masyarakat dengan upaya pembangunan kesehatan masyarakat pada tingkat desa.
3) Fungsi pelayanan rumah sakit dan laboraturium secara bertahap di tingkatkan
supaya menjadi lebih efisien sehinga dapat menampung rujukan dari puskesmas
sarana kesehatan lainnya.
4) Pengobatan tradisional yang terbukti berhasilguna dan berdayaguna
dibina,dibimbing dan di manfaatkan untuk pelayanan kesehatan. Sedangkan
pengawasan dan ketertiban terhadap penyimpangan dan penyalahgunaan yang
merugikan masyarakat,secara terhadap di tingkatkan.
5) Penyuluhan kesehatana di tujukan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegitan di
puskesmas dan sarana kesehatan lainnya,juga melalui pemanfaatan media masa
baik yang moderen maupun tradisional untuk mengarahkan dan pengendalikan
penyuluhan kesehatan tersebut prlu di adakan pembinaan yang seksama.sasaran
penyuluhan adalah masyarakat dan tenaga kesehatan.
3. Perbaikan gizi
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat terutama golongan
yang berpenghasilan rendah.sasaran utama upaya ini ialah anak-anak 0-6 tahun.wanita
hamil dan menyusui golongan pekerja yang berpenghasilan rendah serta penduduk di
daerah rawan pangan. Untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut perlu adanya upaya
pangan dan gizi nasional yang menjamin ketertiban semua faktor, baik pemerintah
maupun masyarakat termasuk swasta. Langkah-langkah dan kegiytan pokok yang di
lakukan dalam rangka pelaksanaan upaya ini adalah sebagai berikut:
a. Peningakatan dan perluasan upaya perbaikan gizi keluarga untuk mengembangkan
kemampuan perorangan keluarga dan masyarakat dalam kegiatan peningkatan gizi
dan mutu hidup.
b. Peningkatan mutu gizi dan bahan pangan yang banyak di konsumsi rakyat ntara lain
dengan suplementasi dan fortifikasi bahan pangan sesuai dengan pola masalah gizi
utama yang terhadap dalam masyarakat.
c. Pemantapan upaya bantuan pangan dengan mengembangkan sistem kewaspadaan
(surveillance) pangan dan gizi di daerah rawan pangan.
d. Pengembngan pelayanan gizi di instansi khususnya rumah sakit dan pemberian
makanan yang memenui syarat gizi bagi orang yang banyk seperti pabrik,
perusahaan, asrama, panti asuhan, penitipan bayi, anak dan lanjut usia.
e. Peningakatan upaya penganeragaman makanan pokok.
4. Peningkatan kesehatan lingkungan
Upaya ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka mencapai kualitas
hidup yang optimal melalui upaya kesehatan lingkungan dan pelestarian lingkungan
yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk swasembada masyarakat dalam
upaya kesehatan lingkungan. Langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan kesehatan lingkungan dengan pembangunan sarana yang di perlukan
dan peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada.
b. Peningakatan pengawasan kualitas lingkungan .
c. Pengelolahan lingkungan biologik dan pembinaan lingkungan sosial yang
mendukung upaya penyehatan lingkungan.
d. Pembinaan upaya penganaan dan penanggulangan masalah kesehatan lingkungan
sebagai akibat negatif pembangunan(tekanan pembangunan).
5. Pencegahan dan pemberantasan  penyakit
Tujuan upaya ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah
akibat buruk lebih lanjut dari penyakit. Dalam menentukan penyakit mana yang
diberantas di pertimbangan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Angka kesakitan atu angka kematian yang tinggi.
b. Dapat menimbulkan wabah.
c. Menyerang terutama bayi,anak-anak,ibu dan angkatan kerja.
d. Menyerang terutama daerah-daerah pembangunan sosial ekonomi.
e. Adanya metoda teknologi efektif.
f. Adanya ikatan internasional.
Langkah pelaksanaan pembrantasan penyakit di lakukan di antara lain dengan :
a. pengebalan(imuniasi).
b. Pengobatan penderita.
c. Menghilangkan sumber dan perantara penyakit.
d. Karantina dan isolasi penderita.
e. Perbaikan lingkungan.
f. Pengamatan (surviellanc) penyakit.
6. Peningkatan kesehatan kerja
Tujuan upaya ini adalah meningkatkn produktifitas kerja melalui peningkatan derajat
kesehatan tenaga kerja. Langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan kerja anatara
lain mencangkup:
a. Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan .
b. Pembinaan lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Penyelenggaraan upaya kesehatan tenaga kerja dan keluarganya secara menyeluruh.
d. Pembinaan tenaga kesehatan untuk upaya peningkatan kesehatan kerja.
e. Penyusunan,pembakuan dan peraturan syarat-syarat kesehatan bagi tenaga kerja.
7. Pengengendalian pengandaan, pengaturan dan pengawasan obat, makanan
a. Memperluas,meratakan dan meningkatkan mutu upaya kesehatan dengan mencukupi
persediaan obat dan alat-alat kesehatan yang bermutu baik dengan penyebaran yang
makin merata dn harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat luas secara
meningkatkan ketetapan,kerasionalan dan efisien penggunaan upaya ini makin di
arahkan kepada peningkatan kemampuan bangsa indonesia.
b. Melindungi masyarakat dari kerugian dan bahaya terhadap penggunaan obat,alat
kesehatan,makanan dan minuman ,kosmetika dan obat tradisional yang tidak
memenuhi syarat kesehatan serta mencegah penyalahgunaan narkotika dan bahan
bahaya lainya.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas langkah pokok yang di ambil adalah sebagai
berikut:
a. Memperluas,meratakan dan meningkatkan mutu upaya kesehatan dengan mencukupi
persediaan obat dan alat-alat kesehatan yang bermutu baik dengan penyebaran yang
makin merata dn harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat luas secara
meningkatkan ketetapan,kerasionalan dan efisien penggunaan upaya ini makin di
arahkan kepada peningkatan kemampuan bangsa indonesia.
b. Melindungi masyarakat dari kerugian dan bahaya terhadap penggunaan obat,alat
kesehatan,makanan dan minuman ,kosmetika dan obat tradisional yang tidak
memenuhi syarat kesehatan serta mencegah penyalahgunaan narkotika dan bahan
bahaya lainya.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas langkah pokok yang di ambil adalah sebagai
berikut:
a. Peningkatan penerapan konsepsi daftar obat esensial nsional dan peningkatan
produksi obat esensial oleh pemerintah.
b. Penyempurnaan sistem distribusi obat sektor pemerintah antara lain  dengan
pembangunan gudang obat dan alat kesehatan tingkat regionl,kabupaten dan rumah
sakit.
c. Peningkat produksi bahan baku obat dan simplisia di dalam negri.
d. Peningkatan peran serta sektor swasta dalam pengadaan obat.
e. Peningkatan kemampuan di pusat dan daerah untuk melakukan pemeriksaan dan
pengujin terhadap semua obat,makanan,dan minuman,kosmetik dan alat kesehatan
obt tradisional,narkotika dan bahan berbahaya lainnya yang beredar dalam
masyarakat.
f. Penyuluhan yang memadahi tentang obat,makanan,dan minuman,kosmetik,dan alat
kesehatan,nakrotika serta bahan berbhaya lainya bagi tenaga kesehatan dan
masyarakat.
g. Pengembangan sistem pengendalian akibat sampingan,keracunan,dan akibat-akibat
lain yang di sebabkan oleh obat makanan dan minuman kosmetik,alat
kesehatan,narkotika dan bahan berbahya lainnya.
h. Pengendalian,pembinaan,pengaturan dan pengawasan mutu produksi,distribusi,lalu
lintas dan penggunan obat,makanan dan minuman konsmetik dan alat kesehatan obat
tradisional,nakrotika dan bahan berbahaya lainnya.
8. Peningkatan manajemen dan hokum
Upaya peningkatan kemampuan manajemen dan pengembangan hukum di bidang
kesehatan merupakan bagian dari program nasional untuk penyempurnaan administrasi
pembangunan dan pembangunan bidang hukum. Upaya ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil guna dan daya guna program bak yang di selenggarakan oleh
pemerintah maupun masyarakat. Langkah-langkah yang di ambil dalam upaya ini
meliputi antara lain adalah sebagai berikut:
a. pembinaan fungsi perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan.
b. Penyempurnaan administrasi keuangan, perlengkpan, perkantoran, dan lain
sebagainya.
c. Penyempurnaan organisasi dan tata kerja untuk di sesuaikan  dengan fungsi dan
beban kerja.
d. Peningkatan fungsi pengawasan yang mencangkup pengendalian,penilaian dan
penertiban.
b. Pengembangan sisitem informasi kesehatan untuk perbaikan manajemen kesehatan
di semua tingakat
c. Peningkatan prasarana fisik dan fasilitas kerja.
d. Pembinaan,pengembangan hukum di bidang kesehatan untuk menciptakan
ketertiban dan kepastian hukum dan mempelancar pembangunan di bidang
kesehatan.
9. Pengembangan tenaga kesehatan
Tujuan upaya pengembangan tenaga kesehatan adalah:
a. Meningkatkan penyediaan jumlah,jenis dan mutu tenaga kesehatan yang mampu
mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan,pertumbuhan dan pembaharuan
dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan peranan institusi pendidikan tenaga kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan pengembangan teknologi tepat guna di bidang upaya kesehatan sesuai
dengan pengembangan masyarakat,melalui proses pendidikan tenaga kesehatan.juga
meningkatkan peran institusi  sebagai sumber informasi dan invasi bagi
pengembangan program pendidikan tenaga kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas di lakukan kegiatan pokok sebagai  berikut ini
tersebut:
a. Perencanaan tenaga kesehatan jangaka pendek,menegah dan panjang di lakukan
secara menyeluruh dan  terpadu dalam kerja sama yang mantap antara bidang upaya
kesehatan,pendidikan,dan pengelolahan tenaga kesehatan.
b. Peningkatan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
program upaya kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
c. Pengelolahan atau pembinaan tenaga kesehatan yang mencangkup administrasi
pangkal tenaga kesehatan mulai dari pengangkatan, penyebaran sampai mengakhiri
profesinya pendayagunaan kesahjetraan sosial,dan pengembangan karier serta
keseragaman perlakuan dan perlindungan hukum di tingkatkan agar program
kesehatan di lakukan secara berhasil guna dan berdayaguna.
10. Penelitian dan pengembangan kesehatan
Tujuan upaya penelitian dan pengembangan kesehatan adalah memberikan sarana
cipta ilmiah dan teknologi yang diperlukan  dalam pembanguan kesehatan. Oleh
karena itu upaya ini di susun untuk membantu memecahkan masalah-masalah
kesehatan dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program-program kesehatan.
Langkah-langkah yang diambil antara lain :
a. Pengembangan iklim yang mengggairahkan  penelitian dan pengembangan
b. Peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan institusional lembaga
penelitian.
c. Peningktan kerja sama antara lembaga ilmiah, baik di dalam maupun luar negeri
serta kerja sama antara para peneliti dan penyelenggara upaya kesehatan baik di
pusat maupun daerah.
d. Pengembangan sistem dokumentasi dan informasi ilmiah kesehatan dan
penyebarluasan hasil penelitian.
e. Mengembangkan  metodologi penelitian dan pendekatan interdisiplin yang sesuai
dengankebutuhan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam upaya meningkatkan status derajat kesehatan pada masyarakat
Indonesia di masa sekarang ini, perlu upaya untuk mengenal masalah kesehatan,
mengenal program-program kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan,
dan bagaimana pula strategi pemecahan masalah tersebut yang berlaku.
Dalam hal ini pengertian penyakit menular dan cara pemberantasannya harus
dipahami segenap pihak untuk dapat mencegah angka kesakitan di Indonesia.
Penyehatan lingkungan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun pula peran
serta masyarakat sangatlah penting.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elizabeth T.2001.”Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan


Praktik”.EGC:Jakarta
Ali, Zaidin.1999.”Pokok-pokok Kebijaksanaan Kesehatan Nasional”.Depok
Western, J.1994. “Pengelolaan Sumber Daya manusia”.Bumi AKsara : Jakarta
FKM-SURYA2.PDF : USU

Anda mungkin juga menyukai