Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ira Nur Laila

Kelas : XI IPS 2
No Absen : 17

Ternate (Maluku Utara)

Keadaan Wilayah:
Kota Ternate adalah sebuah kota yang berada di bawah kaki gunung
api Gamalama pada sebuah Pulau Ternate di Provinsi Maluku Utara,
Indonesia. Ternate merupakan Ibukota sementara Provinsi Maluku Utara
secara de facto dari tahun 1999 hingga 2010. Pada tanggal 4 Agustus 2010,
Sofifi diresmikan menjadi ibu kota pengganti Ternate. Kota Ternate terletak
antara 3 derajat Lintang Utara dan 3 derajat Lintang Selatan serta 124 - 129
derajat Bujur Timur. Wilayak Kota Ternate di sebelah Utara, selatan dan
Barat berbatasan dengan Laut Maluku, dan di sebelah Timur berbatasan
dengan Selat Halmahera.
Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, merupakan kota yang masuk
dalam jajaran ring of fire ( cincin api) dan memiliki kerawanan bencana
cukup tinggi.
Kondisi topografi Kota Ternate dengan sebagian besar daerah
bergunung dan berbukit, terdiri atas pulau vulkanis dan pulau karang
dengan kondisi jenis tanah Rogusal ( Pulau Ternate, Pulau Hiri, dan Pulau
Moti) dan Rensika (Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan
Pulau Gurida). Gunung Gamalama merupakan gunung api yang masih aktif
yang terletak di tengah pulau Ternate. Pemukiman masyarakat secara
intensif berkembang di sepanjang garis pantai pulau. Memiliki kelerengan
fisik terbesar di atas 40% yang mengerucut ke arah puncak gunung
Gamalama. Di daerah pesisir rata-rata kemiringan 2% sampai 8%. Kondisi
topografi Kota Ternate juga ditandai dengan keberagaman ketinggian dan
permukaan laut dari Rendah: berkisar antara 0-499 M, Sedang: berkisar
antara 500-699 M, sampai Tinggi: berkisar lebih dari 700 mdpl.
Kemudia wilayah Kota Ternate didominasi oleh laut, maka kondisi
iklimnya sangat dipengaruhi oleh iklim laut dan siklus dua musim yakni
musin Utara-Barat dan musin Timur-Selatan yang sering kali diselingi dengan
dua kali masa pancaroba disetiap tahunnya. Kedalaman lautnya bervariasi.
Pada beberapa lokasi di sekitar Pulau Ternate terdapat tingkat kedalaman
yang tidak terlalu dalam, sekitar 10 meter sampai pada jarak sekitar 100
meter dari garis pantai, tetapi pada bagian lain tingkat kedalamannya cukup
besar dan berjarak tidak jauh dari garis pantai.
Potensi Bencana:
Keadaan alam Ternate inilah yang menyebabkan rawan letusan berapi,
banjir lahar dingin, gempa dan ancaman tsunami.
1. Gunung Meletus
Untuk letusan gunung api, katanya, Ternate dalam tiga kawasan rawan
bencana (KRB). KRB III di puncak gunung, KRB II di tengah dan KRB I
di pesisir pantai. Kawasan pesisir ditetapkan BPBD sebagai KRB I
karena penduduk paling padat. Pusat letusan Gunung Gamalama,
kalau diukur tegak lurus sampai di pesisir pantai berjarak sekitar lima
kilometer. Hal inilah yang menyebabkan Ternate mengalami banjir
lahar dingin. Kemudian, rawan bencana gunungapi, meliputi rawan
Tipe I (1.028, 29 hektar), II (1.525,18 hektar) dan III lebih 1.121,58
hektar. Pulau ini semua rawan, jika gunung meletus semua terkena
dampak. Tidak ada tempat berlindung yang benar-benar aman baik
dari debu, lava pijar, awan panas maupun banjir lahar dingin,” kata
Andi Mappasabi, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kota Ternate.
Untuk karakteristik mengenai akan terjadinya gunung meletus
menurut BPBD adalah: suhu di sekitar gunung naik, mata air
menjadi kering, sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai
getaran (gempa), tumbuhan di sekitar gunung lay el luis es weca, dan
binatang di sekitar gunung bermigrasi, kelihatan gelisah. Ketika tanda-
tanda tersebut sudah mulai terlihat, lebih baik penduduk yang radius
dengan gunung dekat segera mengungsi.
Upaya untuk mitigasi bencana Soal ancaman bencana Gamalama,
Pemerintah Ternate melalui BPBD memiliki beberapa upaya mitigasi,
antara lain sosialisasi kepada masyarakat dan pelatihan
penanggulangan bencana buat aparat terkait.
( Di Ternate, misal, sudah terbentuk kelurahan tangguh bencana.
Caranya, dengan memberikan pemahaman, menyiapkan diri
menghadapi bencana termasuk evakuasi mandiri. )

2. Banjir Lahar Dingin


Wilayah rawan banjir lahar dingin di Ternate terdapat di Kelurahan
Mangga Dua, Bastiong Talangame, Bastiong Karance, Gamalama,
Kelurahan Jati, Santiong dan Kelurahan Mangga Dua. Biasanya banjir
lahar dingin di Ternate ini diakibatkan oleh lahar dingin yang
dikeluarkan oleh Gunung Gamalama. Setiap huja lebat, warga yang
rumahnya di dekat sungai sangat khawatir karena bencana ini banyak
memakan korban dan merugikan masyarakat setempat.
Karakteristik dari banjir lahan dingin ini sendiri adalah terjadi di
daerah yang berada di lereng gunung berapi yang masih aktif , terjadi
setelah atau saat gunung berapi yang masih aktif mengalami erupsi,
terjadi karena adanya hujan yang deras atau hujan yang lebat, air
yang menerjang lahan mempunyai warna yang keruh
Upaya mitigasi yang telah dilakuka pemerintah setempat
adalah melakukan berbagai langkah untuk antisipasi, seperti
sosialisasi kepda masyarakat di lokasi rawan bencana itu, serta
menurunkan petugas ke lapangan setiap terjadi hujan dengan
intensitas lebat. Upaya lain yaitu menormalisasikan seluruh sungai
yang menjadi alur aliran lahar hujan serta menertibkan pembangunan
rumah arau gedung di wilayah sekitaran sungai.

3. Gempa Bumi
Kawasan rawan bencana gempa ada di seluruh wilayah Ternate. Untuk
rawan tanah longsor juga di Pulau Ternate, seluas 40,58 hektar di
Kelurahan Afetaduma, Dorpedu, Togafu, Kalumata, Ngade, Dufa-dufa,
Akehuda dan Tobona. Gempa bumi yang melanda Ternate ini
diakibatkan oleg deformasi kerak bumi pada lempeng laut Maluku.
Karakteristik dari bencana gempa ialah: Berlangsung dalam
waktu yang sangat singkat, terjadi pada lokasi kejadian tertentu,
akibatnya dapat menimbulkan bencana, berpotensi terulang lagi, dan
belum dapat diprediksi.
Upaya mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat
adalah: memberikan sosialisasi tentang bencana gempa dan memberi
tahu langkah- langkah yang harus diambil ketika dalam situasi gempa
dalam tempat- tempat tertentu.

4. Tsunami
Ada juga kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami terdapat di
Kecamatan Ternate Utara, Ternate Tengah, Ternate Selatan, Pulau
Ternate, Ternate Barat, Pulau Hiri, Moti dan Pulau Batang Dua.
Karakteristik dari gelombang tsunami yaitu: Tinggi gelombang
tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak
sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter, panjang
gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang
pasang laut (50-150 m) panjang gelombang tsunami ditentukan oleh
kekuatan gempa, sebagai contoh gempabumi tsunami dengan
kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50
km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan laut, periode waktu
gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi
gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang bisa
berlangsung lebih lama 12-24 jam, cepat rambat gelombang tsunami
sangat tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman laut
berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga
perempatnya.
Cara mitigasi yang dilakukan untuk menanggulangi tsunami
adalah: masyarakat yang mungkin terdampak tsunami untuk
mengikuti anjuran dari BMKG tapi disaat bersamaan jangan terlalu
panic dan membuat risau masyarakat dengan informasi yang tidak
valid

Peta Kawasan Bencana di Ternate

Peta Potensi Gunung Meletus


Peta Potensi Gempa Bumi

Peta Potensi Tsunami Peta Potensi Tsunami


Bagan Siklus Penanggulangan Bencana

Anda mungkin juga menyukai