Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS STRUKTUR BATIN PUISI AINUN JAHRAH DALAM KUMPULAN PUISI

AKU PEREMPUAN
1
AINA,2HASNIAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1
aina7488@gmail.com,2hasniarniar955@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur batin lima puisi


dalam kumpulan puisi aku perempuan karya Ainun Jahriah. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa lima puisi karya
AInun Jahriah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima puisi tersebut
merupakan puisi tentang perempuan. Kelima puisi tersebut memiliki tema
yang hampir serupa dalam konteks yang sama tentang kisa seorang
perempuan. Kesimpulan tersebut didasarkan pada setiap uraian tema pada
masing-masing puisi.Selanjutnya tentang nada puisi yaitu sebuah
gambaran atau ungkapan perasaan seorang perempuan. Perasaan yang
tersirat adalah perasaan rindu dan kekecewaan bagian akhir dari analisis
struktur puisi adalah amanat. Lima puisi yang telah dianalisis, yang
menjadi amanat adalah pentingnya menjaga perasaan terhadap perempuan
Kata Kunci: Struktur Batin, puisi, Ainun Jahriah

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Umumnya karya sastra merupakan bagian karya seni yang ber-hubungan dengan
kehidupan manusia serta mendeskripsikan fenomena hidup dalam kehidupan manusia
serta segala kompleksitasnya. Karya sastra, seorang pengarang atau penyair berusaha
untuk mengungkapkan nilai-nilai kemanusia-an yang lebih tinggi. Pen-ciptaan karya
sastra kadang-kadang didorong oleh keinginan pengarang untuk menyampaikan sesuatu
yang dicita-cita-kan.Sehingga karya sastra dapat menyelami segala kehidupan manusia di
dunia ini.

Dalam karya sastra kita dapat memahami tingkat kemajuan kebudayaan


tradisional yang berlaku dalam tingkat kehidupan yang dicapai pada kurung waktu
tertentu. Oleh karena itu untuk mendalami karya sastra akan mewujudkan suatu
perubahan yang dapat membangkitkan rasa simpatik dan emosisonal terhadap penikmat.
Sesuai dengan pandangan Kusdiratin, dkk dalam (Matu, 1999:1) mengatakan :

“Pengalaman jiwa yang terdapat da-lam karya sastra dapat memperkaya


kehidupan batin pembaca menjadi lebih sempurna keadaannya pe-ngungkapan karya
estetik dan artistik menjadikan karya sastra lebih mempesona dari pada karya yang lain.
Hal tersebut mem-buat pembaca tidak menjadi bosan menikmati karya sastra dan dapat
menyelami maksud yang terkandung di dalamnya”.

Unsur karya sastra terutama puisi, pada hakekatnya membahas tentang lukisan
dunia yang dituangkan dalam tulisan singkat dan mempunyai nuasa yang padat
makna.Oleh sastrawan atau penyair melaui fenomena-fenomena kehidupan yang lugas,
dikombinasikan dengan daya imajinasinya yang sempurna.Dan dari kombinasi realitas
dan imajinasi ini maka lahirlah karya sastra seperti puisi yang pengungkapan nilai-nilai
yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menggunakan bahasa yang singkat jelas dan
padat maknanya.

2
Aminuddin (2011: 98), mengatakan bahasa dan karya sastra tidak dapat
dipisahkan.Bahasa merupakan sarana yang paling vital dalam karya sastra.Tanpa bahasa,
pengarang tidak dapat mengungkap ide, gagasan maupun hasil kreatifitasnya kepada
pembaca.Bahasa sebagai alat pengungkapan imajinasi dilakukan dengan menggunakan
bahasa yang di-formulasi dengan baik, berbeda dengan bahasa yang di pergunakan
sehari-hari sehingga indah dan menarik.Bahasa yang di formulasi dengan baik
memungkinkan pengarang me-nyembunyikan makna di balik kata-kata yang
digunakan.Salah satu tujuan penyembunyian makna adalah untuk memberikan kesan
estetik.Keindahan karya sastra sebagian besar ditentukan oleh kemampuan pengarang
mengeksploitasi kelenturan bahasa sehingga menimbulkan kekuatan dan keindahan. Semi
(2012: 13)

Membaca puisi pada karya sastra pada umumnya adalah dapat melalui kontak
batin dengan puisi itu.Untuk melakukan kontak itu pembaca harus mencurahkan segala
kemampuan, pengalaman, perasaan dan pemikiran-nya, dapat memahami keseluruhan
unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra termasuk suasana men-dukungnya.

Proses penciptaan puisi terlahir dari kreativitas yang merupakan suatu pancaran
totalitas daya batin penyair untuk merespon setiap sentuhan kehidupan. Di antarannya
pengungkapan perasaan atas ketidakpuasan penyair terhadap kesewenang-wenangan
yang tidak bertanggungjawab serta penyimpangan norma-norma kehidupan.Selain itu
juga, puisi merupakan rekaman detik-detik yang paling indah dalam kehidupan penyair,
peristiwa-peristiwa yang paling mengesankan, bahkan menyedihkan dapat gejolak hati.
Aminudin (2011:187) me-ngatakan: “di antara kehidupan sosial masyarakat dengan
gagasan dalam suatu puisi terlihat adanya hubungan, seperti dalam hubungan antara
gagasan dalam puisi, peristiwa sejarah dan kehidupan sosial masyarakat”.

Aminuddin (2011: 34) me-ngatakan bahwa sastra adalah bahasa yang khas,
bahasa yang di lentur-lenturkan olehh pengarang sehingga mencapai kesan kehidupan
dan kehalusan rasa.Pengarang menggunakan kata-kata yang khusus untuk menyatakan
perasaan dan pikiran yang khusus, serta untuk meninggalkan kesan sensitivitas yang
khusus pula.Dalam sebuah puisi, bahasa me-mancarkan berbagai pengertian yang tidak
ada batasnya.Dari sebuah kata dapat terpancing jangkauan imajinasi pembaca melampaui

3
berbagai dimensi serta meninggalkan berbagai kesan sesuai dengan daya tanggap dan
daya interprestasi orang-seorang.Dasar penggunaan bahasa dalam sastra khususnya puisi
bukan sekedar paham, tetapi lebih dari itu adalah ke-berdayaannya mengusik perasaan
dan meninggalkan kesan estetik.

hidup dan kehidupan ini, sesuai dengan apa yang didalamnya, dirasakan atau apa
yang didalamnya, dirasakan atau apa yang diangan-angankan akan selalu memancar dan
mewarnai hasil karya puisi. Karya hasil tersebut, pada prinsipnya merupakan gambaran
kehidupan penyair lahir batin yang dapat diketahui analisis dan peng-hayatan yang
terkontrol.

bentuk visualnya. Dalam pengelompokkan menurut zamannya. Suroto (Diman


2001:1) mengatakan : “ada tiga macam puisi yang sangat dominan yaitu puisi lama, puisi
baru dan puisi modern. Puisi lama merupakan cerminan masyarakat lama, puisi baru
merupakan cerminan masyarakat baru.Demikian pula dengan puisi modern merupakan
cerminan masyarakat modern yaitu puisi yang timbul setelah masyarakat mendapat
pengaruh kebudayaan dunia”.Oleh karena itu cirri khas puisi dalam setiap zamannya
berbeda-beda.Puisi lama misalnya, terikat oleh jumlah baris dan bait, rima persajakan dan
sebagainya.Pada zaman itu puisi dapat dianggap baik yaitu puisi yang mengikuti
sejumlah syarat dan aturan yang ada.Puisi lama dapat membawa perubahan dari luar
terutama dari Eropa, yang mulai popular pada tahun 1930-an atau lazimnya disebut
dengan masa pujangga baru. Dan per-kembangan berikutnya, puisi modern yaitu puisi
yang benar-benar bebas, baik dalam bentuk maupun isinya, Suroto (Diman 2001: 2),
bahwa puisi modern tidak terikat oleh berbagai aturan seperti jumlah baris dan bait,
irama, persajakan dan sebagainya yang dikenakkan pada puisi lama dan puisi baru.

Puisi merupakan sebuah struktur.Struktur yang dimaksud dalam penelitian ini


adalah unsur-unsurnya yang bersistem dapat terjadi hubungan timbal balik, dengan saling
menentukan.Jadi kesatuan unsur-unsur dalam puisi berupa hanya berupa kumpulan atau
tumpukan hal-hal atau benda-benda yang berdiri sendiri, melainkan hal-hal yang saling
berkait, saling terikat dan saling tergantung.Oleh karena itu, kodrat tiap unsur dalam
struktur tidak hanya mempunyai makna denga sendirinya, melainkan maknanya
ditentukan dengan hubungan semua unsur lainnya yang terkandung dalam struktur

4
itu.Selain itu karya sastra (puisi) merupakan struktur yang bermakna yaitu system tanda
yang mempunyai makna dengan mengguna-kan bahasa sebagai mediumnya.

Pada setiap pembicaraan mengenai puisi, jarang sekali orang yang tidak
menyebutkan nama Chairil Anwar. Chairil Anwar merupakan tokoh besar di dunia sastra
Indonesia.Karya-karya Chairil Anwar telah begitu sering menjadi topik pembahasan para
ahli sastra.Di samping juga menjadi salah satu menu pengajaran sastra di sekolah-sekolah
dan beberapa per-guruan tinggi. Hal ini menunjukkan betapa Chairil Anwar memiliki
nama besar di blantika kesusastraan, khususnya di bidang puisi. Bahkan diadakannya
peringatan Chairil Anwar setiap tahun pada hari kematiannya oleh beberapa lembaga
yang berkaitan dengan dunia sastra, semakin mem-perkokoh posisinya sebagai “Dewa
Puisi.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah struktur batin puisi karya Ainun Jahriah
dalam kumpulan puisi “Aku Perempuan”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskipsikan struktur batin puisi
dalam kumpulan puisi “Aku Perempuan” karya Ainun Jahriah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang di-harapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pembaca dan penikmat sastra
untuk meningkatkan daya apresiasi sastra.
2. Hasil penelitian merupakan salah satu wahana untuk menambah pengetahuan dan
pemehaman para pembaca dan penikmat karya sastra

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Sastra
1. Pengertian Sastra

Sastra merupakan bagian dari gambaran kehidupan social yang disajikan


melalui perenungan sehingga dapat hasil karya yang tercipta benar-benar citraan dari
perkemangan zaman yang terjadi pada masyarakat. Di dalam karya sastra sering kita
jumpai berbagai kisah yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat seperti
politik, ekonomi sosial, budaya, dan agama. Oleh karena itu, meskipun dikatakan
karya fiksi, sebuah karya sastra tidak serta-merta murni sebuah hayalan dan imajinasi.
Akan tetapi, sebuah karya sastra lahir melalui tempaan pengalaman penulisnya

Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta


‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata
dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau
“sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi
sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks.Sedang sastrawi lebih
mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya.Istilah sastrawan
adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis
atau sastra lisan (sastra oral).Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan,
tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman
atau pemikiran tertentu.

Sastra dibagi menjadi 3 yaitu Prosa, drama, dan Puisi, Prosa adalah karya
sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan

6
kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun,  dan Syair
sedangkan contoh karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Dramaadalah
genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia. Drama
menggambarkan realitas kehidupan, karakter dan perilaku manusia melalui partisipasi
dan dialog yang dipentaskan. Cerita dan kisah-kisah dalam drama konflik dan beban
emosional yang secara khusus ditujukan untuk teater.(hasansadili, 2009)

2. Macam-macam karya sastra


a. Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Bentuknya
Ibarat seorang chef yang bisa memasak daging kambing menjadi sate, gule, atau
tongseng, sastrawan pun bisa mengolah bahasa menjadi karya sastra yang
bermacam-macam. Karya satra tersebut dapat digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu puisi, prosa, dan drama.
1) Puisi
Puisi menurut Waluyo adalah bentuk karya sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian
struktur fisik dan struktur batinnya.
Puisi adalah karya sastra yang bentuknya terikat oleh berbagai
ketentuan.Ketentuan itu menyangkut jumlah kata, bait, larik, rima, dan
irama.Contoh puisi yaitu pantun, syair, gurindam, puisi modern.
Puisi ialah sebuah karya seni yang berupakan sebuah tulisan yang
menggunakan kualitas estetika (keindahan bahasa) sehingga berfokus kepada
unsur bunyi, irama, serta penggunaan diksi.Dengan berdasarkan jenisnya puisi
tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis yakni puisi baru dan pusi lama.
Masing masing dari jenis puisi itu tentunya juga mempunyai ciri-ciri serta
struktur yang berbeda juga.(Ibeng, 2018)
Pengertian puisi lama  atau puisi konvensional merupakan jenis puisi
yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, dan
jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi sangat diperhatikan.
Dalam hal ini, yang tergolong di dalamnya adalah jenis-jenis puisi lama,

7
misalnya pantun, syair, gurindam, bidal, talibun, dan banyak lagi yang
lainnya.
Puisi baru atau puisi modern atau puisi inkonvensional adalah bentuk
puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan-aturan yang mengikat puisi lama
sehingga cenderung lebih bebas.Puisi baru berkembang dari puisi lama yang
telah mendapat pengaruh dari luar, puisinya tidak terikat oleh aturan rima,
jumlah baris, atau jumlah kata.Meskipun demikian, baik puisi lama maupun
puisi baru di dalamnya masih terkandung ritme, rima dan musikalitas.

Ciri-Ciri Puisi Lama dan Puisi Baru


a) Puisi lama
1. Terikat aturan atau pola tertentu.
2. Umumnya merupakan puisi rakyat.
3. Biasanya nama pengarang tidak diketahui.
4. Umumnya merupakan sastra lisan.
5. Disampaikan dari mulut ke mulut.
b) Puisi baru
1. Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan rima dan aturan puisi
lama lainnya.
2. Diketahui nama pengarangnya.
3. Perkembangan secara lisan dan tertulis.
4. Penggunaan majas yang dinamis/berubah-ubah.
5. Biasanya menceritakan tentang kehidupan.
6. Lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.
7. Bentuk yang lebih rapi dan sejajar.
8. Rima akhir yang biasanya teratur.
9. Setiap barisnya merupakan kesatuan sintaksis.
10. Bentuknya rapi dan biasanya simetris.
11. Mempunyai persajakan yang teratur di akhir.
12. Kebanyakan mempergunakan pola sajak pantun dan syair.
13. Sebagian besar puisi empat seuntai.

8
14. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra atau dengan istilah laih
sebagai kesatuan sintaksis.
15. Tiap gatranya terdiri atas dua kata dengan 4-5 suku kata.
Puisi memiliki dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik.Berikut adalah ulasan singkatnya.
a. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik puisi adalah unsur-unsur yang terkandung dalam
puisi dan memengaruhi puisi sebagai karya sastra.unsur intrinsik puisi
adalah diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema.
1) Diksi atau pilihan kata. Membangun puisi, penyair hendaknya
memilih kata-kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan
makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di
tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam puisi
keseluruhan.
2) Daya bayang atau imaji.Daya bayang atau imaji ketika membangun
puisi adalah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang dapat
menimbulkan imaji visual, auditif, maupun taktil.
3) Gaya bahasa atau majas. Gaya bahasa atau majas atau bahasa
figuratif dalam puisi adalah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau menggunakan
kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing.
4) Bunyi. Bunyi dalam puisi mengacu pada digunakannya kata-kata
tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu.
5) Rima. Rima adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam
puisi yang bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.
6) Ritme. Ritme dalam puisi mengacu pada dinamika suara dalam puisi
agar tidak dirasa monoton bagi penikmat puisi.
7) Tema. Tema dalam puisi mengacu pada ide atau gagasan pokok yang
ingin disampaikan oleh pengarang melalui puisinya.
b. Unsur ekstrinsik

9
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur-unsur yang berada di luar puisi
dan mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni.Adapun yang
termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi adalah aspek historis, psikologis,
filsafat, dan religious.

1) Aspek historis mengacu pada unsur-unsur kesejarahan atau gagasan


yang terkandung dalam puisi.
2) Aspek psikologis mengacu pada aspek kejiwaan pengarang yang
termuat dalam puisi.
3) Aspek filsafat. Beberapa ahli menyatakan bahwa filsafat berkaitan
erat dengan puisi atau karya sastra keseluruhan dan beberapa ahli
lainnya menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam hal ini puisi
tidak saling terkait satu sama lain.
4) Aspek religius puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam
puisi oleh pengarang.
2) Prosa
Prosa adalah karya sastra yang bebas dari berbagai ketentuan.Tidak ada
aturan mengenai jumlah kata, bait, baris/larik, rima, dan irama.Pengarang
bebas menggunakan kata-kata dan merakitnya sesuai selera.Contoh prosa
yaitu dongeng, hikayat, certita pendek (cerpen), dan novel.
3) Drama
Secara singkat drama dapat diartikan karya sastra cerita yang
dipentaskan.Drama dalam karya sastra adalah naskah drama karangan
sastrawan.Naskah drama isinya kebanyakan berupa dialog, yaitu percakapan
antar tokoh (pelaku). Dari dialog itu dapat diketahui alurnya, watak para
tokohnya, dan isi ceritanya. Namun, naskah drama mungkin akan
membosankan jika hanya dibaca, karena naskah drama ditulis untuk
dipentaskan atu diperagakan di panggung.
a) Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Waktu Pembuatannya
Berdasarkan kurun waktu pembuatannya, karya sastra dapat digolongkna menjadi
dua, yaitu sastra lama dan sastra baru.
1) Sastra Lama

10
Yang termasuk sastra lama yaitu :
Puisi lama: pantun, syair, dan gurindam
Prosa lam: dongen dan hikayat
2) Sastra Baru (Modern)
Yang termasuk sastra modern yaitu:
Puisi modern: semua puisi bebas yang tidak termasuk puisi lama
Prosa modern: cerpen, novel, roman(“Macam-macam Sastra dan Contohnya:
Puisi, Prosa, Drama | CORPELA,” n.d.)
Puisi ialah sebuah karya seni yang berupakan sebuah tulisan yang
menggunakan kualitas estetika (keindahan bahasa) sehingga berfokus kepada unsur
bunyi, irama, serta penggunaan diksi.Dengan berdasarkan jenisnya puisi tersebut
dapat dibagi menjadi dua jenis yakni puisi baru dan pusi lama. Masing masing dari
jenis puisi itu tentunya juga mempunyai ciri-ciri serta struktur yang berbeda juga.
(Ibeng, 2018)

B. Teori Struktural (Herman J. Waluyo (2003:28)


Secara umum, yang dimaksudkan dengan teori adalah suatu sistem ilmiahatau
pengetahuan sistematik yang menetapkan pola pengaturan hubungan antaragejala-gejala
yang diamati. Teori berisi konsep atau uraian tentang hukum-hukumumum suatu objek
ilmu pengetahuan dari sudut pandang tertentu. Suatu teoridapat dideduksi secara logis
dan dicek kebenarannya atau dibantah kesahihannyapada objek atau gejala yang diamati
tersebut.
Menurut Rene Wellek dan Austin (1993: 37-46) dalam wilayah sastraperlu
terlebih dahulu ditarik perbedaan antara sastra di satu pihak dengan teorisastra, kritik
sastra, dan sejarah sastra di pihak lain. Sastra adalah suatu kegiatankreatif. Sedangkan
teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra merupakan cabangilmu sastra. Teori sastra
adalah studi prinsip, kategori, kriteria yang dapat diacudan dijadikan titik tolak dalam
telaah di bidang sastra. Sedangkan studi terhadapkarya konkret disebut kritik sastra dan
sejarah sastra. Ketiganya berkaitan eratsekali. Tidak mungkin kita menyusun teori sastra
tanpa kritik sastra dan teori sastra, kritik sastra tanpa teori sastra dan sejarah sastra
(Wellek & Warren, 1993: 39).
1. Definisi Teori Struktural

11
Teori struktural sastra tidak memperlakukan sebuah karya sastra tertentu
sebagai objeknya kajiannya. Yang menjadi objek kajiannya adalah sistem sastra, yaitu
seperangkat konvensi yang abstrak dan umum yang mengatur hubungan berbagai
unsur dalam teks sastra sehingga unsur-unsur tersebut berkaitan satu sama lain dalam
keseluruhan yang utuh. Meskipun konvensi yang membentuk sistem sastra itu bersifat
sosial dan ada dalam kesadaran masyarakat tertentu, namun studi sastra struktural
beranggapan bahwa konvensi tersebut dapat dilacak dan dideskripsikan dari analisis
struktur teks sastra itu sendiri secara otonom, terpisah dari pengarang ataupun realitas
sosial. Analisis yang seksama dan menyeluruh terhadap relasi-relasi berbagai unsur
yang membangun teks sastra dianggap akan menghasilkan suatu pengetahuan tentang
sistem sastra.
Teori Strukturalisme pengkajian maknanya menekankan pada karya sastra itu
sendiri. Makna yang murni dan jujur adalah makna yang sebenar-benarnya sebuah
karya sastra. Bukan terkait dengan emosi pengarang ketika menciptakannya atau
pembaca dalam memahami keterkaitan ceritanya. Strukturalisme adalah teori yang
model analisisnya secara struktural.(“Teori Struktural dalam Pengkajian Sastra,”
2016)
2. Sejarah Munculnya Teori Struktural
Pendekatan struktural terhadap karya sastra sesungguhnya sama tuanya di
dunia barat dengan puitik sebagai cabang ilmu pengetahuan. Dalam bukunya yang
berjudul poetika, yang ditulis sekitar tahun 340 SM di Athena (Teeuw, 1984:120)
Aristoteles meletakkan dasar yang kuat untuk pandangan yang menganggap karya
sastra sebagai struktur yang otonom. Masalah struktur karya sastra dibicarakannya
dalam rangka pembahasan tragedi, khususnya dalam pasal-pasal mengenai plot. Efek
tragedi dihasilkan oleh aksi plotnya, dan untuk menghasilkan efek yang baik, plot
harus mempunyai keseluruhan dan dipenuhi empat syarat utama yaitu order, unity,
complexity, dan coherence.
Pendekatan struktural berangkat dari pandangan kaum strukturalisme yang
menganggap karya sastra sebagai struktur yang unsurnya terjalin secara erat dan
berhubungan antara satu dan lainnya.Karya sastra merupakan sebuah kesatuan yang
utuh.Sebagai kesatuan yang utuh, maka karya sastra dapat dipahami maknanya jika

12
dipahami bagian-bagiannya atau unsur-unsur pembentuknya, relasi timbal balik
antara bagian dan keseluruhannya. Struktural genetik lahir sebagai wujud ketidak
puasan terhadap teori struktural yang melihat karya sastra sebagai sesuatu yang
otonom.
Strukturalisme secara khusus mengacu kepada praktik kritik sastra yang
mendasarkan model analisisnya pada teori linguistik modern. Strukturalisme
menentang:
a. Teori mimetik, yang berpandangan bahwa karya sastra adalah tiruan kenyataan),
b. Teori ekspresif, yang menganggap sastra pertama-tama sebagai ungkapan
perasaan dan watak pengarang, dan teori-teori yang menganggap sastra sebagai
media komunikasi antara pengarang dan pembacanya.
Teeuw (1991:135) mengungkapkan bahwa analisis struktural terhadap teks
sastra memiliki tujuan untuk membongkar atau mengungkapkan keterkaitan unsur-
unsur dalam teks sastra secara totalitas dalam menghasilkan makna. Teeuw (dalam
Pradopo, 1995:46) berpendapat analisis struktural merupakan hal yang harus
dilakukan untuk memahami puisi yaitu dengan memahami struktur fisik dan struktur
batin yang terdapat di dalamnya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori Herman J. Waluyo (2003 :


28) yang mengatakan bahwa ada empat unsur struktur batin puisi, yakni: tema, nada,
peresaan dan amanat. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat masing-masing unsur
yang dimaksud, sebagai berikut:
a. Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemuka-kan penyair melalui
puisinya. Tema puisi biasanya mengungkap-kan persoalan yang bersifat hakiki.
b. Nada adalah sikap penyair ter-hadap pembacanya. Nada sering-kali dikaitkan
dengan suasana.
c. Perasaan adalah rasa penyair yang di ungkapkan dalam puisi. Puisi biasanya
mengungkapkan perasaan gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah
hati, sombong, tercekam, kesepian, takut, dan menyesal dan sebagainya.

13
d. Amanat merupakan pesan yang ditangkap pembacanya setelah membaca puisi.
Amanat, pesan atau nasihat yang disampaikan oleh penyair setelah tema, perasaan
dan nada di pahami (Teori sastra.pdf, n.d.)

C. Kerangka Pikir
Ruang lingkup sastra (literature) adalah kreativitas penciptaan, sedangkan ruang
lingkup studi sastra (literary studies) adalah ilmu dengan sastra sebagai objeknya.Sastra,
dengan demikian berfokus pada kreativitas, sedangkan studi sastra berfokus pada
ilmu.Pertanggungjawaban studi sastra adalah logika ilmiah.
Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan, maka karya sastra
(puisi, drama, novel, cerpen) adalah sastra. Namun, karena kritik sastra juga merupakan
kreativitas dalam menanggapi karya sastra dan masalah kreativitas penciptaan lain dalam
sastra, maka kritik sastra dalam bentuk esai tidak lain adalah sastra juga. Kritik sastra
yang benar bukanlah kritik sastra yang asal-asalan, tetapi berlandaskan pada logika yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Apakah dasar kritik sastra hanya akal sehat semata atau teori sastra tertentu bukan
masalah, selama logika dalam kritik sastra itu memenuhi kriteria logika dalam arti yang
sebenarnya.Logika sebagai sebuah ilmu, sementara itu adalah metode dan prinsip untuk
membedakan antara pemikiran yang baik (benar) dan pemikiran yang jelek (tidak benar).
Makna sastra dan studi sastra dengan demikian dapat bertumpang-tindih.(“Teori Sastra
dan Ruang Lingkup Sastra - dKampus,” n.d.)
Dalam proses penyampaian kepada pembaca, ada beberapa bentuk karya sastra
yang menjadi wadahnya yaitu: puisi, prosa fiksi, dan drama. Puisi merupakan salah satu
karya sastra
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui struktur-struktur batin yang
terkandung di dalam buku antologi puisi Ainun Jahria. Hasil penelitian yang dijadikan
data analisis untuk memperoleh deskripsi tentang struktur batin dalam puisi tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini.

14
Gambar. Bagan Kerangka Pikir

SASTRA

(KTSP)

Prosa Puisi drama

Baru Lama

Puisi
Aku Perempuan

Teori Struktural (Herman J. Waluyo 2003 : 28)

Tema Nada Perasaan Amanat

Analisis Analisis
Tes

Struktur batin yang terdapat


dalam Antologi puisi Ainun
Jariah dengan judul Aku
Perempuan

15
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada peneliti ini adalah jenis penelitian kualitatif.
Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu
agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.Selain itu landasan teori ini juga
bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian.Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan
teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau
penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti
bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir
dengan suatu “teori”.
Kriyantono menyatakan bahwa, "Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan
fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-
dalamnya.”Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh
peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik kualitas dari
penelitian kualitatif ini. (“Penelitian kualitatif,” 2019)

B. Data dan Sumber Data


1. Data
Data pada peneliti ini diambil dari teori Herman J. Waluyo yang mengatakan
ada 4 struktur batin puisi yaitu tema, nada, perasaan, dan amanat.
2. Sumber data
Sumber data pada penelitian ini berasal dari buku yang dikaji yakni Sehimpun
Puisi Ainun Jariah.Jumlah halamanya, 90 halaman diterbitkan melalui Lov Rinz
Publishing Perum Banjarwangunan Blok E1 No.1 Lobunta, Cirebon Jawa Barat.

16
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yakni dengan cara membaca
berulang-ulang buku yang dikaji.

D. Teknik Analisis Data


Data yang ditemukan pada penelitian ini dianalisis sesuai dengan teori yang
digunakan dalam penelitian ini.

17
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Struktur batin puisi Lukai Aku Sekali Lagi karya Ainun Jariah

1. Tema
Puisi Lukai Aku Sekali Lagi bertemakan tentang perempuan yang merelakan
dirinya diluaki oleh seorang lelaki karna terlanjur kencewa
Lukai aku sekali lagi
Maka esok akan kau temui hatiku yang semakin menguat
Hari ini kubiarkan tangis sebagai pengantar mimpiku
Bukan lagi suara ataupun cerita lucu darimu
Biarlah
Biarkan kekecewaan ini kutangisi malam ini
Bukankah waktu adalah pengobat terbaik untuk luka ?
Jika demikian, maka akan kunikmati luka yang kau titip dan
Kubiarkan waktu membawa bayanganmu
Seperti dulu, yang tiada kau dalam hiduplu
Aku baik-baik saja bukan ?
(Ainun Jahriah, 2017)
Berdasarkan uraian di atas kiranya makin menguatkan kita akan tema dalam puisi Lukai
Aku Sekali Lagi karya Ainun Jahriah adalah tentang hati seorang perempuan yang relah
dilukai seorang lelaki karna terlanjur kecewa. Hal ini kira-nya sangat dikuatkan dengan
peng-gambaran atau kalimat yang di gunakan pada puisi ini oleh AInun Jahriah
2. Nada
Nada dalam puisi Lukai Aku Sekali Lagi adalah sebuah ungkapan atau gambaran
perasaan yang dialami oleh seorang perempuan
Biarkan kekecewaan ini kutangisi malam ini
Bukankah waktu adalah pengobat terbaik untuk luka ?
Jika demikian, maka akan kunikmati luka yang kau titip
3. Perasaan

18
Puisi Lukai Aku Sekali Lagi di dalamnya menunjukkan perasaan kecewa dan
pasrah Perasaan itu sangat nampak pada setiap baitnya.
4. Amanat
Amanat puisi Lukai Aku Sekali Lagi adalah tentang gambaran perasaan seorang
wanita. Ainun Jahria melalui karyanya mengajak kita untuk tidak terlalu mempercayai
sesuatu yang bakal membuat kita kecewa dan sakit Ainun Jahria mengajak serta meng-
ingatkan kita untuk tetap tegar dalam situasi dan kondisi apapun sekalipun itu adalah
kekecewaan.

B. Struktur batin puisi Dirimu adalah Candu karyaAinun Jariah


1. Tema
Puisi Dirimu adalah Candu bertemakan rindunya seorang perempuan
Rindu.
Kata itu, rasa itu, kembali datang menemuiku
Aku ingin mengusirnya, menutup rapat mataku
Tapi sihirmu sunggu kuat membuat lumpuh
Ragaku tak bias menolakmu
Sebab dirimu adalah candu.
(Ainun Jariah 2017)
Gambaran rindu Nampak pada setiap kutipan di atas “Rindu.
Kata itu, rasa itu, kembali dating menemuiku
Aku ingin mengusirnya, menutup rapat mataku” semakin memperkuat puis Dirimu
adalah Candu bertemakan tentang rindu.
2. Nada
Nada dalam puisi Dirimu adalah Candu adalah menggambarkan suasana ambisi
yang ingin diraih oleh si aku lirik dalam puisi.
3. Perasaan
Puisi Dirimu adalah Candu di dalamnya me-nunjukkan perasaan ingin
memiliki.sebab dia adalah candu baginya.Ke-bebasanlah untuk memiliki yang menjadi
tujuan utama.
4. Amanat

19
Amanat puisi Dirimu adalah Canduadalah ada-nya keiginan penyair kepada
pembaca agar bersikap sabar, penuh prinsip, kuat penuh semangat.

C. Struktur batin puisi Dosa Di atas Dosa karya Ainun Jariah

1. Tema
PuisiDosa Di atas Dosa bertemakan menghiraukan kebenaran
Pencuri berdasi menyemba hakim
Pencuri berdasi mencium kaki hakim
Menodongkan senjata dengan peluru kertas

Kita melihatnya,
Lalu mengapa kita diam ?

Berdasarkan kutipan isi puisi di atas dampak jelas bahwa apa yang dilakukan oleh
seorang hakim itu tidak benar tetapi dia diam saja.
2. Nada
Nada dalam puisi adalah sikap penyair kepada pembacanya. Dalam puisi Dosa Di
Atas Dosa, pengarang menggambarkan rasa ingin mengungkapkan kekesalanya kepada
para hakim dan pencur sebab dia tau bahwa apa yang dilakukan adalah kesalahan tetapi ia
terlalu muda menghiraukan kebenaran yang ada di depannya. Tak ingin mengambil
pusing melihat keadaan.
3. Perasaan
Perasaan adalah rasa penyair yang di ungkapkan dalam puisi.Puisi biasanya
mengungkapkan perasaan gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah hati,
sombong, tercekam, kesepian, takut, dan menyesal dan sebagainya.
Pada bebaris amarahku
Pencuri berdasi menghampiriku
Dengan topeng ramah.
(AInun Jahria)

20
Perasaan yang dituangkan penyair dalam puisi di atas adalah perasaan marah dan
kesal, hal ini dibuktikan dengan kalimat Pada bebaris amarahku dalam puisi Ainun
Jahriah.
4. Amanat
Amanat/pesan dalam puisi Dosa Di Atas Dosa adalah penyair perusaha
menyampaikan bahwa orang yang terlihan penampilannya menarik belum tentu
kepribadiannya juga sebaik dan semenarik penampilannya, jadi jangn perna tertipu olehb
topeng ramah seseorang.

D. Struktur batin puisi Penjajah Bertopeng karya Ainun Jariah

1. Tema
Puisi Penjajah Bertopeng bertemakan wajah para pemakan uang rakyat
Kini haruskah sirna harapan anak bangsa ?
Menanti mati oleh para pemangsa
Mereka menjajah tapi bukan penjajah

Tak sadarka negerinya sekarat


Ulah brutal tangan-tangan keparat
Dasar pemilik hati berkarat
Seenaknya saja makan uang rakyat.
(Ainun Jahriah 2015)
2. Nada
Nada dalam puisi memiliki keterkaitan erat dengan tema dalam puisi
Penjajah Bertopengsebagai bersinergi dengan nada dalam puisi tentang wajah para
pemakan uang rakyat yang dikuatkan dengan kalimat “dasar pemilik hati berkarat,
seenaknya saja makan uang rakyat” dalam puisi.
3. Perasaan
Perasaan dalam puisi tersebut adalah wajah para pemakan uang
rakyat.Tentu bagi pengarang sosok yang digambarkan dalam pusi tersebut adalah
sosok yang menggunakan kekuasaanya atau jabatannya dalam menikmati uang

21
rakyat.Rasa prihatin melihat bangsa telah hancur karna ulah brutal tangan-tangan
keparat.

22
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Analisis yang dilakukan dalam tulisan ini merupakan tinjauan tentang struktur
batin dalam a puisi Ainun Jahria Adapun puisi tersebut adalah (1) Lukai Aku Sekali Lagi;
(2) Dirimu adalah Candu; (3) Dosa Di atas Dosa; (4) Penjajah Bertopeng;. Hasil
tinjauan terhadap puisi tersebut peniliti dapat membuat kesimpulan bahwa puisi tersebut
merupakan puisi-puisi tentang seorang perempuan. Umumnya puisi ter-sebut memiliki
tema yang hampir serupa dalam konteks yang sama. Secara umum puisi tersebut
bertemakan tentang perasaan perempuan.Kesimpulan tersebut didasarkan pada setiap
uraian tema pada masing-masing puisi.
Selanjutnya tentang nada puisi atau tentang rasa yang tersemat dalam puisi
mengindikasikan tentang rasakecewa, rindu dan prihatin. Hal ini dapat pula dicermati
dari puisi yang telah dianalisis umumnya memiliki rasa yang hampir sama pula tentang
kekaguman dan kerinduan terhadap seseorang. Tinjauan lainnya yang dilakukan tentang
rasa dalam puisi tersebut.Struktur batin puisi tentang rasa secara khusus lebih pada
keinginan pengarang dalam menuliskan puisi. Hasil analisis yang dilakukan pada puisi
tersebut pula tersemat berbagai keinginan pengarang atau cara pandang akan pentingnya
memiliki Bagian terakhir dari analisis sturktur batin puisi adalah amanat. Amanat
merupakan pesan pengarang yang mesti ditangkap setiap pembaca. Secara umum dari
puisi yang telah dianalisis, yang menjadi amanat adalah pentingnya perasaan perempuan
yang harus di jaga Baik secara langsung maupun tersirat, pengarang melaui puisi aku
perempuan tersebut ingin mengungkap tentang perasaan yang dialami oleh seorang
perempuan.

B. Saran

Tinjauan tentang puiai Aku Perempuan karya Ainun Jahriah ini merupakan hal
yang berbeda dengan ulasan-ulasan sebelumnya. Maka dengan demikian diharapkan

23
peneliti selanjutnya juga diharapkan memiliki sudut pandang lain dalam melakukan
analisa karya Ainun Jahriyah. Setelah melakukan pembacaan pada puisi karya Ainun
Jahriya tersebut, diharapkan pula agar penelitian selanjutnya dilakukan secara terpisah
pada berdasarkan tema beberapa puisi yang serupa.Hasil penelitian ini dapat juga
dijadikan sebagai bahan referensi untuk pengajaran sastra khususnya puisi di sekolah-
sekolah maupun perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Amal dan Harifin H. (2018), Representasi Generasi Pada Novel Taman sunyi sekala
karya Aida Vyasa. Retrieved juli 19, 2019, from http://osf.io/preprints/inarxiv/yq523/.

hasansadili. (2009, October 3). Pengertian Sastra Secara Umum dan Menurut Para Ahli.
Retrieved April 25, 2019, from Asem Manis website:
https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-
menurut-para-ahli/
Ibeng, P. (2018, August 26). √Pengertian Puisi, Ciri, Jenis, Unsur dan Struktur Menurut Para
Ahli. Retrieved April 25, 2019, from Pendidikan.Co.Id website: https://pendidikan.co.id/
pengertian-puisi-ciri-jenis-unsur-dan-struktur/
24
Macam-macam Sastra dan Contohnya: Puisi, Prosa, Drama | CORPELA. (n.d.). Retrieved April
25, 2019, from https://coretan-pena-pemula.blogspot.com/2017/03/macam-macam-karya-
sastra-dan-contohnya.html
Penelitian kualitatif. (2019). In Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Retrieved from
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penelitian_kualitatif&oldid=15033318
S.Pd, R. S. (2018, August 10). Unsur-Unsur Puisi dalam Bahasa Indonesia. Retrieved May 15,
2019, from DosenBahasa.com website: https://dosenbahasa.com/unsur-unsur-puisi
Teori Sastra dan Ruang Lingkup Sastra - dKampus. (n.d.). Retrieved May 13, 2019, from https://
www.dkampus.com/2017/01/teori-sastra-dan-ruang-lingkup-sastra/
Teori sastra.pdf. (n.d.).
Teori Struktural dalam Pengkajian Sastra. (2016, September 18). Retrieved April 26, 2019, from
Teori Struktural dalam Pengkajian Sastra ~ EMBAH PARIRIMBON website:
https://embah-paririmbon.blogspot.com/2016/09/teori-struktural-dalam-pengkajian-
sastra.html
Jariah, Ainun. 2017. Aku Perempuan. LovRinz puplishing Perum Banjarwangunan Blok E1 No.
1 Lobunta, Cirebon Jawa Barat.

25

Anda mungkin juga menyukai