6 - Seminar Keuangan
6 - Seminar Keuangan
(Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2013 s/d 2016)
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI S1 MANAJEMEN
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)
antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga
yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran, juga mempunyai peran sebagai
pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga
diperlukan perbankan yang berkinerja baik, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk itu arah kebijakan perbankan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia pada awal
tahun 2011 merupakan suatu landasan untuk meningkatkan dan memperkuat regulasi Bank
Indonesia. Regulasi tersebut ditujukan dalam upaya untuk mendorong fungsi intermediasi,
meningkatkan ketahanan perbankan, serta penguatan fungsi pengawasan dan makro
prudensial. (LPPBI 2011)
Pengertian bank menurut Undang-Undang (UU) Perbankan No. 10 tahun 1998 dalam
pasal 1 (Undang-Undang Perbankan, 1998), bank adalah suatu badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Melalui kegiatan perkreditan dan jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan
pembebanan serta membantu memperlancar sistem pembayaran bagi sektor perekonomian.
Pertumbuhan laba yang terjadi pada industri perbankan nasional merupakan suatu hal
yang baik guna menopang perekonomian domestik Indonesia. Banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan. Salah satu dari beberapa
faktor tersebut adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Beban
2
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposite Ratio (LDR), Net Profit
Margin (NPM), Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Pertumbuhan laba yang di tunjukkan pada
grafik 1.1, dan di tengah kondisi perbaikan perekonomian domestik, secara umum kondisi
perbankan selama tahun 2015 masih terjaga baik (financially sound). Kinerja Bank Umum
Konvensional (BUK) yang cukup baik, ditunjukkan pada tabel 1.1.
Grafik 1.1
Pertumbuhan Laba
Tabel 1.1
2015
Rasio 2014 Qtq Yoy
TW I TW II TW III TW IV
Total Aset (Rp
milyar) 5.404.403 5.577.929 5.732.978 5.943.259 5.919.406 -0.40% 9.53%
Kredit (Rp milyar) 3.521.831 3.527.817 3.677.335 3.805.326 3.904.158 2.60% 10.86%
Dana Pihak Ketiga
(Rp milyar) 3.940.494 4.028.755 4.156.933 4.297.649 4.238.349 -1.38% 7.56%
- Giro (Rp milyar) 874.889 936 1.040.387 1.084.398 972.657 -10.30% 11.17%
- Tabungan (Rp 1.232.954 1.152.362 1.172.790 1.233.291 1.343.292 8.92% 8.95%
3
milyar)
- Deposito (Rp
milyar) 1.832.652 1.940.392 1.943.755 1.979.960 1.922.400 -2.91% 4.90%
CAR (%) 19.57 20.98 20.28 20.62 21.39 0.77 1.82
ROA (%) 2.85 2.69 2.29 2.31 2.32 0.02 (0.53)
NIM (%) 4.23 5.3 5.32 5.32 5.39 0.08 1.16
BOPO (%) 76.29 79.49 81.4 81.82 81.49 (0.33) 5.20
NPL Gross (%) 2.04 2.27 2.46 2.61 2.39 (0.22) 0.35
NPL Net (%) 0.98 1.16 1.22 1.26 1.14 (0.12) 0.16
LDR (%) 89.42 87.58 88.46 88.54 92.11 3.57 2.69
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia dan system informasi perbankan OJK, Desember 2015
Penelitian ini dilakukan karena adanya fenomena research gap atau hasil penelitian
terdahulu yang berbeda-beda dimana penelitian yang membahas tentang pengaruh CAR terhadap
pertumbuhan laba dari temuan Robin (2013) dan Daniel (2016) yang menyatakan bahwa CAR
tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba, temuan tersebut berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rodiyah, & Hardiyanto (2016), dan Nur Aini (2013) yang menyatakan
bahwan CAR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan modal.
Pada penelitian pembahasan tentang NPL yang dilakukan oleh Robin (2013), dan Vini,
David, & Sintje (2017) menyatakan NPL memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini (2013) yang menyatakan
NPL memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dan berbeda juga
dengan hasil penelitian oleh Daniel (2016) dan Rodiyah, Haryanto (2016) yang menyatakan
bahwa NPL tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Selanjutnya pada penelitian pembahasan tentang BOPO yang dilakukan oleh Robin
(2013), Daniel (2016), dan Nur Aini (2013) menyatakan bahwa BOPO memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan laba, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rodiyah &
Hariyanto (2016) menyatakan bahwa BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
laba.
Selanjutnya pada penelitian pembahasan tentang LDR yang dilakukan oleh Robin (2013)
menyatakan bahwa LDR memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, berbeda
dengan penelitian yang di lakukan oleh Nur Aini (2013) yang menyatakan bahwa LDR memiliki
4
pengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, dan berbeda pula dengan penelitian
yang dilakukan oleh Daniel (2016), dan Rodiyah & Hariyanti (2016) menyatakan bahwa LDR
tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Kemudian penelitian pembahasan tentang NPM yang dilakukan oleh Novia (2013)
menyatakan bahwa NPM memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba, hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rodiyah & Hariyanto (2016) yang menyatakan
bahwa NPM tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
Dan terakhir penelitian pembahasan tentang Kualitas Aktiva Produktif yang dilakukan
oleh Vini, David & sintje (2017) yang menyatakan bahwa KAP memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap pertumbuhan laba, penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Nur Aini (2013) yang menyatakan bahwa KAP memiliki pengaruh negative
terhadap pertumbuhan laba.
Tabel 1.2
5
Nur Aini Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh - Berpengaruh
(2013) (+) signifikan (+) tidak (-) signifikan (+) tidak (-)
signifikan signifikan signifikan
Dari penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan memiliki
perbedaan menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba. Penelitian ini menggunakan Capital Adequicy
Ratio (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),
Loan to Deposite Ratio (LDR), Net Profit Margin (NPM), Kualitas Aktiva Produktivitas (KAP)
sebagai variabel bebas dan Pertumbuhan Laba sebagai variabel terikat. Peneliti memilih
perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia karena perusahaan perbankan
banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan perusahaan perbankan merupakan sektor unggul
pada perekonomian Indonesia sebagai salah satu pendapatan nasional.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas, maka penelitian ini diberi judul : “Pengaruh
CAR, NPL, BOPO, LDR, NPM, dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Pertumbuhan Laba
Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 s/d 2016”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalahnya adalah
“Bagaimana Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, NPM dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap
Pertumbuhan laba”.
1. Apakah CAR berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 ?
2. Apakah NPL berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 ?
3. Apakah BOPO berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 ?
6
4. Apakah LDR berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 ?
5. Apakah NPM berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 ?
6. Apakah Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 ?
Seperti yang telah dijelaskan pada rumusan di atas, tujuan dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris pengaruh CAR terhadap Pertumbuhan
Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
2. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris pengaruh NPL terhadap Perumbuhan
Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
3. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris pengaruh Bopo terhadap Pertumbuhan
Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
4. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris pengaruh LDR terhadap Pertumbuhan
Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
5. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris pengaruh NPM terhadap Pertumbuhan
Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
6. Untuk menganalisis dan menguji secara empiris pengaruh Kualitas Aktiva Produktivitas
terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
7
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi pengembangan
ilmu ekonomi sebagai sumber bacaan atau referensi yang dapat memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan
ini.
2. Manfaat akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan
yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan pertumbuhan laba
perusahaan.
3. Bagi praktis
Dari penelitian ini supaya dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan laba sehingga bisa dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan keuangan bank yang baik.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
Menurut Ismail (2013:226), NPL (Non Performance Loan) adalah kredit yang
menunggak melebihi 90 hari atau jumlah kredit yang tidak dibayar atau tidak dapat
ditagih, dengan kata lain adalah kredit macet atau kredit yang bermasalah. Kredit
bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Dimana
NPL terbagi menjadi Kredit Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Semakin kecil NPL
maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Bank dalam
melakukan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk
membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan
pemantauan terhadap penggunaan kredit serta 14 kemampuan dan kepatuhan debitur
dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan dan pengikatan terhadap
agunan untuk memperkecil risiko kredit. Praktisi perbankan menyepakati bahwa batas
aman dari NPL suatu bank tidak boleh melebihi 5%. Perhitungan rasio NPL sebagai
berikut :
10
Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu rasio kredit yang diberikan kepada dana pihak
ketiga yang diterima dari bank yang bersangkutan. LDR juga memiliki fungsi yang
sangat penting sebagai alat ukur yang menunjukkan besarnya ekspansi kredit yang
dilakukan bank maka LDR bisa digunakan alat ukur untuk melihat berfungsi tidaknya
suatu intermediasi bank. Tingginya nilai LDR akan memengaruhi keuntungan dari
penciptaan kredit. LDR yang meningkat menandakan bahwa adanya penanaman dana
dari pihak ketiga yang besar ke dalam bentuk kredit (Adriyanti, 2012). Prasnanugraha
(2014) menyatakan semakin tinggi LDR maka akan semakin banyak dana yang diberikan
dalam bentuk kredit maka pendapatan bunga akan tinggi sehinggai nilai ROA meningkat.
Almadany (2012) menyatakan bahwa kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda
tergantung antara lain pada khususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya.
Besarnya LDR antara 78% sampai dengan 100% (Dewi Solopos 2012) perhitungan LDR
sebagai berikut :
11
Menurut Werner R. Murhadi (2013:64) Net Profit Margin adalah mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba neto dari setiap penjualannya.
Semakin tinggi nilai NPM maka menunjukkan semakin baik.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Net Profit Margin
adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba di setiap penjualan yang telah di
kurangi bunga dan pajak disetiap periode.
12
7. Pertumbuhan Laba
Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan equitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laporan laba rugi
di dalamnya tercantum laba rugi yang dialami oleh perusahaan tersebut. Laporan laba
rugi merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil
kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode tertentu (Suprihatmi S.W dan M.
Wahyudin, 2010). Pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba
yang diperoleh perusahaan (Simorangkir,2013) dalam Hapsari, (2013). Pertumbuhan laba
yang baik, mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik, yang
pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan, karena besarnya dividen yang akan
dibayar di masa akan datang saat bergantung pada kondisi perusahaan. Perusahaan
dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran
perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh. Dimana perusahaan dengan laba
bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga memberikan peluang
lebih besar didalam menghasilkan profitabilitasnya, Hamid (2011), merumuskan
bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan
margin, laba dan penjualan yang tinggi. Menurut Sujana (2014), menyatakan perusahaan
yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai
tahap kedewasaan. Sementara Suwardjono (2008) memaknai laba sebagai imbalan atas
upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa.Ini berarti laba merupakan kelebihan
pendapatan di atas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan
penyerahan barang / jasa.(Aini 2012).
13
2.2 HUBUNGAN LOGIS ANTAR VARIABEL
14
terhadap pertumbuhan laba. Hasil berbeda juga ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan
Vina, David, dan Sintje (2017), Daniel Imanuel (2016) dan Rodiyah dan Hardiyanto (2016)
menyatakan bahwa, Non Performance Loan (NPL) memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja
keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H2 : NPL Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Laba.
15
masyarakat. Hal ini dikuatkan dengan bukti empiris yang dilakukan oleh Nurwati (2014),
Robin (2013), Nur Aini (2013) menyatakan bahwa Loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan laba. Nusantara (2009) juga menyatakan bahwa, Loan to deposit
ratio (LDR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian
diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :
H3 : LDR Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Laba.
16
mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian, sedangkan
Total Aktiva Produktif merupakan total dari penanaman dana LPD dalam bentuk kredit, surat
berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh
penghasilan. Semakin kecil rasio KAP menunjukkan semakin efektif kinerja LPD untuk
menekan APYD serta memperbesar total aktiva produktif yang akan memperbesar pendapatan,
sehingga laba yang dihasilkan semakin bertambah (Syahyunan,2002). Hal ini dikuatkan
dengan bukti empiris yang dilakukan oleh Nur Aini (2013) menyatakan bahwa KAP
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang
dapat dirumuskan adalah :
H6 : Kualitas Aktiva Produksi Berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Laba
Tabel 2.3
PENELITIAN TERDAHULU
17
Vini Estelina PENGARUH SUKU
Variabel Dependen : Variabel NPL memiliki
Magdalena Noya, BUNGA KREDIT,
pengaruh yang negative
David Paul Elia KUALITAS AKTIVA Pertumbuhan
signifikan terhadap
Saerang, & Sintje PRODUKTIF, DAN NON Laba
pertumbuhan laba,
Rondonuwu PERFORMING LOAN Variabel namun variabel-variabel
(2017) TERHADAP independen: yang lain memiliki
Jurusan Akuntansi , PERTUMBUHAN LABA
Suku Bunga pengaruh positif
Fakultas Ekonomi (Studi Kasus Pada
Kredit signifikan terhadap
dan Bisnis Perusahaan Perbankan
pertumbuhan laba.
Universitas Sam Yang Terdaftar di Bursa Kuaitas
Ratulangi, Manado Efek Indonesia) Aktiva
Produktif
NPL
Robin (2013) PENGARUH CAR, NPL, Variabel Dependen : Variabel CAR tidak
Program Studi S- BOPO, LDR, BRANCHES, memiliki pengaruh yang
Pertumbuhan
1 Manajemen DAN BI RATE signifikan terhadap
Laba
Fakultas Ekonomi TERHADAP pertumbuhan laba,
Universitas PERTUMBUHAN Variabel Independen sedangkan BI Rate
Internasional LABA : : tidak memiliki
Batam STUDI BANK UMUM CAR pengaruh, dan variabel-
DENGAN ASET ≥ RP 50 variabel yang lainnya
NPL
TRILIYUN DI memiliki pengaruh
INDONESIA BOPO terhadap pertumbuhan
laba.
LDR
Branches
BI Rate
18
Novia P. Hamidu PENGARUH KINERJA Variabel Dependen : Variabel NPM dan
(2013) KEUANGAN Pertumbuhan TATO memiliki
Fakultas Ekonomi, TERHADAP Laba pengaruh terhadap
Jurusan Akuntansi PERTUMBUHAN LABA Variabel Independen pertumbuhan laba.
Universitas Sam PADA PERBANKAN DI NPM
Ratulangi Manado BEI TATO
Nur Aini (2013) PENGARUH CAR, NIM, Variabel Dependen : Variabel CAR memiliki
Program Studi LDR, NPL, BOPO,DAN Pertumbuhan pengaruh yang positif
Akuntansi KUALITAS AKTIVA Laba signifikan, NIM
Universitas PRODUKTIFTERHADA Variabel Independen memiliki pengaruh
Stikubank P PERUBAHAN LABA : negatif tidak signifikan,
Jl. Kendeng V (Studi Empiris Pada CAR LDR & NPL memiliki
Bendan Ngisor Perusahaan Perbankan NIM pengaruh positif tidak
Semarang yang terdaftar di BEI) LDR signifikan, dan BOPO
Tahun 2009–2011 NPL & Kualitas Aktiva
Produktif memiliki
BOPO
pengaruh negative
Kualitas
signifikan terhadap
Aktiva
pertumbuhan laba
Produktif
19
TERDAFTAR DI BEI NPL signifikan terhadap
PERIODE TAHUN 2009- NPM pertumbuhan laba.
2013 BOPO
LDR
20
2.4 KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan landasan teori yang mendasari pertumbuhan laba dalam penelitian ini,
variabel independen yang diduga memiliki hubungan dengan pertumbuhan laba adalah CAR,
NPL, BOPO, LDR, NPM, dan Kualitas Aktiva Produktif.
CAR
(X1)
H1
NPL
H2
(X2)
PERTUMBUHAN LABA
BOPO H3
(Y)
(X3)
H4
LDR
(X4)
H5
NPM
(X5)
H6
KAP
(X6)
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
22
Tabel 3.1
Indikator perubahan
laba yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah laba
sebelum pajak.
2 CAR Dendawijaya
(2005:121)
rasio kinerja bank
untuk mengukur
CAR = Modal / ATMR x 100%.
kecukupan modal
yang dimilikibank
untuk menunjang
aktiva yang
mengandung atau
menghasilkan risiko
3 NPL Mukhlis 2012
23
seberapa besar
persentase kredit
NPL = Kredit bermasalah / Total Kredit x 100%
bermasalah terhadap
jumlah kredit
yangdisalurkan.
4 LDR Dendawijaya
(2005:116-117)
kemampuan bank
LDR = Kredit yang diberikan x 100%.
dalam membayar
Dana Pihak Ketiga
kembali penarikan
dana yang dilakukan
deposan dengan
mengandalkan kredit
yang diberikan
sebagai sumber
likuiditasnya
5 NPM Kasmir,
NPM = Laba Bersih Setelah Pajak 2008:200
Rasio ini digunakan
Penjualan
untuk menunjukkan
pendapatan bersih
perusahaan atas
penjulan.
6 BOPO Dendawijaya,
24
aktiva produktif atau KAP = APYD x100% Tumbuan
earning asset adalah TOTAL AKTIVA PRODUKTIF (2014:37)
semua aktiva dalam
rupiah dan valuta
asing yang dimiliki
bank dengan maksud × 100%
untuk memperoleh
penghasilan sesuia
dengan fungsinya
25
a. Perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2013 – 2016.
b. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara berturut-turut
pada periode 2013 - 2016.
c. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap dalam laporan
keuangan yang telah di audit dari tahun 2013- 2016.
d. Memiliki ratio pertumbuhan yang positif.
e. Tidak melakukan Stock Split selama estimasi.
26
variabel terikat atauvariabel dependen. Dengan memenuhi asumsi Normalitas dan
Asumsi Klasik.
Dimana :
Y :Pertumbuhan Laba
CAR :Capital Adequacy Ratio
NPL :Non Performing Loan
BOPO : Rasio Biaya Operasionalterhadap pendapatanPendapatan Operasional
NPM :Net Profit Margin
LDR :Loan to Deposit Ratio
KAP : Kualitas Aktiva Produktif
e : Error.
a : Konstanta
27
apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak. Kenormalan suatu data merupakan
syarat wajib suatu yang harus terpenuhi dalam model regresi linear.
Menurut Ghozali (2005), Salah satu cara untuk mengetahui apakah data
penelitian berdistribusi normal atau tidak dapat melihat normal probability
plots. Pengujian ini dilakukan dengan cara melihat titik-titik penyebaran
data terhadap garis diagonal pada grafik. Kriteria pengambilan keputusan
analisis normal probability plots adalah sebagai berikut:
Apabila data (yang dapat dilihat dari titik-titik pada grafik) menyebar dan
mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data mengikuti
pola distribusi normal.
Apabila data (yang dapat dilihat dari titik-titik pada grafik) menyebar dan
cenderung menjauh dari garis diagonal serta tidak mengikuti agar garis
diagonal, maka dapat disimpulkan data tidak menunjukkan pola distribusi
normal.
Apabila tolerance value > 0.1 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan
tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independent pada
model regresi.
28
Apabila tolerance value < 0.1 dan VIF > 10, maka dapat disimpulkan
terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independent pada model
regresi.
Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka
konsekuensinya adalah:
a) Koefisien - koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
b) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen,
maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar
errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),
VIF = 1
1 - Ri2
Sumber : Gujarati ( 2004: 351)
Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel
bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data
tidak terdapat multikolinieritas ( Gujarati, 2004: 362 ).
29
mengregresikan masing - masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika
nilai koefisien regresi dari masing- masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari
residual ( error ) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas
(varian dari residual tidak homogen) (Gujarati, 2004: 406). Selain itu, dengan
menggunakan software IBM SPSS Statistics 19, heteroskedastisitas juga bisa dilihat
dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED
dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik - titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya,
jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
D – W = ∑ et - et1
∑ e2 t
(Sumber: Gujarati (2004: 467)
Kriteria uji: Bandingkan nilai D - W dengan nilai d dari tabel Durbin - Watson:
a. Jika D - W < dL atau D – W > 4 –dL , kesimpulannya pada data tersebut terdapat
autokorelasi
b. Jika dU < D - W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tersebut tidak terdapat autokorelasi
c. Tidak ada kesimpulan jika : dL D - W dU atau 4 – dU D-W 4 – dL
Sumber: Gujarati(2004: 470)
30
Apabila hasil uji Durbin – Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau
tidak maka dilanjutkan dengan runs test.
3.5.3.3 Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Jika nilai signifikansi Ftest< 5
persen maka disimpulkan bahwa variabel bebas secara keseluruhan mampu
menjadi prediktor dari variabel terikat.
3.5.3.4 Uji T
31
Uji t dilakukan untuk membuktikan hipotesis secara parsial
masing masing variabel independen. Uji t dilakukan dengan
menggunakan uji dua arah (two tailed) dan dilakukan dengan cara digital.
Keputusan menerima atau menolak hipotesis dalam penelitian ini
dilakukan dengan melihat nilai signifikan koefisien b kemudian
membandingkan dengan tingkat signifikansi yang dapat diterima sebesar
5 persen.
DAFTAR PUSTAKA
32
Aini, Nur . 2013. Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan Kualitas aktiva Produktif
Terhadap Perubahan Laba. Jurnal akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Volume 2 No.1 Mei.
Ariyanti,Lilis Erna. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA Dan Kualitas
Aktiva Produktif Terhadap Perubahan LabaPada Bank Umum Di Indonesia. Tesis Magister
Sains Akuntansi. Undip Semarang.
Bursa Efek Indonesia. (2015, Januari 30). Publikasi Fact Book. Diambil kembali dari
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/publikasi/factbook.aspx
Imanuel Setiawan, Daniel. 2016. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Bank, Tingkat Inflasi
Dan Bi Rate Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Pada Bank Swasta Devisa Yang Terdaftar Pada
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013). Vol. 1 No. 1, September.
Hardiyanto, Rodiyah. 2016. Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2009-
2013. Vol. 14 No. 1, Maret.
https://mardanijournal.wordpress.com/2017/03/05/asumsi-klasik-regresi-linear-berganda/.
Diakses Januari, 11, 2018.
Robin. 2013. Pengaruh Car, Npl, Bopo, Ldr, Branches, Dan Bi Rate Terhadap Pertumbuhan Laba
: Studi Bank Umum Dengan Aset ≥ Rp 50 Triliyun Di Indonesia. Vol. 8 No. 1, Juni.
Vini, David dkk. 2017. Pengaruh Suku Bunga Kredit, Kualitas Aktiva Produktif, Dan Non
Performing Loan Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) . Vol. 5 No. 2, Juni.
33